1 dari 10 dewasa
1 dari 10 65 tahun
Kematian tertinggi pada
kelompok ini
Normal ,saat
asma
ditatalaksana
dengan baik
3
Normal:
Warna :pink
Terbuka
Otot polos relaksasi
:Reseptor
2
M3 H14
//link.brightcove.com/services/player/bcpid236059233?bctid=347806802
1. Parasimpatis
Reseptor M3 di otot polos dan kelenjar
2. Simpatetik
B2 di otot polos dan kelenjar
Aferen
1. Irritant receptors (vagal fibres).
Jalan nafas bgn atas
2. C-fiber receptors (sensory fibers)
Jalan nafas bgn bawah.
Obat-obat antiasma
I. Bronkodilator : (cepat meredakan asma)
Digunakan untuk mengatasi serangan akut
1. Agonis reseptor 2
2. Antimuskarinik
3. Golongan Xanthine
Klasifikasi
1- - agonis non selektif .
Epinefrin - Isoprenalin
2-2 agonis selektif.
Salbutamol (albuterol)
Terbutaline
Metaproterenol.
Salmeterol
Formeterol
Isoprenaline
Poten sebagai bronkodilator
Pemberian sc atau via inhalation (aerosol- nebulizer)
Kerja cepat (efek maksimum dalam 5 min)
DOA 60-90 min
Kerugian
Seperti epinefrine
Nebulizer
Inhaler
2 agonis selektif
Kerugian :
1- Tremor otot rangka.
2- Toleransi (B-receptors down regulation).
3- Takikardia ( stimulasi B1 ).
Metaproterenol
OA: cepat (15-30 min), 5 min via inhalasi
DOA (3 4 hr)
Digunakan untuk simptomatik bronkospasma (serangan akut
asma)
Salbutamol digunakan untuk mencegah kelahiran prematur.
Antagonis Muskarinik
(Ipratropium Tiotropium)
Memblok semua jenis reseptor muskarinik.
Farmako Kinetik:
Turunan atropin
Tidak diabsorpsi pada pemberian per oral
Pemberian : aerosol inhalasi
Tidak masuk ke SSP
OA: lambat (30 min)
DOA: 3-5 jam
Farmakodinamik
Bronkodilator
Tidak mempunyai efek antiinflamasi
Kurang efektif dibandingkan agonis B2.
Efek samping sistemik: minimal.
Penggunaan:
1.
2.
3.
PPOK.
Tambahan utk agonis B2 & steroid untuk
searangan asma akut
Pasien yang tidak toleran terhadap agonis
B2
Tiotropium
Methylxanthines
Theophylline
(orally)
Aminophylline (theophylline + ethylene diamine) (oralparenteral).
Mekanisme kerja
1- Penghambat enzim phosphodiestrase
cAMP bronchodilatasi
2- Antagonis reseptor Adenosin (A1).
3- Meningkatkan kontraksi diafragma
4- Stabilisasi membran sel mast
Farmakodinamik:
1- Relaksasi otot polos bronkus
2- Stimulasi SSP.
* efek stimulan pada pusat pernafasan.
* mengurangi rasa lelah dan
meningkatkan mood.
* Tremors, gugup, insomnia,
kejang
Farmakokinetik
Per oral (setelah makan)
Metabolisme CYP P450 enzymes ( t =
8 jam )
T menurun : Enzyme inducers (phenobarbitonerifampicin)
Penggunaan
1. Pilihan kedua dalam pengobatan asma (theophylline
diberikan per oral yang diformulasikan dalam
bentuk sustained-release )
2. Pada status asmatikus (aminophylline diberikan
infus secara lambat)
Efek samping:
Indek terapi: rendah: batas keamanan
sempit
monitoring kadar theophylline dalam
darah perlu
SSP: kejang
Kardiovaskuler: hipotensi, aritmia.
GIT : mual & muntah
1- Glukokortikoid.
2- Mast cell stabilizers.
3- Antagonis Leukotrien.
a. 5-Lipoxygenase inhibitors.
b. antagonis reseptor Leukotriene.
Glukokortikoid
Mekanisme kerja
1. Hambatan terhadap phospholipase
A2 menurunkan sintesis as.
arakhidonat & prostaglandin
leukotrien
2. Mengurangi jumlah sel
inflammatory di jalan nafas
misalnya. mackrofag, eosinofil
Cara pemberian
Inhalasi (metered-dose inhaler):
Beclomethasone, fluticasone
(metabolisme lintas pertama :
tinggi& bioavailabilitas :rendah)
oral:
Prednison
Injeksi:
Hidrokortison
Farmakodinamik
Tidak mempunyai efek bronkodilator
Mengurangi inflamasi bronkial
Mengurangi hipereaktivitas bronkus
terhadap rangsangan
Effektif pada keadaan asma yang
diinduksi oleh alergi, exercise, antigen
dan irritan.
Efek
Pemberhentian
tiba-tiba
glukokortikoid harus dihindari dan
harus dilakukan penurunan dosis
secara bertahap.
Oral/parenteral kortikosteroid
Farmakokinetik
Inhalasi (aerosol, microfine powder,
nebulizer).
Absorpsi per oral: kecil (10%)
T1/2 : 90 menit.
Farmakodinamik
tidak mempunyai efek bronkodilator
sebagai obat profilaksis antiinflammatory
Mengurangi hiperreaktivitas bronkial.
Efektif in untuk asma yang diinduksi
antigen dan irritant.
Respon pada anak lebih baik
dibandingkan dewasa
Penggunaan
Profilaksis asma terutama pada
anak.
Rinitis alergika.
Conjunktivitis
Efek samping
Rasa pahit
Iritasi saluran nafas bagian atas
(rasa terbakar, kongesti nasal )
Antagonis Leukotrien
5-Lipoxygenase
inhibitors.
Leukotrienereceptor antagonists.
Leukotrien
Disintesis
5-Lipoxygenase inhibitors
1. Zieluton
Penghambat 5-lipo-oxygenase
secara selektif
menghambat sintesis leukotrienes
(LTB4 , LTC4, LTD4& LTE4).
Pemberian: oral
DOA: pendek.
Cara pemberian: (3-4 kali / hari).
Penggunaan antileukotriene
Sebagai profilaksis untuk asma
ringan - sedang
Asma yang diinduksi oleh Aspirin
Pencegahan terhadap asma yang
diinduksi oleh antigen dan exercise Tidak efektif untuk mengatasi
serangan asma akut
Semua antileukotriene
Sebagai bronkodilators
Mempunyai efek anti-inflammatory
Kurang efektif dibandingkan kortikosteroid
inhalasi
Potentiasi kerja kortikosteroid (has corticosteroid
sparing effect dapat diberikan kortikossteroid dosis
rendah ).
Omalizumab
Suatu monoclonal antibody
Mencegah ikatan IgE berikatan dengan
reseptor pada sel mast & basofil
Mengurangi pelepasan mediator alergi
Digunakan untuk mengobati asma
karena alergi.
Mahal . Bukan obat lini pertama