HASIL PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan bab ini ditunjang dengan menjawab pertanyaan lisan yang
diajukan dosen, dan menyelesaikan contoh soal secara tertulis, anda dapat
menggunakan dan mengetahui prinsip-prinsip kerja evaporator.
KRITERIA PENILAIAN
Keberhasilan anda dalam menguasai bab ini dapat diukur dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Menjelaskan pengertian evaporasi
2. Menerangkan beberapa sifat zat cair umpan dan pengaruhnya terhadap
kinerja evaporator
3. Mengklasifikasikan evaporator dalam efek tunggal dan efek berganda
4. Menerangkan jenis-jenis evaporator dan hubungannya dengan sifat zat cair
umpan
5. Menentukan unjuk kerja evaporator
SUMBER PUSTAKA
R.L. Earle 1983, Unit Operations in Food Processing, Bab 7, Sydney: Pergamon
Press
Sutardi (2001) Satuan Operasi II, Bab III, Yogyakarta: FTP-UGM
Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
6.1 Evaporasi dan boiling
Evaporasi adalah suatu operasi yang bertujuan untuk memekatkan larutan
yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah
menguap. Pada dasarnya pada proses evaporasi terjadi perubahan fasa dari cair
menjadi gas, dengan mana proses pendidihan sebagai awal proses evaporasi.
Panas yang diberikan melebihi temperatur titik jenuh cairan akan menyebabkan
proses evaporasi terjadi. Gas yang dihasilkan pada proses evaporasi yang biasa
disebut uap basah yang merupakan campuran uap dan cairan jenuh. Hal tersebut
menyatakan bahwa pada peristiwa evaporasi melibatkan dua fasa pada alirannya
yang biasa disebut aliran dua fasa. Peristiwa lain yang melibatkan dua fasa adalah
kondensasi. Perubahan fasa yang terjadi melibatkan energi yang besar, sehingga
perubahan tidak secara spontan. Pada proses penguapan (evaporasi) tentunya
didahului oleh proses pendidihan (boiling), sehingga sangat penting untuk terlebih
dahulu mengenal proses pendidihan (boiling) dan penguapan (evaporasi) serta
kondensasi. Pada fenomena pendidihan terjadi perpindahan panas dan massa
secara konveksi dan juga perubahan fase dari cair menjadi gas. Gas yang
terbentuk berupa gelembung akan terangkat dan lepas keudara yang disebut
penguapan. Kondisi pendidihan dan penguapan dapat diilustrasikan pada gbr 6.1.
Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
99 C
Gambar 6.1
102 C
Gelembung uap air terjadi karena perubahan fase dan pada massa yang
sama volume gas lebih besar. Pada permukaan solid terbentuk gelembunggelembung uap yang semakin membesar dan lepas dari permukaan. Faktor yang
mempengaruhi kondisi tersebut:
1. Beda suhu
2. Kondisi permukaan solid
3. Sifat thermofisis cairan (contoh: teg. Permukaan)
1. Pool boiling (didih kolam) terjadi bila permukaan yang dipanaskan terbenam
dibawah permukaan bebas zat cair. Cairan tidak bergerak. Gerakan diinterface
akibat konveksi alami dan mixing oleh muncul dan lepasnya gelembung.
Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
2. Force convection boiling, gerakan cairan akibat gaya luar selain juga akibat
konveksi alami dan mixing
3. Sub cooled boiling (didih dingin lanjut), Jika suhu zat cair lebih rendah dari
suhu jenuh dan biasa disebut didih lokal (local boiling). Gelembung uap dapat
mengembun kembali dicairan
4. Saturated boiling (didih jenuh), Jika zat cair dipertahankan pada suhu jenuh.
Suhu cairan = suhu jenuh, sehingga gelembung uap akan menerobos cairan
menuju ke atas dan lepas dipermukaan (akibat gaya apung)
Bila kita memperhatikan sebuah flat rata vertikal yang bersinggungan dengan
uap, dan jika suhu flat lebih rendah dari suhu jenuh, akan terjadi kondensasi pada
permukaan flat. Sebagai pengaruh gravitasi embun akan mengalir ke bawah.
6.2 Kondensasi
1. Pada kondensasi film, permukaan tertutup oleh film yang semakin tebal saat
mengalir ke bawah. Pada film tersebut terdapat gradien temperatur, dan film ini
merupakan suatu tahanan termal terhadap perpindahan panas.
2. Pada kondensasi tetes, sebagian besar permukaan terbuka terdapat uap dan
tidak terdapat rintangan film terhadap perpindahan panas, sehingga
Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
perpindahan panas kondensasi tetes lebih tinggi dari perpindahan panas
kondensasi film
Pada kondensasi film, permukaan tertutup oleh film yang semakin tebal saat
mengalir ke bawah. Pada film tersebut terdapat gradien temperatur, dan film ini
merupakan suatu tahanan termal terhadap perpindahan panas. Pada kondensasi
tetes, sebagian besar permukaan terbuka terdapat uap dan tidak terdapat rintangan
film terhadap perpindahan panas, sehingga perpindahan panas kondensasi tetes
lebih tinggi dari perpindahan panas kondensasi film
Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
menjadi film tipis dengan bantuan daun-daun vertical agitator. Efektif untuk
larutan yang sangat viskos.
Unjuk kerja evaporator tabung
Ukuran pokok untuk menilai unjuk kerja (performance) evaporator jenis
tabung dengan pemanasan uap adalah kapasitas dan ekonominya. Kapasitas
didefinisikan sebagai banyaknya pon air yang diuapkan per jam. Ekonomi ialah
banyaknya pon yang diuapkan per pon uap yang diumpankan ke dalam unit itu.
Kapasitas evaporator.
Laju perpindahan kalor (q) melalui permukaan pemanasan suatu evaporator, ialah
hasil kali dari tiga faktor yaitu luas permukaan perpindahan kalor (A),
koefisien perpindahan kalor
menyeluruh (T),
atau, q = U.A.T
Umpan masuk evaporator
tekanan absolut ruang uapnya, semua kalor yang berpindah melalui permukaan
pemanas dapat digunakan untuk evaporasi, dan kapasitasnya menjadi q. Jika
umpannya dingin, kalor yang diperlukan untuk memanaskannya sampai suhu
didih mungkin cukup tinggi, sehingga kapasitasnya untuk suatu nilai q tertentu
akan berkurang sesuai dengan itu, karena kalor
Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
umpan itu berada pada suhu di atas titik didih pada ruang uap, sebagian dari
umpan akan menguap secara spontan melalui penyeimbangan adiabatik dengan
tekanan ruang uap, dan kapasitas
Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
sebagian yang tersisa untuk evaporasi. Jika suhu umpan lebih tinggi dari titik
didih, kilat yang terjadi akan menyebabkan evaporasi lebih tinggi dari yang bias
dibangkitkan oleh entalpi penguapan uap itu.
RANGKUMAN
Evaporasi adalah suatu operasi yang bertujuan untuk memekatkan larutan
yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah
menguap.
Beberapa sifat zat cair umpan yang mempengaruhi kinerja evaporator
yaitu konsentrasi, titik didih, densitas dan viskositas, kecendrungan terbentuknya
busa, kepekaan terhadap suhu, serta pembentukan kerak.
Ditinjau dari segi pemanfaatan uap untuk sumber panas, evaporator
diklasifikasikan ke dalam operasi efek tunggal dan operasi efek jamak. Terdapat
beberapa tipe evaporator yang pengunaanya spesifik untuk sifat umpan tertentu.
Bila hanya digunakan satu evaporator saja, uap terbentuk dikondensasikan
dan dibuang, dinamakan operasi efek tunggal. Penggunaan sederetan evaporator
dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya sebagai
media pemanas dinamakan operasi efek jamak.
Unjuk kerja evaporator dapat dinilai dari kapasitas yaitu sebagai
banyaknya pon air yang diuapkan per jam dan ekonomi yaitu banyaknya pon yang
diuapkan per pon uap yang diumpankan ke dalam unit itu.
Agato, ST, M.Eng
Untuk Kalangan Sendiri
Lamria Mangungsong, STP., M.Sc
57
Satuan Operasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Politeknik Negeri Pontianak
LATIHAN
Sebuah evaporator efek tunggal digunakan untuk memekatkan 20.000 lb/jam
(9.070 kg/jam) larutan natrium hidroksida dari 20 persen menjadi 50 persen zat
padat. Hitunglah berapa banyaknya uap yang terpakai ?