Dewa
Dewa
Diusulkan Oleh :
NIM 1303051013
/TA : 2013
1. Judul Kegiatan
2.
3.
4.
5.
Ketua Pelaksana,
Dosen Pendamping
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
II
III
RINGKASAN..............................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................
Latar Belakang....................................................................................
Tujuan.................................................................................................
Manfaat...............................................................................................
GAGASAN .................................................................................................
Kondisi Kepadatan Penduduk Di Indonesia Sekarang.......................
Solusi yang Pernah Diterapkan untuk mengatasi Kemacetan Di
Indonesia......................................................................................................
Jabatan TB (Jalan Bawah Tanah Truk & Bus) dalam Upaya Mengatasi
Kemacetan dan Meminimalisir Angka Kecelakaan.....................................
Partisipan Program Jabatan TB (Jalan Bawah Tanah Truk & Bus)....
Langkah Langkah Strategis yang Dilakukan...................................
KESIMPULAN............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
RINGKASAN
Perhatikan tata tulis dan penulisan hurup capital dan Singkatan
RINGKASAN
Indonesia merupakan negara nomor 4 dengan jumlah penduduk terpadat di
Dunia. Kepadatan penduduk Indonesia yang tidak merata menyebabkan berbagai
masalah bagi daerah yang penduduknya terlalu padat. Salah satu dari masalah
tersebut adalah kemacetan dan tingginya angka kecelakaan.
Macet merupakan permasalahan besar bagi kota kota besar di Indonesia
karena padatnya jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang padat otomatis jumlah
transportasi yang ada akan semakin banyak pula. Transportasi itu baik meliputi
kendaraan pribadi masing masing penduduk, truk pengangkut barang milik
industri industri, ataupun bus sebagai angkutan umum.
Truk dan bus adalah kendaraan yang ukurannya cukup besar sehingga
menjadi pemicu terjadinya kemacetan. Sedangkan karena beban mereka yang
begitu berat maka kondisi jalan pun akan terpengaruh yang mengakibatkan
rusaknya jalan tersebut. Rusaknya jalan dapat memicu terjadinya keccelakaan.
Jalan tol, busway, dan monorel kereta api merupakan alternatif pemerintah
untuk mengatasi kemacetan. Namun cara tersebut tidak berjalan efektif dan sesuai
keinginan karena sampai saat ini kemacetan masih sering terjadi. Jabatan TB
(Jalan Bawah Tanah Truk & Bus) merupakan solusi kemacetan saat ini. Truk dan
bus yang memiliki ukuran besar akan dialihkan pada jalur khusus di bawah tanah
sehingga akan meminimalisir kemacetan pada jalur utama. Selain itu angka
kecelakaan yang disebabkan jalanan yang rusak akibat beban truk dan bus yang
berat pun akan berkurang karena mereka ditempatkan pada jalur khusus.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara di Asia Tenggara yang memiliki letak
geografis yaitu 6o LU 110 LS dan 95o BT 141oBT. Dengan letak Geografis
seperti itu, maka negara Indonesia memiliki luas wilayah nomor 15 di dunia.
Indonesia juga merupakan negara kepulauan. Dari Sabang sampai Merauke beribu
pulau tersebar di Indonesia, mulai pulau-pulau besar seperti, pulau Sumatera,
pulau Jawa, Pulau Kalimantan, pulau Sulawesi, dan pulau Papua maupun pulaupulau kecil seperti pulau Bali, pulau Lombok, pulau Maluku, dll jangan buat
Singkatan. Alhasil, dengan luas wilayah Indonesia yaitu 1.919.440 km 2 , maka
Indonesia menjadi salah satu negara di Asia dengan jumlah penduduk paling padat
di dunia dengan menduduki posisi ke-4 dengan jumlah penduduk yang mencapai
237.641.326 jiwa. (statistik.ptkpt.net, 2014)
Indonesia sering disebut sebagai negara Maritim dan Agraris. Hal tersebut
karena kebanyakan mata pencaharian penduduk Indonesia yaitu sebagai nelayan
dan petani. Namun penghasilan sebagai seorang petani maupun nelayan dirasa
kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang dimana kebutuhan
pokok semakin hari semakin mahal. Selain itu, dengan luas wilayah yang begitu
tak diimbangi dengan penyebaran lapangan kerja yang dimana daerah perkotaan
memiliki jumlah lapangan kerja lebih banyak dibandingkan di daerah pedesaan.
Hal inilah yang memicu masyarakat untuk beradu nasib pergi kota untuk mencari
pekerjaan yang layak. Hal ini yang sering dilakukan oleh masyarakat pedesaan
dengan melakukan Urbanisasi. Urbanisasi merupakan suatu kegiatan perpindahan
penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi ini pula yang memicu pemerataan
penduduk yang tak merata sehingga menimbulkan suatu kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk yang tak stabil memicu suatu permasalahan bagi
setiap penduduknya yaitu kemacetan. Selain itu, tidak dapat dielakkan lagi dengan
jumlah penduduk yang begitu banyak maka jumlah permintaan akan kendaraan
pribadi juga akan meningkat. Dengan banyaknya kendaraan pribadi tersebut
mengakibatkan masalah kemacetan yang sering melanda di kota kota besar di
Indonesia. Hal tersebut membuat kota menjadi semakin padat dan perkembangan
merawat dan fasilitas negara sehingga keuangan negara yang digunakan untuk
merawat fasilitas jalan bisa digunakan untuk hal yang lebih penting untuk
masyarakat luas. Sedangkan bagi masyarakat yaitu mengurangi angka kecelakaan
sehingga memberi rasa aman bagi masyarakat.
GAGASAN
Kondisi Kepadatan Penduduk Di Indonesia Sekarang
Indonesia merupakansalah satu negara di Asia dengan jumlah penduduk
paling padat di dunia dengan menduduki posisi ke-4 (statistik.ptkpt.net, 2014).
Indonesia yang kini dengan luas wilayah total 1.919.440 km2 dan dengan jumlah
penduduk yang mencapai 237.641.326 jiwa memicu suatu permasalahan bagi
setiap penduduknya yaitu kemacetan. Kemacetan ini disebabkan karena
penyebaran jumlah pendudukan yang tidak merata. Tidak dapat dielakkan lagi
dengan jumlah penduduk yang begitu banyak maka jumlah permintaan akan alat
transportasi juga akan meningkat. Dengan banyaknya alat transportasi tersebut
mengakibatkan masalah kemacetan yang sering melanda di kota kota besar di
Indonesia.
Di Indonesia sudah diterapkan beberapa alternatif untuk mencegah
kemacetan tersebut, salah satunya adalah dengan dibangunnya jalan tol dan
monorel kereta api. Di Indonesia, jalan tol yang paling pertama diresmikan
merupakan tol Jagorawi pada tahun 1978 yang panjangnya sekitar 60 km pada
awalnya sangat membantu untuk mengatasi kemacetan, namun hingga kini, pada
jalur tol tersebut malah sering mengalami kemacetan. Monorel kereta api pun baru
ada di Jakarta saja dan itu masih dalam proses pembangunan dan belum
beroperasi, sehingga belum memberikan dampak penurunan kemacetan di
Indonesia.
Permintaan
akan
transportasi
yang
terus
meningkat
juga
akan
terus bertambah, sehingga upaya pemerintah membangun jalan tol dan monorel
menjadi kurang efektif.
Solusi yang Pernah Diterapkan untuk Mengatasi Kemacetan Di Indonesia
Kemacetan di Indonesia diproyeksikan akan terus bertambah buruk
mengingat jumlah penduduk kita yang terus bertambah, permintaan akan
transportasi pribadi yang kian meningkat dan juga munculnya produk mobil
dengan harga murah yang dapat memicu terjadinya kemacetan. Solusi yang
pernah diterapkan oleh pemerintah untuk mencegah kemacetan yaitu :
a. Jalan Tol (Jalan Bebas Hambatan)
JalanTol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan) adalah
suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun
untuk
mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain. Untuk menikmatinya, para
pengguna jalan tol harus membayar sesuai tarif yang berlaku.Penetapan tariff
didasarkan pada golongan kendaraan.Bangunan atau fasilitas di mana tol
dikumpulkan dapat disebut pintu tol, rumah tol, plaza tol atau di Indonesia lebih
dikenal sebagai gerbang tol. Bangunan ini biasanya ditemukan di dekat pintu
keluar, di awal atau akhir jembatan (misal: Jembatan Suramadu), dan ketika Anda
memasuki suatu jalan layang.
Pembangunan dari jalan tol di Indonesia kurang efektif karena walaupun
namanya yang bebas hambatan namun kemacetan sering terjadi pada daerah
yang disebut bebas hambatan ini. Bukan hanya macet saja, terkadang kecelakaan
dapat timbul saat terjadinya macet tersebut.
b. Busway
Busway adalah sebuah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT)
pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004 di
Jakarta, Indonesia. Sistem ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio yang
sukses di Bogota, Kolombia. Transjakarta dirancang sebagai modal transportasi
massal pendukung aktivitas ibukota yang sangat padat. Busway Transjakarta
(yang benar TransJakarta) merupakan sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang
di dunia (208 km), serta memiliki 228 halte yang tersebar dalam 12 koridor
(jalur), yang beroperasi dari 05.00 - 22.00 WIB. Program Busway ini diharapkan
mampu mengurangi angka kemacetan karena akan diharapkan masyarakat mampu
mengubah pandangan terhadap angkutan umum dengan akan dijanjikan fasilitas
yang memadai.
Namun solusi program Busway ini tidak berjalan sesuai dengan harapan.
Fasilitas-fasilitas penunjang yang dijanjikan pun tidak cocok dikatakan layak.
Selain itu, tingkat kriminal semakin tinggi. Busway ini juga menyebabkan
penyempitan ruas badan jalan sehingga kemacetan pun tak terelak lagi.
c. Monorel Kereta Api
Monorel adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel
tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan
sendirinya, kereta lebih lebar daripada relnya.Biasanya rel terbuat dari beton dan
roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional.
Monorel di Indonesia sedang dalam pembangunan jadi belum dapat
berkontribusi dalam mengurangi macetnya keadaan di Indonesia. Selain itu kasus
kecelakaan yang melibatkan kereta api yang memakan cukup banyak korban juga
sering terjadi di Indonesia, sehingga diperkirakan masyarakat yang mau
menggunakan kereta api menjadi berkurang, yang mengakibatkan pembangunan
monorel yang kurang efektif.
Jabatan TB (Jalan Bawah Tanah Truck & Bus) dalam Upaya Mengatasi
Kemacetan dan Meminimalisir Angka Kecelakaan
Jalan bawah tanah merupakan solusi mutakhir untuk kemacetan yang ada
di Indonesia. Dengan adanya jalan bawah tanah maka kemacetan dan angka
kecelakaan dapat diminimalisir. Mengapa? Kemacetan tidak hanya dipicu oleh
banyaknya kendaraan pribadi, namun banyaknya truk dan bus yang melintas di
suatu jalan juga menjadi penyebab utama kemacetan. Truk dan bus yang
gerakannya tidak secepat dan selincah mobil mobil pribadi serta ukurannya yang
implementasi
program
ini.
Pihak-pihak
yang
dapat
membantu
a. Pemerintah
Pemerintah yang dimaksud disini adalah Kementerian Perhubungan yang
ada di pemerintah pusat dan Dinas Perhubungan yang ada di pemerintah daerah
provinsi maupun kabupaten. Pemerintah berperan dalam hal :
(1) Penanggung jawab dan pelindung terhadap pelaksanaan program
(2) Pembuat kebijakan yang dapat mendukung tercapainya tujuan program
(3) Pengawas terhadap pelaksanaan program
b. Masyarakat
Masyarakat disini memiliki peran dalam ikut mensosialisasikan kepada
masyarakat lain tentang adanya pembangunan jalan bawah tanah ini dan fungsi
dari adanya pembangunan tersebut.
Langkah-Langkah Strategis yang Dilakukan
Jabatan TB merupakan suatu gagasan yang terbaik untuk mengurangi
kemacetan di Indonesia. Jabatan TB ini akan berhasil jika dilakukan sesuai
dengan
prosedur
atau
langkah-langkah
strategis
yang
tepat.
Dalam
KESIMPULAN
Pembangunan Jabatan TB merupakan cara paling efektif dalam
menanggulangi macet di kota kota besar Indonesia. Truk dan bus merupakan
faktor penyebab macet dikarenakan ukuran mereka yang besar sehingga jalan
terasa sempit. Jalan yang memang diperuntuk truk dan bus akan menanggulangi
kemacetan di jalur utama. Selain itu kerusakan pada jalan akibat beban berat dari
truk dan bus ini akan berkurang dan angka kecelakan yang dipicu karena rusaknya
jalan juga dapat berkurang.
Teknik implementasi yang akan diterapkan dalam Jabatan TB ini adalah
(1) tahap analisis data, dimana dalam analisis data ini digunakan untuk membahas
data fisik yang diperoleh di lapangan melalui metode observasi. (2) tahap
segmentasi sasaran program yang meliputi sasaran primer yaitu masyarakat, dan
sasaran sekunder yaitu pemerintah. (3) tahap sosialisasi program, tahap ini dapat
dilakukan secara personalia, maupun secara media massa dan elektronik. (4) tahap
persiapan strategis dimana pada tahap ini akan mendifinisikan tujuan program,
2014.
Statistik
Jumlah
Penduduk
Indonesia.
Dalam
Nama Institusi
SD
SD Lab
SMA
Anggota Pelaksana I
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
SD
SD N 1 Semarapura
SMP
SMP N 1
SMA
SMA N 1
Tengah
Semarapura
Semarapura
Jurusan
IPA
Tahun Masuk-Lulus
2000-2006
2006-2009
2009-2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa.
Anggota Pelaksana II
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD
SD No. 4
SMP
SMA
SMK N TI
Nama Institusi
SMP N 3 Banjar
Makassar
Kalibukbuk
Jurusan
Kimia Industri
Tahun Masuk-Lulus
2000 2006
2006 2009
2009 2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa.
No.
1
Nama /
Program
Bidang
NIM
Studi
Ilmu
Alokasi
Waktu
Uraian Tugas
I Dewa
Diploma
Analis
(jam/minggu)
14 jam/ 1
1. Bertanggungjawab
Gede Wira
(D3)
Kimia
minggu
Adiyasa
atas pembuatan
PKM-GT
2. Bertanggungjawab
dalam berkoordinasi
dengan dosen
I Komang
Sarjana
Pendidika
14 jam/ 1
Indra
(S1)
n Fisika
minggu
Wibawa
Kadek Agus
Diploma
Analis
14 jam/ 1
Sugiadnyan
(D3)
Kimia
minggu
pembimbing
1. Bertanggungjawab
dalam pengumpulan
refrensi terkait
1. Bertanggungjawab
dalam pengumpulan
refrensi terkait