Anda di halaman 1dari 10

Satuan Operasi

Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan


Politeknik Negeri Pontianak
BAB VI
EVAPORASI DAN KONDENSASI

HASIL PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan bab ini ditunjang dengan menjawab pertanyaan lisan yang
diajukan dosen, dan menyelesaikan contoh soal secara tertulis, anda dapat
menggunakan dan mengetahui prinsip-prinsip kerja evaporator.

KRITERIA PENILAIAN
Keberhasilan anda dalam menguasai bab ini dapat diukur dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Menjelaskan pengertian evaporasi
2. Menerangkan beberapa sifat zat cair umpan dan pengaruhnya terhadap
kinerja evaporator
3. Mengklasifikasikan evaporator dalam efek tunggal dan efek berganda
4. Menerangkan jenis-jenis evaporator dan hubungannya dengan sifat zat cair
umpan
5. Menentukan unjuk kerja evaporator

SUMBER PUSTAKA
R.L. Earle 1983, Unit Operations in Food Processing, Bab 7, Sydney: Pergamon
Press
Sutardi (2001) Satuan Operasi II, Bab III, Yogyakarta: FTP-UGM

Agato, ST, M.Eng


Untuk Kalangan Sendiri
Lamria Mangungsong, STP., M.Sc
49

Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
6.1 Evaporasi dan boiling
Evaporasi adalah suatu operasi yang bertujuan untuk memekatkan larutan
yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah
menguap. Pada dasarnya pada proses evaporasi terjadi perubahan fasa dari cair
menjadi gas, dengan mana proses pendidihan sebagai awal proses evaporasi.
Panas yang diberikan melebihi temperatur titik jenuh cairan akan menyebabkan
proses evaporasi terjadi. Gas yang dihasilkan pada proses evaporasi yang biasa
disebut uap basah yang merupakan campuran uap dan cairan jenuh. Hal tersebut
menyatakan bahwa pada peristiwa evaporasi melibatkan dua fasa pada alirannya
yang biasa disebut aliran dua fasa. Peristiwa lain yang melibatkan dua fasa adalah
kondensasi. Perubahan fasa yang terjadi melibatkan energi yang besar, sehingga
perubahan tidak secara spontan. Pada proses penguapan (evaporasi) tentunya
didahului oleh proses pendidihan (boiling), sehingga sangat penting untuk terlebih
dahulu mengenal proses pendidihan (boiling) dan penguapan (evaporasi) serta
kondensasi. Pada fenomena pendidihan terjadi perpindahan panas dan massa
secara konveksi dan juga perubahan fase dari cair menjadi gas. Gas yang
terbentuk berupa gelembung akan terangkat dan lepas keudara yang disebut
penguapan. Kondisi pendidihan dan penguapan dapat diilustrasikan pada gbr 6.1.

Agato, ST, M.Eng


Untuk Kalangan Sendiri
Lamria Mangungsong, STP., M.Sc
50

Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak

99 C

Gambar 6.1

102 C

Gelembung uap air terjadi karena perubahan fase dan pada massa yang
sama volume gas lebih besar. Pada permukaan solid terbentuk gelembunggelembung uap yang semakin membesar dan lepas dari permukaan. Faktor yang
mempengaruhi kondisi tersebut:
1. Beda suhu
2. Kondisi permukaan solid
3. Sifat thermofisis cairan (contoh: teg. Permukaan)

1. Pool boiling (didih kolam) terjadi bila permukaan yang dipanaskan terbenam
dibawah permukaan bebas zat cair. Cairan tidak bergerak. Gerakan diinterface
akibat konveksi alami dan mixing oleh muncul dan lepasnya gelembung.

Agato, ST, M.Eng


Untuk Kalangan Sendiri
Lamria Mangungsong, STP., M.Sc
51

Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
2. Force convection boiling, gerakan cairan akibat gaya luar selain juga akibat
konveksi alami dan mixing
3. Sub cooled boiling (didih dingin lanjut), Jika suhu zat cair lebih rendah dari
suhu jenuh dan biasa disebut didih lokal (local boiling). Gelembung uap dapat
mengembun kembali dicairan
4. Saturated boiling (didih jenuh), Jika zat cair dipertahankan pada suhu jenuh.
Suhu cairan = suhu jenuh, sehingga gelembung uap akan menerobos cairan
menuju ke atas dan lepas dipermukaan (akibat gaya apung)
Bila kita memperhatikan sebuah flat rata vertikal yang bersinggungan dengan
uap, dan jika suhu flat lebih rendah dari suhu jenuh, akan terjadi kondensasi pada
permukaan flat. Sebagai pengaruh gravitasi embun akan mengalir ke bawah.
6.2 Kondensasi

1. Pada kondensasi film, permukaan tertutup oleh film yang semakin tebal saat
mengalir ke bawah. Pada film tersebut terdapat gradien temperatur, dan film ini
merupakan suatu tahanan termal terhadap perpindahan panas.
2. Pada kondensasi tetes, sebagian besar permukaan terbuka terdapat uap dan
tidak terdapat rintangan film terhadap perpindahan panas, sehingga

Agato, ST, M.Eng


Untuk Kalangan Sendiri
Lamria Mangungsong, STP., M.Sc
52

Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
perpindahan panas kondensasi tetes lebih tinggi dari perpindahan panas
kondensasi film
Pada kondensasi film, permukaan tertutup oleh film yang semakin tebal saat
mengalir ke bawah. Pada film tersebut terdapat gradien temperatur, dan film ini
merupakan suatu tahanan termal terhadap perpindahan panas. Pada kondensasi
tetes, sebagian besar permukaan terbuka terdapat uap dan tidak terdapat rintangan
film terhadap perpindahan panas, sehingga perpindahan panas kondensasi tetes
lebih tinggi dari perpindahan panas kondensasi film

Beberapa Sifat Penting Zat Cair Umpan


Konsentrasi. Titik didih larutan akan meningkat jika konsentrasi meningkat.
Densitas dan viskositas juga meningkat dengan naiknya konsentrasi larutan
sehingga larutan menjadi jenuh, akan menghambat perpindahan kalor dan jika
dididihkan terus akan terbentuk kristal.
Pembentukan busa. Terutama zat organik akan membusa saat diuapkan, dan ikut
keluar bersama uap.
Kepekaan terhadap suhu.
Pembentukan kerak. Larutan tertentu menyebabkan kerak pada permukaan
pemanas sehingga menghambat transfer panas.

Agato, ST, M.Eng


Untuk Kalangan Sendiri
Lamria Mangungsong, STP., M.Sc
53

Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak

Operasi Efek Tunggal Dan Efek Berganda


Bila hanya digunakan satu evaporator saja, uap terbentuk dikondensasikan dan
dibuang, dinamakan operasi efek tunggal. Penggunaan sederetan evaporator
dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya sebagai
media pemanas dinamakan operasi efek jamak.
Jenis-jenis evaporator
Evaporator vertikal tabung panjang-film panjat. Zat cair dan uap mengalir ke
atas di dalam tabung panas sebagai akibat peristiwa didih, dan akan dipisahkan
oleh separator. Sangat efektif untuk penguapan larutan yang mudah membusa.
Evaporator vertical tabung panjang-film jatuh. Zat cair masuk dari atas
mengalir ke bawah bersama uap yang dihasilkan di dalam tabung panas, dan akan
dipisahkan oleh separator. Digunakan untuk pemekatan larutan yang peka
terhadap panas dan viskos.
Evaporator vertical tabung panjang-sirkulasi paksa. Koefisien perpindahan
panas akan tinggi dengan memaksa aliran umpan masuk evaporator. Misalnya
menggunakan pompa. Sehingga alat ini efektif untuk larutan viskos, peka
terhadap suhu, maupun yang cendrung membusa.
Evaporator film aduk. Untuk meningkatkan koefisien perpindahan panas umpan
dibuat turbulen dengan memasukkan larutan dari bagian atas dan disebarkan

Agato, ST, M.Eng


Untuk Kalangan Sendiri
Lamria Mangungsong, STP., M.Sc
54

Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
menjadi film tipis dengan bantuan daun-daun vertical agitator. Efektif untuk
larutan yang sangat viskos.
Unjuk kerja evaporator tabung
Ukuran pokok untuk menilai unjuk kerja (performance) evaporator jenis
tabung dengan pemanasan uap adalah kapasitas dan ekonominya. Kapasitas
didefinisikan sebagai banyaknya pon air yang diuapkan per jam. Ekonomi ialah
banyaknya pon yang diuapkan per pon uap yang diumpankan ke dalam unit itu.
Kapasitas evaporator.
Laju perpindahan kalor (q) melalui permukaan pemanasan suatu evaporator, ialah
hasil kali dari tiga faktor yaitu luas permukaan perpindahan kalor (A),
koefisien perpindahan kalor

menyeluruh (U), dan penurunan suhu

menyeluruh (T),
atau, q = U.A.T
Umpan masuk evaporator

itu berada pada suhu didih sesuai dengan

tekanan absolut ruang uapnya, semua kalor yang berpindah melalui permukaan
pemanas dapat digunakan untuk evaporasi, dan kapasitasnya menjadi q. Jika
umpannya dingin, kalor yang diperlukan untuk memanaskannya sampai suhu
didih mungkin cukup tinggi, sehingga kapasitasnya untuk suatu nilai q tertentu
akan berkurang sesuai dengan itu, karena kalor

yang digunakan untuk

memanaskan umpan tidak dapat digunakan untuk evaporasi. Sebaliknya, jika

Agato, ST, M.Eng


Untuk Kalangan Sendiri
Lamria Mangungsong, STP., M.Sc
55

Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
umpan itu berada pada suhu di atas titik didih pada ruang uap, sebagian dari
umpan akan menguap secara spontan melalui penyeimbangan adiabatik dengan
tekanan ruang uap, dan kapasitas

evaporator akan lebih besar dari yang

ditunjukkan q. Proses ini disebut evaporasi kilatan (flash evaporation).


Koefisien perpindahan-kalor.
Koefisien film-uap. Koefisien film-uap selalu tinggi, juga jika kondensasi
film. Untuk mendapatkan kondensasi tetes, dan dengan demikian koefisien yang
lebih tinggi lagi, kepada arus uap itu biasanya ditambahkan promotor. Oleh karena
adanya gas yang tak mampu kondensasi dapat menyebabkan turunnya koefisiensi
film uap, maka harus ada ventilasi untuk membuang gas-gas tak mampu
kondensasi dari rongga uap pemanas dan mencegah udara masuk bila tekanan uap
lebih rendah dari tekanan atmosfir.
Koefisiensi sisi zat cair. Koefisiensi sebelah ke zat cair sangat bergantung
pada kecepatan zat cair di atas permukaan panas.
Koefisiensi menyeluruh. Apabila ada pembentukan kerak, koefisiennya
dapat berkurang.
Ekonomi evaporator.
Faktor utama yang mempengaruhi ekonomi sistim evaporator ialah
banyaknya efek. Ekonomi evaporator juga dipengaruhi oleh suhu umpan. Jika
suhu umpan lebih rendah dari titik didih di dalam efek pertama, beban pemanasan
itu akan menggunakan sebagian dari entalpi penguapan uap panas, dan hanya
Agato, ST, M.Eng
Untuk Kalangan Sendiri
Lamria Mangungsong, STP., M.Sc
56

Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
sebagian yang tersisa untuk evaporasi. Jika suhu umpan lebih tinggi dari titik
didih, kilat yang terjadi akan menyebabkan evaporasi lebih tinggi dari yang bias
dibangkitkan oleh entalpi penguapan uap itu.

RANGKUMAN
Evaporasi adalah suatu operasi yang bertujuan untuk memekatkan larutan
yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah
menguap.
Beberapa sifat zat cair umpan yang mempengaruhi kinerja evaporator
yaitu konsentrasi, titik didih, densitas dan viskositas, kecendrungan terbentuknya
busa, kepekaan terhadap suhu, serta pembentukan kerak.
Ditinjau dari segi pemanfaatan uap untuk sumber panas, evaporator
diklasifikasikan ke dalam operasi efek tunggal dan operasi efek jamak. Terdapat
beberapa tipe evaporator yang pengunaanya spesifik untuk sifat umpan tertentu.
Bila hanya digunakan satu evaporator saja, uap terbentuk dikondensasikan
dan dibuang, dinamakan operasi efek tunggal. Penggunaan sederetan evaporator
dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya sebagai
media pemanas dinamakan operasi efek jamak.
Unjuk kerja evaporator dapat dinilai dari kapasitas yaitu sebagai
banyaknya pon air yang diuapkan per jam dan ekonomi yaitu banyaknya pon yang
diuapkan per pon uap yang diumpankan ke dalam unit itu.
Agato, ST, M.Eng
Untuk Kalangan Sendiri
Lamria Mangungsong, STP., M.Sc
57

Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak

LATIHAN
Sebuah evaporator efek tunggal digunakan untuk memekatkan 20.000 lb/jam
(9.070 kg/jam) larutan natrium hidroksida dari 20 persen menjadi 50 persen zat
padat. Hitunglah berapa banyaknya uap yang terpakai ?

Agato, ST, M.Eng


Untuk Kalangan Sendiri
Lamria Mangungsong, STP., M.Sc
58

Anda mungkin juga menyukai