masa
lalu,
perjuangan
pejuang
dalam
mendapatkan
kemerdekaan, adalah faktor dimana bangsa ini lahir, konsep sejarah pun di bentuk
dalam simbol-simbol dan pendidikan formal di dunia pendidikan.
f) Perkembangan ekonomi
Perkembangan Ekonomi,salah satu alat pemersatu bangsa adalah rasa solidaritas.
Solidaritas lahir dari saling bergantungnya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
melambangkan
Sila
Kerakyatan
yang
Dipimpin
Oleh
Hikmat
Disamping pengertian Undang undang dasar, di pergunakan juga istilah lain yaitu
Konstitusi. Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris Constitution atau dari
bahasa Belanda Constitutie. Terjemahan dari istilah tersebuh adalah Undang
undang dasar, dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang belanda dan
jerman, yang dalam percakapan sehari hari memakai kata Grondwet ( Grond =
dasar, wet = Undang undang ) yang keduanya menunjukan naskah tertulis. Namun
pengertian Konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai
arti: 1. Lebih luas dari pada Undang undang dasar, atau 2. Sama dengan penertian
Undang undang dasar
8) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
Yang di maksud dengan Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat adalah Status Negara Indonesia yang Bentuk Negara adalah
kesatuan, sedangkan bentuk pemerintah adalah republik.
9) Konsepsi Wawasan Nusantara
Wawasan artinya pandanagan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi. Pengertia
wawasan sendiri Selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui arti pengaruhpengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
10) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional Kebudayaan
disini di artikan bahwa pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya
adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif
digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk
bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi. Disisi lain kebudayaan bisa diartikan sebagai kebiasaan
atau tradisi yang sering di lakukan oleh sebagian besar warga di wilayah tertentu .
3. Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional,
memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa
lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme
modern, diletakkanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup
berbangsa dan bernegara. Para pensiri Negara menyadari akan pentingnya dasar
filsafat ini, kemudian melakukan suatu penyelidikan yang dilakukan oleh badan yang
akan meletakkan dasar filsafat bangsa dan Negara yaitu BPUPKI. Prinsip-prinsip
dasar itu ditemukan olehpara pendiri bangsatersebut yang diangkat dari filsafat hidup
atau pandangan umumbangsa Indonesia yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu
prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila. Jadi, dasar filsafat suatu bangsa dan
Negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber kepada kepribadiannya
sendiri. Menurut Titus, hal ini merupakan salah satu fungsi filsafat adalah
kedudukannya sebagai suatu pandangan hidup masyarakat.
Dapat pula dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan
Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan
keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi,
filsafat Pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim
atau penguasa, melainkan melalui suatu fase historis yang cukup panjang. Pancasila
sebelum dirumuskan secara formal yuridis dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai
dasar filsafat Negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia, dalam
kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang
berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Dalam
pengertian seperti ini, menurut Notonegoro, bangsa Indonesia adalah sebagai kausa
materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara
formal oleh para pendiri Negara untuk dijadikan sebagai dasar Negara Republik
Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam
sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang Panitia 9, sidang BPUPKI kedua, serta
akhirnya disahkan secara formal yuridis sebagai dasar filsafat Negara Republik
Indonesia.