Anda di halaman 1dari 33

KESEIMBANGAN REAKSI

ASAM BASA

05/21/15

Keseimbangan Asam Basa


Keseimbangan asam basa adalah suatu
keadaan di mana konsentrasi ion hidrogen yang
diproduksi setara dengan konsentrasi ion
hidrogen yang dikeluarkan oleh sel. (Keadaan
homeostasis)
Pada proses kehidupan, tubuh mengatur pH
sehingga fungsi biologis yang optimal dapat
terjadi. (mis. Enzim bekerja optimal pada pH
tertentu).
05/21/15

TEORI ASAM-BASA BRONSTEDLOWRY


Asam : suatu senyawa yang dapat
melepaskan proton pada senyawa lain
HCN + H2O CN + H3O+
asam1 basa2 basa1 asam2
Basa : suatu senyawa yang dapat menerima
proton dari senyawa lain
NH3 + H2O NH4+ + OH
basa1 asam2 asam1 basa2
Reaksi asam-basa adalah reaksi
pelepasan dan penerimaan proton

05/21/15

Pasangan asam-basa
berkonyugasi
Basa konyugasi terbentuk jika suatu
asam melepaskan proton
Asam konyugasi terbentuk jika suatu
basa mengikat proton.
Ex. HCN + H2O CN + H3O+
asam1

basa2

basa1 asam2

Antara asam dan basa konyugasinya


berselisih satu proton
05/21/15

Asam Lemah
Reaksi kesetimbangan asam lemah
(HA) dalam air sebagai berikut:
HA + H2O H3O+ + A
Asam lemah
basa konyugasi
Berdasarkan muatan listriknya asam
lemah dapat dibagi menjadi:
1. Molekul netral
2. Ion positif
3. Ion negatif
05/21/15

Keseimbangan reaksi disosiasi


(reaksi protolisis) asam lemah

HA + H2O
asam
Keq =

H3O+

A
basa konyugasi

[H3O+ ] [A]
[HA] [H2O]

Keq [H2O] =

Ka =

[H3O+ ] [A]
[HA]

Ka : tetapan disosiasi asam lemah


05/21/15

Tetapan disosiasi dan derajat


disosiasi
Tetapan disosiasi : merupakan ukuran untuk
membandingkan kekuatan asam, makin besar
nilai Ka, berati asamnya makin kuat.
Derajat disosiasi (derajat protolisis / ionisasi)
HA + H2O H3O+ + A

05/21/15

Ka
=

Perhitungan [H+] dan pH


untuk asam lemah

pH = ( pKa log C)
Pengenceran tidak akan merubah nilai pH
larutan asam lemah.
05/21/15

Asam diprotik dan poliprotik


Asam diprotik dapat memberikan 2 proton dan
asam poliprotik dapat memberikan lebih dari 2
proton.
Sebagai contoh : H2CO3.Reaksi disosiasinya
berlangsung 2 tahap.
Tahap 1. H2CO3 + H2O HCO3 + H3O+
Ka = 4.2 x 107
Tahap 2. HCO3 + H2O CO3= + H3O+
Ka = 4.8 x 1011
Nilai Ka lebih besar daripada Ka bearti
sebagai asam H2CO3 > HCO3

05/21/15

Hubungan antara asam lemah dan basa


konyugasinya(1)
HA + H2O H3O+ + A
[H3O+ ] [A]
Ka =
[HA]
A + H2O HA + OH
[HA ] [OH]
Kb =
[A]
KaKb = [H3O+ ] [OH] = Kw
Kw: tetapan disosiasi air = 1014
05/21/15

10

Hubungan antara asam lemah dan basa


konyugasinya(2)
Makin lemah suatu asam, makin kuat basa
konyugasinya.
Contoh: for H3PO4
Asam:
H3PO4 (Ka' = 7,5 x 103)
H2PO4 (Ka" = 6,2 x 108)
HPO4= (Ka'" = 4,8 x 1013)
Asam makin lemah
(Ka <<)
05/21/15

Basa konyugasi:
H2PO4
HPO4=
PO4
Basa makin kuat
(Kb >>)
11

Larutan Bufer
Larutan bufer merupakan larutan yang
mengandung asam lemah dan basa
konyugasinya atau basa lemah dengan asam
konyugasinya.
Larutan bufer pH-nya tidak akan banyak
berubah bila :
* ditambahkan sediki asam atau basa kuat
* atau bila diencerkan.
Contoh larutan bufer:
* CH3COOH dan CH3COO
05/21/15

* H2PO4 dan HPO4=

12

Persamaan
Henderson-Hasselbalch
pH suatu larutan bufer dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan HendersonHasselbalch.
[basa konyugasi]
pH = pKa + log
[asam]
Penambahan sedikit asam menyebabkan:
[asam] naik tetapi [basa konyugasi] turun dan
nilai perbandingannya hampir tidak berubah

05/21/15

13

Contoh:
Untuk larutan bufer H2PO4 /HPO4=
pH-nya dapat dihitung dengan rumus:
[HPO4=]
pH = pKa + log
[H2PO4]
pKa menyatakan pKa untuk H2PO4 sebagai
asam dari sistem bufer ini.
05/21/15

14

Kapasitas bufer
Definisi : banyaknya asam atau basa yang harus ditambahkan ke
dalam larutan bufer untuk merubah pH sebesar satu satuan.
d [B]

=
d [pH]

d [B] : penambahan basa


kuat dalam mol/liter
d [pH]: kenaikkan pH

Larutan bufer akan mempunyai kapasitas yang maksimum jika :


-pH larutan sama dengan pKa asam lemahnya
-Kosentrasi asam sama dengan kosentrasi basa
konyugasinya

05/21/15

15

Prinsip Isohidrik (1)


Bila beberapa asam lemah (mis. HA1, HA2, HA3,
dsb.) atau sistem bufer terdapat dalam satu
larutan air, maka asam lemah tersebut berada
dalam keaadaan seimbang dan saling terkait
satu dengan lainnya, karena melibatkan ion H +
yang sama. Konsentrasi ion hidrogen sama
pada seluruh reaksi (isohidrik)
[H+] = K1 x [HA1]/[A1] = K2 x [HA2]/[A2 ] =
K3 x [HA3]/[A3 ] dst.
Semua sistem bufer berfungsi secara bersamaan
karena perubahan [H+] akan melibatkan seluruh
sistem secara serentak.
05/21/15

16

Keseimbangan Asam-Basa dalam


Tubuh
pH dari cairan tubuh menunjukkan interaksi
antara semua asam, lemah, dan garam.
Nilai pH dari cairan tubuh biasanya berada
pada rentang yang sangat sempit. Sebagai
contoh pH dari cairan ekstraseluler berkisar
antara 7,35 7,45.
Penyimpangan dari rentang normal akan
sangat berbahaya karena perubahan
konsentrasi ion H3O+ akan mengganggu
stabilitas membran sel, merubah struktur
protein dan mengurangi aktivitas dari enzim.
05/21/15

17

05/21/15

18

Mekanisme pengaturan pH
Untuk menjaga kesetimbangan asam-basa,
tubuh harus mempunyai mekanisme yang
menjaga nilai konsentrasi ion H+ tetap.
Hal ini dilakukan oleh :
1. Sistem bufer dalam tubuh
2. Paru melalui sistem pengeluaran CO2
3. Ginjal : mengeluarkan kelebihan ion H+
melalui urin dalam bentuk NH4+ dan H2PO4
25
05/21/15

19

Mekanisme pengaturan pH
Prinsip pengaturan keseimbangan asam
basa oleh sistem bufer adalah menetralisir
kelebihan ion H+, bersifat temporer dan tidak
melakukan eliminasi.
Untuk jangka panjang, proses eliminasi
diakukan oleh paru dan ginjal.
Eliminasi oleh paru memakan waktu
beberapa menit sampai beberapa jam,
sedangkan oleh ginjal memakan waktu
beberapa jam sampai beberapa hari.
05/21/15

20

05/21/15

21

Sistem bufer dalam cairan tubuh

05/21/15

22

Figure 27.7

Sistem bufer asam karbonatbikarbonat


Sistem bufer asam karbonat bikarbonat
merupakan suatu komponen penting pada
pengaturan pH cairan ekstraseluler.

H2O + CO2 H2CO3 H+ + HCO3


Perhitungan pH untuk bufer karbonat:
[HCO3]

[HCO3]

pH = pKa' + log = pKa + log


[H2CO3]
0,03 x PaCO2
05/21/15

23

Sistem bufer asam karbonatbikarbonat (2)


Bila terjadi peningkatan [H+], terjadi interaksi
dengan ion [HCO3] sehingga terbentuk H2CO3
yang akan terurai menjadi CO2 dan H2O. CO2
dikeluarkan melalui paru.
Sistem bufer bikarbonat merupakan sistem bufer
terbaik pada pH = 7,4 walaupun pKa = 6.1, karena
CO2 yang terbentuk dapat dikeluarkan melalui paru
dan jumlahnya cukup banyak
Pada pH = 7,4 , perbandingan [HCO3]/H2CO3] =
20
05/21/15

24

Sistem bufer H2CO3 - HCO3

05/21/15 oksihemoglobin HbO2


31

25

Figure 27.9a, b

Hubungan antara PCO2 dan pH plasma.


Pada bufer karbonat, konsentrasi H2CO3
dikonversikan ke tekanan parsiel CO2

05/21/15

25

26

Sistem bufer fosfat


Bentuk bufer fosfat adalah [H2PO4] dan [HPO4=]
yang berperan menstabilkan pH cairan interstitial
dan urin.
Kerja sistem bufer ini menyerupai sistem bufer asam
karbonat-bikarbonat.
H2PO4 H+ + HPO4=

Penambahan asam akan terjadi reaksi


H+ + HPO42- H2PO4
Penambahan basa akan terjadi reaksi
OH- + H2PO4- H2O + HPO4205/21/15

27

Sistem bufer protein(1)


Sistem bufer protein berfungsi mengatur pH
cairan ekstraselular dan interstitial
Protein tersusun oleh asam amino yang
mempunyai sifat amfoter, yaitu asam amino
akan membentuk kation pada suasana
asam dan membentuk anion pada suasana
basa.
Yang termasuk sistem bufer protein adalah :
bufer asam amino, bufer hemoglobin dan
bufer plasma protein
05/21/15

28

Sistem bufer protein (2)


R HC COOH R HC COO R HC COO

NH3+
NH3+
NH2
Asam amino
Pada pH < pI

asam amino
pada pH = pI

asam amino
pada pH > pI

pI adalah pH pada keadaan isoelektrik, yaitu


keaadaan di mana jumlah muatan positif sama
dengan jumlah muatan negatif.

05/21/15

29

Sistem bufer hemoglobin (1)


Bufer hemoglobin merupakan bufer
intraselular yang bekerja di dalam sel
darah merah.
Hemoglobin dapat berfungsi sebagai
bufer karena mengandung residu asam
amino histidin dg. pKa = 6,8
Secara kuantitatif bufer hemoglobin 6 kali
lebih penting dibandingkan dengan bufer
plasma protein
05/21/15

30

Sistem bufer hemoglobin (2)


Bufer hemoglobin dapat mencegah
perubahan pH jika PCO2 naik atau turun.
Deoksihemoglobin merupakan bufer yang
lebih baik dibandingkan dengan bufer
oksihemoglobin, sebab bufer
deoksihemoglobin mempunyai
kemampuan mengangkut gas CO2 lebih
besar dibandingkan dengan
oksihemoglobin.
05/21/15

25

31

Rujukan:
1. Chang, R., Physical Chemistry with
Applications to Biological Systems, 2nd
Ed., Macmillan Publishing Co., Inc., New
York, 1981(Chapter 12)
2. Darwis, Darlan, dkk.(ed.)Gangguan
Keseimbangan Air-Elektrolit dan AsamBasa, UPK-PKB, FKUI 2007
3. Martini, F.H., et.al., Fundamentals of
Anatomy & Physiology, Prentice Hall, New
Jersey, 2001(p.997-1001)
05/21/15

32

05/21/15

33

Anda mungkin juga menyukai