ii
Kata Kunci: pengolahan air limbah, High Rate Algae Pond
(HRAP), alga, klasifikasi alga, identifikasi genus alga, air
Boezem Morokembrangan
Abstract
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alga adalah mikroorganisme utama yang berperan dalam
HRAP. Alga merupakan protista bertalus yang memiliki pigmen
dan khlorofil. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada
pula yang banyak sel (multiseluler). Pada umumnya alga hidup di
dalam air. Alga memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya adalah
memiliki pigmen fotosintesis seperti klorofil atau karotenoid,
bahan dinding sel terdiri dari polisakarida, lipid dan bahan
protein, aspek struktur selnya sendiri tidak memiliki membran
yang memisahkan nukleus, pembagian nukleus tidak berlaku
iii
secara mitosis, dan adanya dinding sel yang melindungi
nukleopeptida tertentu sebagai komponen yang menguatkannya.
Klasifikasi alga didasarkan pada beberapa hal, yakni
pigmen, produk makanan cadangan, flagella, dinding sel, siklus
hidup dan reproduksinya. Alga terbagi dalam 10 phylum utama,
yaitu Chlorophyta, Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta,
Phaeophyta dan Rhodophyta, Bacillaryophyta, Xanthophyta,
Chrypthophyta dan Dinophyta (Bellinger dan Sigee, 2010).
Berikut jumlah dari beberapa genus yang telah dikenali, dari
phylum Cyanophyta (Blue-Green Algae) ada sekitar 2.000 genus,
900 genus dari phylum Euglenophyta, 4.000 genus dari phylum
Dinophyta, Chryptophyta 200 genus, Rhodophyta 6.000 genus,
Chlorophyta ada sekitar 17.000 genus, dari phylum Chrysophyta
1200 genus, dari phylum Xanthophyta sekitar 600 genus,
Phaeophyta 1.500 genus, dan terakhir dari phylum
Bacillaryophyta yaitu sebanyak 12.000 genus yang telah dikenali.
Selain itu, para ahli memprakirakan bahwa masih ada jutaan
genus alga yang masih belum dapat diidentifikasi maupun
dikenali (Graham dan Wilcox, 2000).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di California,
Benemann (1986) menemukan bahwa dominasi genus alga pada
pengolahan air limbah pada sistem HRAP adalah Scenedesmus
sp, di Israel yaitu Micratinium sp dan Actinastrum sp (Shelef,
1982), di New Zealand yaitu Pediastrum sp (Park dan Craggs,
2010), di Filipina yaitu genus Coelostrum sp (Oswald, 1987), dan
terakhir di Skotlandia ditemukan dominasi genus Chlorella sp dan
Ankistrodemus sp (Cromar et al., 1996). Sedangkan di Indonesia
sendiri, belum ada penelitian dilakukan dalam mengidentifikasi
dominasi genus alga pada suatu sistem HRAP untuk air boezem,
khususnya air Boezem Morokembrangan
Penelitian-penelitian tersebut juga membuktikan bahwa di
setiap negara, genus alga yang mendominasi suatu sistem HRAP
dalam pengolahan air limbahnya berbeda satu sama lain. Genus
alga yang berperan dominan dalam suatu sistem HRAP
dipengaruhi oleh factor lingkungan yaitu iklim, badan air, suhu,
iv
kondisi pencahayaan, kondisi operasional (pH, komposisi dan
konsentrasi nutrien yang ada, waktu retensi hidrolik) dan
parameter-parameter biologis ( adaptasi alga, penyemaian alga,
dan parasit ) ( Sheehan et al., 1998; Benneman, 2003 ).
Identifikasi genus alga sangat penting untuk studi ekologi.
Dan diharapkan bahwa identifikasi yang dilakukan telah benar,
karena hal ini sangat penting kegunaannya untuk aplikasi
bioteknologi. Khusus untuk HRAP, pentingnya dalam
mengidentifikasi dominasi genus alga yang ada dalam suatu
sistem HRAP adalah untuk mengoptimalkan atau memaksimalkan
kinerja dari HRAP sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini
adalah:
Apa jenis genus alga yang paling dominan pada air
Boezem Morokembrangan untuk sistem HRAP (High-Rate Algae
Pond)?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah :
Mengetahui dominasi genus alga pada air Boezem
Morokembrangan untuk sistem HRAP (High-Rate Algae Pond).
2. TEORI
1. HRAP (High Rate Algae Ponds)
Professor William Oswald dari University of
California adalah orang yang pertamakali memperkenalkan
tentang High Rate Algae Pond (HRAP) pada tahun 1960.
High-Rate Algae Pond (HRAP) didefenisikan sebagai
pengolahan air limbah dan daur ulang nutrient yang
berdasarkan interaksi simbiosis antara bakteri heterotroph
dan sel-sel alga yang hidup dalam suatu kolam tersebut
(Oswald dan Golueke (1968), McGarry dan Tongkasame
v
(1971)). HRAP biasanya berupa kolam/saluran terbuka
yang dangkal.
Proses oksidasi biologis digambarkan pada gambar
berikut ini :
C6H12O6
+
Fotosintesis
6O2
Respirasi
+ CO2
H2O
Gambar 2.6 Reaksi Fotosintesis dan Respirasi
Alga merupakan organisme autotrof yang dapat
mensintesis makanannya sendiri dengan melakukan proses
fotosintesis pada siang hari, saat terdapat cahaya matahari.
Karbondioksida digunakan sebagai sumber karbon untuk
mensintesis sel-sel baru dan oksigen. Pada saat gelap alga
membutuhkan oksigen untuk respirasi dan senyawa organik
untuk pertumbuhan. Pertumbuhan alga pada saat siang dan
malam distimulasi oleh garam-garam, fosfor dan nitrat. Jadi
kuantitas nutrien dan pencahayaan fotosintesis merupakan
faktor penting bagi pertumbuhan alga dalam kolam
oksidasi. Karbondioksida merupakan salah satu dari produk
yang dihasilkan oleh metabolisme bakteri. Karbondioksida
ini digunakan oleh alga selama proses fotosintesis, dan
sebaiknya bakteri memanfaatkan oksigen yang dihasilkan
oleh alga untuk mengoksidasi bahan organik dalam limbah.
vi
Sehingga terdapat suatu hubungan yang saling
menguntungkan (simbiosis) antara alga dan bakteri dalam
kolam oksidasi (Mara,1984). Pada Gambar 2.7 berikut
dijelaskan mengenai simbiosis antara alga dan bakteri pada
siang hari. Bakteri membutuhkan O2 untuk melakukan
respiarasi aerobik sehingga dapat mendegradasi limbah. O2
yang dibutuhkan dihasilkan dari proses fotosintesis oleh
alga. Selain itu CO2 sebagai sumber karbon disediakan dari
proses metabolisme bakteri. Mekanisme ini terjadi pada
siang hari saat ada cahaya matahari.
vii
viii
benda yang sering terkena air dan banyak hidup pada
lingkungan berair di permukaan bumi. Alga dapat hidup
hampir di semua tempat yang memiliki cukup sinar
matahari, air dan karbon-dioksida.
2.2 Ciri-ciri Umum
Ciri-ciri umum pada alga, yaitu alga tidak memiliki
akar, batang dan daun sejati. Tubuh seperti ini dinamakan
talus. Itulah sebabnya alga tidak dapat digolongkan sebagai
tumbuhan (plantae). Di dalam sel alga terdapat plastid yaitu
organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastid
yang terdapat pada alga terutama khloroplas yang
mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam
proses fotosintesis. Sehingga alga bersifat autotrof, karena
dapat menyusun sendiri makanannya berupa zat organik
dan zat-zat anorganik. Pigmen lain yang terdapat dalam
alga, yaitu fikosianin (warna biru), xantofil (warna kuning),
karoten (warna keemasan), fikosantin (warna pirang) dan
fikoeritrin (warna merah).
Alga menyimpan cadangan makanannya dalam
bentuk granul atau globul dalam sel-selnya. Contohnya,
alga hijau menyimpan pati sebagaimana yang terdapat pada
tumbuhan hijau lainnya. Alga lain juga dapat menyimpan
berbagai macam karbohidrat dalam bentuk lain selain pati
yaitu minyak atau lemak.
2.3 Habitat
Alga banyak hidup diperairan baik di air tawar
maupun dilaut, alga juga dapat tumbuh di tempat-tempat
yang lembab dan bersimbiosis dengan tumbuhan lain. Ada
beberapa spesies alga yang dapat hidup pada kondisi
daerah yang sangat dingin seperti pada daerah salju dan di
ix
kutub maupun di puncak gunung. Sebaliknya, ada pula
spesies alga yang dapat hidup pada kondisi daerah yang
sangat panas seperti pada batu-batuan dan sumber-sumber
air panas tertentu di Yellowstone National Park dengan
suhu 700C. Beberapa spesies alga dapat pula tumbuh di
tanah yang lembab, pohon dan permukaan batuan.
2.4 Reproduksi
Reproduksi alga dapat dilakukan baik itu secara
seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual biasanya
dilakukan dengan pembelahan sel ataupun dengan spora.
Salah satu contoh spora uniseluler yang dihasilkan disebut
dengan akinet, selain itu ada pula spora yang berflagella
dan motil yang dinamakan zoospora sedangkan spora
nonmotil disebut juga dengan aplanospora.
Reproduksi seksual pada alga melibatkan
konyugasi gamet (sel seks) sehingga menghasilkan zigot.
Jika morfologi pada gamet-gamet itu sama disebut dengan
isogami sedangkan jika berbeda ukuran disebut
heterogami. Ovum pada bentuk alga tingkat tinggi
berukuran besar dan non-motil sedangkan untuk gamet
jantan berukuran kecil dengan motil aktif. Proses seksual
ini dinamakan oogami.
2.5 Morfologi
Genus alga kebanyakan terdapat sebagai sel
tunggal yang berbentuk bola, batang, gada dan kumparan.
Alga ada yang bersel satu contohnya Chlorococcus dan ada
juga yang berkoloni seperti Volvox dan juga berupa benang
seperti Spirogyra, Oscillatoria, Vaucheria dan lain-lain.
Alga yang berupa lembaran contohnya Ulva, Padina,
x
Laminaria dan lain-lain. Dan alga yang berupa rerumputan
yaitu Chara, Nitella, Sargassum dan lain-lain.
Alga, sebagaimana protista eukariotik yang lain,
mangandung nukleus yang dibatasi oleh membran. Bendabenda lain yang ada di dalamnya adalah pati dan butir-butir
seperti pati, tetesan minyak dan vakuola. Setiap sel
mengandung satu atau lebih khloroplas yang dapat
berbentuk pita atau seperti cakram-cakram diskrit (satuansatuan tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada
tumbuhan hijau. Di dalam matriks khloroplast terdapat
gelembung-gelembung pipih bermembran yang dinamakan
tilakoid. Membran tilakoid berisikan khlorofil dan pigmenpigmen pelengkap yang merupakan suatu reaksi cahaya
pada fotosintesis (Pelczar & Chan, 2005).
xi
sirkulasi air. Hal ini sangat penting untuk
mempertahankan suhu tetap homogen serta
penyinaran dan nutrien tetap merata. Selain itu
sirkulasi juga dapat mencegah pengendapan
plankton.
4. Parameter-parameter biologis
Hal-hal ini meliputi saat seeding dan aklimatisasi
juga parasit-parasit yang dapat mengganggu
pertumbuhan alga.
xii
7.
xiii
Tabel 2.2 Jenis-jenis
Mikroskopisnya
No
Phylum
Algae Hijau
Jumlah Jenis
Spesies*
2000
Alga
Warna
Euglenoida
17000
hijau rumput
900
bervariasi
Euglenophyta
4
Algae Kuning-hijau
600
kuning kehijauan
Xanthophyta
5
6
7
Dinoflagellata
Dinophyta
Cryptomonads
Cryptophyta
Chrysophytes
Chrysophyta
mengapung
Synechocystis
beberapa
melayang
Microcystis
mikroskopis atau
beberapa unisel Chlamydomonas
non-mikroskopis
dan berkoloni
uniseluler atau
dengan flagellata
Cladophora
koloni berserabut
mikroskopisuniseluler
hampir seluruhnya
berflagella
mikroskopisuniseluler atau
berserabut
gamet dan
zoospora
berflagella
Ophiocytium
Euglena
Colacium
Vaucheria
seluruhnya
berflagella
Ceratium
Peridinium
200
bervariasi
mikroskopisuniseluler
hampir seluruhnya
berflagella
Rhodomonas
1200
6000
merah
Rhodophyta
1500
Cryptomonas
Algae Merah
10
Contoh Spesies
mikroskopisuniseluler
12000
Algae Coklat
Motilitas
merah kecoklatan
Bacillariophyta
Bentuk
4000
Diatom
8
Morfologi
mikroskopis atau
biru kehijauan non-mikroskopisbiasanya berkoloni
Chlorophyta
3
Berdasarkan
coklat
Phaeophyta
Sumber Jumlah Jenis Spesies : Graham & Wilcox., 2000
Data dari John et al ., 2002
mikroskopis atau
nonmikroskopisuniseluler atau
berkoloni
Tidak ada
dapat terlihatmultiseluler
(cushions and
crustose thalli )
Tidak ada
Batrachospermum
Bangia
Pleurocladia
Heribaudiella
xiv
No
Phylum
Algae Hijau
Chlorophyta
a,b
a,b,g violaxanthin
pati
dinding
selulosa
pelikel
Euglenoida
a,b
paramylon
3
b,g
protein
Euglenophyta
chrysolamina pektin atau
Algae Kuning-hijau
4
a,c1,c2 a,b
4
dinding
rin
Xanthophyta
pectic asam
Dinoflagellata
5
a,c2
peridinin
pati
selulosa
3
b
Dinophyta
selulosa
Cryptomonads
6
a,c2
4
a,b alloxanthin pati
periplast
Cryptophyta
chrysolamina pektin
Chrysophytes
7
a,c1,c2,c3 a,b,e
4
ditambah
rin
Chrysophyta
chrysolamina mineral dan
Diatom
8
a,c1,c2,c3 b,e fukoxanthin
silika opaline 4
rin
Bacillariophyta
matriks
Algae Merah
9
a
pati floridean
2
a,b
galaktosa
Rhodophyta
polimer
matriks
Algae Coklat
10
a,c1,c2,c3 b,e
laminarin
4
alginat
Phaeophyta
Sumber Jumlah Jenis Spesies : Graham & Wilcox., 2000
Data dari John et al., Lee 1997, Van den Hock et al (1995), John et al (2002) & Wehr and Sheath (2003)
3
2-6
0-many. Similar
(isokont)
1-2 emergent
3
3
2
3
4
2 unequal
(heterokont)
2 unequal
(heterokont)
2 equal
(isokont)
2 unequal
(heterokont)
1, reproductive
cells only
2 unequal
(heterokont)
xv
3. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, akan diteliti tentang dominasi
spesies alga pada sistem High-Rate Algae Pond (HRAP) untuk air
Boezem Morokembrangan. Analisa dilakukan pada waktu yang
telah ditentukan yaitu pada musim kemarau, pada musim transisi
antara musim kemarau dan musim penghujan dan terakhir pada
musim penghujan. Variabel yang digunakan adalah jenis spesies
alga dan jumlah sel/koloni alga.
Parameter utama yang diteliti adalah alga itu sendiri
untuk mengetahui spesies alga yang paling mendominasi dalam
Boezem Morokembrangan untuk sistem HRAP (High-Rate Algae
Pond). Sementara parameter tambahan yang diperlukan unutk
mendukung penelitian ini meliputi temperatur, pH dan DO.
xvi
LATAR BELAKANG
Tinjauan Pustaka :
1. HRAP merupakan
suatu sistem
pengolahan air limbah
yang memanfaatkan
simbiosis antara alga
dan bakteri.
2. Identifikasi penting
untuk memaksimalkan/
mengoptimalkan kinerja
dari HRAP
GAP
Realita :
1. Belum adanya
penelitian tentang
dominasi spesies alga
pada sistem HRAP
untuk boezem
Morokembrangan
2. Spesies alga pada
suatu tempat/daerah/
negara berbeda satu
sama lain
PERMASALAHAN :
1. Apa jenis spesies alga
yang paling dominan pada
air boezem
Morokembrangan untuk
sistem HRAP?
TUJUAN :
1. Mengetahui dominasi
spesies alga pada air
boezem Morokembrangan
untuk sistem HRAP
STUDI LITERATUR
1. Diversifikasi dan Pola Hidup Alga
2. Penelitian-penelitian terdahulu
3. Cara menghitung jumlah sel/koloni alga
4. High Rate Algae Pond (HRAP)
METODE PENELITIAN
PENGUMPULAN DATA :
1. Persiapan alat dan bahan
2. Penentuan lokasi sampling
dan waktu sampling
3. Pengambilan sampel
4. Analisa pendahuluan
5. Persiapan alat dan bahan di
laboratorium
6. Identifikasi dan perhitungan
jumlah koloni/sel spesies alga
ANALISIS DATA :
1. Analisa jenis spesies
alga yang terdapat pada air
boezem Morokembrangan
untuk sistem HRAP
dengan menggunakan
Mikroskop
2. Menghitung jumlah
koloni/sel alga dengan
menggunakan metode
counting chamber untuk
menentukan jenis spesies
alga yang paling
mendominasi.
xvii
xviii
Spesies
1
2
3
4
5
6
7
Oscilatoria sp.
Coelastrum sp.
Scenedesmus sp.
Euglena sp.
Rhizosolenia sp.1
Rhizosolenia sp.2
Nitzschia sp.
Total
ni
1440
469
94
31
31
94
281
2440
Di (%)
59.016
19.221
3.852
1.27
1.27
3.852
11.516
100
H'
0.311
0.317
0.125
0.055
0.055
0.125
0.249
1.239
Keterangan:
ni
: jumlah individu species i/liter sampel air
Di
: Indeks Kelimpahan (Dominansi)
H
: Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener
4.1.2 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 2
Badan Perairan Boezem Morokembrangan
Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem
Morokembrangan ini berada pada koordinat 0713'56.40" LS dan
11242'44.90" BT. Berikut merupakan rincian hasil pengamatan
yang dilakukan di titik ini.
xix
Spesies
1
2
3
4
5
6
7
8
Oscillatoria sp.
Spirulina sp.
Closterium sp.
Chlorella sp.
Euglena axyuris
Euglena sp.
Rhizosolenia sp. 1
Coscinodiscus sp.
Total
ni
3369
6125
31
5899
94
156
63
219
15956
Di (%)
21.114
38.387
0.194
36.97
0.589
0.978
0.395
1.373
100
H'
0.328
0.368
0.012
0.368
0.03
0.045
0.022
0.059
1.232
Keterangan:
ni
: jumlah individu species i/liter sampel air
Di
: Indeks Kelimpahan (Dominansi)
H
: Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener
4.1.3 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 3
Badan Perairan Boezem Morokembrangan
Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem
Morokembrangan ini berada pada koordinat 0713'55.40" LS dan
11243'03.60" BT. Berikut merupakan rincian hasil pengamatan
yang dilakukan di titik ini.
xx
Spesies
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Oscilatoria sp.
Spirulina sp.
Scenedesmus sp.
Chlorella sp.
Euglena sp.
Euglena axyuris
Rhizosolenia sp.1
Rhizosolenia sp.2
Nitzschia sp.
Total
ni
11004
2718
656
4530
156
31
31
188
125
19439
Di (%)
56.608
13.982
3.375
23.304
0.803
0.159
0.159
0.967
0.643
100
H'
0.322
0.275
0.114
0.339
0.039
0.01
0.01
0.045
0.032
1.288
Keterangan:
ni
: jumlah individu species i/liter sampel air
Di
: Indeks Kelimpahan (Dominansi)
H
: Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener
4.2 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga untuk
Penelitian Kedua
Pengambilan sampel yang kedua dilakukan pada musim
transisi antara musim kemarau dan penghujan tepatnya pada
tanggal 28 Oktober 2011. Kondisi cuaca saat ini masih kering
tetapi sudah berawan yang menunjukkan akan datangnya hujan
tetapi di Boezem Morokembrangan sendiri masih belum terjadi
xxi
hujan pada saat itu. Pengambilan sampel tetap dilakukan di pagi
hari sekitar pukul 10.00 WIB.
Pada penelitian kedua ini telah ditemukan sekitar 16
genus alga yang terdiri dari phylum Cyanophyta yaitu
Oscillatoria sp. Chroococcus sp. dan Spirulina sp., dari phylum
Chlorophyta yaitu Actinastrum sp., Scenedesmus sp., Zygnema
sp., Closterium sp. dan Mesotaenium sp. Sedangkan dari phylum
Euglenophyta ditemukan hanya jenis genus Euglena acus, dari
phylum Bacillariophyta ditemukan Rhizosolenia sp.1, Nitszchia
sp. dan Coscinodiscus sp. Dari phylum Chrysophyta ditemukan
Synura sp. dan Dinobryon sp., sedangkan dari phylum
Xanthophyta ditemukan Goniochloris dan terakhir dari phylum
Rhodophyta ditemukan Lemanea sp.
Pada penelitian ketiga ini ditemukan bahwa Oscillatoria
sp. merupakan spesies alga yang mendominasi pada musim
penghujan ini. Kondisi lingkungan pada musim penghujan ini
memiliki temperatur dengan rentang 30,00C-35,60C, pH dengan
nilai sekitar 6,7-9,4 dan nilai DO yang cukup rendah yaitu 0,6-7,8
. Dari studi literatur diketahui bahwa Oscillatoria merupakan
salah satu genus alga yang sangat toleran terhadap polutan dan
dua spesies dari genus ini merupakan lima spesies alga yang
paling toleran terhadap polutan yaitu Oscillatoria limosa dan
Oscillatoria tennis (Palmer, 1969).
Untuk lebih lengkapnya lagi dapat dilihat dari keterangan
dibawah ini.
4.2.1 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 1
Badan Perairan Boezem Morokembrangan
Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem
Morokembrangan ini berada pada koordinat 0714'09.40" LS dan
11242'53.80". Berikut merupakan rincian hasil pengamatan yang
dilakukan di titik ini.
xxii
Spesies
ni
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Oscillatoria sp.
Chroococcus sp.
Scenedesmus sp.
Actinastrum sp.
Euglena acus
Goniochloris sp.
Synura sp.
Rhizosolenia sp.1
Nitzschia sp.
Lemanea sp.
Total
1233
590
79
13
31
256
21
32
32
32
2319
Di (%)
53.169
25.442
3.407
0.561
1.337
11.039
0.906
1.38
1.38
1.38
100
H'
0.336
0.348
0.115
0.029
0.058
0.243
0.043
0.059
0.059
0.059
1.349
Keterangan:
ni
: jumlah individu species i/liter sampel air
Di
: Indeks Kelimpahan (Dominansi)
H
: Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener
4.2.2 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 2
Badan Perairan Boezem Morokembrangan
Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem
Morokembrangan ini berada pada koordinat 0713'56.40" LS dan
11242'44.90" BT. Berikut merupakan rincian hasil pengamatan
yang dilakukan di titik ini.
xxiii
Spesies
ni
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Oscillatoria sp.
Spirulina sp.
Chroococcus sp.
Scenedesmus sp.
Actinastrum sp.
Closterium sp.
Zygnema sp.
Euglena acus
Goniochloris sp.
Rhizosolenia sp.1
Coscinodiscus sp.
Lemanea sp.
3214
552
663
16
22
21
332
54
55
64
27
31
5051
Total
Di (%)
63.631
10.929
13.126
0.317
0.436
0.416
6.573
1.069
1.089
1.267
0.535
0.614
100
H'
0.288
0.242
0.267
0.018
0.024
0.023
0.179
0.049
0.049
0.055
0.028
0.031
1.252
Keterangan:
ni
: jumlah individu species i/liter sampel air
Di
: Indeks Kelimpahan (Dominansi)
H
: Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener
4.2.3 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 3
Badan Perairan Boezem Morokembrangan
Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem
Morokembrangan ini berada pada koordinat 0713'55.40" LS dan
11243'03.60" BT. Berikut merupakan rincian hasil pengamatan
yang dilakukan di titik ini.
xxiv
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik
3 Perairan Boezem Morokembrangan
No.
Spesies
ni
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Oscillatoria sp.
Spirulina sp.
Chroococcus sp.
Scenedesmus sp.
Actinastrum sp.
Mesotaenium sp.
Euglena acus
Rhizosolenia sp.1
Lemanea sp.
Total
1339
372
781
21
44
18
32
38
45
2690
Di (%)
49.777
13.829
29.033
0.781
1.636
0.669
1.19
1.413
1.673
100
H'
0.347
0.274
0.359
0.038
0.067
0.034
0.053
0.06
0.068
1.3
Keterangan:
ni
: jumlah individu species i/liter sampel air
Di
: Indeks Kelimpahan (Dominansi)
H
: Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener
4.3 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga untuk
Penelitian Ketiga
Pengambilan sampel yang ketiga dilakukan pada musim
penghujan tepatnya pada tanggal Desember 2011. Kondisi cuaca
pada saat ini sudah sering terjadi hujan, begitu pula dengan
daerah Boezem Morokembrangan. Pengambilan sampel tetap
dilakukan di pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB. Pada penelitian
ketiga ini dilakukan duplo dengan perlakuan yang sama, tetapi
sampel yang pertama diberi formalin 4% sedangkan sampel yang
lainnya tidak diberi bahan pengawet apapun.
xxv
Pada penelitian ketiga ini didapati bahwa jenis genus alga
yang berada di Boezem Morokembrangan lebih beragam. Pada
saat pengamatan, telah ditemukan sekitar 28 genus alga yang
terdiri dari phylum Cyanophyta yaitu Oscillatoria sp.
Merismopedia sp., Phormidium tenue., Cryptomonas sp.,
Chroococcus sp. dan Spirulina sp., dari phylum Chlorophyta
yaitu Chlamydomonas sp., Spirogyra sp. dan Closterium sp.
Sedangkan dari phylum Euglenophyta ditemukan hanya jenis
genus Euglena acus, Euglena sp., Phacus sp., Euglena proxima
dan Strombomonas verrucosa., dari phylum Bacillariophyta
ditemukan Rhizosolenia sp.1, Nitszchia sp. dan Coscinodiscus sp.,
Fragilaria sp., Skeletonema sp., Synedra sp., Stephanodiscus sp.,
Melosira sp., Tabellaria fenestrata, Navicula sp., Pleurosigma
sp., Nitszchia holsatica dan Nitszchia acicularis. Terakhir, yaitu
dari phylum Chrysophyta hanya ditemukan Synura sp.
Pada penelitian ketiga ini ditemukan bahwa Oscillatoria
sp. merupakan spesies alga yang mendominasi pada musim
penghujan ini. Kondisi lingkungan pada musim penghujan ini
memiliki temperatur dengan rentang 28,90C-32,20C, pH dengan
nilai sekitar 5,1-7,3 dan nilai DO yang cukup rendah yaitu 0,85,2. Dari studi literatur diketahui bahwa Oscillatoria merupakan
salah satu genus alga yang sangat toleran terhadap polutan dan
dua spesies dari genus ini merupakan lima spesies alga yang
paling toleran terhadap polutan yaitu Oscillatoria limosa dan
Oscillatoria tennis.
Untuk lebih lengkapnya lagi dapat dilihat dari keterangan
dibawah ini.
xxvi
4.3.1 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 1
Badan Perairan Boezem Morokembrangan
Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem
Morokembrangan ini berada pada koordinat 0714'09.40" LS dan
11242'53.80". Berikut merupakan rincian hasil pengamatan yang
dilakukan di titik ini.
Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik
1 Perairan Boezem Morokembrangan
No.
Spesies
Oscillatoria sp
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Chroococcus sp
Phormidium tenue
Closterium sp
Euglena sp
Euglena proxima
Phacus sp
Synura sp
Nitzschia sp
Synedra sp
Stephanodiscus sp
Fragilaria sp
Skeletonema sp
Total
ni
Di (%)
H'
789
68.194
0.261
33
45
21
34
44
28
77
2
2
21
52
9
1157
2.852
3.889
1.815
2.939
3.803
2.42
6.655
0.173
0.173
1.815
4.494
0.778
100
0.101
0.126
0.073
0.104
0.124
0.09
0.18
0.011
0.011
0.073
0.139
0.038
1.332
Keterangan:
ni
: jumlah individu species i/liter sampel air
Di
: Indeks Kelimpahan (Dominansi)
H
: Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener
xxvii
Spesies
ni
Di (%)
H'
1
2
3
4
5
Oscillatoria sp
Spirulina sp
Chroococcus sp
Phormidium tenue
Closterium sp
867
1
35
148
19
64.605
0.075
2.608
11.028
1.416
0.282
0.005
0.095
0.243
0.06
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Spirogyra sp
Euglena sp
Euglena proxima
Phacus sp
Synura sp
Stephanodiscus sp
Flagilaria sp
Nitzschia acicularis
Melosira sp
Navicula sp
Total
3
45
13
48
56
15
10
6
75
1
1342
0.224
3.353
0.969
3.577
4.173
1.118
0.745
0.447
5.589
0.075
100
0.014
0.114
0.045
0.119
0.133
0.05
0.037
0.024
0.161
0.005
1.388
Keterangan:
xxviii
ni
Di
H
Spesies
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Oscillatoria sp
Spirulina sp
Phormidium tenue
Closterium sp
Euglena sp
Euglena proxima
Phacus sp
Synura sp
Stephanodiscus sp
10
11
Flagilaria sp
Tabellaria fenestrata
Total
ni
Di (%)
H'
980
2
110
25
8
24
20
39
34
77.655
0.158
8.716
1.981
0.634
1.902
1.585
3.09
2.694
0.196
0.01
0.213
0.078
0.032
0.075
0.066
0.107
0.097
13
7
1262
1.03
0.555
100
0.047
0.029
1.251
Keterangan:
ni
: jumlah individu species i/liter sampel air
xxix
Di
H
xxx
alga masih belum ditemukan di literatur manapun (Weissman dan
Bennemann, 1979, Sheehan et al.,1998 dan Benneman, 2008)
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan dari penelitian ini,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada penelitian pertama yang dilakukan pada musim kemarau
di bulan Agustus, di Titik 1ditemukan 7 jenis genus alga
dengan kelimpahan sekitar 31-1440 jumlah sel/liter air. Jenis
genus alga yang mendominasi pada titik ini adalah
Oscillatoria sp. dengan indeks kelimpahan hingga 59%. Di
lokasi Titik 2 ditemukan 8 genus alga dengan kelimpahan
sekitar 31-6125 jumlah sel/liter air. Jenis genus alga yang
mendominasi pada titik ini adalah Spirulina sp. dengan indeks
kelimpahan hingga 38%. Di lokasi Titik 3 ditemukan 9 jenis
genus alga dengan kelimpahan sekitar 31-11004 jumlah
sel/liter air. Jenis genus alga yang mendominasi pada titik ini
adalah Oscillatoria sp. dengan indeks kelimpahan hingga
56%.
2. Pada penelitian kedua yang dilakukan pada bulan Oktober, di
musim transisi antara musim kemarau dan penghujan , di
Titik 1 ditemukan 10 jenis genus alga dengan kelimpahan
sekitar 21-1233 jumlah sel/liter air. Jenis genus alga yang
mendominasi pada titik ini adalah Oscillatoria sp. dengan
indeks kelimpahan hingga 53%. Di lokasi Titik 2 ditemukan
12 genus alga dengan kelimpahan sekitar 16-3214 jumlah
sel/liter air. Jenis genus alga yang mendominasi pada titik ini
adalah Oscillatoria sp. dengan indeks kelimpahan hingga
63%. Di lokasi Titik 3 ditemukan 9 jenis genus alga dengan
kelimpahan sekitar 18-1339 jumlah sel/liter air. Jenis genus
alga yang mendominasi pada titik ini adalah Oscillatoria sp.
dengan indeks kelimpahan hingga 49%.
xxxi
3. Pada penelitian ketiga yang dilakukan pada musim penghujan
di bulan Desember, di Titik 1 ditemukan 16 jenis genus alga
dengan kelimpahan sekitar 2-789 jumlah sel/liter air. Jenis
genus alga yang mendominasi pada titik ini adalah
Oscillatoria sp. dengan indeks kelimpahan hingga 68%. Di
lokasi Titik 2 ditemukan 24 genus alga dengan kelimpahan
sekitar 1-867 jumlah sel/liter air. Jenis genus alga yang
mendominasi pada titik ini adalah Oscillatoria sp. dengan
indeks kelimpahan hingga 65%. Di lokasi Titik 3 ditemukan
19 jenis genus alga dengan kelimpahan sekitar 2-980 jumlah
sel/liter air. Jenis genus alga yang mendominasi pada titik ini
adalah Oscillatoria sp. dengan indeks kelimpahan hingga
78%.
4. Dari ketiga penelitian tersebut telah ditemukan 39 genus alga
pada perairan Boezem Morokembrangan dan dapat dipastikan
bahwa Oscillatoria sp. adalah genus alga yang paling
mendominasi pada badan perairan Boezem Morokembrangan.
5.2
Saran
Saran-saran yang perlu untuk penelitian selanjutnya
adalah:
1. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seluruh kualitas
air baik itu secara biologis, fisik dan kimiawi sebelum
melakukan sampling pada setiap kali pengembilan sampel di
Boezem Morokembrangan. Analisa laboratorium ini sangat
perlu agar dapat membandingkan antara spesies alga yang
didapat dan kualitas air dimana alga hidup.
xxxii
DAFTAR KEPUSTAKAAN
APHA, AWWA, WPCF., 1998. Standard Method for the
Examination of Water and Wastewater, 20th. Ed.
Washington.
Bellinger G.E dan David C.S. 2010. Freshwater Algae. West
Sussex : A John Wiley & Sons, Ltd, Publication.
Fallowfield, H. J. , Martin, N. J. and Cromar, N. J. Juni. 2010.
Performance of a batch-fed High Rate Algal Pond for
animal waste treatment. European Journal of
Phycology 34: 3, 231 237.
Fogg, W.D. S., P. Fay, and E. Wolsky. 1973. The Blue Green
Alga. London : Academic Press. London. 499 pp.
Ginting, R. Januari. 2003. Pengolahan Limbah Cair Rumah
Potong Hewan dengan High Rate Algae Pond (HRAP).
Jurusan Teknik Lingkungan ITS Surabaya II-1-II-32.
Graham, L. E. dan Lee W.W. 2000. Algae . Upper Saddle River,
New Jersey : Prentice Hall.
Hamouri, Et.B., K.Khallayoune, K.Bouzoubaa, N.Rhallabi dan
M.Challabi. April. 1993. High Rate Algal Pond
Performances in Faecal Coliforms and Helmith Egg
Removals. Elsevier Science Ltd. War. Res. Vol. 28,
No. 1, pp. 171-174.
Mara, D. 2004. Domestic Wastewater Treatment in Developing
Countries. Towbridge : Cromwell Press.
xxxiii
J.B.K.,
R.J.Craggs
dan
A.N.Shilton.
Maret.
2010.Wastewater Treatment High Rate Algal Ponds for
Biofuel Production. Science Direct : Bioresource
Technology 102 (2011) 35-42.
Pleiczar, M.J, R.D Reid dan ECS. Chan. 1982. Microbiology, 4th
ed. New Delhi : Tata Mc.Graw-Hill Publishing Company
LTD, New Delhi.
Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi.
Diterjemahkan oleh Ratna Siri Hadioetomo, Teja Imas, S.
Sutarmi Tjitrosomo dan Sri Lestari Angka. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia.
Sigee, D.C. 2005. Freshwater Microbiology : Biodiversity and
Dynamic Interactions of Microorganism in the
Freshwater. John Wiley and Sons LTD, Manchester.
Trivedi, P.C. 2001. Algal Biotecgnology. Jaipur : Pointer
Publisher
Wibisono, M.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Grasindo.
Jakarta
Wong, Y.S. dan Nora F.T.Y. 1997. Wastewater Treatment with
Algae. New York : Springer
xxxiv