swastyastu
Penyakit
Anjing Gila
(Rabies)
Definisi
Penyakit Rabies adalah penyakit infeksi
akut pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh virus Rabies. Penyakit
ini bersifat zoonotik, yaitu dapat
ditularkan dari hewan ke manusia. Virus
Rabies ditularkan ke manusia melalui
gigitan hewan misalnya oleh anjing,
kucing, kera, rakun, dan kelelawar.
Penyakit rabies disebut juga penyakit
anjing gila.
Epidemiologi
Rabies telah menyebabkan kematian
pada orang dalam jumlah yang cukup
banyak. Tahun 2000, World Health
Organization (WHO) memperkirakan
bahwa setiap tahun di dunia ini
terdapat sekurang-kurangnya 50.000
orang meninggal karena rabies,
kepekaan terhadap rabies
kelihatannya tidak berkaitan dengan
usia, seks atau ras.
Etiologi
Etiologi
Lanjutan
Pathwa
y
Klasifikasi
Perjalanan penyakit Rabies pada anjing dan kucing dibagi
dalam 3 fase (tahap):
Fase Prodormal: Hewan mencari tempat dingin dan
menyendiri , tetapi dapat menjadi lebih agresif dan
nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku
(tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari . Setelah
fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bias
langsung ke fase Paralisa.
Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang
siapa saja yang ada di sekitarnya dan memakan barang
yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan
selalu terbuka dan tubuh gemetaran , selanjutnya masuk
ke fase Paralisa
Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada
semua bagian tubuh dan berakhir dengan kematian.
Tanda dan
gejala
Pada Hewan
Manifestasi klinis
Stadium prodromal
Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita
tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang
meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia,
pusing dan pening (nausea), dan lain sebagainya.
Stadium sensoris
Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami
rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup,
kebingungan, keluar banyak air liur (hipersalivasi), dilatasi
pupil, hiperhidrosis, hiperlakrimasi
Lanjutan
Stadium eksitasi
Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah
kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar
sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia),
ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air
(hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat adanya
gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan
dan pernapasan.
Stadium paralitik
Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium
sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini
menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh
ke bawah yang progresif.
Pemeriksaan fisik
Pada saat pemeriksaan, luka gigitan mungkin sudah sembuh
bahkan mungkin telah dilupakan.
Pada pemeriksaan dapat ditemukan gatal dan parestesia
pada luka bekas gigitan yang sudah sembuh (50%),
mioedema (menetap selama perjalanan penyakit).
Jika sudah terjadi disfungsi batang otak maka terdapat :
hiperventilasi, hipoksia, hipersalivasi, kejang, disfungsi saraf
otonom, sindroma abnormalitas ADH, paralitik/paralisis
flaksid.
Pada stadium lanjut dapat berakibat koma dan kematian.
Tanda patognomonis
Encephalitis Rabies: agitasi, kesadaran fluktuatif, demam
tinggi yang persisten, nyeri pada faring terkadang seperti
rasa tercekik (inspiratoris spasme ), hipersalivasi, kejang,
hidrofobia dan aerofobia.
Pemeriksaan
penunjang
Darah rutin : Dapat
ditemukan peningkatan leukosit
Penatalaksanaan
Penanganan pertama pada orang yang digigit:
Segera cuci luka gigitan dengan air bersih dan sabun
atau detergen selama 10 sampai 15 menit (gigitan
yang dalam disemprot dengan air sabun ) kemudian
bilas dengan air yang mengalir , lalu keringkan
dengan kain bersih.
Luka kemudian diberi obat luka yang tersedia
(misalnya betadin) lalu dibalut dengan pembalut atau
kain yang bersih.
Korban secepatnya dibawa ke Puskesmas atau Rumah
Sakit terdekat untuk mendapat perawatan lebih
lanjut.
Lanjutan
Bila hewan yang menggigit adalah hewan liar (tidak
ada pemiliknya) maka hewan tersebut harus
diusahakan ditangkap hidup dan diserahkan kepada
Dinas Peternakan setempat untuk diobservasi dan
setelah masa observasi selesai hewan tersebut
dapat dimusnahkan atau dipelihara oleh orang yang
berkenan , setelah terlebih dahulu diberi vaksinasi
rabies.
Bila hewan yang menggigit sulit ditangkap dan
terpaksa harus dibunuh, maka kepala hewan
tersebut harus diambil dan segera diserahkan ke
Dinas Peternakan setempat untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium. Jika seseorang digigit
hewan, maka hewan yang menggigit harus diawasi.
Komplikasi
Berbagai komplikasi dapat terjadi pada penderita
rabies dan biasanya timbul pada fase koma.
Komplikasi neurologik dapat berupa peningkatan
tekanan intrakranial; kelainan pada hipotalamus
berupa diabetes insipidus, sindrom abnormalitas
hormon antidimetik (SAHAD); disfungsi otonomik
yang menyebabkan hipertensi, hipotensi,
hipertemia/hipotermia, aritmia dan henti jantung.
Kejang dapat lokal maupun generalisata dan
sering bersamaan dengan aritmia dan gangguan
respirasi. Pada stadium prodromal sering terjadi
komplikasi hiperventilasi dan alkalosis
respiratorik, sedangkan hipoventilasi dan depresi
Prognos
Prognosis
is
Penyakit rabies tidak dapat disembuhkan
Asuhan
keperawat
an
Any Question???
Om Santih, Santih,
Santih Om