Anda di halaman 1dari 3

MEMAHAMI PENTINGNYA KESEHATAN REPRODUKSI

BAGI REMAJA

Banyak yang bilang masa remaja adalah masa yang paling indah karena di
masa remaja banyak perubahan yang kita alami, mulai dari perubahan fisik
sampai psikologi. Dan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk masyarakat.
Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, dan munculnya berbagai
kesempatan dan sering menghadapi resiko-resiko Kesehatan Reproduksi Masalah
kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja perempuan di Indonesia masih
terabaikan, ini terlihat dari banyaknya kasus kehamilan di luar nikah, kekerasan
masa pacaran dan aborsi dengan obat-obatan yang beresiko tinggi.
Reproduksi berasal dari kata re = kembali dan produksi = membuat atau
menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia
dalam

menghasilkan

keturunan

demi

kelestarian

hidup.

KESEHATAN

REPRODUKSI (kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang
utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi
(Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, 1994). Jadi
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini
tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga
sehat mental serta sosial kultural.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi
yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada
disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan
tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Untuk
menghindari penyakit-penyakit yang tidak diinginkan, kita haruslah menjaga
kesehatan reproduksi kita karena ini sangat penting dan tidak boleh dianggap
sepele. Karena pelayanan kesehatan yang terkait dengan kesehatan reproduksi
sering diabaikan. Bukan hanya terhadap perempuan tetapi juga terhadap laki-laki
dan lebih khusus lagi di kalangan remaja. Kesadaran terhadap kesehatan

reproduksipun ternyata masih rendah. Selain karena biaya untuk berobat yang
dinilai mahal juga kekhawatiran identitas akan dibeberkan. Ada pula yang lebih
ironis yaitu alasan mendasar yang membuat mereka jarang bahkan tidak pernah
memperhatikan kesehatan reproduksi karena mereka tidak mengetahui sama
sekali apa yang harus diperiksa dan ke mana mereka dapat memeriksa kesehatan
Jenis resiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi remaja antara lain
adalah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), aborsi, penyakit menular seksual
(PMS), kekerasan seksual, serta masalah keterbatasan akses terhadap informasi
dan pelayanan kesehatan. Resiko ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berhubungan, yaitu tuntutan untuk kawin muda dan hubungan seksual, akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketidaksetaraan jender, kekerasan seksual dan
pengaruh media massa maupun gaya hidup. Bagi remaja putri, mereka
kekurangan informasi dasar mengenai ketrampilan menegosiasi hubungan seksual
dengan pasangannya. Mereka juga memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk
mendapatkan pendidikan formal dan pekerjaan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan dan pemberdayaan mereka
untuk menunda perkawinan dan kehamilan serta mencegah kehamilan yang tidak
dikehendaki. Kadangkala pencetus perilaku atau kebiasaan tidak sehat pada
remaja justru adalah akibat ketidak-harmonisan ayah-ibu, sikap orang tua yang
menabukan pertanyaan aanak/remaja tentang fungsi/proses reproduksi dan
penyebab rangsangan seksual (libido), serta frekuensi tindak kekerasan anak
(child physical abuse).

Sumber : http://senarahma.wordpress.com/2013/01/30/artikel-kesehatanreproduksi-remaja/
Diakses pada : 1 Agustus 2014, pukul 16.00 WITA

Anda mungkin juga menyukai