Abses Hepar
Abses Hepar
A. KONSEP DASAR
1. DEFENISI
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur
maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal
Abses hati dahulu lebih banyak terjadi melalui infeksi porta, terutama pada anak muda, sekunder
pada peradangan appendicitis, tetapi sekarang abses piogenik sering terjadi sekunder terhadap
obstruksi dan infeksi saluran empedu.
Abses adalah pengumpulan cairan nanah tebal, berwarna kekuningan disebabkan oleh bakteri,
protozoa atau invasi jamur kejaringan tubuh. Abses dapat terjadi di kulit, gusi, tulang, dan organ
tubuh seperti hati, paru-paru, bahkan otak, area yang terjadi abses berwarna merah dan
menggembung, biasanya terdapat sensasi nyeri dan panas setempat (Microsoft Encarta
Reference Library, 2004)
Abses adalah kumpulan nanah setempat dalam rongga yang tidak akibat kerusakan jaringan,
Hepar adalah hati (Dorland, 1996).
2. KLASIFIKASI
Pada umumnya abses hati dibagi dua yaitu
a.
ke dalam hati, sehingga terjadi bakteremia sistemik, ataupun menyebabkan komplikasi infeksi
intra abnominal seperti divertikulitis, peritonitis dan infeksi post operasi.
3. ETIOLOGI
Bakteri ini bisa sampai ke hati melalui :
kandung kemih yang terinfeksi
Luka tusuk atau luka tembus
Infeksi didalam perut, dan
Infeksi dari bagian tubuh lainnya yang terbawa oleh aliran darah
4. GAMBARAN KLINIK
Dicurigai adanya AHP apabila ditemukan sindrom klinis klisik berupa nyeri spontan perut kanan
atas, yang di tandai dengan jalan membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan di
atasnya. Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling utama, keluhan lain yaitu nyeri
pada kuadran kanan atas abdomen, dan disertai dengan keadaan syok. Apabila AHP letaknya
dekat digfragma, maka akan terjadi iritasi diagfragma sehingga terjadi nyeri pada bahu sebelah
kanan, batuk ataupun terjadi atelektesis, rasa mual dan muntah, berkurangnya nafsu makan,
terjadi penurunan berat badan yang unintentional.
Aspirasi pus
Pada USG ditemukan rongga dalam hati
Tes hemaglutinasi positif
Kriteria Lamont dan Pooler ditegakkan abses hati bila didapatkan tiga atau lebih dari:
Diagnosa banding
Diagnosa banding abses hati amebic adalah:
-
Abses hati piogenik: umumnya disebabkan apendisitis dan infeksi pada saluran empedu.
Dengan demikian, pada anamnesis perlu ditanyakn riwayat nyeri abdomen kanan bawah dan
6. DIAGNOSIS
a. Pemeriksaan fisik
Ditemukan nyeri perut kanan atas dan Hepatomegali sebesar tiga jari sampai enam jari arcuscostarum disertai nyeri tekan.
b. Pemeriksaan biakan
Kuman yang sering ditemukan adalah kuman gram negatif seperti proteus vulgaris, aerobacter
aerogenespseudomonas aeruginosa, sedangkan kuman anaerob micro anaerophilic streptococci,
bacteroides,fusobacterium.
c.
Pemeriksaan penunjang
3
7. PENGOBATAN
Pemberian derivat nitroimidazole seperti metronidazole masih merupakan lini pertama
pengobatan abses hati amebik dengan dosis 3x750 mg selama 5-10 hari. Hal ini dikarenakan
kemampuannya sebagai agen amebiasis ekstraluminal. Akan tetapi obat ini tidak poten terhadap
kista (bentuk intraluminal) sehingga perlu dikombinasikan dengan Paramomycin dengan dosis
4X500mg. Pilihan lainnya dapat pula ditambahkan atau diganti dengan kloroquin fosfat dengan
dosis 1gr/hari selama 2 hari dilanjutkan dengan 500mg/hari selama 20 hari. Hal ini dilakukan
apabila setelah terapi metronidazole selama 5 hari tidak terdapat perbaikan ataupun bila terdapat
intoleransi. Obat lini kedua yang digunakan yakni dihydroemetin 1-1,5mg/kgBB/hari secara
intramuskular (maksimum 99gr/hari) selama 10 hari. Akan tetapi, yang terakhir disebutkan
relatif toksik sehingga perlu kewaspadaan pemakaian.
Tindakan aspirasi terapeutik diindikasikan apabila :
-
8. KOMPLIKASI
Komplikasi dengan faktor mortalitas tinggi dapat terjadi pada keadaan sepsis abses subfrenik
atau subhepatik, ruptur abses ke rongga peritoneum, ke pleura, atau ke paru, disamping
komplikasi kegagalan hati, hemobilia, perdarahan ke dalam abses hati.
9. PROGNOSIS
Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan diagnosis dan pengobatan, jika hasil kultur
darah yang memperlihatkan penyebab becterial organisme multiple, tidak dilakukan drainase
terhadap abses, adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleural atau adanya penyakit lain.