org/wiki/Demam_berdarah_Dengue
Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk menularkan
(atau menyebarkan) virus dengue. Demam dengue juga disebut sebagai
"breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam
tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan
tulang mereka patah. Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam; sakit
kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan nyeri otot dan
persendian. Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu
dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah demam berdarah,
yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah (saluran yang
mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan
darah membeku). Yang kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan
tekanan darah rendah yang berbahaya.
Terdapat empat jenis virus dengue. Apabila seseorang telah terinfeksi satu jenis
virus, biasanya dia menjadi kebal terhadap jenis tersebut seumur hidupnya.
Namun, dia hanya akan terlindung dari tiga jenis virus lainnya dalam waktu
singkat. Jika kemudian dia terkena satu dari tiga jenis virus tersebut, dia mungkin
akan mengalami masalah yang serius.
Belum ada vaksin yang dapat mencegah seseorang terkena virus dengue
tersebut. Terdapat beberapa tindakan pencegahan demam dengue. Orang-orang
dapat melindungi diri mereka dari nyamuk dan meminimalkan jumlah gigitan
nyamuk. Para ilmuwan juga menganjurkan untuk memperkecil habitat nyamuk
dan mengurangi jumlah nyamuk yang ada. Apabila seseorang terkena demam
dengue, biasanya dia dapat pulih hanya dengan meminum cukup cairan, selama
penyakitnya tersebut masih ringan atau tidak parah. Jika seseorang mengalami
kasus yang lebih parah, dia mungkin memerlukan cairan infus (cairan yang
dimasukkan melalui vena, menggunakan jarum dan pipa infus), atau transfusi
darah (diberikan darah dari orang lain).
Sejak 1960-an, semakin banyak orang yang terkena demam dengue. Penyakit
tersebut mulai menimbulkan masalah di seluruh dunia sejak Perang Dunia
Kedua. Penyakit ini umum terjadi di lebih dari 110 negara. Setiap tahun, sekitar
50100 juta orang terkena demam dengue.
Deskripsi pertama dari demam dengue ditulis pada 1779. Pada awal abad ke-20,
para ilmuwan mengetahui bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh virus
dengue, dan bahwa virus tersebut ditularkan (atau disebarkan) oleh nyamuk.
dengue. Seringkali gejala muncul setelah 4 hingga 7 hari.[4] Oleh karena itu jika
seseorang baru kembali dari wilayah yang memiliki banyak kasus dengue,
kemudian ia menderita demam atau gejala lainnya setelah lebih dari 14 hari dia
kembali dari wilayah tersebut, kemungkinan penyakitnya tersebut bukan
dengue.[5]
Seringkali, apabila anak-anak terkena demam dengue, gejala yang muncul sama
dengan gejala pilek atau gastroenteritis (atau flu perut; misalnya, muntahmuntah dan diare).[6] Namun, anak-anak mungkin mengalami masalah yang
parah karena demam dengue.[5]
Kurang dari 5% dari orang dengan dengue mengalami renjat peredaran darah,
sindrom renjat dengue, dan demam berdarah.[5] Jika seseorang pernah
mengidap jenis dengue yang lain (infeksi sekunder), kemungkinan mereka
akan mengalami masalah yang serius.[5][12]
Pada fase penyembuhan, cairan yang keluar dari pembuluh darah diambil
kembali ke dalam aliran darah. [8] Fase penyembuhan biasanya berlangsung
selama 2 hingga 3 hari.[5] Pasien biasanya semakin pulih dalam tahap ini.
Namun, mereka mungkin menderita gatal-gatal yang parah dan detak jantung
yang lemah.[5][8] Selama fase ini, pasien dapat mengalami kondisi kelebihan
cairan (yakni terlalu banyak cairan yang diambil kembali). Jika terkena otak,
cairan tersebut dapat menyebabkan kejang atau perubahan derajat kesadaran
(yakni seseorang yang pikirannya, kesadarannya, dan perilakunya tidak seperti
biasanya).[5]
Foro close-up seekor nyamuk Aedes aegypti yang sedang menggigit kulit
manusia
Nyamuk Aedes aegypti mengambil dari manusia
Dengue virus ditularkan (atau disebarkan) sebagian besar oleh nyamuk Aedes,
khususnya tipe nyamuk Aedes aegypti.[2] Nyamuk ini biasanya hidup di antara
garis lintang 35 Utara dan 35 Selatan, di bawah ketinggian 1000 m.[2]
Terkadang, nyamuk juga tertular dengue dari manusia. Jika nyamuk betina yang
menggigit orang yang terinfeksi, nyamuk tersebut dapat tertular virus. Mulanya
virus hidup di sel yang menuju saluran pencernaan nyamuk. Sekira 8 hingga 10
hari berikutnya, virus menyebar ke kelenjar saliva nyamuk, yang memproduksi
saliva (atau "ludah"). Ini berarti bahwa saliva yang diproduksi oleh nyamuk
tersebut terinfeksi virus dengue. Oleh karena itu ketika nyamuk menggigit
manusia, saliva yang terinfeksi tersebut masuk ke dalam tubuh manusia dan
menginfeksi orang tersebut. Virus sepertinya tidak menimbulkan masalah pada
nyamuk yang terinfeksi, yang akan terus terinfeksi sepanjang hidupnya. Nyamuk
Aedes aegypti adalah nyamuk yang paling banyak menyebarkan dengue. Ini
karena nyamuk tersebut menyukai hidup berdekatan dengan manusia dan
makan dari manusia alih-alih dari binatang.[15] Nyamuk ini juga suka bertelur di
wadah-wadah air yang dibuat oleh manusia.
Dengue juga dapat disebarkan melalui produk darah yang telah terinfeksi dan
melalui donasi organ.[16][17] Jika seseorang dengan dengue mendonasikan
darah atau organ tubuh, yang kemudian diberikan kepada orang lain, orang
tersebut dapat terkena dengue dari darah atau organ yang didonasikan tersebut.
Di beberapa negara, seperti Singapura, dengue biasa terjadi. Di negara-negara
ini, antara 1,6 dan 6 transfusi darah dari setiap 10.000 menularkan dengue.
[18]Virus dengue juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan
atau ketika anak tersebut dilahirkan.[19] Dengue biasanya tidak ditularkan
dengan cara-cara lain.[7]
Apabila nyamuk menggigit orang, air liur nyamuk tersebut masuk ke kulit orang
tersebut. Jika nyamuk tersebut mengandung dengue, virus terbawa dalam air
liurnya. Sehingga apabila nyamuk tersebut menggigit orang, virusnya masuk ke
dalam kulit orang tersebut bersama air liur nyamuk. Virus tersebut tertanam dan
memasuki sel darah putih orang tersebut. (Sel darah putihnya seharusnya
membantu pertahanan tubuh dengan memerangi ancaman, seperti infeksi.)
Ketika sel darah putih tersebut bergerak-gerak di dalam tubuh, virus
memproduksi kembali (atau memperbanyak diri). Sel darah putih bereaksi
dengan cara memperbanyak protein pengisyarat (apa yang disebut dengan
sitokin), seperti faktor-faktor interleukin, interferon dan tumor nekrosis. Protein
ini menyebabkan demam, gejala yang menyerupai flu, dan rasa nyeri yang luar
biasa yang terjadi bersama dengue.
Jika seseorang menderita infeksi (serius), virus bereproduksi dengan lebih cepat.
Dengan semakin banyaknya virus, semakin banyak pula organ (seperti hati
dansumsum tulang) yang terkena dampaknya. Cairan dari aliran darah bocor
melalui dinding-dinding pembuluh darah kecil ke dalam rongga-rongga tubuh.
Oleh karena itu, lebih sedikit darah yang bersirkulasi (atau berputar di dalam
tubuh) di dalam pembuluh darah. Tekanan darah orang tersebut menjadi sangat
rendah sehingga jantungnya tidak dapat memasok cukup darah ke organ vital
(yang paling penting). Sumsum tulang juga tidak dapat membuat cukup platelet
yang dibutuhkan darah agar bisa membeku dengan benar. Tanpa cukup platelet,
orang tersebut akan memiliki masalah pendarahan. Pendarahan adalah
komplikasi berat dari dengue (satu dari masalah yang paling berat yang
diakibatkan oleh penyakit tersebut).[21]
Tanda peringatan biasanya akan tampak sebelum dengue menjadi parah.[8] Tes
tourniquet berguna apabila tes laboratorium tidak dapat dilakukan. Untuk
melakukan tes tourniquet, profesional pelayanan kesehatan akan membebatkan
Jika seseorang menderita dengue, perubahan paling awal yang dapat dilihat
pada tes laboratorium adalah jumlah sel darah putih yang sedikit. Jumlah platelet
yang sedikit dan asidosis metabolik juga merupakan tanda-tanda dengue.[5] Jika
seseorang terserang dengue parah, terdapat perubahan lainnya yang dapat
dilihat jika darahnya diteliti. Dengue yang parah menyebabkan cairan keluar dari
aliran darah. Ini menyebabkan hemokonsentrasi (di mana terdapat lebih sedikit
plasma bagian yang cair dari darah dan lebih banyak sel darah merah di
dalam darah). Ini juga menyebabkan level albumin yang rendah di dalam darah.
[5]
Terkadang, dengue yang parah menyebabkan efusi pleura yang besar (cairan
yang bocor menumpuk di sekitar paru-paru) atau asites (cairan menumpuk di
abdomen). If these are large enough, a health care professional may notice them
when he examines the person.[5] Profesional pelayanan kesehatan dapat
mendiagnosis shock dengue dari awal jika dia dapat menggunakan alat
ultrasound medis untuk mendeteksi adanya cairan tersebut di dalam tubuh.[1]
[5] Tetapi di beberapa wilayah di mana dengue adalah penyakit yang biasa
menyerang, para profesional pelayanan kesehatan dan klinik tidak memiliki
mesin ultrasound.[1]
Meskipun klasifikasi dengue telah diubah secara resmi, klasifikasi lama tersebut
masih sering digunakan.[22][5][23]
Dalam sistem lama WHO untuk klasifikasi, demam berdarah dibagi ke dalam
empat fase, yang disebut tingkat IIV:
Pada Tingkat I, pasien menderita demam. Dia mudah melebam atau memiliki
hasil tes tourniquet yang positif.
Pada Tingkat II, pasien mengeluarkan darah melalui kulit dan bagian lain
tubuhnya.
Pada Tingkat III, pasien menunjukkan tanda-tanda renjatan sirkulasi.
Pada Tingkat IV, pasien mengalami renjatan yang sangat parah sehingga
tekanan darah dan detak jantungnya tidak dapat dirasakan.[23] Tingkat III dan IV
disebut "sindrom renjatan dengue."[22][23]
Tes laboratorium[sunting | sunting sumber]
Demam dengue dapat didiagnosis menggunakan pengujian laboratorium
mikrobiologis.[22] Beberapa tes berbeda dapat dilakukan. Satu tes (isolasi virus)
mengisolasi (atau memisahkan) virus dengue dalam kultur (atau sampel) sel. Tes
lainnya (deteksi asam nukleat) mencari asam nukleat dari virus, menggunakan
teknik yang disebut reaksi rantai polimerase (PCR). Tes ketiga (deteksi antigen)
mencari antigen dari virus. Tes lainnya mencari beberapa antibodi di dalam
darah yang dibuat oleh tubuh untuk memerangi virus dengue.[20][24] Tes isolasi
virus dan deteksi asam nukleus bekerja lebih baik daripada deteksi antigen.
Namun, tes ini lebih mahal, sehingga tidak tersedia di banyak fasilitas
kesehatan.[24] Apabila dengue masih dalam tahap awal penyakit, semua hasil
tes mungkin negatif (berarti bahwa hasil tes tersebut tidak menunjukkan bahwa
pasien menderita penyakit tersebut).[5][20]
Kecuali tes antibodi, tes laboratorium hanya dapat mendiagnosis demam dengue
selama fase akut (awal) dari penyakit tersebut. Namun, tes antibodi dapat
memastikan bahwa orang tersebut menderita dengue dalam fase berikutnya dari
infeksti tersebut. Tubuh membuat antibodi yang secara khusus memerangi virus
dengue setelah 5 hingga 7 hari.[7][20][25]
Sebagian dari mereka dapat membaik hanya dengan meminum banyak cairan di
rumah, kemudian profesional pelayanan kesehatan akan memastikan keadaan
kesehatan mereka telah membaik. Sedangkan sebagian orang memerlukan
cairan infus dan transfusi darah.[27]Profesional pelayanan kesehatan dapat
menentukan untuk merujuk pasien ke rumah sakit jika pasien mengalami tandatanda peringatan serius, khususnya jika pasien tersebut telah mengalami kondisi
kesehatan kronis.[5]
Jika seorang pasien dalam masa pemulihan dari dengue, dia biasanya tidak akan
diberi cairan infus lagi sehingga pasien tidak mengalami kelebihan cairan.[5] Jika
kelebihan cairan terjadi, namun tanda-tanda vitalnya masih stabil (tidak
berubah), maka ini menjadi alasan yang cukup untuk menghentikan pemberian
cairan.[28] Jika pasien tidak lagi berada dalam masa kritis, pasien bisa diberikan
diuretik furosemide (Lasix). Ini dapat membantu mengeluarkan cairan berlebih
dari sirkulasi darah pasien.[28]
Dengue banyak terjadi di lebih dari 110 negara.[5] Setiap tahun, dengue
menginfeksi 50 hingga 100 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini juga
menyebabkan setengah juta perawatan di rumah sakit[1] dan sekira 12.500
hingga 25.000 kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.[6][29]
Dengue adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus dan paling banyak terjadi
yang disebarkan oleh arthropod.[12] Dengue diperkirakan telah menjadi beban
penyakit dari sekira 1600 tahun hidup tuna upaya (DALYS) per juta populasi. Ini
berarti bahwa dalam setiap satu juta orang, dengue menyebabkan hilangnya
kehidupan sekira 1600 tahun. Ini kira-kira sama dengan beban penyakit seperti
penyakit anak-anak dan penyakit tropis. Ini sama dengan yang diakibatkan oleh
penyakit pada anak-anak dan penyakit tropis lain.[20] Dengue dianggap sebagai
penyakit terpenting kedua, setelah malaria.[5] World Health Organization juga
mengakui dengue sebagai satu dari penyakit tropis yang diabaikan (berarti
bahwa dengue tidak ditangani secara cukup serius sebagaimana mestinya).[30]
Dengue semakin merajalela di seluruh dunia. Pada 2010, dengue 30 kali lebih
umum daripada pada 1960.[31] Beberapa hal yang dianggap sebagai penyebab
peningkatan dengue. Lebih banyak pasien yang terdampak tinggal di kota besar.
Populasi dunia (jumlah manusia di dunia) semakin besar. Lebih banyak orang
yang bepergian secara internasional (dari satu negara ke negara lainnya).
Pemanasan global juga dianggap telah berperan dalam peningkatan dengue
tersebut.[1]
Dengue paling sering terjadi di sekitar ekuator. 2,5 miliar penduduk tinggal di
wilayah di mana dengue terjadi. 70% dari populasi ini tinggal di Asia dan wilayah
Pasifik.[31] Di Amerika Serikat, 2,9% hingga 8% dari penduduknya yang baru
kembali dari wilayah di mana dengue terjadi, kemudian mereka mengalami
demam, terinfeksi ketika sedang melancong.[14] Pada kelompok ini, dengue
merupakan infeksi kedua yang paling banyak terdiagnosis, setelah after malaria.
[7]
Pada 1906, para ilmuwan membuktikan bahwa manusia terkena infeksi dari
nyamuk Aedes. Pada 1907, para ilmuwan menunjukkan bahwa viruslah yang
menyebabkan dengue. Ini adalah penyakit kedua yang ditunjukkan sebagai
penyakit yang disebabkan oleh virus. (Sebelumnya para ilmuwan telah
membuktikan bahwa viruslah yang menyebabkan sakit kuning.)[34]John Burton
Cleland dan Joseph Franklin Siler terus meneliti virus dengue, dan mengetahui
cara dasar virus menyebar.[34]
Dengue mulai menyebar dengan jauh lebih cepat selama dan setelah Perang
Dunia Kedua. Ini diperkirakan karena perang tersebut mengubah lingkungan
dengan cara berbeda. Jenis dengue berbeda juga menyebar ke wilayah
baru.Untuk pertama kalinya, manusia mulai mengalami demam berdarah
dengue. Bentuk penyakit yang parah ini pertama kali dilaporkan di Filipina pada
1953. Pada 1970an, demam berdarah dengue telah menjadi penyebab utama
kematian pada anak-anak. Penyakit tersebut juga mulai terjadi di wilayah Pasifik
dan Amerika.[33] Demam berdarah dengue serta sindrom renjat dengue
pertama kali dilaporkan di Amerika Tengah dan Selatan pada 1981. Pada saat itu,
profesional pelayanan kesehatan mengetahui bahwa orang yang terkena virus
dengue jenis 1 terkena dengue tipe 2 beberapa tahun kemudian.[11]
Orang-orang lain berpendapat bahwa nama "dengue" berasal dari West Indies.
Di West Indies, budak yang mengalami dengue disebut-sebut bahwa mereka
berdiri dan berjalan seperti seorang yang "flamboyan". Oleh karenanya, penyakit
tersebut juga disebut sebagai "demam flamboyan."[36][37]
Istilah "breakbone fever" pertama kali digunakan oleh Benjamin Rush, seorang
dokter dan merupakan Bapak Pendiri Amerika Serikat "Bapak Pendiri". Pada
1789, Rush menggunakan istilah "breakbone fever" dalam laporan mengenai
kejadian luar biasa dengue 1780 di Philadelphia. Dalam laporan tersebut, Rush
lebih banyak menggunakan istilah yang lebih formal "bilious remitting fever".[38]
[39] Istilah "demam dengue" belum banyak digunakan hingga setelah 1828.[37]
Sebelumnya, orang-orang menggunakan nama berbeda untuk penyakit ini.
Contohnya, dengue juga disebut "breakheart fever" dan "la dengue."[37] Nama
lain juga digunakan untuk dengue parah: contohnya, "infectious
thrombocytopenic purpura", "Philippine," "Thai," dan "Singapore hemorrhagic
fever."[37]
Para ilmuwan juga terus bekerja untuk membuat obat antivirus untuk mengobati
serangan demam dengue dan mencegah agar manusia tidak terkena komplikasi
parah.[42][43]Mereka juga berusaha untuk mengetahui bagaimana protein virus
tersebut tersusun. Ini mungkin dapat membantu mereka untuk membuat obatobatan yang bekerja efektif mengobati dengue.[43]
http://yankes.itb.ac.id/?page_id=355
Demam Berdarah atau Tifus ?
Demam berdarah dan tifus memiliki gejala yang dapat dikatakan hampir sama.
Kedua penyakit ini ditandai oleh gejala berupa demam yang cukup tinggi. Jika
kita salah menduga jenis penyakit yang diderita, nantinya akan bisa
menyebabkan kesalahan penanganan yang justru akan berakibat fatal bagi
penderita. Lantas apa saja sebetulnya perbedaan antara penyakit demam
berdarah dan tifus?
Penyebab
Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue, sehingga penyakit ini dikenal
juga dengan nama DBD yang merupakan singkatan dari Demam Berdarah
Dengue. Terdapat 4 jenis virus demam berdarah yang biasa menyerang manusia.
Itulah yang menyebabkan pada beberapa kasus penderita demam berdarah
yang satu menunjukkan gejala yang berbeda dengan penderita demam berdarah
lainnya. Penyakit ini menular dari satu penderita ke penderita lainnya melalui
nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya mengisap
darah penderita DBD, jika kemudian menggigit orang lain yang sehat maka virus
demam berdarah akan berpindah ke orang sehat tersebut dan orang tersebut
akan menderita demam berdarah.
Berbeda dengan demam berdarah, penyakit tifus disebabkan oleh bakteri yang
bernama Salmonella typhi. Bakteri ini berkembang cepat pada tempat-tempat
yang kotor. Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga pembawa bakteri,
salah satunya adalah lalat. Bakteri ini oleh lalat dibawa ke makanan atau
minuman dan seterusnya akan masuk ke dalam tubuh orang yang
mengkonsumsinya, menyebabkan orang tersebut terkena penyakit tifus.
Gejala
Pada penderita demam berdarah, gejala-gejala yang biasa ditemui adalah:
darah mirip seperti saat melakukan pemeriksaan tekanan darah. Setelah itu
biasanya bintik merah akan terlihat.
Setelah hari ketiga, biasanya demam akan turun dan penderita akan merasa
sudah sembuh tetapi setelah itu demam dapat menyerang kembali. Pada masa
ini sebaiknya berhati-hati agar tidak menganggap sudah sembuh dan tidak
menjaga kesehatan.
Sementara pada penderita tifus, gejala yang muncul adalah :
Pada awalnya demam yang dialami tidak terlalu tinggi, lalu kemudian akan
meningkat terus hingga lebih dari 38 oC.
Khusus pada malam hari, suhu akan meningkat dan akan turun pada pagi hari.
Inilah yang membedakan demam tifus dengan demam pada demam berdarah.
Batuk dan sakit tenggorokan
Diare dan nyeri perut
Pemeriksaan
Cara yang paling tepat untuk mengetahui apakah seseorang menderita demam
berdarah atau tifus adalah dengan melakukan pemeriksaan darah. Dari
pemeriksaan darah akan dapat diketahui secara pasti penyakit yang diderita.
Sementara untuk pasien tifus dapat dilakukan tes Widal. Pemeriksaan dilakukan
untuk mengetahui apakah pada darah mengandung antibodi terhadap bakteri
Salmonella typhi atau tidak. Jika hasil menunjukkan > 1/160 berarti positif
menderita tifus. Pemeriksaan lain dapat dilakukan dengan memeriksa tinja
penderita karena pada tinja penderita tifus biasanya terdapat bakteri Salmonella
typhi.
Pengobatan
Tidak ada obat khusus untuk mengobati penderita demam berdarah karena tidak
ada vaksin untuk membunuh virus dengue. Hal yang dapat dilakukan adalah
dengan menjaga agar penderita tidak mengalami dehidrasi. Jika penderita tidak
dapat makan dengan baik, mengalami diare atau muntah, ada baiknya penderita
dirawat di rumah sakit agar dapat dibantu dengan infus.
Cara Pencegahan
Cara pencegahan penyakit demam berdarah adalah melalui gerakan 3M.
Gerakan 3M yang dimaksud adalah menguras bak mandi, menutup tempat
penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas.
Sementara untuk mencegah penyakit tifus dapat dilakukan dengan cara menjaga
lingkungan tetap bersih sehingga bakteri tifus tidak dapat berkembang biak.
Selain itu pilihlah makanan dan minuman yang bersih untuk dikonsumsi.
http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/05/gejala-demam-berdarah-danpertolongan.html
Gejala Demam Berdarah dan Pertolongan Pertama
Demam Berdarah Dengue atau disingkat DBD disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegipty atau Aedes albopictus
berkelamin betina. Nyamuk berkaki belang-belang putih ini menggigit manusia di
siang hari.
Virus dengue terdiri dari empat jenis (strain), yakni dengue tipe 1, 2, 3 dan 4.
Namun tipe yang dominan di Indonesia adalah tipe 3. Virus dengue
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan
darah sehingga mengakibatkan perdarahan, dapat menimbulkan kematian.
Demam Berdarah
Gejala penyakit DBD sampai sekarang memang tidak terduga. Namun secara
umum, penyakit ini memiliki ciri seperti panas tinggi, pusing, bahkan muntah
darah. Namun sayangnya, gejala yang sama sering ditemukan pada penyakit
lain. Akibatnya, sampai sekarang sering terjadi salah diagnosis. Oleh sebab itu,
Anda harus lebih waspada dan mengenali gejala lainnya.
1. Mendadak panas tinggi selama 2 - 7 hari, tampak lemah lesu suhu badan
antara 38C sampai 40C atau lebih.
2. Tampak binti-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik merah
itu tidak hilang.
8. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin Berkeringat
Perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, tempat suntikan
atau ditempat lainnya
Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai bentuk pertolongan
pertama terhadap penderita demam berdarah yaitu:
Memberikan minum sebanyak mungkin.
Kompres agar panasnya turun.
Memberikan obat penurun panas.
Jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik segera bawa ke
rumah sakit atau puskesmas.
Jika tidak bisa minum atau muntah terus menerus, kondiai bertambah parah,
kesadaran menurun atau hilang maka harus dirawat di rumah sakit.
Penyakit Demam Berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang
mengandung virus Dengue.
1. Pemberantasan
Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara; Menguras, menutup, mengubur
barang bekas yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.
3. Abatisasi
Yaitu dengan menaburkan bubuk abate ke dalam bak mandi atau tempat
penampungan air.
Demam Berdarah Dengue atau disingkat DBD disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegiptyatau Aedes
Virus dengue terdiri dari empat jenis (strain), yakni dengue tipe 1, 2, 3 dan 4.
Namun tipe yang dominan di Indonesia adalah tipe 3. Virus dengue
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan
darah sehingga mengakibatkan perdarahan, dapat menimbulkan kematian.
Gejala penyakit DBD sampai sekarang memang tidak terduga. Namun secara
umum, penyakit ini memiliki ciri seperti panas tinggi, pusing, bahkan muntah
darah. Namun sayangnya, gejala yang sama sering ditemukan pada penyakit
lain. Akibatnya, sampai sekarang sering terjadi salah diagnosis. Oleh sebab itu,
Anda harus lebih waspada dan mengenali gejala lainnya.
1. Mendadak panas tinggi selama 2 - 7 hari, tampak lemah lesu suhu badan
antara 38C sampai 40C atau lebih.
2. Tampak binti-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik merah
itu tidak hilang.
8. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin Berkeringat
Perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, tempat suntikan
atau ditempat lainnya
Kenaikan nilai 20% hematokrit atau lebih tergantung umur dan jenis kelamin
Menurunnya nilai hematokrit dari nilai dasar 20 % atau lebih sesudah
pengobatan
Tanda-tanda pembesaran plasma yaitu efusi pleura, asites, hipo -proteinaemia
Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai bentuk pertolongan
pertama terhadap penderita demam berdarah yaitu:
Menimbulkan gejala
Demam Dengue
o Nyeri kepala
o Nyeri belakang bola mata
o Nyeri otot dan nyeri sendi
o Flushing ( muka panas kemerahan), ruam kulit
o Mual, muntah
Nyeri perut, karena ada pembengkakan hati.
perdarahan ( bintik-bintik merah di kulit)
Manifestasi Leukopenia (jumlah angka lekosit di bawah nilai normal).
Angka Trombosit masih dalam rentang normal, atau menurun(Trombositopenia)
c. Demam Berdarah Dengue(DBD)
Perbedaan utama DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya kebocoran
cairan darah pada pembuluh darah, yang menyebabkan darah mengental.
Adanya kebocoran cairan darah ini ditunjukkan dengan nilai hematokrit yang
meningkat (Hemokonstrasi)
o DBD I
o DBD II
: hemokonsentrasi, trombositopenia, perdarahan spontan
( mimisan, gusi berdarah, muntah darah, kencing darah, berak darah)
o DBD III
o DBD IV
Masa akut (Hari 1,2,3): muncul gejala-gejala. Demam 2 hari pertama dapat
dipastikan DD dengan pemeriksaan lab Ns 1 Ag
Masa kritis (Hari 4,5,6): suhu tubuh mulai turun, jumlah trombosit turun dan
darah mengental.
Kritis karena dapat terjadi perdarahan dan syok
Masa pemulihan
(Hari 7,8)
penyebab-penyakit-demam-berdarah
Demam berdarah ini sering dijumpai di wilayah tropis yang memiliki curah hujan
tinggi. Inilah yang menjadi mudahnya nyamuk berkembang biak dalam
genangan air. Biasanya jenis penyakit berbahaya ini terjadi di wilayah Asia
Tenggara, terutama Indonesia.
Gejala klinis demam berdarah ini bisa diketahui dari demam yang tinggi dan
mendadak selama 2 hingga 7 hari. Muncul bintik merah di area kulit pergelangan
tangan yang disebabkan pecahnya pembuluh darah.
Disamping gejala diatas, tubuh penderita DBD juga akan menggigil, pusing,
muntah, yang disertai dengan sakit kepala. Bahkan penyebab penyakit demam
berdarah ini mengakibatkan nafsu makan penderita DBD akan turun drastis.
Pada persendian, badan akan terasa sangat pegal dan sakit. Jika mengalami
gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
tindakan lebih lanjut. Umumnya penderita akan mengalami penurunan trombosit
sehingga harus mendapatkan perawatan secara intensif di Rumah Sakit.
Masa penyembuhan penyakit demam berdarah ini berbeda dari penyakit lainnya.
Pada fase pertama, penderita akan mengalami sejumlah gejala seperti yang
sudah dijelaskan diatas (nyeri persendian, demam tinggi, muntah dll).
Pada fase kedua umumnya terjadi pada hari ke lima, dimana demam mulai turun
yang diikuti penurunan trombosit. Gejala seperti ini terkadang disinyalir
sembuhnya penyakit, padahal fase tersebut menjadi masa kritisnya penyakit
DBD. Dan fase terakhir yang menjadi penyebab penyakit demam berdarah
adalah keadaan penderita DBD mulai membaik. Nafsu makan mulai pulih
kembali, peredaran darah stabil dan frekuensi kencing kembali normal.
http://www.deherba.com/beberapa-tanaman-berkhasiat-untuk-demamberdarah.html
Penyakit mematikan ini biasanya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, yang
kerap menyerang di kala musim penghujan datang. WHO telah memperkirakan
bahwa dalam setiap tahunnya ada sedikitnya 50-100 juta kasus infeksi demam
berdarah di berbagai belahan dunia.
Meniran
Meniran atau Phyllanthus Urinaria memiliki kandungan yang dapat meningkatkan
trombosit darah sehingga sangat baik digunakan sebagai obat alternatif dalam
mengatasi demam berdarah dengue (DBD). Di dalam Meniran terkandung zat
yang disebut flavonoid yang memiliki manfaat untuk meningkatkan kadar
trombosit dalam darah.
Kunyit
Sama halnya dengan Meniran, kunyit atau nama latinnya Curcuma domestica ini
juga bermanfaat untuk mengobati demam berdarah. Di samping itu, kunyit juga
memiliki khasiat lainnya seperti anti-mikroba, anti-virus HIV, antioksidan, antitumor, anti-invasi sel kanker, menghambat perkembangan tumor payudara, dan
juga mengobati penyakit pencernaan.
Pepaya Gandul
Beberapa kandungan yang dimiliki oleh pepaya antara lain kontinin, miosmin,
glikosida, karposid, karpain, papain. Pepaya yang lebih efektif digunakan untuk
mengobati penyakit demam berdarah ialah daun Pepaya jantan (Pepaya Gandul).
Adapun manfaat lainnya dari daun Pepaya (selain untuk pengobatan demam
berdarah) yakni untuk obat pencahar, demam malaria, penyakit cacing,
merangsang sistem ekskresi empedu serta membantu proses pencernaan.
Menurut hasil penelitian, kandungan Papain dalam daun Pepaya memiliki efek
terapi pada penderita pembengkakan organ hati, kelamin, mata dan usus halus.
Adanya pembengkakan organ hati ditemukan pada penderita demam berdarah.
Daun Pepaya juga memiliki manfaat sebagai antioksidan, anti-koagulan, dan
dapat menyembuhkan luka pada lambung dan usus.
Temu Ireng
Temu ireng juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati penyakit akibat kerusakan
sel-sel hati yang biasanya terjadi pada penderita demam berdarah. Selain itu,
Temu ireng memiliki manfaat lainnya seperti untuk mengobati luka lambung dan
usus, penyakit asma, batuk, menambah nafsu makan, mencegah terjadinya
obesitas, rematik, dan lainnya.
Jambu Biji
Sama halnya dengan Meniran, Jambu biji juga mengandung flavonoid yang dapat
meningkatkan kadar trombosit dalam darah. Dalam daun Jambu biji terbukti
mengandung tanin, minyak atsiri, dan minyak lemak. Dalam buahnya
mengandung vitamin C yang tinggi.
Dalam sejumlah penelitian, terungkap bahwa daun Jambu biji sudah terbukti
dapat menghambat aktifitas enzim reverse transcriptase dari virus dengue,
kandungan tanin yang mampu menghambat enzim reverse transcriptase
Menurut uji klinis, pemberian ekstrak kering daun Jambu biji selama 5 hari bisa
mempercepat pencapaian jumlah trombosit >100.000/l, pemberian ekstrak
kering setiap 4-6 jam meningkatkan jumlah trombosit >100.000/l setelah 12-14
jam, tanpa menimbulkan efek samping yang berarti.
Anda tak percaya? Cobalah ketika Anda atau orang-orang terdekat di sekeliling
yang terkena demam berdarah dengue menggunakan tanaman berkhasiat yang
telah disebutkan di atas. Prinsipnya, kalau bisa diobati dengan mudah, kenapa
mesti memilih pengobatan yang mahal. Namun, kalau tak mempan juga, tentu
diperlukan campur tangan dokter.
http://www.litbang.depkes.go.id/node/124
Sampai saat ini belum ada obat spesifik bagi penderita demam berdarah. Untuk
itu dibutuhkan usaha yang terus-menerus dari berbagai pihak khususnya
penelitian bagi vaksin DBD ini. Informasi ini juga yang telah disampaikan oleh
Dra. Bety Ernawati Dewi, Ph. D dari Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia dan dr. Whinnie, M.Kes dalam Pertemuan Ilmiah Berkala Badan
Litbangkes yang dihadiri oleh Sekretaris Badan litbangkes, Ria Sukarno, SKM,
MCN, para peneliti dan unit di lingkungan Badan Litbangkes maupun peminat
dari luar.
Peneliti dr. Whinnie, M.Kes dengan "Produksi Protein Rekombinan Non Structural
1 Virus Dengue Sterotype 1 Strain Indonesia" pada system yeast pengembangan
kandidat vaksin dengue menyatakan konstruksi plasmid rekombinan (strain lokal
Indonesia) dan protein rekombinan NS1 DEN-1 mempunyai berat molekul sekitar
70 kDa. Selain itu juga beliau menyampaikan bahwa Pichia pastoris merupakan
sistem ekspresi yang efisien untuk glikoprotein NS1 full-length virus Dengue
dengan level produksi yang cukup tinggi hingga 60,4 mg/l. Hasil pemeriksaan
ELISA menunjukkan, bahwa protein rekombinan NS1 DEN-1 dapat berfungsi
sebagai antigen dengan konsentrasi yang cukup tinggi sesuai dengan wild
typenya untuk pengembangan kandidat vaksin. dr. Whinnie menyarankan masih
diperlukan penelitian lanjutan untuk menguji respon imun & status kekebalan
dari kandidat vaksin subunit protein rekombinan NS1 DEN-1 di hewan coba.
Dalam pertemuan kali ini, satu hal penting yang diungkapkan Sekretaris Badan
litbangkes adalah suatu kegiatan tidak boleh berhenti oleh karena alasan emosi
semata, semua harus tetap berlanjut apapun keadaannya. Harapan itu juga yang
berlaku pada penelitian vaksin DBD, yang harus dilakukan terus-menerus,
berkesinambungan dan dengan uji coba yang tak pernah berhenti. Sebuah
harapan kiranya di tahun-tahun mendatang negara ini terbebas dari penyakit
demam berdarah. Untuk informasi selanjutnya mengenai materi dapat
menghubungi narasumber dengan alamat Dra. Bety Ernawati Dewi, Ph. D dari
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl. Salemba Raya 6 Jakarta
10430 Indonesia. Phone +62-21-3908157, 3929106, 3920185 Fax +62-213911873 email combed.sg@gmail.com dan dr. Whinnie, M.Kes , Peneliti Pusat
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes Kementerian
Kesehatan Jl. Percetakan negara no.29 Jakarta. SALAM SEHAT (UC-dishumas)