Anda di halaman 1dari 34

http://id.wikipedia.

org/wiki/Demam_berdarah_Dengue

Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk menularkan
(atau menyebarkan) virus dengue. Demam dengue juga disebut sebagai
"breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam
tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan
tulang mereka patah. Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam; sakit
kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan nyeri otot dan
persendian. Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu
dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah demam berdarah,
yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah (saluran yang
mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan
darah membeku). Yang kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan
tekanan darah rendah yang berbahaya.

Terdapat empat jenis virus dengue. Apabila seseorang telah terinfeksi satu jenis
virus, biasanya dia menjadi kebal terhadap jenis tersebut seumur hidupnya.
Namun, dia hanya akan terlindung dari tiga jenis virus lainnya dalam waktu
singkat. Jika kemudian dia terkena satu dari tiga jenis virus tersebut, dia mungkin
akan mengalami masalah yang serius.

Belum ada vaksin yang dapat mencegah seseorang terkena virus dengue
tersebut. Terdapat beberapa tindakan pencegahan demam dengue. Orang-orang
dapat melindungi diri mereka dari nyamuk dan meminimalkan jumlah gigitan
nyamuk. Para ilmuwan juga menganjurkan untuk memperkecil habitat nyamuk
dan mengurangi jumlah nyamuk yang ada. Apabila seseorang terkena demam
dengue, biasanya dia dapat pulih hanya dengan meminum cukup cairan, selama
penyakitnya tersebut masih ringan atau tidak parah. Jika seseorang mengalami
kasus yang lebih parah, dia mungkin memerlukan cairan infus (cairan yang

dimasukkan melalui vena, menggunakan jarum dan pipa infus), atau transfusi
darah (diberikan darah dari orang lain).

Sejak 1960-an, semakin banyak orang yang terkena demam dengue. Penyakit
tersebut mulai menimbulkan masalah di seluruh dunia sejak Perang Dunia
Kedua. Penyakit ini umum terjadi di lebih dari 110 negara. Setiap tahun, sekitar
50100 juta orang terkena demam dengue.

Para ahli sedang mengembangkan obat-obatan untuk menangani virus secara


langsung. Masyarakat pun melakukan banyak usaha untuk membasmi nyamuk.

Deskripsi pertama dari demam dengue ditulis pada 1779. Pada awal abad ke-20,
para ilmuwan mengetahui bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh virus
dengue, dan bahwa virus tersebut ditularkan (atau disebarkan) oleh nyamuk.

Tanda dan gejala[sunting | sunting sumber]

Gambaran torso manusia dengan anak panah yang menunjukkan organ-organ


tubuh yang terkena virus pada berbagai tahap demam dengue
Gambar yang memperlihatkan gejala demam dengue
Sekira 80% dari pasien (atau 8 dari 10 pasien) yang terinfeksi virus dengue tidak
menunjukkan gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan (seperti demam
biasa).[1][2][3] Sekira 5% dari orang yang terinfeksi (atau 5 dari 100) akan
mengalami infeksi berat. Penyakit tersebut bahkan mengancam jiwa sedikit dari
mereka. Pada sebagian kecil penderita ini, penyakit tersebut mengancam jiwa.
[1][3] Gejala akan muncul antara 3 dan 14 hari setelah seseorang terpajan virus

dengue. Seringkali gejala muncul setelah 4 hingga 7 hari.[4] Oleh karena itu jika
seseorang baru kembali dari wilayah yang memiliki banyak kasus dengue,
kemudian ia menderita demam atau gejala lainnya setelah lebih dari 14 hari dia
kembali dari wilayah tersebut, kemungkinan penyakitnya tersebut bukan
dengue.[5]

Seringkali, apabila anak-anak terkena demam dengue, gejala yang muncul sama
dengan gejala pilek atau gastroenteritis (atau flu perut; misalnya, muntahmuntah dan diare).[6] Namun, anak-anak mungkin mengalami masalah yang
parah karena demam dengue.[5]

Laju penyakit secara klinis[sunting | sunting sumber]


Gejala klasik demam dengue adalah demam yang terjadi secara tiba-tiba; sakit
kepala (biasanya di belakang mata); ruam; nyeri otot dan nyeri sendi. Julukan
"demam sendi" untuk penyakit ini menggambarkan betapa rasa sakit yang
ditimbulkannya dapat menjadi sangat parah.[1][7]Demam dengue terjadi dalam
tiga tahap: demam, kritis, dan pemulihan.[8]

Pada fase demam, seseorang biasanya mengalami demam tinggi. ("Demam"


berarti bahwa seseorang mengalami demam.) Panas badan seringkali mencapai
40 derajat Celsius (104 derajat Fahrenheit). Penderita juga biasanya menderita
sakit yang umum atau sakit kepala. Fase febrile biasanya berlangsung selama 2
hingga 7 hari.[7][8] Pada fase ini, sekira 50 hingga 80% pasien dengan gejala
mengalami ruam.[7][9] Pada hari pertama atau kedua, ruam akan tampak
seperti kulit yang terkena panas (merah). Selanjutnya (pada hari ke-4 hingga hari
ke-7), ruam tersebut akan tampak seperti campak.[9][10] Bintik merah kecil
(petechiae) dapat muncul di kulit. Bintik-bintik ini tidak hilang jika kulit ditekan.
Bintik-bintik ini disebabkan oleh pembuluh kapiler yang pecah. [8] Penderita
mungkin juga mengalami perdarahan ringan membran mukus mulut dan hidung.
[5][7] Demam itu sendiri cenderung akan berhenti (pulih) kemudian terjadi lagi
selama satu atau dua hari. Namun, pola ini berbeda-beda pada masing-masing
penderita.[10][11]

Pada beberapa penderita, penyakit berkembang ke fase kritis setelah demam


tinggi mereda. Fase kritis tersebut biasanya berlangsung selama hingga 2 hari.
[8] Selama fase ini, cairan dapat menumpuk di dada dan abdomen. Hal ini terjadi
karena pembuluh darah kecil bocor. Cairan tersebut akan semakin banyak,
kemudian cairan berhenti bersirkulasi di dalam tubuh. Ini berarti bahwa organorgan vital (terpenting) tidak mendapatkan suplai darah sebanyak biasanya.[8]
Karena itu, organ-organ tersebut tidak bekerja secara normal. Penderita penyakit

tersebut juga dapat mengalami perdarahan parah (biasanya dari saluran


gastrointestinal.)[5][8]

Kurang dari 5% dari orang dengan dengue mengalami renjat peredaran darah,
sindrom renjat dengue, dan demam berdarah.[5] Jika seseorang pernah
mengidap jenis dengue yang lain (infeksi sekunder), kemungkinan mereka
akan mengalami masalah yang serius.[5][12]

Pada fase penyembuhan, cairan yang keluar dari pembuluh darah diambil
kembali ke dalam aliran darah. [8] Fase penyembuhan biasanya berlangsung
selama 2 hingga 3 hari.[5] Pasien biasanya semakin pulih dalam tahap ini.
Namun, mereka mungkin menderita gatal-gatal yang parah dan detak jantung
yang lemah.[5][8] Selama fase ini, pasien dapat mengalami kondisi kelebihan
cairan (yakni terlalu banyak cairan yang diambil kembali). Jika terkena otak,
cairan tersebut dapat menyebabkan kejang atau perubahan derajat kesadaran
(yakni seseorang yang pikirannya, kesadarannya, dan perilakunya tidak seperti
biasanya).[5]

Masalah terkait[sunting | sunting sumber]


Sesekali, dengue dapat memengaruhi sistem lain di dalam tubuh manusia. [8]
Seseorang yang terkena dengue dapat menderita gejalanya saja, atau disertai
gejala dengue klasik juga.[6] Tingkat kesadaran yang menurun terjadi pada 0,5
6% dari kasus parah. Ini dapat terjadi apabila virus dengue menyebabkan infeksi
di otak. Ini juga dapat terjadi apabila organ vital, seperti hati, tidak berfungsi
dengan baik.[6][11]

Kelainan neurologikal lainnya (kelainan yang memengaruhi otak dan saraf)


dilaporkan terjadi pada pasien yang mengalami demam dengue. Misalnya,
dengue dapat menyebabkan mielitis melintang dan sindrom Guillain-Barr.[6]
Meskipun hal ini hampir tidak pernah terjadi, dengue juga dapat mengakibatkan
infeksi jantung dan gagal ginjal akut.[5][8]

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Gambar mikroskopis elektron transmisi yang menunjukkan virus dengue


Gambar yang diperbesar menunjukkan virus dengue (the cluster of dark dots
near the center)
Demam dengue disebabkan oleh virus dengue. Dalam sistem ilmiah yang
menamakan dan mengklasifikasikan virus, virus dengue tersebut merupakan
bagian dari famili Flaviviridae dan genus Flavivirus. Virus lainnya juga
merupakan bagian dari famili yang sama dan menyebabkan penyakit pada
manusia. Contohnya, virus yellow fever, West Nile virus, St. Louis encephalitis
virus, Japanese encephalitis virus, tick-borne encephalitis virus, Kyasanur forest
disease virus, and Omsk hemorrhagic fever virus all belong to the
familyFlaviviridae..[11] Most of these viruses are spread by mosquitoes or ticks.
[11]

Penularan[sunting | sunting sumber]

Foro close-up seekor nyamuk Aedes aegypti yang sedang menggigit kulit
manusia
Nyamuk Aedes aegypti mengambil dari manusia
Dengue virus ditularkan (atau disebarkan) sebagian besar oleh nyamuk Aedes,
khususnya tipe nyamuk Aedes aegypti.[2] Nyamuk ini biasanya hidup di antara
garis lintang 35 Utara dan 35 Selatan, di bawah ketinggian 1000 m.[2]

Nyamuk-nyamuk tersebut lebih sering menggigit pada siang hari.[13] Satu


gigitan dapat menginfeksi manusia.[14]

Terkadang, nyamuk juga tertular dengue dari manusia. Jika nyamuk betina yang
menggigit orang yang terinfeksi, nyamuk tersebut dapat tertular virus. Mulanya
virus hidup di sel yang menuju saluran pencernaan nyamuk. Sekira 8 hingga 10
hari berikutnya, virus menyebar ke kelenjar saliva nyamuk, yang memproduksi
saliva (atau "ludah"). Ini berarti bahwa saliva yang diproduksi oleh nyamuk
tersebut terinfeksi virus dengue. Oleh karena itu ketika nyamuk menggigit
manusia, saliva yang terinfeksi tersebut masuk ke dalam tubuh manusia dan
menginfeksi orang tersebut. Virus sepertinya tidak menimbulkan masalah pada
nyamuk yang terinfeksi, yang akan terus terinfeksi sepanjang hidupnya. Nyamuk
Aedes aegypti adalah nyamuk yang paling banyak menyebarkan dengue. Ini
karena nyamuk tersebut menyukai hidup berdekatan dengan manusia dan
makan dari manusia alih-alih dari binatang.[15] Nyamuk ini juga suka bertelur di
wadah-wadah air yang dibuat oleh manusia.

Dengue juga dapat disebarkan melalui produk darah yang telah terinfeksi dan
melalui donasi organ.[16][17] Jika seseorang dengan dengue mendonasikan
darah atau organ tubuh, yang kemudian diberikan kepada orang lain, orang
tersebut dapat terkena dengue dari darah atau organ yang didonasikan tersebut.
Di beberapa negara, seperti Singapura, dengue biasa terjadi. Di negara-negara
ini, antara 1,6 dan 6 transfusi darah dari setiap 10.000 menularkan dengue.
[18]Virus dengue juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan
atau ketika anak tersebut dilahirkan.[19] Dengue biasanya tidak ditularkan
dengan cara-cara lain.[7]

Risiko[sunting | sunting sumber]


Dibandingkan dengan orang dewasa, bayi dan anak kecil yang menderita dengue
lebih berisiko mengalami infeksi yang serius. Anak-anak cenderung berisiko
mengalami sakit berat apabila mereka tergolong anak-anak yang berkecukupan
gizi (jika mereka sehat dan memakan makanan bergizi).[5] (Ini berbeda dari
banyak infeksi lainnya, yang biasanya lebih parah terjadi pada anak-anak yang
termasuk golongan kurang gizi, tidak sehat, atau tidak memakan makanan
bergizi.) Perempuan lebih cenderung terserang sakit yang lebih parah daripada
laki-laki.[20] Dengue bisa mengancam jiwa pada pasien dengan penyakit kronis
(jangka panjang), seperti diabetes dan asma.[20]

Mekanisme[sunting | sunting sumber]

Apabila nyamuk menggigit orang, air liur nyamuk tersebut masuk ke kulit orang
tersebut. Jika nyamuk tersebut mengandung dengue, virus terbawa dalam air
liurnya. Sehingga apabila nyamuk tersebut menggigit orang, virusnya masuk ke
dalam kulit orang tersebut bersama air liur nyamuk. Virus tersebut tertanam dan
memasuki sel darah putih orang tersebut. (Sel darah putihnya seharusnya
membantu pertahanan tubuh dengan memerangi ancaman, seperti infeksi.)
Ketika sel darah putih tersebut bergerak-gerak di dalam tubuh, virus
memproduksi kembali (atau memperbanyak diri). Sel darah putih bereaksi
dengan cara memperbanyak protein pengisyarat (apa yang disebut dengan
sitokin), seperti faktor-faktor interleukin, interferon dan tumor nekrosis. Protein
ini menyebabkan demam, gejala yang menyerupai flu, dan rasa nyeri yang luar
biasa yang terjadi bersama dengue.

Jika seseorang menderita infeksi (serius), virus bereproduksi dengan lebih cepat.
Dengan semakin banyaknya virus, semakin banyak pula organ (seperti hati
dansumsum tulang) yang terkena dampaknya. Cairan dari aliran darah bocor
melalui dinding-dinding pembuluh darah kecil ke dalam rongga-rongga tubuh.
Oleh karena itu, lebih sedikit darah yang bersirkulasi (atau berputar di dalam
tubuh) di dalam pembuluh darah. Tekanan darah orang tersebut menjadi sangat
rendah sehingga jantungnya tidak dapat memasok cukup darah ke organ vital
(yang paling penting). Sumsum tulang juga tidak dapat membuat cukup platelet
yang dibutuhkan darah agar bisa membeku dengan benar. Tanpa cukup platelet,
orang tersebut akan memiliki masalah pendarahan. Pendarahan adalah
komplikasi berat dari dengue (satu dari masalah yang paling berat yang
diakibatkan oleh penyakit tersebut).[21]

Diagnosis[sunting | sunting sumber]


Biasanya, profesional pelayanan kesehatan mendiagnosis dengue dengan cara
memeriksa pasien dan menyadari bahwa gejala-gejalanya cocok dengan dengue.
Profesional pelayanan kesehatan khususnya akan dapat mendiagnosis dengue
dengan cara ini di wilayah di mana penyakit ini banyak terjadi. [1] Namun,
apabila dengue masih dalam fase awalnya, sulit untuk membedakannya dengan
infeksi virus lainnya (infeksi yang disebabkan oleh virus).[5] Seorang pasien
mungkin menderita dengue jika dia demam dan dua dari gejala berikut ini: mual
dan muntah; ruam; generalized pains (pain all over); jumlah sel darah putih
sedikit; atau hasil tes tourniquet yang positif. Tanda-tanda plus demam biasanya
merupakan sinyal bahwa pasien tersebut menderita dengue di wilayah di mana
penyakit tersebut banyak terjadi [22].

Tanda peringatan biasanya akan tampak sebelum dengue menjadi parah.[8] Tes
tourniquet berguna apabila tes laboratorium tidak dapat dilakukan. Untuk
melakukan tes tourniquet, profesional pelayanan kesehatan akan membebatkan

alat pengukur tekanan darah di lengan pasien selama 5 menit. Petugas


kesehatan tersebut akan menghitung bintik-bintik merah kecil di kulit pasien.
Jumlah bintik yang semakin banyak berarti bahwa orang tersebut mungkin
menderita demam dengue.[8]

Sulit membedakan demam dengue dan chikungunya. Chikungunya adalah infeksi


virus yang mirip dan memiliki banyak gejala yang sama dengan dengue, dan
terjadi di wilayah yang sama di dunia.[7] Dengue juga dapat memiliki gejala
yang sama seperti penyakit lainnya, seperti malaria, leptospirosis, demam tifoid,
and penyakit meningokokus. Seringkali, sebelum seseorang terdiagnosis dengue,
petugas kesehatan yang menanganinya akan melakukan tes untuk memastikan
bahwa pasien tidak mengalami satu dari kondisi-kondisi ini.[5]

Jika seseorang menderita dengue, perubahan paling awal yang dapat dilihat
pada tes laboratorium adalah jumlah sel darah putih yang sedikit. Jumlah platelet
yang sedikit dan asidosis metabolik juga merupakan tanda-tanda dengue.[5] Jika
seseorang terserang dengue parah, terdapat perubahan lainnya yang dapat
dilihat jika darahnya diteliti. Dengue yang parah menyebabkan cairan keluar dari
aliran darah. Ini menyebabkan hemokonsentrasi (di mana terdapat lebih sedikit
plasma bagian yang cair dari darah dan lebih banyak sel darah merah di
dalam darah). Ini juga menyebabkan level albumin yang rendah di dalam darah.
[5]

Terkadang, dengue yang parah menyebabkan efusi pleura yang besar (cairan
yang bocor menumpuk di sekitar paru-paru) atau asites (cairan menumpuk di
abdomen). If these are large enough, a health care professional may notice them
when he examines the person.[5] Profesional pelayanan kesehatan dapat
mendiagnosis shock dengue dari awal jika dia dapat menggunakan alat
ultrasound medis untuk mendeteksi adanya cairan tersebut di dalam tubuh.[1]
[5] Tetapi di beberapa wilayah di mana dengue adalah penyakit yang biasa
menyerang, para profesional pelayanan kesehatan dan klinik tidak memiliki
mesin ultrasound.[1]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]


Pada 2009, World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan, atau membagi,
demam dengue ke dalam dua jenis: tanpa komplikasi dan parah.[1][22] Sebelum
ini, pada 1997, WHO telah membagi penyakit tersebut ke dalam demam yang
tidak terdiferensiasi (tidak dapat digolongkan), demam dengue, dan demam
berdarah. WHO memutuskan bahwa cara lama pembagian dengue ini harus
disederhanakan. Mereka juga menetapkan bahwa cara tersebut terlalu
membatasi: tidak mencakup semua cara yang diperlihatkan pada dengue.

Meskipun klasifikasi dengue telah diubah secara resmi, klasifikasi lama tersebut
masih sering digunakan.[22][5][23]

Dalam sistem lama WHO untuk klasifikasi, demam berdarah dibagi ke dalam
empat fase, yang disebut tingkat IIV:

Pada Tingkat I, pasien menderita demam. Dia mudah melebam atau memiliki
hasil tes tourniquet yang positif.
Pada Tingkat II, pasien mengeluarkan darah melalui kulit dan bagian lain
tubuhnya.
Pada Tingkat III, pasien menunjukkan tanda-tanda renjatan sirkulasi.
Pada Tingkat IV, pasien mengalami renjatan yang sangat parah sehingga
tekanan darah dan detak jantungnya tidak dapat dirasakan.[23] Tingkat III dan IV
disebut "sindrom renjatan dengue."[22][23]
Tes laboratorium[sunting | sunting sumber]
Demam dengue dapat didiagnosis menggunakan pengujian laboratorium
mikrobiologis.[22] Beberapa tes berbeda dapat dilakukan. Satu tes (isolasi virus)
mengisolasi (atau memisahkan) virus dengue dalam kultur (atau sampel) sel. Tes
lainnya (deteksi asam nukleat) mencari asam nukleat dari virus, menggunakan
teknik yang disebut reaksi rantai polimerase (PCR). Tes ketiga (deteksi antigen)
mencari antigen dari virus. Tes lainnya mencari beberapa antibodi di dalam
darah yang dibuat oleh tubuh untuk memerangi virus dengue.[20][24] Tes isolasi
virus dan deteksi asam nukleus bekerja lebih baik daripada deteksi antigen.
Namun, tes ini lebih mahal, sehingga tidak tersedia di banyak fasilitas
kesehatan.[24] Apabila dengue masih dalam tahap awal penyakit, semua hasil
tes mungkin negatif (berarti bahwa hasil tes tersebut tidak menunjukkan bahwa
pasien menderita penyakit tersebut).[5][20]

Kecuali tes antibodi, tes laboratorium hanya dapat mendiagnosis demam dengue
selama fase akut (awal) dari penyakit tersebut. Namun, tes antibodi dapat
memastikan bahwa orang tersebut menderita dengue dalam fase berikutnya dari
infeksti tersebut. Tubuh membuat antibodi yang secara khusus memerangi virus
dengue setelah 5 hingga 7 hari.[7][20][25]

Pencegahan[sunting | sunting sumber]


Terdapat dua vaksin yang telah disetujui sebagai vaksin untuk mencegah
manusia agar tidak terserang virus dengue.[1] Untuk mencegah infeksi, World

Health Organization (WHO) menyarankan pengendalian populasi nyauk dan


melindungi masyarakat dari gigitan nyamuk.[13][26]

WHO menganjurkan program untuk mencegah dengue (disebut program


"Integrated Vector Control") yang mencakup lima bagian yang berbeda:

Advokasi, menggerakkan masyarakat, dan legislasi (undang-undang) harus


digunakan agar organisasi kesehatan masyarakat dan masyarakat menjadi lebih
kuat.
Semua bagian masyarakat harus bekerja bersama. Ini termasuk sektor umum
(seperti pemerintah), sektor swasta (seperti bisnisperusahaan), dan bidang
perawatan kesehatan.
Semua cara untuk mengendalikan penyakit harus harus terintegrasi (atau
dikumpulkan), sehingga sumber daya yang tersedia dapat memberikan hasil
yang paling besar.
Keputusan harus dibuat berdasarkan pada bukti. Ini akan membantu memastikan
bahwa intervensi (tindakan yang dilakukan untuk mengatasi dengue) berguna.
Wilayah di mana dengue menjadi masalah harus diberi bantuan, sehingga
mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk merespon dengan baik
penyakit dengan usaha mereka sendiri.[13]
WHO juga menyarankan beberapa tindakan khusus untuk mengendalikan dan
menghindarkan gigitan nyamuk. Cara terbaik untuk mengendalikan nyamuk
Aedes aegypti adalah dengan menyingkirkan habitatnya.[13] Masyarakat harus
mengosongkan wadah air yang terbuka (sehingga nyamuk tidak dapat bertelur
di dalam wadah-wadah terbuka tersebut). Insektisida atau agen-agen pengendali
biologi juga dapat digunakan untuk mengendalikan nyamuk di wilayah-wilayah
ini.[13] Para ilmuwan berpendapat bahwa menyemprotkan insektisida
organofosfat atau piretroid tidak membantu.[3] Air diam (tidak mengalir) harus
dibuang karena air tersebut menarik nyamuk, dan juga karena manusia dapat
terkena masalah kesehatan jika insektisida menggenang di dalam air diam.[13]
Untuk mencegah gigitan nyamuk, orang-orang dapat memakai pakaian yang
menutup kulit mereka sepenuhnya. Mereka juga dapat menggunakan anti
nyamuk (seperti semprotan nyamuk), yang membantu menjauhkan nyamuk.
(DEET paling ampuh.) Orang-orang juga dapat menggunakan kelambu saat
beristirahat.[14]

Manajemen[sunting | sunting sumber]


Tidak ada perawatan khusus untuk demam dengue.[1] Orang yang berbeda
memerlukan perawatan yang berbeda pula, bergantung pada gejala mereka.

Sebagian dari mereka dapat membaik hanya dengan meminum banyak cairan di
rumah, kemudian profesional pelayanan kesehatan akan memastikan keadaan
kesehatan mereka telah membaik. Sedangkan sebagian orang memerlukan
cairan infus dan transfusi darah.[27]Profesional pelayanan kesehatan dapat
menentukan untuk merujuk pasien ke rumah sakit jika pasien mengalami tandatanda peringatan serius, khususnya jika pasien tersebut telah mengalami kondisi
kesehatan kronis.[5]

Apabila orang-orang yang terinfeksi memerlukan cairan melalui infus, mereka


biasanya memerlukan infus hanya selama satu atau dua hari.[27] Profesional
pelayanan kesehatan akan meningkatkan jumlah cairan yang diberikan sehingga
pasien tersebut memberikan volume tertentu urin (0,51 ml/kg/jam). Cairan infus
juga ditambah hingga hematokrit (jumlah iron di dalam darah) pasien dan tandatanda vital pasien kembali normal.[5] Karena risiko perdarahan, profesional
pelayanan kesehatan mencoba untuk tidak menggunakan prosedur medis invasif
seperti intubasi nasogastrik (memasukkan tube melalui hidung pasien ke dalam
perut), injeksi intramuskular (menyuntikkan obat ke dalam otot), dan suntikan
arteri (memasukkan jarum ke dalam arteri).[5] Asetaminofen (Tylenol) dapat
diberikan untuk demam dan nyeri. Jenis obat anti-peradangan yang dinamakan
NSAID (seperti ibuprofen dan aspirin) tidak boleh digunakan karena obat tersebut
dapat memperbesar risiko perdarahan.[27] Transfusi darah harus dimulai lebih
awal jika tanda-tanda vital pasien berubah atau tidak normal, dan jika jumlah sel
darah merahnya menurun.[28] Jika transfusi diperlukan, pasien harus diberi
darah utuh (darah yang belum dipisah-pisahkan) atau dikemas dalam kantung
darah dalam bentuk sel darah merah. Platelet (dipisahkan dari darah utuh) dan
plasma segar yang dibekukan biasanya tidak dianjurkan.[28]

Jika seorang pasien dalam masa pemulihan dari dengue, dia biasanya tidak akan
diberi cairan infus lagi sehingga pasien tidak mengalami kelebihan cairan.[5] Jika
kelebihan cairan terjadi, namun tanda-tanda vitalnya masih stabil (tidak
berubah), maka ini menjadi alasan yang cukup untuk menghentikan pemberian
cairan.[28] Jika pasien tidak lagi berada dalam masa kritis, pasien bisa diberikan
diuretik furosemide (Lasix). Ini dapat membantu mengeluarkan cairan berlebih
dari sirkulasi darah pasien.[28]

Kemungkinan[sunting | sunting sumber]


Sebagian besar orang yang terkena dengue pulih dan baik-baik saja.[22] Tanpa
pengobatan, 1 hingga 5% dari orang yang terinfeksi (1 hingga 5 dari 100 orang)
meninggal karena dengue.[5] Dengan perawatan yang baik, kurang dari 1%
meninggal.[22] Namun, pada orang dengan dengue parah 26% meninggal (26
dari 100).[5]

Dengue banyak terjadi di lebih dari 110 negara.[5] Setiap tahun, dengue
menginfeksi 50 hingga 100 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini juga
menyebabkan setengah juta perawatan di rumah sakit[1] dan sekira 12.500
hingga 25.000 kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.[6][29]

Dengue adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus dan paling banyak terjadi
yang disebarkan oleh arthropod.[12] Dengue diperkirakan telah menjadi beban
penyakit dari sekira 1600 tahun hidup tuna upaya (DALYS) per juta populasi. Ini
berarti bahwa dalam setiap satu juta orang, dengue menyebabkan hilangnya
kehidupan sekira 1600 tahun. Ini kira-kira sama dengan beban penyakit seperti
penyakit anak-anak dan penyakit tropis. Ini sama dengan yang diakibatkan oleh
penyakit pada anak-anak dan penyakit tropis lain.[20] Dengue dianggap sebagai
penyakit terpenting kedua, setelah malaria.[5] World Health Organization juga
mengakui dengue sebagai satu dari penyakit tropis yang diabaikan (berarti
bahwa dengue tidak ditangani secara cukup serius sebagaimana mestinya).[30]

Dengue semakin merajalela di seluruh dunia. Pada 2010, dengue 30 kali lebih
umum daripada pada 1960.[31] Beberapa hal yang dianggap sebagai penyebab
peningkatan dengue. Lebih banyak pasien yang terdampak tinggal di kota besar.
Populasi dunia (jumlah manusia di dunia) semakin besar. Lebih banyak orang
yang bepergian secara internasional (dari satu negara ke negara lainnya).
Pemanasan global juga dianggap telah berperan dalam peningkatan dengue
tersebut.[1]

Dengue paling sering terjadi di sekitar ekuator. 2,5 miliar penduduk tinggal di
wilayah di mana dengue terjadi. 70% dari populasi ini tinggal di Asia dan wilayah
Pasifik.[31] Di Amerika Serikat, 2,9% hingga 8% dari penduduknya yang baru
kembali dari wilayah di mana dengue terjadi, kemudian mereka mengalami
demam, terinfeksi ketika sedang melancong.[14] Pada kelompok ini, dengue
merupakan infeksi kedua yang paling banyak terdiagnosis, setelah after malaria.
[7]

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Dengue pertama kali ditulis bertahun-tahun yang lalu. Ensiklopedia medis China
dari Dinasti Jin (yang berjaya dari 265 hingga 420 AD) menceritakan tentang
seorang yang mungkin mengalami dengue. Buku tersebut menceritakan tentang
racun air yang berhubungan dengan serangga yang terbang.[32][33]Terdapat
juga catatan tertulis dari abad ke-17 (1600an) tentang apa yang mungkin
menjadi epidemik dengue (yakni ketika penyakit menyebar dengan sangat cepat

dalam waktu singkat). Laporan-laporan yang paling awal tentang kemugkinan


epidemik dengue adalah dari tahun 1779 dan 1780. Laporan ini bercerita
tentang epidemik yang menyapu Asia, Afrika, dan Amerika Utara.[33] Sejak saat
itu hingga 1940, tidak banyak lagi epidemik.[33]

Pada 1906, para ilmuwan membuktikan bahwa manusia terkena infeksi dari
nyamuk Aedes. Pada 1907, para ilmuwan menunjukkan bahwa viruslah yang
menyebabkan dengue. Ini adalah penyakit kedua yang ditunjukkan sebagai
penyakit yang disebabkan oleh virus. (Sebelumnya para ilmuwan telah
membuktikan bahwa viruslah yang menyebabkan sakit kuning.)[34]John Burton
Cleland dan Joseph Franklin Siler terus meneliti virus dengue, dan mengetahui
cara dasar virus menyebar.[34]

Dengue mulai menyebar dengan jauh lebih cepat selama dan setelah Perang
Dunia Kedua. Ini diperkirakan karena perang tersebut mengubah lingkungan
dengan cara berbeda. Jenis dengue berbeda juga menyebar ke wilayah
baru.Untuk pertama kalinya, manusia mulai mengalami demam berdarah
dengue. Bentuk penyakit yang parah ini pertama kali dilaporkan di Filipina pada
1953. Pada 1970an, demam berdarah dengue telah menjadi penyebab utama
kematian pada anak-anak. Penyakit tersebut juga mulai terjadi di wilayah Pasifik
dan Amerika.[33] Demam berdarah dengue serta sindrom renjat dengue
pertama kali dilaporkan di Amerika Tengah dan Selatan pada 1981. Pada saat itu,
profesional pelayanan kesehatan mengetahui bahwa orang yang terkena virus
dengue jenis 1 terkena dengue tipe 2 beberapa tahun kemudian.[11]

Sejarah di Dunia[sunting | sunting sumber]


Tidak ada kejelasan dari bahasa apa kata "dengue" berasal. Beberapa orang
berpendapat bahwa kata tersebut dari frasa Ka-dinga pepo Swahili. Frasa ini
menceritakan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh arwah jahat.[32] Kata
Swahili dinga diperkirakan berasal dari kata dengue Spanyol. Kata ini berarti
"berhati-hati". Kata itu mungkin sebelumnya digunakan untuk menggambarkan
orang yang menderita nyeri tulang akibar demam dengue; nyeri itu akan
menyebabkan penderita berjalan dengan hati-hati.[35] Namun, kemungkinan
juga kata dalam bahasa Spanyol tersebut berasal dari kata dalam bahasa
Swahili, dan bukan sebaliknya.[32]

Orang-orang lain berpendapat bahwa nama "dengue" berasal dari West Indies.
Di West Indies, budak yang mengalami dengue disebut-sebut bahwa mereka
berdiri dan berjalan seperti seorang yang "flamboyan". Oleh karenanya, penyakit
tersebut juga disebut sebagai "demam flamboyan."[36][37]

Istilah "breakbone fever" pertama kali digunakan oleh Benjamin Rush, seorang
dokter dan merupakan Bapak Pendiri Amerika Serikat "Bapak Pendiri". Pada
1789, Rush menggunakan istilah "breakbone fever" dalam laporan mengenai
kejadian luar biasa dengue 1780 di Philadelphia. Dalam laporan tersebut, Rush
lebih banyak menggunakan istilah yang lebih formal "bilious remitting fever".[38]
[39] Istilah "demam dengue" belum banyak digunakan hingga setelah 1828.[37]
Sebelumnya, orang-orang menggunakan nama berbeda untuk penyakit ini.
Contohnya, dengue juga disebut "breakheart fever" dan "la dengue."[37] Nama
lain juga digunakan untuk dengue parah: contohnya, "infectious
thrombocytopenic purpura", "Philippine," "Thai," dan "Singapore hemorrhagic
fever."[37]

Penelitian[sunting | sunting sumber]


Para ilmuwan terus melakukan riset untuk cara pencegahan dan pengobatan
dengue. Orang-orang juga berupaya untuk mengendalikan nyamuk,[40]
membuat vaksin, dan membuat obat-obatan untuk memerangi virus tersebut.
[26]

Banyak hal sederhana telah dilakukan untuk mengendalikan nyamuk. Beberapa


di antaranya telah berhasil. Contohnya,guppies (Poecilia reticulata) atau copepod
dapat diletakkan di dalam air yang menggenang untuk memakan larvae (telur)
nyamuknya.[40]

Para ilmuwan terus berusaha untuk menciptakan vaksin untuk melindungi


manusia dari keempat jenis dengue.[26] Beberapa ilmuwan mengkhawatirkan
bahwa vaksin dapat meningkatkan risiko keparahan penyakit melalui antibodydependent enhancement (ADE).[41]Vaksin yang terbaik yang dapat digunakan
biasanya memiliki beberapa kualitas berbeda. Pertama, vaksin aman. Kedua,
vaksin akan bekerja setelah satu atau dua injeksi (atau suntikan). Ketiga, vaksin
akan melawa semua jenis virus dengue. Keempat, vaksin tidak akan
menyebabkan ADE. Kelima, vaksin akan mudah berpindah (bergerak) dan
tersimpan (tersimpan hingga diperlukan. Keenam, vaksin berbiaya rendah dan
efektif (sesuai biayanya).[41] Beberapa vaksin telah diuji pada 2009.[20][38][41]
Para ilmuwan berharap agar vaksin pertama (atau beberapa vaksin) akan
tersedia secara komersial (dapat dibeli) pada 2015.[26]

Para ilmuwan juga terus bekerja untuk membuat obat antivirus untuk mengobati
serangan demam dengue dan mencegah agar manusia tidak terkena komplikasi
parah.[42][43]Mereka juga berusaha untuk mengetahui bagaimana protein virus

tersebut tersusun. Ini mungkin dapat membantu mereka untuk membuat obatobatan yang bekerja efektif mengobati dengue.[43]
http://yankes.itb.ac.id/?page_id=355
Demam Berdarah atau Tifus ?

Demam berdarah dan tifus memiliki gejala yang dapat dikatakan hampir sama.
Kedua penyakit ini ditandai oleh gejala berupa demam yang cukup tinggi. Jika
kita salah menduga jenis penyakit yang diderita, nantinya akan bisa
menyebabkan kesalahan penanganan yang justru akan berakibat fatal bagi
penderita. Lantas apa saja sebetulnya perbedaan antara penyakit demam
berdarah dan tifus?

Penyebab
Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue, sehingga penyakit ini dikenal
juga dengan nama DBD yang merupakan singkatan dari Demam Berdarah
Dengue. Terdapat 4 jenis virus demam berdarah yang biasa menyerang manusia.
Itulah yang menyebabkan pada beberapa kasus penderita demam berdarah
yang satu menunjukkan gejala yang berbeda dengan penderita demam berdarah
lainnya. Penyakit ini menular dari satu penderita ke penderita lainnya melalui
nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya mengisap
darah penderita DBD, jika kemudian menggigit orang lain yang sehat maka virus
demam berdarah akan berpindah ke orang sehat tersebut dan orang tersebut
akan menderita demam berdarah.

Berbeda dengan demam berdarah, penyakit tifus disebabkan oleh bakteri yang
bernama Salmonella typhi. Bakteri ini berkembang cepat pada tempat-tempat
yang kotor. Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga pembawa bakteri,
salah satunya adalah lalat. Bakteri ini oleh lalat dibawa ke makanan atau
minuman dan seterusnya akan masuk ke dalam tubuh orang yang
mengkonsumsinya, menyebabkan orang tersebut terkena penyakit tifus.

Gejala
Pada penderita demam berdarah, gejala-gejala yang biasa ditemui adalah:

Badan pegal-pegal, sakit kepala, menggigil, buang-buang air dan muntah.


Muncul bintik-bintik merah. Gejala ini mungkin tidak muncul jika demam yang
dialami baru sebentar. Untuk itu dapat dilakukan teknik menjepit pembuluh

darah mirip seperti saat melakukan pemeriksaan tekanan darah. Setelah itu
biasanya bintik merah akan terlihat.
Setelah hari ketiga, biasanya demam akan turun dan penderita akan merasa
sudah sembuh tetapi setelah itu demam dapat menyerang kembali. Pada masa
ini sebaiknya berhati-hati agar tidak menganggap sudah sembuh dan tidak
menjaga kesehatan.
Sementara pada penderita tifus, gejala yang muncul adalah :

Pada awalnya demam yang dialami tidak terlalu tinggi, lalu kemudian akan
meningkat terus hingga lebih dari 38 oC.
Khusus pada malam hari, suhu akan meningkat dan akan turun pada pagi hari.
Inilah yang membedakan demam tifus dengan demam pada demam berdarah.
Batuk dan sakit tenggorokan
Diare dan nyeri perut
Pemeriksaan
Cara yang paling tepat untuk mengetahui apakah seseorang menderita demam
berdarah atau tifus adalah dengan melakukan pemeriksaan darah. Dari
pemeriksaan darah akan dapat diketahui secara pasti penyakit yang diderita.

Pada pasien demam berdarah, pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa jumlah


trombosit. Jika trombosit menurun, biasanya < 100.000/l, seseorang didiagnosis
mengalami demam berdarah. Tetapi, jika demam baru satu hari belum bisa
diketahui karena jumlah trombosit yang masih normal. Pada kasus seperti ini,
pasien dapat memeriksa jumlah trombositnya jika masih mengalami demam.
Pada pemeriksaan yang lebih canggih, dapat diketahui apakah darah
mengandung virus dengue atau tidak. Jika jumlah trombosit masih normal tetapi
pada darah positif mengandung virus dengue berarti positif mengalami demam
berdarah.

Sementara untuk pasien tifus dapat dilakukan tes Widal. Pemeriksaan dilakukan
untuk mengetahui apakah pada darah mengandung antibodi terhadap bakteri
Salmonella typhi atau tidak. Jika hasil menunjukkan > 1/160 berarti positif
menderita tifus. Pemeriksaan lain dapat dilakukan dengan memeriksa tinja
penderita karena pada tinja penderita tifus biasanya terdapat bakteri Salmonella
typhi.

Pengobatan

Tidak ada obat khusus untuk mengobati penderita demam berdarah karena tidak
ada vaksin untuk membunuh virus dengue. Hal yang dapat dilakukan adalah
dengan menjaga agar penderita tidak mengalami dehidrasi. Jika penderita tidak
dapat makan dengan baik, mengalami diare atau muntah, ada baiknya penderita
dirawat di rumah sakit agar dapat dibantu dengan infus.

Sedangkan untuk pengobatan tifus, biasanya diberikan antibiotik untuk


membunuh bakteri. Untuk menyembuhkan usus yang luka, makanan yang
dimakan tidak boleh keras agar tidak memaksa kerja usus yang sedang sakit.
Selain itu hindari juga makanan yang asam dan pedas.

Cara Pencegahan
Cara pencegahan penyakit demam berdarah adalah melalui gerakan 3M.
Gerakan 3M yang dimaksud adalah menguras bak mandi, menutup tempat
penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas.

Sementara untuk mencegah penyakit tifus dapat dilakukan dengan cara menjaga
lingkungan tetap bersih sehingga bakteri tifus tidak dapat berkembang biak.
Selain itu pilihlah makanan dan minuman yang bersih untuk dikonsumsi.
http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/05/gejala-demam-berdarah-danpertolongan.html
Gejala Demam Berdarah dan Pertolongan Pertama
Demam Berdarah Dengue atau disingkat DBD disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegipty atau Aedes albopictus
berkelamin betina. Nyamuk berkaki belang-belang putih ini menggigit manusia di
siang hari.

Virus dengue terdiri dari empat jenis (strain), yakni dengue tipe 1, 2, 3 dan 4.
Namun tipe yang dominan di Indonesia adalah tipe 3. Virus dengue
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan
darah sehingga mengakibatkan perdarahan, dapat menimbulkan kematian.

Biasanya, penyakit demam berdarah mewabah ketika pergantian musim dari


musim penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya.

Demam Berdarah
Gejala penyakit DBD sampai sekarang memang tidak terduga. Namun secara
umum, penyakit ini memiliki ciri seperti panas tinggi, pusing, bahkan muntah
darah. Namun sayangnya, gejala yang sama sering ditemukan pada penyakit
lain. Akibatnya, sampai sekarang sering terjadi salah diagnosis. Oleh sebab itu,
Anda harus lebih waspada dan mengenali gejala lainnya.

Gejala Demam Berdarah Dengue

1. Mendadak panas tinggi selama 2 - 7 hari, tampak lemah lesu suhu badan
antara 38C sampai 40C atau lebih.

2. Tampak binti-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik merah
itu tidak hilang.

3. Kadang-kadang perdarahan di hidung ( mimisan).

4. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah

5. Tes Torniquet positif

6. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura

7. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lumbung

8. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin Berkeringat
Perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, tempat suntikan
atau ditempat lainnya

9. Hematemesis atau melena

10. Trombositopenia ( =100.000 per mm3)

11. Pembesaran plasma yang erathubungannya dengan kenaikan permeabilitas


dinding pembuluh darah, yang ditandai dengan munculnya satu atau lebih dari:
Kenaikan nilai 20% hematokrit atau lebih tergantung umur dan jenis kelamin
Menurunnya nilai hematokrit dari nilai dasar 20 % atau lebih sesudah
pengobatan
Tanda-tanda pembesaran plasma yaitu efusi pleura, asites, hipo -proteinaemia

Pertolongan Pertama Penderita Demam Berdarah

Dr Rita menjelaskan dalam menangani kasus demam berdarah hanya perlu


bermain dengan cairan, saat terjadi kebocoran harus banyak minum, tapi saat
kebocorannya sudah selesai maka dalam waktu 224 jam asupan cairan harus
dikurangi.

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai bentuk pertolongan
pertama terhadap penderita demam berdarah yaitu:
Memberikan minum sebanyak mungkin.
Kompres agar panasnya turun.
Memberikan obat penurun panas.
Jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik segera bawa ke
rumah sakit atau puskesmas.
Jika tidak bisa minum atau muntah terus menerus, kondiai bertambah parah,
kesadaran menurun atau hilang maka harus dirawat di rumah sakit.

Cara Penularan Demam Berdarah

Penyakit Demam Berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang
mengandung virus Dengue.

Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti:


Berwarna hitam dan belang- belang ( loreng) putih pada seluruh tubuh
Berkembangbiak di tempat penampungan air ( TPA) dan barang-barang yang
memungkinkan air tergenang seperti: Bak mandi, tempayan, drum, vas bunga,
ban bekas, dll.
Nyamuk aedes Aegypti tidak dapat berkembang biak di selokan /got atau kolam
yang airnya langsung berhubungan dengan tanah
Biasanya menggigit manusia pada pagi atau sore hari
Mampu terbang sampai 100 meter

Bila masyarakat menjumpai anggota keluarga atau tetangga di lingkungan


dengan gejala yang menunjukkan adanya DBD, segera dibawa ke Puskesmas
untuk pemeriksaan trombosit.

Cara Pencegahan, Pengobatan dan Penanganan

Cara pencegahan dilakukan dengan :

1. Pemberantasan
Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara; Menguras, menutup, mengubur
barang bekas yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.

2. Fogging atau pengasapan


Foging dilaksanakan pada kasus-kasus dengan PE positif, 2 penderita positif atau
lebih, ditemukan 3 penderita demam dalam radius 100 m dari tempat tinggal
penderita DBD Positif atau ada 1 penderita DBD meninggal

3. Abatisasi
Yaitu dengan menaburkan bubuk abate ke dalam bak mandi atau tempat
penampungan air.

4. Sistem kewaspadaan dini


Laporan penderita penyakit dari rumah sakit dikirim ke Puskesmas di wilayah
penderita untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi.

Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi


perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok/presyok dengan mengusahakan
agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui
infus. Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin atau antipiretika.

Cara penanganan pasien DBD antara lain:


Monitor suhu tubuh penderita setiap hari
Bawa penderita kembali ke dokter bila demam berlangsung 3 hari
Istirahat dan asupan cairan yang cukup merupakan dua hal yang sangat penting
pada pasien infeksi virus dengue.
Bila penderita makin lemas, muntah, sulit makan atau minum, perlu dilakukan
pemberian cairan infus oleh dokter.
Bila hasil laboratorium menunjukkan ada tanda-tanda penurunan trombosit atau
peningkatan hematokrit, penderita harus dirawat di rumah sakit.
Pasien diawasi jangan sampai terjadi syok yang ditandai dengan rasa lemas,
mengantuk, dan pingsan, sementara kaki terasa dingin sekali.

Sekarang ini merupakan masa peralihan dari musim penghujan ke musim


kemarau, dimana nyamuk demam berdarah sedang berkembang biak. Karena
itu, semoga pemahaman mengenai gejala demam berdarah ini bermanfaat
untuk mencegah wabah penyakit yang satu ini.
http://mediskus.com/penyakit/gejala-demam-berdarah-dengue-dbd.html
http://rsudponorogo.com/index.php/13-artikel-kesehatan/9-gejala-demamberdarah-dan-pertolongan-pertama

Gejala Demam Berdarah dan Pertolongan Pertama

Demam Berdarah Dengue atau disingkat DBD disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegiptyatau Aedes

albopictusberkelamin betina. Nyamuk berkaki belang-belang putih ini menggigit


manusia di siang hari.

Virus dengue terdiri dari empat jenis (strain), yakni dengue tipe 1, 2, 3 dan 4.
Namun tipe yang dominan di Indonesia adalah tipe 3. Virus dengue
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan
darah sehingga mengakibatkan perdarahan, dapat menimbulkan kematian.

Biasanya, penyakit demam berdarah mewabah ketika pergantian musim dari


musim penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya.

Gejala penyakit DBD sampai sekarang memang tidak terduga. Namun secara
umum, penyakit ini memiliki ciri seperti panas tinggi, pusing, bahkan muntah
darah. Namun sayangnya, gejala yang sama sering ditemukan pada penyakit
lain. Akibatnya, sampai sekarang sering terjadi salah diagnosis. Oleh sebab itu,
Anda harus lebih waspada dan mengenali gejala lainnya.

Gejala Demam Berdarah Dengue

1. Mendadak panas tinggi selama 2 - 7 hari, tampak lemah lesu suhu badan
antara 38C sampai 40C atau lebih.

2. Tampak binti-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik merah
itu tidak hilang.

3. Kadang-kadang perdarahan di hidung ( mimisan).

4. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah

5. Tes Torniquet positif

6. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura

7. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lumbung

8. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin Berkeringat
Perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, tempat suntikan
atau ditempat lainnya

9. Hematemesis atau melena

10. Trombositopenia ( =100.000 per mm3)

11. Pembesaran plasma yang erathubungannya dengan kenaikan permeabilitas


dinding pembuluh darah, yang ditandai dengan munculnya satu atau lebih dari:

Kenaikan nilai 20% hematokrit atau lebih tergantung umur dan jenis kelamin
Menurunnya nilai hematokrit dari nilai dasar 20 % atau lebih sesudah
pengobatan
Tanda-tanda pembesaran plasma yaitu efusi pleura, asites, hipo -proteinaemia

Pertolongan Pertama Penderita Demam Berdarah

Dr Rita menjelaskan dalam menangani kasus demam berdarah hanya perlu


bermain dengan cairan, saat terjadi kebocoran harus banyak minum, tapi saat
kebocorannya sudah selesai maka dalam waktu 224 jam asupan cairan harus
dikurangi.

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai bentuk pertolongan
pertama terhadap penderita demam berdarah yaitu:

Memberikan minum sebanyak mungkin.


Kompres agar panasnya turun.
Memberikan obat penurun panas.
Jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik segera bawa ke
rumah sakit atau puskesmas.
Jika tidak bisa minum atau muntah terus menerus, kondiai bertambah parah,
kesadaran menurun atau hilang maka harus dirawat di rumah sakit.
http://www.pantirapih.or.id/index.php/component/content/article/159-demamdengue-dan-demam-berdarah-dengue

Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue


Virus Dengue menginfeksi tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti
dan Aedes Albopictus Di dalam tubuh, virus Dengue mengalami perlawanan dari
tubuh, dan menimbulkan manifestasi yang beragam.

Tidak Menimbulkan gejala

Infeksi Virus Dengue


Menimbulkan gejala

Demam tidak spesifik

Demam Dengue

Demam Berdarah Dengue

Manifestasi Infeksi Virus Dengue


1. Tidak menimbulkan gejala
Walaupun terinfeksi virus Dengue penderita tidak sakit karena faktor imunitas.
2. Menimbulkan gejala. Gejala timbul 4-6 hari setelah gigitan nyamuk.
a. Demam tidak spesifik.
Merupakan demam tidak khas dan dapat terjadi pada penyakit lain seperti
demam pada pilek.
b. Demam Dengue (DD).
Merupakan demam dengan ciri khas:
Demam tinggi mendadak 2-7 hari, dengan gejala penyerta:

o Nyeri kepala
o Nyeri belakang bola mata
o Nyeri otot dan nyeri sendi
o Flushing ( muka panas kemerahan), ruam kulit
o Mual, muntah
Nyeri perut, karena ada pembengkakan hati.
perdarahan ( bintik-bintik merah di kulit)
Manifestasi Leukopenia (jumlah angka lekosit di bawah nilai normal).
Angka Trombosit masih dalam rentang normal, atau menurun(Trombositopenia)
c. Demam Berdarah Dengue(DBD)
Perbedaan utama DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya kebocoran
cairan darah pada pembuluh darah, yang menyebabkan darah mengental.
Adanya kebocoran cairan darah ini ditunjukkan dengan nilai hematokrit yang
meningkat (Hemokonstrasi)
o DBD I

: hemokonsentrasi, angka trombosit turun.

o DBD II
: hemokonsentrasi, trombositopenia, perdarahan spontan
( mimisan, gusi berdarah, muntah darah, kencing darah, berak darah)
o DBD III
o DBD IV

: menuju kearah syok


: SYOK, bila tidak tertangani: kematian.

Perjalanan Penyakit DD/DBD

Infeksi virus Dengue

Masa akut (Hari 1,2,3): muncul gejala-gejala. Demam 2 hari pertama dapat
dipastikan DD dengan pemeriksaan lab Ns 1 Ag

Masa kritis (Hari 4,5,6): suhu tubuh mulai turun, jumlah trombosit turun dan
darah mengental.
Kritis karena dapat terjadi perdarahan dan syok


Masa pemulihan
(Hari 7,8)

Yang harus diperhatikan pada masa kritis: 6K Kritis


Kesadaran menurun, gelisah, rewel
Kulit, kaki, tangan lembab, dingin
Kencing berkurang
Kejang
Kurang makan, minum, muntah terus
Keluar darah ( hidung, gusi, mulut, dubur)

Penyakit yang mirip DD/DBD


Flu biasa
Demam chikungunya
Demam Tifoid
Campak
Gejala awal mirip, tetapi mulai tampak perbedaan pada hari ke empat.

Manajemen DD/DBD: Prinsipnya adalah terapi suportif.


1. Mencatat hari, tanggal, jam penderita mulai demam.
2. Minum obat demam (parasetamol), hindari aspirin, ibuprofen.
3. Istirahat total, makanan lunak, banyak minum (air putih, sari buah, air kelapa)
4. Kontrol ke dokter bila demam tidak menurun selama 2-3 hari dengan
penggunaan obat demam.
5. Kontrol ke dokter selama masa kritis (hari ke 4,5,6 demam) dan tergantung
hasil pemeriksaan dokter dan laboratorium (trombosit dan hematokrit).
Jumlah kasus DBD di Indonesia umumnya meningkat pada musim hujan sejak
bulan Desember sampai dengan April-Mei tiap tahun. Pencegahan DBD yang
paling efektif adalah dengan:

Pemberantasan nyamuk DBD:

Ciri fisik nyamuk DBD:


Berwarna hitam dengan loreng putih (belang-belang berwarna putih) di sekujur
tubuh nyamuk.
Bisa terbang hingga radius 100 meter dari tempat menetas.
Nyamuk betina membutuhkan darah setiap dua hari sekali.
Nyamuk ini untuk mencapai tahap kenyang sedikitnya bisa menggigit lima
orang.
Nyamuk betina menghisap darah pada pagi hari dan sore hari.
Senang hinggap di tempat gelap dan benda tergantung di dalam rumah.
Hidup di lingkungan rumah, bangunan dan gedung.
Nyamuk bisa hidup sampai 2-3 bulan dengan rata-rata 2 minggu.

Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M Plus:


Menguras tempat-tempat penampungan air secara teratur seminggu sekali
atau menaburkan bubuk abate.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
Mengubur/menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air.
Melipat pakaian, jangan menggantung pakaian.
Mengoleskan repelan (krim anti-nyamuk)
Memakai kelambu
Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk (nila, cupang) di kolam, tempat
penampungan air.
Fogging (pengasapan) kurang efektif dalam memberantas nyamuk karena hanya
dapat mematikan nyamuk dewasa.
http://sehatcenter.com/penyebab-penyakit-demam-berdarah-dan-fasepenyembuhannya/

Penyebab Penyakit Demam Berdarah dan Fase Penyembuhannya


Claire lost more than 15 pound without any diet or exercise
(thepurecambogiaultra)

by admin | category Penyakit | No Comments


Musim penghujan umumnya memang mengakibatkan sejumlah penyakit bagi
manusia, mulai dari penyakit ringan seperti flu, batuk, alergi dingin bahkan
hingga demam berdarah. Namun, diantara beberapa penyakit tersebut tentu
saja demam berdarah lebih berbahaya dibandingkan lainnya. Penyebab penyakit
demam berdarah ini disebabkan virus dengue karena gigitan nyamuk. Jenis
nyamuk yang menjadi penyebabnya adalah aides aegypti serta aides albopictus.

Gejala Klinis Demam Berdarah

penyebab-penyakit-demam-berdarah

Demam berdarah ini sering dijumpai di wilayah tropis yang memiliki curah hujan
tinggi. Inilah yang menjadi mudahnya nyamuk berkembang biak dalam
genangan air. Biasanya jenis penyakit berbahaya ini terjadi di wilayah Asia
Tenggara, terutama Indonesia.

Gejala klinis demam berdarah ini bisa diketahui dari demam yang tinggi dan
mendadak selama 2 hingga 7 hari. Muncul bintik merah di area kulit pergelangan
tangan yang disebabkan pecahnya pembuluh darah.

Disamping gejala diatas, tubuh penderita DBD juga akan menggigil, pusing,
muntah, yang disertai dengan sakit kepala. Bahkan penyebab penyakit demam
berdarah ini mengakibatkan nafsu makan penderita DBD akan turun drastis.

Pada persendian, badan akan terasa sangat pegal dan sakit. Jika mengalami
gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
tindakan lebih lanjut. Umumnya penderita akan mengalami penurunan trombosit
sehingga harus mendapatkan perawatan secara intensif di Rumah Sakit.

Masa Penyembuhan Penyakit Demam Berdarah

Sebenarnya pengobatan penyakit demam berdarah ini hanya membutuhkan


cairan elektrolit tubuh untuk menggantikan cairan yang hilang. Maka, tindakan
yang diambil ketika berada di Rumah Sakit adalah pemberian cairan infus dan
aspirin serta obat anti peradangan.

Masa penyembuhan penyakit demam berdarah ini berbeda dari penyakit lainnya.
Pada fase pertama, penderita akan mengalami sejumlah gejala seperti yang
sudah dijelaskan diatas (nyeri persendian, demam tinggi, muntah dll).

Pada fase kedua umumnya terjadi pada hari ke lima, dimana demam mulai turun
yang diikuti penurunan trombosit. Gejala seperti ini terkadang disinyalir
sembuhnya penyakit, padahal fase tersebut menjadi masa kritisnya penyakit
DBD. Dan fase terakhir yang menjadi penyebab penyakit demam berdarah
adalah keadaan penderita DBD mulai membaik. Nafsu makan mulai pulih
kembali, peredaran darah stabil dan frekuensi kencing kembali normal.
http://www.deherba.com/beberapa-tanaman-berkhasiat-untuk-demamberdarah.html

Beberapa Tanaman Berkhasiat untuk Demam Berdarah


Written by E. Haryadi Published in Penyakit Serangga Read 23749 times font
size decrease font size increase font size Email
0
inShare

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit berbahaya yang sudah


seharusnya Anda hindari. Demam berdarah ini merupakan penyakit demam akut
yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke dalam peredaran darah
manusia lewat gigitan nyamuk yang dikenal dengan nama Aedes Aegepty.

Penyakit mematikan ini biasanya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, yang
kerap menyerang di kala musim penghujan datang. WHO telah memperkirakan
bahwa dalam setiap tahunnya ada sedikitnya 50-100 juta kasus infeksi demam
berdarah di berbagai belahan dunia.

Selain menggunakan obat/resep dokter, demam berdarah juga bisa diatasi


dengan penggunaan beberapa tanaman obat. Ada beberapa tanaman obatmeskipun masih diperlukan penelitian lanjutan untuk menghasilkan obat yang
teruji-yang biasanya digunakan oleh masyarakat untuk mengatasi demam
berdarah seperti Temu ireng, Meniran, Jambu biji, Kunyit, dan juga Pepaya
gandul.

Tanaman-tanaman obat tersebut bisa diramu sesuai dengan keahlian dan


kecakapan baik dalam bentuk serbuk maupun sirup. Dan berikut merupakan
beberapa jenis tanaman obat yang bisa digunakan untuk mengatasi demam
berdarah (dan juga khasiat kesehatan lainnya).

Meniran
Meniran atau Phyllanthus Urinaria memiliki kandungan yang dapat meningkatkan
trombosit darah sehingga sangat baik digunakan sebagai obat alternatif dalam
mengatasi demam berdarah dengue (DBD). Di dalam Meniran terkandung zat
yang disebut flavonoid yang memiliki manfaat untuk meningkatkan kadar
trombosit dalam darah.

Selain itu, Meniran juga mengandung beberapa senyawa berkhasiat lainnya


seperti alkaloid, asam fenolat, tanin, dan triterpenoid. Selain dapat digunakan
untuk mengobati demam berdarah, rebusan daun Meniran juga sering
dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit lainnya seperti
penyakit hati, penyakit kelamin, obat batuk, anti-diare, sariawan, panas dalam,
dan lainnya.

Kunyit

Sama halnya dengan Meniran, kunyit atau nama latinnya Curcuma domestica ini
juga bermanfaat untuk mengobati demam berdarah. Di samping itu, kunyit juga
memiliki khasiat lainnya seperti anti-mikroba, anti-virus HIV, antioksidan, antitumor, anti-invasi sel kanker, menghambat perkembangan tumor payudara, dan
juga mengobati penyakit pencernaan.

Pepaya Gandul
Beberapa kandungan yang dimiliki oleh pepaya antara lain kontinin, miosmin,
glikosida, karposid, karpain, papain. Pepaya yang lebih efektif digunakan untuk
mengobati penyakit demam berdarah ialah daun Pepaya jantan (Pepaya Gandul).

Adapun manfaat lainnya dari daun Pepaya (selain untuk pengobatan demam
berdarah) yakni untuk obat pencahar, demam malaria, penyakit cacing,
merangsang sistem ekskresi empedu serta membantu proses pencernaan.

Menurut hasil penelitian, kandungan Papain dalam daun Pepaya memiliki efek
terapi pada penderita pembengkakan organ hati, kelamin, mata dan usus halus.
Adanya pembengkakan organ hati ditemukan pada penderita demam berdarah.
Daun Pepaya juga memiliki manfaat sebagai antioksidan, anti-koagulan, dan
dapat menyembuhkan luka pada lambung dan usus.

Temu Ireng
Temu ireng juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati penyakit akibat kerusakan
sel-sel hati yang biasanya terjadi pada penderita demam berdarah. Selain itu,
Temu ireng memiliki manfaat lainnya seperti untuk mengobati luka lambung dan
usus, penyakit asma, batuk, menambah nafsu makan, mencegah terjadinya
obesitas, rematik, dan lainnya.

Jambu Biji
Sama halnya dengan Meniran, Jambu biji juga mengandung flavonoid yang dapat
meningkatkan kadar trombosit dalam darah. Dalam daun Jambu biji terbukti
mengandung tanin, minyak atsiri, dan minyak lemak. Dalam buahnya
mengandung vitamin C yang tinggi.

Dalam sejumlah penelitian, terungkap bahwa daun Jambu biji sudah terbukti
dapat menghambat aktifitas enzim reverse transcriptase dari virus dengue,
kandungan tanin yang mampu menghambat enzim reverse transcriptase

maupun DNA polymerase dari virus serta menghambat terjadinya pertumbuhan


virus yang berinti DNA maupun RNA.

Menurut uji klinis, pemberian ekstrak kering daun Jambu biji selama 5 hari bisa
mempercepat pencapaian jumlah trombosit >100.000/l, pemberian ekstrak
kering setiap 4-6 jam meningkatkan jumlah trombosit >100.000/l setelah 12-14
jam, tanpa menimbulkan efek samping yang berarti.

Anda tak percaya? Cobalah ketika Anda atau orang-orang terdekat di sekeliling
yang terkena demam berdarah dengue menggunakan tanaman berkhasiat yang
telah disebutkan di atas. Prinsipnya, kalau bisa diobati dengan mudah, kenapa
mesti memilih pengobatan yang mahal. Namun, kalau tak mempan juga, tentu
diperlukan campur tangan dokter.
http://www.litbang.depkes.go.id/node/124

Obat Spesifik Demam Berdarah


Menarik untuk terus dibahas baik dalam diskusi, pertemuan atau hanya sekedar
obrolan biasa. Penyakit Demam Berdarah atau yang lebih dikenal oleh
masyarakat, sebagai DBD dapat menyerang siapa saja mulai dari anak-anak
sampai dewasa. Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus
dengue, yang merupakan virus dari famili Flaviviridae yang masuk ke peredaran
darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes
aegypti atau Aedes albopictus.

Sampai saat ini belum ada obat spesifik bagi penderita demam berdarah. Untuk
itu dibutuhkan usaha yang terus-menerus dari berbagai pihak khususnya
penelitian bagi vaksin DBD ini. Informasi ini juga yang telah disampaikan oleh
Dra. Bety Ernawati Dewi, Ph. D dari Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia dan dr. Whinnie, M.Kes dalam Pertemuan Ilmiah Berkala Badan
Litbangkes yang dihadiri oleh Sekretaris Badan litbangkes, Ria Sukarno, SKM,
MCN, para peneliti dan unit di lingkungan Badan Litbangkes maupun peminat
dari luar.

Dalam paparannya Dra. Bety Ernawati Dewi, Ph. D menyampaikan "Pathogenesis


of Dengue Viral Infection" yang menekankan studi in vitro tentang kebocoran
plasma dapat menjadi model untuk menentukan peran kebocoran plasma.
Peningkatan kebocoran plasma pada DBD disebabkan oleh interaksi antara
PBMCs, virus dengue dan sel endotel. Perkembangan siRNA menargetkan NS-5
genom dapat menjanjikan pen-dekatan alternatif terhadap kontrol infeksi virus

demam berdarah. Baru-baru ini ditemukan bahwa DHMEQ dapat menghambat


kebocoran plasma pada DBD yang terinfeksi HUVECs dan PBMC. Gangguan
fungsional dari DV-2 yang ter-infeksi HUVECs disebabkan oleh PBMC yang
berhubungan dengan pengembangan kebocoran plasma pada pasien DBD dan
dapat di-hambat dengan DHMEQ untuk masa yang akan datang.

Peneliti dr. Whinnie, M.Kes dengan "Produksi Protein Rekombinan Non Structural
1 Virus Dengue Sterotype 1 Strain Indonesia" pada system yeast pengembangan
kandidat vaksin dengue menyatakan konstruksi plasmid rekombinan (strain lokal
Indonesia) dan protein rekombinan NS1 DEN-1 mempunyai berat molekul sekitar
70 kDa. Selain itu juga beliau menyampaikan bahwa Pichia pastoris merupakan
sistem ekspresi yang efisien untuk glikoprotein NS1 full-length virus Dengue
dengan level produksi yang cukup tinggi hingga 60,4 mg/l. Hasil pemeriksaan
ELISA menunjukkan, bahwa protein rekombinan NS1 DEN-1 dapat berfungsi
sebagai antigen dengan konsentrasi yang cukup tinggi sesuai dengan wild
typenya untuk pengembangan kandidat vaksin. dr. Whinnie menyarankan masih
diperlukan penelitian lanjutan untuk menguji respon imun & status kekebalan
dari kandidat vaksin subunit protein rekombinan NS1 DEN-1 di hewan coba.

Dalam pertemuan kali ini, satu hal penting yang diungkapkan Sekretaris Badan
litbangkes adalah suatu kegiatan tidak boleh berhenti oleh karena alasan emosi
semata, semua harus tetap berlanjut apapun keadaannya. Harapan itu juga yang
berlaku pada penelitian vaksin DBD, yang harus dilakukan terus-menerus,
berkesinambungan dan dengan uji coba yang tak pernah berhenti. Sebuah
harapan kiranya di tahun-tahun mendatang negara ini terbebas dari penyakit
demam berdarah. Untuk informasi selanjutnya mengenai materi dapat
menghubungi narasumber dengan alamat Dra. Bety Ernawati Dewi, Ph. D dari
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl. Salemba Raya 6 Jakarta
10430 Indonesia. Phone +62-21-3908157, 3929106, 3920185 Fax +62-213911873 email combed.sg@gmail.com dan dr. Whinnie, M.Kes , Peneliti Pusat
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes Kementerian
Kesehatan Jl. Percetakan negara no.29 Jakarta. SALAM SEHAT (UC-dishumas)

Anda mungkin juga menyukai