Anda di halaman 1dari 5

Terapi Cairan Perioperatif

Terapi cairan perioperatif termasuk penggantian deficit cairan,


kehilangan cairan normal dan kehilangan cairan lewat luka operasi
termasuk kehilangan darah.
Kebutuhan Pemeliharaan Normal
Pada waktu intake oral tidak ada, deficit cairan dan elektrolit dapat
terjadi dengan cepat karena adanya pembentukan urin yang terus
berlangsung,sekresi gastrointestinal, keringat dan insensible losses dari
kulit dan paru. Kebutuhan pemeliharaan normal dapat diestimasi dari
tabel berikut:
Tabel Estimasi Kebutuhan Cairan Pemeliharaan
Berat
10 kg pertama
10-20 kg kedua
Masing-masing kg > 20 kg

Kebutuhan
4 ml/kg/jam
2 ml/kg/jam
1 ml/kg/jam

Contoh: berapa kebutuhan cairan pemeliharaan untuk anak 25 kg? Jawab:


40+20+5=65 ml/jam

Preexisting Deficit
Pasien yang akan dioperasi setelah semalam puasa tanpa intake
cairan akan menyebabkan defisit cairan sebanding dengan lamanya puasa.
Defisit ini dapat diperkirakan dengan mengalikan normal maintenance
dengan lamanya puasa. Untuk 70 kg, puasa 8 jam, perhitingannya
(40+20+50)ml/jam x 8 jam atau 880 ml. Pada kenyataannya, defisit ini
dapat kurang sebagai hasil dari konservasi ginjal. Kehilangan cairan
abnormal sering dihubungkan dengan defisit preoperatif. Sering terdapat
hubungan antara perdarahan preoperatif, muntah, diuresis dan diare.

Penggantian Cairan Intraoperatif


Terapi cairan intraoperatif meliputi kebutuhan cairan dasar dan
penggantian deficit cairan preoperative seperti halnya kehilangan cairan
intraoperative ( darah, redistribusi dari cairan, dan penguapan).
Pemilihan jenis cairan intravena tergantung dari prosedur pembedahan
dan perkiraan kehilangan darah. Pada kasus kehilangan darah minimal
dan adanya pergeseran cairan, maka maintenance solution dapat
digunakan. Untuk semua prosedur yang lain Ringer Lactate biasa
digunakan untuk pemeliharaan cairan. Idealnya, kehilangan darah harus
digantikan dengan cairan kristaloid atau koloid untuk memelihara volume
cairan intravascular ( normovolemia) sampai bahaya anemia berberat
lebih (dibanding) resiko transfusi. Pada kehilangan darah dapat diganti
dengan transfuse sel darah merah. Transfusi dapat diberikan pada Hb 7-8
g/dL (hematocrit 21-24%).
Hb < 7 g/dL

cardiac output meningkat untuk menjaga agar

transport Oksigen tetap normal. Hb 10 g/dL biasanya pada pasien orang


tua dan penyakit yang berhubungan dengan jantung dan paru-paru. Batas
lebih tinggi mungkin digunakan jika diperkirakan ada kehilangan darah
yang terus menerus. Dalam prakteknya, banyak dokter memberi Ringer
Laktat kira-kira 3-4 kali dari banyaknya darah yang hilang, dan cairan
koloid dengan perbandingan 1:1 sampai dicapai Hb yang diharapkan.

Tabel Perkiraan Volume Darah Rata-Rata (Average Blood Volumes)


AGE
BLOOD
VOLUME
NEONATES
PREMATURE
95 ML/KG

FULL-TERM
ML/KG
INFANTS
ML/KG
ADULTS
MEN

85

75ML/KG

WOMAN

65ML/KG

80

Pada keadaan ini kehilangan darah dapat diganti dengan Packed red
blood cell.
Banyaknya transfusi dapat ditentukan dari hematocrit preoperatif
dan dengan perkiraan volume darah. Pasien dengan hematocrit normal
biasanya ditransfusi hanya setelah kehilangan darah >10-20% dari volume
darah mereka. Sebenarnya tergantung daripada kondisi pasien] dan
prosedur dari pembedahan . Perlu diketahui jumlah darah yang hilang
untuk penurunan hematocrit

sampai 30%, dapat

dihitung sebagai

berikut:

Estimasi volume darah dari Tabel 29-5.

Estimasi

volume

sel

darah

merah

(RBCV)

hematocrit

preoperative (RBCV preop).

Estimasi RBCV pada hematocrit 30% ( RBCV30%), untuk


menjaga volume darah normal .

Memperkirakan volume sel darah merah yang hilang ketika


hematocrit 30% adalah RBCV lost = RBCV preop - RBCV 30%.

Perkiraan jumlah darah yang hilang = RBCV lost X 3

Contoh

Seorang perempuan 85 kg mempunyai suatu hematocrit preoperatif 35%.


Berapa banyak jumah darah yang hilang untuk menurunkan hematocritnya
sampai 30%?
Volume Darah yang diperkirakan= 65 mL/kg x 85 kg= 5525 ml.
RBCV35%= 5525 x 35%= 1934 mL.
RBCV30%= 5525 x 30%= 1658 mL
Kehilangan sel darah merah pada 30%= 1934- 1658= 276 mL.
Perkiraan jumlah darah yang hilang = 3 x 276 mL= 828 mL.
Oleh karena itu, transfusi harus dipertimbangkan hanya jika pasien
kehilangan darah melebihi 800 ml. Transfusi tidak direkomendasikan
sampai terjadi penurunan hematocrit hingga 24% (hemoglobin< 8.0 g/dL),
tetapi ini diperlukan untuk menghitung banyaknya darah yang hilang,
contohnya pada penyakit jantung dimana diberikan transfusi jika
kehilangan darah 800 mL.
Tabel Redistribusi dan evaporasi kehilangn cairan saat pembedahan
DERAJAT DARI TRAUMA JARINGAN

PENAMBAHAN

CAIRAN
MINIMAL (contoh hernioraphy)

0 2 ML/KG

SEDANG ( contoh cholecystectomy)

2 4 ML/KG

BERAT (contohreseksi usus)

4 8 ML/KG

Petunjuk lain yang biasa digunakan sebagai berikut:


(1) satu unit sel darah merah sel akan meningkatkan hemoglobin 1
g/dL dan hematocrit 2-3% (pada orang dewasa); dan
(2) 10mL/kg transfusi sel darah merah akan meningkatkan
hemoglobin 3g/dL dan hematocrit 10%.

Menggantikan Hilangnya Cairan Redistribusi dan Evaporasi


Sebab kehilangan cairan ini dihubungkan dengan ukuran luka dan
tingkat manipulasi dan pembedahan, dapat digolongkan menurut derajat
trauma jaringan. Kehilangan cairan tambahan ini dapat digantikan
menurut tabel di atas, berdasar pada apakah trauma jaringan adalah
minimal, moderat, atau berat. Ini hanyalah petunjuk, dan kebutuhan
yang sebenarnya bervariasi pada masing-masing pasien.
Referensi: Morgan, G. Edward. 2005. Clinical Anesthesiology, 4th
Edition. Mc Graw-Hill Companies, Inc. United State.

Anda mungkin juga menyukai