Anda di halaman 1dari 4

Antiseptik berasl dari bahasa Yunani yang secara singkat berarti kuman.

Senyawa itu
digunakan pada jaringan hidup atau kulit untuk mengurangi kemungkinan infeksi atau
berkembangnya kuman. Harus dibedakan antara antiseptik dengan antibiotik yang berperan
untuk membunuh kuman di dalam tubuh dan desinfektan, yaitu senyawa yang membunuh
kuman dari benda mati. Beberapa jenis antibiotik ada yang berperan membunuh bakteri, ada
juga yang hanya menghambat pertumbuhan bakteri.
Rivanol
Adalah zat kimia(etakridinlaktat) yang mempunyai sifat bakteriostatik(menghambat
pertumbuhan kuman). Biasanya lebih efektif pada kuman gram positif daripada gram negatif.
Sifatnya tidak terlalu menimbulkan iritasi dibandingkan dengan povidon iodin. Antiseptik
tersebut sering digunakan untuk membersihkan luka. Rivanol lebih bagus untuk mengompres
luka atau mengompres bisul, sedangkan povidon iodin lebih bagus untuk mencegah infeksi.

Serbuk rivanol berwarna kuning dengan konsentrasi sekitar 0,1% berperan dalam
membunuh bakteri, namun tidak dapat digunakan untuk mengatasi kuman jenis tuberkolusis.
Dengan demikian tidak efektif untuk mengatasi infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman
tuberkolusis.

Rivanol juga tidak dapat digunakan untuk mengatasi virus. Kegunaan antiseptik itu
untuk membersihkan luka borok dan bernanah. Salah satu penggunaannya adalah untuk
melakukan rendam duduk pada penderita bisul yang berada di dekat anus. Rivanol digunakan
bila luka tidak terlalu kotor, dengan menggunakan kassa tutup luka tersebut. Jika luka sangat

kotor, sebaiknya bersihkan dulu dengan air mengalir, dan pemilihan penggunaan antiseptik
adalah dengan povidon iodin.

Alkohol
Merupakan jenis antiseptik yang cukup poten. Bekerja dengan cara menggumpalkan
protein, struktur penting sel yang ada pada kuman, sehingga kuman mati. Kulit manusia
biasanya tidak terpengaruh oleh alkohol, sehingga kulit tidak mengalami penggumpalan
protein. Keuntungan lain alkohol adalah kemampuannya dalam mematikan kuman dengan
cara

meracuni,

bukan

melarutkan,

sehingga

relatif

aman

untuk

kulit.

Tidak semua kuman mati dengan pemberian alkohol, namun setidaknya alkohol dapat
berperan dalam menghambat pertumbuhan kuman. Alkohol berperan dalam menghambat
pertumbuhan dan perkembangbiakkan banyak jenis mikroorganisme, termasuk bakteri,
jamur, virus, dan protozoa. Jenis alkohol yang digunakan biasanya adalah jenis etil alkohol
atau etanol, dengan konsentrasi optimum 70%.

Harus diperhatikan bahwa penggunaan obat tersebut pada kulit yang terkelupas dapat
menimbulkan rasa terbakar, sehingga sebaiknya dihindari. Jangan salah menggunakan jenis
metil alkohol atau dikenal dengan metanol. Alkohol jenis itu biasanya digunakan dalam
industri dan tidak boleh digunakan sebagai antiseptik, karena dosis rendahnya saja dapat
mengakibatkan masalah penglihatan dan gangguan saraf.

Povidon Iodin
Merupakan kelompok obat antiseptik yang dikenal dengan iodophore, biasanya orang
mengenalnya sebagai betadine. Zat kimia itu bekerja secara perlahan mengeluarkan iodine,
antiseptik yang dapat berperan dalam membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman
seperti bakteri, jamur, virus, protozoa, atau spora bakteri. Terdapat berbagai bentuk sediaan
betadine.
Misalnya betadine yang dicampur dengan solusi alkohol, biasanya digunakan untuk
pembersih kulit sebelum tindakan operasi. Sedangakan pada kondisi teradapat darah atau
nanah, dan jaringan yang mati, betadine masih memiliki efek jika warnanya masih tampak.
Sehingga jika luka diberikan betadine, dan masih muncul nanh, artinya pembersihan luka
menggunakan

betadine

harus

diulang

kembali.

Betadine tidak boleh digunakan jika terbukti alergi terhadap yodium. Tanda alergi di
antaranya kulit menjadi merah, bengkak, atau terasa gatal. Penggunaan yang sering dan terusmenerus harus dihindari jika pada saat yang bersamaan penderita juga mengkonsumsi obat
lithium

(biasanya

mereka

yang

mengalami

gangguan

jiwa).

Seseorang yang sedang mengalami masalah dengan kelenjat tiroid dan perlu melakukan
pemeriksaan kadar yodium dalam tubuh sebaiknya menghindari penggunaan betadine.
Yodium yang terserap, kemungkinan dapat mengaburkan kadar pasti yodium di dalam tubuh.
Padahal kadar tersebut diperlukan untuk menentukan terapi yang diberikan. Antiseptik jenis
ini memiliki keunggulan dengan antiseptik jenis lain, karena jenis kuman yang dapat diatasi
variasiny lebih banyak.

Antiseptik yang mengandung merkuri


Di antaranya adalah sublimat dan merkurokrom (obat merah). Sublimat berperan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur, selain itu juga berguna untuk mencuci
luka. Senyawa itu merangsang kulit dan sering menimbulkan alergi. Karena mengandung
merkuri, sebaiknya menghindari penggunaan obat tersebut. Karena merkuri diyakini dapat
mengakibatkan

berbagai

jenis

efek

samping

yang

serius.

Merkurokrom (obat merah) dahulu sering digunakan, karena dapat mempercepat keringnya
luka. Di luar negeri obat merah sudah dilarang karena mengandung merkuri dan berbahaya
untuk tubuh. Hal tersebut yang harus diperhatikan. Jika masih ada yang menggunakan obat
itu sebaiknya segera dihentikan. Selain itu manfaatnya dalam menghambat perkembangan
bakteri juga lemah.
Hidrogen Peroksida
Digunakan dalam kadar 6% untuk membersihkan luka. Dalam kadar 1-2% biasanya
digunakan untuk keperluan membersihkan luka yang sering terjadi di rumah. Misalnya
terkena pisau, atau luka lainnya. Efek samping penggunaan hidrogen peroksida, dapat
menimbulkan jaringan parut setelah luka sembuh. Selain itu bisa memperpanjang masa
penyembuhan. Biasanya digunakan untuk mengatasi jenis kuman anaerob atau yang tidak
membutuhkan oksigen. Hidrogen peroksida sebaiknya digunakan dengan air mengalir dan
sabun untuk menghindari paparan berlebihan pada jaringan manusia.

Anda mungkin juga menyukai