Laporan Tut Stoma 1 Ke 3
Laporan Tut Stoma 1 Ke 3
SEMESTER GASAL
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
BLOK STOMATOGNASI 1
OLEH KELOMPOK 6 :
141610101036
141610101042
141610101056
141610101057
141610101058
141610101061
141610101063
141610101064
141610101065
141610101066
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nyalah laporan skenario 3 blok Stomatognasi 1 yang
berjudul PROSES MENUA ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi
kelompok tutorial.
Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terimakasih
kepada :
1.
drg. Pujiana Endah Lestari, M.Kes selaku tutor kelompok 6 yang telah
membimbing kami dalam melaksanakan diskusi kelompok tutorial di
blok Stomatognasi 1 skenario 3.
2.
3.
4.
Dan tentunya kami sebagai penyusun mengharapkan agar laporan ini dapat
berguna baik bagi penyusun maupun bagi para pembaca dikemudian hari. Laporan
ini sangat jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi
laporan hasil tutorial ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 1
1.2 Skenario ............................................................................................. 4
STEP 1 : Mendefinisikan Istilah ........................................................ 5
STEP 2 : Identifikasi Masalah ........................................................... 5
STEP 3 : Rumusan Masalah .............................................................. 6
STEP 4 : Kerangka Konsep ............................................................... 11
STEP 5 : Learning Objective ............................................................. 11
STEP 6 : Belajar Mandiri ................................................................... 11
STEP 7 : Pembahasan ...................................................................... 12
A.
B.
C.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Proses menua di dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu
hal yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang.
Hanya lambat cepatnya proses tersebut tergantung pada masing-masing
individu yang bersangkutan. Proses menua merupakan proses yang terjadi
terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan
umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Nugroho, 2000).
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang
terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai
mengendur, timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong,
pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi
lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di
perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuankemampuan lognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap
waktu, ruang, tempat, serta tidak mudah menerima hal/ide baru (Maryam,
2008).
1.2
Tujuan
Penyusunan laporan ini bertujuan agar mahasiswa mampu
memahami tentang proses menua pada jaringan keras maupun jaringan
lunak rongga mulut serta faktor yang mempengaruhi penuaan tersebut.
1.3
Skenario
SKENARIO 1 :
Proses Menua
Mieke, seorang artis senior berusia 60 tahun tampak khawatir dengan
kondisi giginya. Saat melihat hasil foto yang digunakan untuk iklan, dia
merasa giginya terlihat lebih gelap dan memanjang. Saat melihat dicermin, ia
juga melihat giginya banyak yang aus. Mieke segera berkonsultasi dengan
Step 2
Step 3
Enamel gigi
akibat
pengunyahan.
Penyebabnya
adalah
proses
Dentin
Pulpa
teratur
Penurunan vaskularisasi karena penebalan kolagen di sekitar
pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menyempit dan
mengganggu vaskularisasi.
Ruang pulpa menjadi semakin kecil karena pertumbuhan dentin
Lidah
bertambahnya umur
Kekakuan pada lidah yang disebabkan karena penebalan jaringan
kolagen dan peningkatan jaringan lemak pada serabut otot lidah
sehingga kontraksi otot lidah menurun
Sementum
bertambahnya usia
Penebalan yang mengarah ke apikal mengakibatkan akar gigi
bertambah panjang
Pada saat gigi tanggal, maka soket atau tulang alveolar gigi akan
mengalami resorpsi, resorpsi pada maksila lebih besar daripada
pada mandibula
Resorpsi tulang alveolar terutama pada mandibula mengakibatkan
kulitnya
Kepribadian seseorang, orang yang lebih mudah emosi
biasanya akan lebih cepat mengalami penuaan karena lebih
kelembapan
b. Faktor eksergonik
Asupan zat gizi, nutrisi yang baik akan membantu sel sel untuk
meregenerasi dan memperbaiki jaringan yang rusak. Seperti
contohnya kandungan vitamin c yang baik dapat mencegah
terjadinya pembengkakan pada ginggiva, B12 dan hipoflavin
electron
bebas
dapat
penuaan
Olahraga, olahraga dapat memperlancar aliran darah sehingga
proses sirkulasi berjalan dengan baik dan juga dapat
meningkatkan regenerasi sel yang rusak sehingga meremajakan
kulit
3. Beberapa dampak dari penuaan
Tanggalnya gigi pada rongga mulut menyebabkan terjadinya
resorpsi akar, hal ini dapat juga mengganggu fungsi
pengunyahan dan bicara , terutama pada pelafalan huruf
konsonan
Terjadinya abrasi, erosi, dan atrisi pada lapisan enamel dan
dentin dapat mengakibatkan kontak oklusal tidak tercapai
sehingga pengunyahan terganggu dan juga mengakibatkan gigi
otot lidah
Mulut kering (xerostomia) akibat penurunan pada produksi
arah mesial
Perubahan lengkung rahang akibat resorpsi
enamel sehingga berwarna gelap. Selain itu, gigi ibu mieke yang
memanjang juga merupakan akibat dari resesi gingiva atau turunnya
permukaan gingiva sehingga mencapai CEJ (cement enamel junction) hal
ini dikarenakan kebiasaan dari menyikat gigi yang kurang tepat.
STEP 4
Endogenik
Faktor
Jaringan
Eksogenik
Keras
Proses Penuaan pada
Rongga Mulut
Ciri-ciri
Jaringan
Lunak
Dampak
Step 5
Learning Object
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses penuaan pada
rongga mulut dan akibatnya
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor-faktor pada proses
penuaan terutama pada rongga mulut
BAB II
ISI
2.1 Proses Penuaan pada Jaringan Keras Rongga Mulut
1. Penuaan gigi
Berkaitan dengan proses fisiologis normal dan proses patologis
akibat tekanan fungsional dan lingkungan. Gigi geligi mengalami
diskolorasi menjadi lebih gelap dan kehilangan email akibat abrasi, erosi,
dan atrisi.
Gigi-gigi biasanya menunjukkan tanda-tanda perubahan dengan
bertambahnya usia perubahan ini bukanlah sebagai akibat dari usia tetapi
disebabkan oleh refleks, keausan, penyakit, kebersihan mulut, dan
kebiasaan. Email mengalami perubahan pada yang nyata karena
oleh
kuman,
asm
yang
DENTIN
Karena adanya perubahan pada enamel (ex. Atrisi). Perubahan
PULPA
SEMENTUM
Seiring usia sementum menjadi kurang permeable pada molekul
bahan celup dan ion. Lapisan dalam sementum tidak punya sel sementosit
yang hidup karena molekul nutrisi tidak dapat mencapai flouride saat
bertambahnya ketebalan secara lambat selama hidup dan menjadi batas
dengan ligamen periodonsium. Penebalan sementum disepanjang seluruh
permukaan akar meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dan
penebalan ini lebih terlihat pada sepertiga apikal akar.
TULANG ALVEOLAR
Terjadi resorbsi dari processus alveolaris, terutama setelah
pencabutan gigi, sehingga tinggi wajah berkurang pipi dan labium oris tidak
terdukung sehingga wajah menjadi keriput.
mandibula.Penuaan
mengakibatkan
kehilangan
kontak
TMJ
Penambahan usia menunjukkan perubahan umum dari otot karena
hilangnya serabut otot untuk gerakan mandibula. Reduksi lebih lanjut pada
ketebalan otot rahang ditemukan pada orang tidak bergigi dibanding yang
masih bergigi. Perubahan ini terjadi akibat dari proses degenerasi
sehingga melemahnya otot-otot mengunyah yang mengakibatkan sukar
membuka mulut secara lebar. Sehingga dapat mengakibatkan:
1. Pengurangan jumlah gigi akibat penaan, terutama di gigi posterior
telah diindikasikan sebagai penyabab gangguan TMJ. Hal ini karena
condilust mandibula akan mencari posisi yang nyaman pada saat
menutup mulut. Inilah yang memicu perubahan letak condilust pada
fossa glenoid dan menyebabkan kelainan pada TMJ.
2. Akibat penuaan mengakibatkan kontraksi otot bertambah panjang saat
menutup mulut. Hal ini menyebabkan kerja sendi lebih kompleks.
3. Penuaan mengakibatkan remodeling.
MANDIBULA
Penuaan pada mandibula terjadi karena adanya resorpsi tulang
alveolar.Resorbsialveolar sampai setinggi 1 cm terutama pada rahang
tanpa gigi atau setelah pencabutan.
Pergerakan ke mesial (kea rah depan) dari gigi geligi. Pada tiap arcus
dentalis yang berhubungan dengan ausnya facies aproximalis (daerah
kontak) dari gigi geligi tetangganya (proses penyesuaian local untuk
gigi sebelahnya).
Atrisi enamel, diikuti dengan terbukanya dentin pada facies occlusalis
dan edge insisal. Proses ini berhubungan dengan reduksi besar cavitas
pulparis karena dentin sekunder yang mengalami atrisi yang hebat.
Pergerakan mandibula ke depan dalam hubungan dengan maksila.
Diakibatkan karena atrisi bonjol-bonjol gigi belakang cenderung
menimbulkan kontak gigitan tepi dari insisivus atas dan bawah
bertemu.
Resesi gingiva, menyebabkan CEJ pada cavum oris sehingga
perlekatan ligamentum periodonsium akan berkurang dan tepi soket
tereabsorpsi. Terjadi rasa ngilu/ karies serviko fasial, menganggu
estetika karena gigi terlihat panjang, dinding poket meradang, jumlah
sel fibrobrast ligament periodontal menurun.
Akar gigi memanjang karena deposisi cementum pada regio apicalis
sehingga kompensasi resesi gusi ke arah akar menyebabkan erupsi
aktif.
Penyempitan rongga pulpa dan penebalan sementum
2.2 Proses Penuaan pada Jaringan Periodontal Rongga Mulut
a) Epithelium Gingiva.
rendahnya kemampuan sel sel epitel untuk memperbaiki diri. Hal ini
berhubungan dengan terganggunya asupan nutrisi pada mukosa.
Pada proses penuaan, penumpukan serat kolagen akan semakin
bertambah pada pembuluh darah. Ini akan berakibat pada hilangnya
elastisitas pembuluh darah, sehingga pembuluh darah akan semakin
kaku. Aliran darahpun juga akan terganggu, sehingga asupan nutrisi
untuk sel sel epitel akan memburuk.
Perubahan
struktural,
tampak
mukosa
makin
pucat,
h) Kelenjar Saliva
Pada kelenjar saliva terjadi pengurangan pada produksi saliva. Ini
disebabkan oleh adanya degenerasi sel asini, yaitu sel yang bertugas untuk
sekresi saliva. Selain itu, terjadi penumpukanfibrosa pada sel sel kelenjar
saliva. Terganggunya proses produksi saliva tentunya akan mengganggu
proses pengunyahan,penelanan, dan pencernaan,dapat pula menimbulkan
xerostomia . Saliva yang mengandung enzyme ptyalin tentunya akan
mempengaruhi dari proses pemecahan polisakarida pada makanan. Selain
itu, akan mempersulit fungsi bicara,dan menaikkan angka kemungkinan
terjadinya karies gigi.
1.
dan
kehilangan
sensori
pengecapan
sehingga
huruf konsonan hal ini dikarenakan gigi geligi merupakan salah satu
organ artikulasi yang berperan penting pada pengucapan huruf
konsonan. Penurunan sekresi kelenjar saliva juga akan sangat
berpengaruh terhadap fungsi pengucapan, karena penurunan kelenjar
saliva akan menyebabkan mulut menjadi kering (xerostomia) yang
akan menghambat proses bicara.
Secara umum dapat disimpulakn dampak yang terjadi saat rongga
mulit mengalami penuaan adalah :
Perubahan umum, meliputi :
berkurangnya
kemampuan
proliferasi
sel
secara
keseluruhan
kondrosit penurunan
kemampuan
kartilago
terhadap
rangsanagn tekanan
Perubahan protein
Pengurangan jumlah, ukuran dan BM inti protein dari perioglikan
Perubahan komposisi dari glikosaminoglikan
Perubahan kedua jenis protein menurunkan kemampuan tulang rawan
sendi
Perubahan pada jaringan synovial
cairan synovial berkurang mempengaruhi kelancaran pergerakkan dari
diskus articularis
lebih lanjut krepitari pada gerak sendi
Keadaan lebih parah diskus artikularis robek/mengalami kerusakan
sel
tersebut
untuk
memiliki
kemampuan
lebih
mengganggu
mudah
terkena
penyakit
yang
kemudian
penuaan
d) Jenis kelamin , wanita lebih cepat mengalami penuaan karena
menghasilkan hormon-hormon tertentu
e) Jenis Ras, biasanya orang yang berkulit putih lebih cepat
mengalami penuaan di bandingkan dengan orang berkulit hitam
karena orang berkulit putih lebih tidak tahan terhadap radiasi
matahari akibat lebih sedikitnya kandungan melanin pada kulitnya
f) Kepribadian seseorang, orang yang lebih mudah emosi biasanya
akan lebih cepat mengalami penuaan karena lebih banyak dalam
menghasilkan hormon-hormon tertentu
b) Faktor ekstrinsik
a. Diet/asupan zat gizi
Pengaruh diet terhadap penuaan rongga mulut antara lain:
-
gingiva.
Protein berguna untuk mempertahankan dan memperbaiki jaringan lunak
dan jaringan keras. Nitrogen dan asam amino yang diperoleh dari protein
sangat diperlukan untuk sintesis hormone, enzim, plasma protein dan
hemoglobin. Pada rongga mulut, kekurangan protein sering dikaitnya
dengan degenerasi jaringan ikat gingiva, membaran periodontal dan
mukosa. Kekurangan protein sering juga dikaitkan dengan percepatan
d. Kebiasaan Merokok
Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat
merokok. Mulut merupakan tempat awal terjadinya penyerapan zat-zat
hasil pembakaran rokok. Asap panas yang berhembus terus menerus
kedalam rongga mulut merupakan rangsangan yang menyebabkan
perubahan aliran darah dan mengurangi sekresi saliva akibatnya rongga
mulut menjadi kering dan lebih anaerob, sehingga memberikan lingkungan
yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri anaerob dalam plak. Selain itu
merokok juga dapat memggangu vaskularisasi rongga mulut sehingga
mempercepat penuaan rongga mulut.
e. Radiasi
Radiasi pada daerah kepala dan leher khususnya nasofaring akan
mengikutsertakan sebagian besar mukosa mulut. Akibatnya dalam keadaan
akut akan terjadi efek samping pada mukosa mulut berupa mukositis yang
dirasa pasien sebagai nyeri pada saat menelan, mulut kering dan hilangnya
cita rasa (taste). Keadaan ini seringkali diperparah oleh timbulnya infeksi
jamur pada mukosa lidah serta palatum. Pada minggu kedua terapi
sebelum terapi berakhir, beberapa sel tersebut mati, membrane mukosa
mulai kemerahan dan mengalami inflamasi (mukositis). Jika terapi
dilanjutkan, membrane mukosa yang terkena radiasi mulai mengalami
kerusakan, dengan membentuk lapisan, membran yang putih kekuningkuningan (lapisan epitel terdesquamasi). Kerusakan sel inilah yang
kemudian disebut degenerasi yang menyebabkan penuaan rongga mulut.
f. Faktor lingkungan
Berbagai macam kondisi lingkungan yang menjadi tempat hidup
seseorang akan mempengaruhi proses penuaan seseorang. Kondisi
lingkungan akan menyebabkan tubuh berusaha menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Semakin buruk kondisi lingkungan akan semakin keras pula
tubuh berusaha beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Semakin nbesar
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Proses menua adalah suatu proses yang alami dimana terjadi
kemunduran dan berkurangnya kemampuan sel dalam melaksanakan
berbagai fungsinya. Begitu juga penuaan yang terjadi di dalam rongga
mulut. Yaitu pada jaringan keras dan jaringan lunak di dalam rongga
mulut. Penuaan ini sendiri dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik. Dan dengan terjadinya penuaan ini akan membuat damapak
serta kelainan pada rongga mulut itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Amar, Nazrul. 2011. Analisa Perubahan Perubahan pada Mukosa Rongga
Mulut Akibat Proses Menua pada Manula Perempuan Kelompok Umur 45
69 tahun di Medan Denai (Skripsi). Medan : USU.
F Peter, R Arthur, & L Jhon. 2005. Silabus Periodonti. Jakarta: EGC.
George, A., dkk. 1994. Buku Ajar Prostodonti Untuk Pasien Tak Bergigi Menurut
Boucher Edisi 10. Jakarta : EGC.
Greenberg, M.S ; A. Garfunkel. 2003. Burkets Oral Medicine 10th edition.
Philadelphia : J.B. Lippincott Company.
Ian E.B ; Angus W. 1995. Perawatan Gigi Terpadu Untuk Lansia. Jakarta : EGC.
Lestari S, dkk. 2005. Gambaran Perilaku dan Status Keseshatan Gigi dan Mulut
Lansia di Puskesmas Kemayoran Jakarta Pusat. Majalah Ilmiah
Kedokteran Gigi.
Loesche WJ, et al. 1995. Dental Findings in Geriatric Population with Diverse
Medical Backgrounds. Oral Surg Oral Med Oral Pathol.
J Hendra Eri. 2002. Proses Menua Sendi Temporomandibula pada Pemakai Gigi
tiruan Lengkap. Makassar : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin.
Kuntari, Dewi. 2002. Kelainan Jaringan Rongga Mulut pada Manula. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Miller, Carol A. 1999. Nursing Care of Older Adults: Theory and Practice.
Philadepia: Lippincott.
Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik, ed 2. Jakarta: EGC.
Toni Setiabudhi dan Hardiwinoto. 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan dari
Berbagai Aspek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.