Anda di halaman 1dari 9

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK

MELALUI METODE BERNYANYI PADA KELOMPOK B TK


AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL (ABA) KECAMATAN KOTA
KUALASIMPANG KABUPATEN ACEH TAMIANG
1.1

LATAR BELAKANG
Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6

tahun. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi


perkembangan anak sehingga disebut golden age. Anak Usia Dini
mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling
pesat, baik fisik maupun mental.

Anak Usia Dini belajar dengan

caranya sendiri. Bila ditinjau dari hakikat anak usia dini, maka anak
memiliki dua aspek perkembangan yaitu biologis dan psikologis.
Pada anak usia dini terjadi perkembangan otak sebagai pusat
kecerdasan terjadi sangat pesat. Selain itu, organ sensoris seperti
pendengar, penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan, dan
organ keseimbangan juga berkembang pesat
Masa anak usia dini merupakan masa keemasan yang disebut
dengan golden age, biasanya ditandai oleh perubahan cepat dalam
perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional. Agar masa ini
dapat dilalui dengan baik oleh setiap anak maka perlu diupayakan
pendidikan yang tepat bagi anak sejak usia dini. Berbagai penelitian
menyebutkan

bahwa

perkembangan
kecerdasan

pada

kecerdasan

emosi

dan

masa
yaitu

usia

seluruh

kecerdasan

kecerdasan
1

dini

spiritual

aspek

intelektual,
mengalami

perkembangan yang sangat luar biasa. Berdasarkan hasil studi


longitudinal Bloom (Juntika Nurikhsan, 2007 : 138) menyebutkan
bahwa pada usia 4 tahun kepasitas kecerdasan sudah mencapai
50%, usia 8 tahun mencapai 80 % dan usia 13 tahun mencapai 92
%. Namun dalam hal mengasah kecerdasan anak usia dini harus
dilakukan dengan cara yang menyenangkan, karena kecerdasan
anak tidak akan berkembang optimal ketika ada berada dalam
kondisi tertekan dan tidak nyaman (suka).
Salah satu solusi yang dapat dipilih dalam hal meningkatkan
kecerdasan verbal linguistik anak adalah dengan bernyanyi. Karena
bernyanyi merupakan langkah yang paling tepat bagi pembelajaran
anak agar lebih cepat mempelajari, menguasai, dan mempraktikkan
suatu materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik, atau setiap
sisi kehidupan. Bernyanyi juga berpengaruh sangat besar bagi
seorang anak. Anak-anak tidak perduli apakah lagu itu indah
melodinya, bagus harmoninya, cocok kata-katanya, semuanya
mereka lahap. Oleh karena itu, peran gurulah untuk mengarahkan
anak-anak untuk memperkenalkan lagu-lagu yang baik, cocok untuk
anak-anak, mudah dipahami dan memilih lagu yang semangat,
disukai anak-anak yang berhubungan dengan sifat pengalaman
anak. Sehubungan dengan itu, We.es (2007:35) berpendapat bahwa
menyanyi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari dunia anak

anak. Hal ini tidaklah mengherankan, karena lagu pada dasarnya


adalah bentuk dari bahasa nada, yaitu bentuk dari tinggi rendahnya
suara. Sedangkan, bahasa nada justru akan membawa mereka pada
suasana riang, syahdu, sedih dan semangat.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama penelitiann
tindakan kelas, adanya anak yang kecerdasan verbal linguistiknya
belum maksimal dalam proses belajar mengajar dikarena, masih
sedikitnya alat bantu dan nyanyian yang berkaitan dengan aktivitas
anak sehari-hari

yang ditampilkan dalam proses pembelajaran

yang diterapkan kepada anak usia dini oleh pendidik, dan masih
banyak anakanak yang merasa malu dan takut ketika ibu gurunya
menyuruh untuk bernyanyi padahal nyanyian dapat membantu
anak didik untuk mengenal dan menghafal kosa kata baru dari syair
lagu tersebut.
Untuk

menghadapi

masalahmasalah

tersebut,

penanganannya harus dilakukan sedini mungkin. Pada usia ini, anak


perlu dibantu meningkatkan kecerdasan verbal lingustik anak yang
diharapkan dengan cara bernyanyi. Karena metode bernyanyi
adalah salah satu metode yang dapat meningkatkan kecerdasan
verbal linguistik anak. Berdasarkan pertimbanganpertimbangan
tersebut serta melihat permasalahan yang terjadi pada kelompok B
TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Kecamatan Kota Kualasimpang

Kabupaten Aceh Tamiang, maka penulis tertarik untuk lakukan


penelitian dengan judul Upaya meningkatkan kecerdasan
verbal linguistik melalui metode bernyanyi pada Kelompok
B

TK Aisyiyah

Bustanul

Athfal

(ABA) Kecamatan Kota

Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang.


1.2

RUMUSAN MASALAH
Dari uraian di atas rumusan masalah penelitian tindakan kelas

ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah metode bernyanyi dapat


meningkatkan kecerdasan verbal linguistik anak di kelompok B TK
Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Kecamatan Kota Kualasimpang
Kabupaten Aceh Tamiang?.
1.3

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui peningkatan kecerdasan verbal linguistik anak didik


melalui metode bernyanyi.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan bagi peneliti tentang kecerdasan
verbal linguistik anak didik dapat meningkat melalui
bernyanyi.
2. Manfaat Praktis:
a. Mempermudah
diberikan guru.
b. Mempermudah

anak

mengingat

penyampaian

menyenangkan bagi anak.

pelajaran

yang

pembelajaran

yang

c. Meningkatkan kualitas TK melalui peningkatan prestasi


1.5

dan potensi anak dan kinerja guru.


DEFENISI ISTILAH
Ada beberapa istilah yang dirasa sangat penting untuk diberi

pengertian, antara lain:


1. Upaya
Dalam

Kamus

Besar Bahasa

Indonesia,

kata upaya

berarti usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud,


memecahkan

persoalan,

mencari

jalan

keluar,

dsb).

Berdasarkan makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia


tersebut, dapat disimpulkan bahwa kata upaya dilakukan
dalam

rangka

mencapai

suatu

maksud,

memecahkan

persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya. Adapun yang


dimaksud dengan upaya dalam skripsi ini adalah usaha
penulis selaku guru merangkap peneliti untuk mencoba dan
mencari

cara

terbaik

dan

bermanfaat

agar

dapat

meningkatkan kecerdasan verbal linguistik anak TK


Aisyiyah

Bustanul

athfal

(ABA)

Kecamatan

Kota

Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang.


2. Kecerdasan Verbal Linguistik
Kecerdasan verbal linguistik adalah kecerdasan

yang

berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan sekaligus

memahami informasi dan komunikasi kepada/dari orang/pihak


lain, baik secara lisan maupun tertulis.
1.6

METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Menurut Suyanto (1997), Penelitian Tindakan Kelas


adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapar memperbaiki
dan/atau

meningkatkan

praktik-praktik

pembelajaran

di

kelas

secara professional.
Ditjen PMPTK (2010:7) menyatakan bahwa tujuan utama PTK
adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di
dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal
tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan.
PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam
pengembangan

profesinya.

Tujuan

khusus

PTK

adalah

untuk

mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau


meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas.
1.6.1 PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN
1.6.2 DATA DAN SUMBER DATA
1.
2.
3.
4.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi (Kunandar, 2008 : 274) :
Hasil tes, yaitu tes awal dan tes akhir
Hasil observasi selama kegiatan pembelajaran
Hasil wawancara mengenai pemahaman dan kesulitan siswa dalam membaca
pemahaman
Hasil catatan lapangan.

Sumber data yang digunakan peneliti adalah anak TK Al-Abror Kecamatan


Kejuruan Muda Tahun Ajaran 2014/2015 semester ganjil yang langsung dijadikan
subjek penelitian. Kemudian dari sejumlah anak tersebut dipilih 10 orang siswa
berdasarkan dari wawancara dan pertimbangan guru kelas sehingga siswa yang
dipilih mudah diajak untuk berkomunikasi dan bekerja sama sehingga memudahkan
pada pelaksanaan wawancara berlangsung.

1.7

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi.

1. Metode Observasi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan di
TK Al-Abror Kec. Kejuruan Muda Kab. Aceh Tamiang. Dalam
melakukan pengamatan, peneliti berperan sebagai pengamat
partisipatif, yaitu terlibat dalam kegiatan sehari-hari anak
didik di TK tersebut, dan anak-anak didik di TK tersebut
sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2009:145)
2. Wawancara
wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara peneliti dengan anak didik TK. Al- Abror (Nazir :
2005). Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang

berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara


adalah

suatu

proses

pengumpulan

penelitian.
3. Catatan Lapangan
Menurut Bogdan dan Biklen

data

untuk

suatu

dalam Moleong (2005: 153)

catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa


yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka
mengumpulkan data dan refleksi terhadap data

dalam

penelitian kualitatif. Selain itu catatan penelitian merupakan


buku jurnal harian yang ditulis peneliti secara bebas, buku ini
mencatat seluruh kegiatan pembelajaran serta respon anak
didik TK. Al-Abror Kec. Kejuruan Muda Kab. Aceh Tamiang.
4. Metode Dokumentasi
Metode dokumen adalah pengumpulan data melalui sumbersumber tertulis atau dokumen yang ada pada TK. Al-Abror,
seperti dokumen atau arsip resmi yang dimiliki TK. Al- Abror
1.8

serta referensi lain yang terkait dengan penelitian ini.


TEKNIK ANALISIS DATA
Pada penelitian tindakan kelas ini, analisis data dilakukan

dalam beberapa tahap. Menurut Sugiyono analisis data dalam


penelitian kualitatif antara lain adalah sebagai berikut: reduksi data
(data reduction), penyajian data (data display), dan gambaran
kesimpulan (conclution drawing).
Data yang diperoleh dari lapangan sangat banyak, oleh
karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera

direduksi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang


pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dan dicari tema serta
pola yang tepat.
Setelah mereduksi data, baru kemudian data akan disajikan
dalam bentuk yang ringkas dan terhimpun semua data yang
diperlukan, tahap terakhir yaitu menggambarkan kesimpulan atau
yang biasa disebut dengan penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan awal dan kemudia setelah terkumpul semua data
pendukung baru setelah itu dapat diambil kesimpulan yang dapat
menjawab
penelitian.

rumusan

masalah

yang

dirumuskan

sejak

awal

Anda mungkin juga menyukai