Anda di halaman 1dari 27

PENGELOLAAN LABORATORIUM

KLASIFIKASI BAHAN KIMIA BERDASARKAN


FASE DAN TINGKAT BAHAYANYA

AYU SARTIKA KOESUMA NINGRAS


(E1M012005)/SEMESTER IV
PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM
2014

KLASIFIKASI BAHAN KIMIA BERDASARKAN FASE DAN TINGKAT


BAHAYANYA
Wujud bahan kimia dapat berupa padatan, cairan maupun gas. Bahan kimia berwujud
padatan dapat bersifat higroskopis seperti NaOH, KSCN, atau bersifat mudah
menguap/menyublim seperti (NH4)2CO3, C10H8 (naphthalene), atau bersifat peka terhadap
cahaya seperti KMnO4, AgNO3, atau bersifat peka terhadap air seperti logam Na, K, atau
bersifat peka terhadap udara/oksigen seperti fosfor.
Bahan kimia berwujud cairan dapat bersifat mudah menguap seperti CHCl3,
CH3COCH3(acetone), HCl, atau mudah terbakar seperti CH3OH, C6H14 (hexane).
Sedangkan bahan kimia berwujud gas seperti gas H, He, N2.
Secara umum pengelompokkan bahan berbahaya yang memerlukan wadah sekunder
adalah :
1.
Cairan flammable dan combustible serta pelarut terhalogenasi misalnya alkohol, eter,
trikloroetan, perkloroetan dsb.
2.
Asam-asam mineral pekat misalnya asam nitrat, asam klorida, asam sulfat, asam
florida, asam fosfat dsb.
3.
Basa-basa pekat misalnya amonium hidroksida, natrium hidroksida, dan kalium
hidroksida.
4.
Bahan radioaktif
Bahan kimia kadaluarsa, bahan kimia yang tidak diperlukan, dan bahan kimia yang
rusak harus dibuang melalui unit pengelolaan limbah. Di bawah ini, panduan cara
penyimpanan dan penataan bahan kimia untuk bahan kimia menurut kelompok tingkat
bahayanya.

Penyimpanan dan penataan bahan kimia radioaktif


Bahan radioaktif harus disimpan di tempat yang terawasi dan terjaga keamanannya.
Pada tempat penyimpanan harus dituliskan kata HATI-HATI BAHAN RADIOAKTIF
( CAUTION RADIOACTIVE MATERIALS). Diperlukan catatan jumlah bahan dan perhatikan
batas jumlah penyimpanan yang diperbolehkan.

Penyimpanan dan penataan bahan kimia reaktif


Bahan reaktif dikategorikan sebagai bahan yang bereaksi sendiri atau berpolimerisasi
menghasilkan api atau gas toksik ketika ada perubahan tekanan atau suhu, gesekan, atau
kontak dengan uap lembab, misalnya padatan flammable yang reaktif terhadap air. Bahan
kimia reaktif biasanya dikelompokkan menjadi bahan kimia piroforik, eksplosif, pembentuk
peroksida, dan reaktif air. Bahan piroforik adalah bahan yang dapat terbakar ketika kontak
dengan udara pada suhu < 54,44 0C.
Bahan kimia piroforik ada yang berupa padatan seperti fosfor, cairan seperti
tributilaluminium atau gas seperti silan. Bahan piroforik harus disimpan di dalam lemari
flammable secara terpisah dari cairan flammable dan cairan combustible. Unsur fosfor harus
disimpan dan dipotong dalam air. Demikian gas silan harus disimpan secara khusus.
Bahan eksplosif adalah bahan yang dapat menimbulkan ledakan yang diakibatkan oleh
penguraian bahan secara cepat dan menghasilkan pelepasan energi dalam bentuk panas, api
dan perubahan tekanan yang tinggi. Faktor yang menunjang timbulnya ledakan dari bahan
kimia di laboratorium diantaranya :

(1) Kandungan oksigen senyawa. Beberapa peroksida (misalnya benzyol peroksida kering)
dan oksidator kuat lainnya mudah meledak,
(2) Gugus reaktif. beberapa senyawa seperti hidrazin memiliki gugus oksidatif dan reduktif,
sehingga sangat tidak stabil. Beberapa senyawa nitro (misalnya Trinitrotoluen/TNT,
azida, asam pikrat kering) juga mudah meledak.
Beberapa eter dan senyawa sejenis cenderung bereaksi dengan udara dan cahaya
membentuk senyawa peroksida yang tidak stabil. Bahan kimia yang dapat membentuk
peroksida diantaranya p-dioksan, etil eter, tetrahidrofuran, asetaldehid, dan sikloheksena. Cara
yang harus diperhatikan dalam penyimpanannya sebagi berikut :
1.
Simpan bahan kimia pembentuk peroksida dalam botol tertutup rapat (tidak kontak
dengan udara) atau dalam wadah yang tidak terkena cahaya.
2.
Berikan label pada wadah tentang tanggal diterima dan dibuka bahan tersebut.
3.
Uji secara periodik (3 atau 6 bulan) terjadinya pembentukan peroksida. Buanglah
peroksida yang telah dibuka setelah 3 6 bulan
4.
Buanglah wadah bahan kimia pembentuk peroksida yang tidak pernah dibuka sesuai
batas kadaluarsa yang diberikan pabrik atau 12 bulan setelah diterima.
Bahan yang reaktif air apabila kontak dengan udara lembab saja akan menghasilkan
senyawa toksik, flammable, atau gas mudah meledak. Misalnya hipoklorit dan logam hidrida.
Oleh karena itu penyimpanan bahan kimia ini harus dijauhkan dari sumber air (jangan
menyimpannya di bawah atau di atas bak cuci, dst.). Gunakan pemadam api dengan bahan
kimia kering apabila terjadi kebakaran dengan bahan ini. Simpan dalam desikator yang diisi
dengan silica gel.

Penyimpanan dan penataan bahan kimia korosif


Bahan kimia korosif terdiri dari dua macam yaitu asam dan basa. Asam-asam yang
berwujud cairan diklasifikasi menjadi tiga jenis yaitu asam-asam organic(misalnya asam
asetat glacial, asam format), asam mineral (misalnya asam klorida dan asam fosfat) dan asam
mineral oksidator (misalnya asam kromat, asam florida, asam perklorat, dan asam berasap
seperti asam nitrat dan asam sulfat). Panduan penyimpanan untuk kelompok asam ini
diantaranya:
1.
Pisahkan asam-asam tersebut dari basa dan logam aktif seperti natrium (Na), kalium
(K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dll.
2.
Pisahkan asam-asam organik dari asam mineral dan asam mineral oksidator,
3.
Penyimpanan asam organik biasanya dibolehkan dengan
cairan flammable dancombustible.
4.
Pisahkan asam dari bahan kimia yang dapat menghasilkan gas toksik dan dapat
menyala seperti natrium sianida (NaCN), besi sulfida (FeS), kalsium karbida (CaC2) dan
lain-lain.
5.
Gunakan wadah sekunder untuk menyimpan asam itu, dan gunakan botol bawaannya
ketika dipindahkan ke luar lab.
6.
Simpanlah botol asam pada tempat dingin dan kering, dan jauhkan dari sumber panas
atau tidak terkena langsung sinar matahari.
7.
Simpanlah asam dengan botol besar pada kabinet atau lemari rak asam. Botol besar
disimpan pada rak lebih bawah daripada botol lebih kecil.
8.
Simpanlah wadah asam pada wadah sekunder seperti baki plastic untuk menghindari
cairan yang tumpah atau bocor. Baki plastic atau panci kue dari pyrex sangat baik

digunakan lagi pula murah harganya. Khusus asam perklorat harus disimpan pada wadah
gelas atau porselen dan jauhkan dari bahan kimia organik.
9.
Jauhkan asam oksidator seperti asam sulfat pekat dan asam nitrat dari
bahanflammable dan combustible.
Penyimpanan basa padatan atau cairan seperti amonium hidroksida (NH4OH), kalsium
hidroksida, Ca(OH)2, kalium hidroksida (KOH), natrium hidroksida (NaOH) harus dilakukan
sebagai berikut :
1.
Pisahkan basa dari asam, logam aktif, bahan eksplosif, peroksida organik, dan
bahan flammable.
2.
Simpan larutan basa anorganik dalam wadah polyethylene (plastik).
3.
Tempatkan wadah larutan basa dalam baki plastik untuk menghindari pecah atau
keborocan.
4.
Simpanlah botol-botol besar larutan basa dalam lemari rak atau cabinet yang tahan
korosif. Botol besar disimpan pada rak lebih bawah daripada botol lebih kecil.

Penyimpanan dan penataan bahan kimia Flammable dan Combustible


Bahan kimia padatan yang cepat terbakar karena gesekan, panas ataupun reaktif
terhadap air dan spontan terbakar dinamakan padatan flammable. Misalnya asam pikrat,
kalsium karbida, fosfor pentaklorida, litium, dan kalium. Padatanflammable harus disimpan
dalam lemari flammable dan dijauhkan dari cairanflammble atau cairan combustible.
Cairan bahan kimia flammable dan combustible diklasifikasi menurut titik bakar/nyala
(flash point) dan titik didihnya (boiling point). Bahan kimia flammabledapat disimpan dengan
bahan kimia combustible, asam organik combustible (misalnya asetat), pelarut nonflammable (metilklorida). Beberapa cairan flammable yang umumnya dijumpai diantaranya
adalah asetaldehid, aseton, heksana, toluen, ksilena, etanol. Secara umum penyimpanan
cairan flammable di laboratorium sebagai berikut .
1.
Wadah dari gelas jangan digunakan untuk menyimpan cairan flammable. Pelarut
dengan kualitas teknis harus disimpan dalam wadah logam.
2.
Cairan flammable yang memerlukan kondisi dingin, hanya disimpan pada kulkas yang
bertuliskan Lab-Safe atau Flammable Storage Refrigerators. Jangan sekali-kali
menyimpan cairan flammable di dalam kulkas biasa.
3.
Jauhkan bahan flammable dari oksidator.
4.
Hindari penyimpanan cairan flammable dari panas, sengatan matahari langsung,
sumber nyala atau api.

Penyimpanan dan penataan bahan kimia oksidator


Bahan kimia yang termasuk oksidator adalah bahan kimia yang menunjang proses
pembakaran dengan cara melepaskan oksigen atau bahan yang dapat mengoksidasi senyawa
lain. Misalnya kalium permanganat (KMnO4), feri klorida (FeCl3), natrium nitrat (NaNO3),
hidrogen peroksida (H2O2). Bahan kimia oksidator harus dipisahkan dari bahanbahan flammable dan combustible serta bahan kimia reduktor seperti seng (Zn), logam alkali
(litium = Li, natrium = Na, kalium = K, rubidium = Rb) dan asam formiat (HCOOH). Jangan
menyimpan pada wadah/tempat yang terbuat dari kayu dan jangan berdekatan dengan bahan
lain yang mudah terbakar. Simpan pada tempat dingin dan kering.

Penyimpanan dan penataan bahan kimia beracun (toxic)


Bahan kimia ini terdiri dari bahan beracun tinggi (highly toxic) dengan ciri memiliki
oral rate LD50 (Lethal Dosis 50%) < 50 mg/kG, beracun (toxic) dengan oral rate LD50 50-

100 mg/kG dan sebagai bahan kimia karsinogen (penyebab kanker) disimpan dalam wadah
yang tidak mudah pecah, dan tertutup rapat.

Penyimpanan dan penataan bahan kimia sensitif cahaya


Penyimpanan bahan kimia yang sensitif cahaya harus dipisahkan atas dasar tingkat
kebahayaannya. Misalnya brom dengan oksidator, arsen dengan senyawa beracun. Beberapa
concoh senyawa sensitif cahaya diantaranya brom (Br2), garam merkuri, kalium ferosianida,
K4[Fe(CN)6], natrium iodida (NaI) dan lain-lain. Bahan sensitif cahaya disimpan dalam botol
berwarna coklat (amber bottle).

Penyimpanan dan penataan Gas Terkompresi (Compressed Gases)


Cara penyimpanan bahan kimia gas diantaranya:
1.
Pisahkan dan tandai mana tabung gas yang berisi dan mana yang kosong.
2.
Amankan bagian atas dan bawah silinder dengan menggunakan rantai dan rak logam.
3.
Atur regulator ketika gas dalam silider digunakan.
4.
Pasang tutup pentil ketika silinder tidak digunakan.
5.
Jauhkan silinder dari sumber panas, bahan korosif bahan berasap maupun bahan mudah
terbakar.
6.
Pisahkan silinder yang satu dengan yang lainnya jika gas dari silinder satu dapat
menimbulkan reaksi dengan gas dari silinder lain.
7.
Gunakan lemari asap untuk mereaksikan gas yang diambil dari silinder.
8.
Gunakan gerobak yang dilengkapi rantai ketika memindahkan silinder gas berukuran
besar.
9.
Jagalah sumbat katup jangan sampai lepas ketika menggesergeserkan silinder, karena
gas dalam silinder memiliki tekanan tinggi.

A. BAHAYA FISIK
1. Eksplosif
Terdapat 6 (enam) klasifikasi bahan eksplosif :
Kategori 1 :
Bahan, campuran, dan barang yang mempunyai bahaya ledakan massal (ledakan
massal ini merupakan salah satu efek yang sebenarnya mempengaruhi hampir seluruh muatan
dan terjadi secara spontan)
Kategori 2 :
Bahan, campuran, dan barang yang mempunyai bahaya ledakan terproyeksi tetapi tidak
menimbulkan ledakan massal
Kategori 3 :
Bahan, campuran, dan barang yang mempunyai bahaya kebakaran, dan bahaya letusan minor
atau menimbulkan bahaya ledakan terproyeksi minor tetapi bukan bahaya ledakan massal :
1.
Pembakaran dengan menimbulkan pancaran panas
2.
Yang menyala satu setelah yang lain, menyebabkan letusan minor atau efek ledakan
terproyeksi atau keduanya
Kategori 4 :
Bahan, campuran dan barang yang menimbulkan bahaya yang tidak signifikan: yaitu bahan,
campuran dan benda yang hanya menyebabkan bahaya pembakaran atau bahaya inisiasi yang
rendah. Efek terbatas hanya pada kemasan dan diperkirakan tidak ada penyorotan fragmen
yang ukurannya cukup besar maupun jarak yang cukup jauh. Sumber api dari luar tidak dapat
menyebabkan ledakan spontan yang nyata pada seluruh isi kemasan.
Kategori 5 :
Bahan atau campuran yang sangat tidak sensitif, yang mempunyai bahaya ledakan massal,
yaitu bahan dan campuran yang memiliki bahaya ledakan massal namun besifat sangat tidak
sensitif, sehingga kecil kemungkinan tejadinya inisiasi atau peralihan dari pembakaran
menjadi ledakan dibawah kondisi normal.
Kategori 6 :
Benda yang sangat tidak sensitif yang tidak mempunyai bahaya ledakan massal, yaitu benda
yang hanya mengandung bahan atau campuran yang mudah meledak yang bersifat sangat
tidak sensitif, dan menunjukkan kemungkinan dapat diabaikannya kejadian inisiasi atau
perambatan nyala yang tidak disengaja.
Ledakan
tidak
stabil

Kategori 1

Kategori 2

Kategori 3

Kategori 4

Kategori 5 Kategori 6

At
au
Bahaya

Bahaya

Bahaya

Bahaya

Awas

Bahaya

__

Bahan
takstabil
mudah
meledak

Bahan
mudah
meledak;
bahaya
ledakan
hingga
bahan tak
bersisa

Bahan
mudah
meledak;
bahaya
lontaran
hebat

Bahan mudah
meledak;
bahaya
kebakaran,
bahaya
serpihan/
semburan, atau
bahaya
lontaran

Bahaya
kebakaran
atau
bahaya
lontaran

Dapat
Tanpa
meledak
pernyataan
hingga tak bahaya
bersisa
apabila
kontak
dengan api

2. Gas Mudah Menyala (Flammable Gas)


Gas mudah menyala dikelompokkan sebagai berikut :
Kategor
i

Kriteria

Gas, yang pada temperatur 20oC dan tekanan normal 101,3 kPa:
1.
dapat menyala jika bercampur dengan 13% atau lebih volume udara
2.
mempunyai rentang nyala dengan udara, tidak kurang dari 12%point
berdasarkan batas bawah nyala

Gas, selain yang masuk dalam kategori 1, dimana pada temperatur 20oC dan
tekanan normal 101,3 kPa mempunyai rentang nyala jika bercampur dengan
udara
Kategori 1

Kategori 2

Tanpa simbol
Bahaya
Gas teramat mudah menyala

Awas
Gas mudah menyala

3.
Aerosol Mudah Menyala
Aerosol dikelompokkan dalam kategori mudah menyala apabila mengandung salah satu
komponen yang dikategorikan mudah menyala menurut kriteria GHS yaitu cairan mudah
menyala, gas mudah menyala atau padatan mudah menyala.
Kategori 1

Kategori 2

Bahaya

Awas

Aerosol teramat mudah menyala

Aerosol mudah menyala

4.

Gas Pengoksidasi (Oxidizing Gas)

Kategori
Kategori 1

Bahaya

Kriteria
Setiap gas yang secara umum dengan tersedianya oksigen dapat
menyebabkan / memperbesar kebakaran dari bahan lain, melebihi dari
udara
Dapat menyebabkan atau memperbesar kebakaran ; oksidator

5.
Gas Bertekanan (Under Pressure Gas)
Berdasarkan kondisi fisik ketika dikemas, gas bertekanan dikelompokkan berdasar, yaitu:
Kategori

Kriteria

Gas bertekanan

Gas yang ketika di kemas di bawah tekanan berupa gas pada 50OC,
termasuk semua gas dengan suhu kritis -50OC.

Gas tercair

Gas yang ketika dikemas dibawah tekanan sebagian berupa cairan pada
suhu 50OC. Dibedakan antara High presssure liquefied gas (gas dengan
suhu kritis antara 50OC dan + 65OC) dan Low pressure liquefied
gas (gas dengan suhu kritis diatas +65OC)

Gas tercair
yang
didinginkan

Gas yang ketika dikemas sebagian berbentuk cair karena suhunya rendah

Gas terlarut

Gas yang ketika dikemas di bawah tekanan merupakan gas terlarut dalam
fase cairan terlarut.

Gas bertekanan

Gas tercair

Gas tercair yang


didinginkan

Gas terlarut

Awas

Awas

Awas

Awas

Berisi gas
bertekanan; dapat
meledak jika
terpanaskan

Berisi gas
bertekanan; dapat
meledak jika
terpanaskan

Berisi gas yang


didinginkan; dapat
menyebabkan luka bakar
atau cedera kriogenik

6.
Cairan Mudah Menyala (Flammable Liquid)
Cairan ini dikelompokkan menjadi :
Kategori
1
2
3
4

Kriteria
Titik nyala < 23OC & titik didih 35OC
Titik nyala < 23OC & titik didih > 35OC
Titik nyala > 23OC & 60OC
Titik nyala > 60OC & 93OC

Berisi gas
bertekanan; dapat
meledak jika
terpanaskan

Kategori 1

Kategori 2

Kategori 3

Kategori 4

Tanpa simbol
Bahaya

Bahaya

Awas

Awas

Cairan dan uap teramat

Cairan dan uap sangat

Cairan dan uap

Cairan dapat

mudah menyala

mudah menyala

mudah menyala

terbakar

7.

Padatan Mudah Menyala (Flammabkle Solid)

Padatan mudah menyala dikelompokkan sebagai berikut :


Kategor
i
1

Kriteria
Uji kecepatan bakar :
Bahan selain logam yang berupa serbuk :
Pada area yang basah tidak dapat berhenti terbakar dan waktu bakar < 45 detik
atau kecepatan bakar > 2,2 mm/detik
Serbuk logam : waktu bakar 5 menit
Uji kecepatan bakar :
Bahan selain logam yang berupa serbuk :

Pada area yang basah dapat menghentikan nyala selama tidak kurang
dari 4 menit dan waktu bakar < 45 detik atau kecepatan bakar > 2,2 mm/detik
Serbuk logam : waktu bakar > 5menit dan 10 menit
Kategori 1

Kategori 2

Bahaya

Awas

Padatan mudah menyala

Padatan mudah menyala

8.
Bahan dan Campuran Swareaktif
Bahan ini dikelompokkan sebagai berikut :
Kategor
i

Kriteria

Tipe A

Setiap bahan kimia atau campuran yang dapat meledak dengan cepat

Tipe B

Setiap bahan kimia atau campuran yang memiliki sifat daya ledak, secara umum
tidak mudah meledak secara cepat tetapi dapat mengalami ledakan termal

Tipe C

Bahan yang memiliki sifat daya ledak dengan cepat dan tidak mudah meledak
secara cepat dan tidak dapat mengalami ledakan termal

Tipe D

Bahan yang memiliki sifat sangat reaktif di dalam laboratorium:


1.
Meledak secara parsial, dan tidak menunjukan pengaruh/efek kuat, bila
dipanaskan dalam batas-batas tertentu;
2.
Tidak dapat meledak samasekali, terurai secara lambat dan tidak
menunjukan pengaruh/efek kuat, bila dipanaskan dalam batas-batas tertentu;
3.
Tidak dapat meledak atau terurai sama sekali dan menunjukan
pengaruh/efek sedang, bila dipanaskan dalam batas-batas tertentu.

Tipe E

Bahan yang sangat reaktif di dalam laboratorium, tidak meledak dan tidak
terurai sama sekali dan menunjukkan efek yang rendah atau tanpa efek bila
dipanaskan dibawah kondisi tertentu

Tipe F

Bahan yang sangat reaktif di dalam laboratorium, tidak meledak dan tidak
terurai sama sekali dan menunjukkan efek yang sangat rendah atau tanpa efek
bila dipanaskan dibawah kondisi tertentu, dimana daya ledaknya rendah atau
tidak ada sama sekali

Tipe G

Bahan yang sangat reaktif di dalam laboratorium, tidak meledak dan tidak
terurai sama sekali serta tidak menunjukkan efek bila dipanaskan dibawah
kondisi tertentu, dan tidak memiliki daya ledak sama sekali (kemungkinan
memiliki kestabilan termal), untuk larutan campuran yg memiliki kurang dari
150OC

Tipe A

Tipe B

Tipe C dan D

Tipe E dan F

Tipe G
Untuk
kategori ini
tidak ada
label

Bahaya

Bahaya

Pemanasan dapat Pemanasan dapat


menyebabkan
menyebabkan
ledakan
kebakaran atau
ledakan
9.

Bahaya

Awas

Pemanasan dapat
menyebabkan
kebakaran

Pemanasan dapat
menyebabkan
kebakaran

Cairan Piroporik (Phyroporic Liquid)

Kategori

Kriteria
Cairan yang menyala dalam 5 menit setelah ditambahkan ke dalam pembawa
yang
inert dan terpapar udara, atau terbakar atau chars penyaring pada kontak dengan
udara selama 5 menit

Bahaya

10.

Tanpa
pernyataan
bahaya

Jika kontak dengan udara, spontan terbakar

Padatan Piroporik (Phyroporic Solid)

Kategori

Kriteria

Padatan menyala dalam 5 menit setelah terjadi kontak dengan udara

Bahaya

Jika kontak dengan udara spontan terbakar

11.
Bahan dan Campuran Swapanas
Bahan ini dikelompokkan menjadi :
Kategor
i
1

Kriteria
Hasil positif jika dilakukan tes menggunakan sampel 25mm pada suhu 140 0C
1.

Hasil positif jika dilakukan tes menggunakan sampel 100mm pada suhu
1400C dan hasil negatif jika dilakukan tes menggunakan sampel 25mm pada
suhu 140 0C dan substansi atau campuran dikemas dalam wadah dengan
volume lebih dari 3m3 atau
2.
Hasil positif jika dilakukan tes menggunakan sampel 100mm pada suhu
1400C dan hasil negatif jika dilakukan tes menggunakan sampel 25mm pada
suhu 140 0C dan substansi atau campuran dikemas dalam wadah dengan
volume lebih dari 450 liter atau
3.
Hasil positif jika dilakukan tes menggunakan sampel 100mm pada suhu
1400C dan hasil negatif jika dilakukan tes menggunakan sampel 25mm pada
suhu 140 0C dan hasil positif jika dilakukan tes menggunakan sampel 100mm
pada suhu 1000C
Kategori 1

Kategori 2

Bahaya

Awas

Swapanas (pemanasan sendiri);


dapat terbakar

Dalam jumlah besar bersifat swapanas (pemanasan


sendiri); dapat terbakar

12.

Bahan dan Campuran Jika Kontak Dengan Air Melepaskan Gas Mudah
Menyala
Bahan ini dikelompokkan sebagai berikut :
Kategor
i
1

Kriteria
Setiap bahan atau campuran yang bereaksi cepat dengan air pada temperatur
kamar, dan secara umum menunjukkan suatu tendensi untuk memproduksi gas
yang dapat menyala secara spontan, atau yang segera bereaksi dengan air pada
temperatur kamar sehingga kecepatan evolusi gas yang mudah menyala sama

atau lebih besar dari 10 L/kg bahan dalam waktu lebih dari 1 menit
2

Setiap bahan atau campuran yang segera bereaksi dengan air pada temperatur
kamar sebagai kecepatan maksimum evolusi gas yang mudah menyala sama
atau lebih besar dengan 20l/kg bahan per jam, dan tidak memenuhi kriteria pada
kategori

Setiap bahan atau campuran yang lambat bereaksi dengan air pada temperatur
kamar sebagai kecepatan maksimum evolusi gas yang mudah menyala sama
atau lebih besar dari 1 L/kg bahan per kg, dan tidak memenuhi kriteria pada
kategori 1dan 2.
Kategori 1

Kategori 2

Kategori 3

Bahaya

Bahaya

Awas

Jika kontak dengan air, melepaskan


gas mudah menyala yang dapat
terbakar secara spontan

Jika kontak dengan air,


melepaskan gas mudah
menyala

Jika kontak dengan air,


melepaskan gas mudah
menyala

13. Cairan Pengoksidasi


Cairan ini dikelompokkan menjadi :
Kategor
i

Kriteria

Setiap bahan yang dalam campuran dengan perbandingan 1:1 berdasarkan berat,
yang diuji terhadap bahan dan selulosa, spontan menyala; atau menunjukkan
kenaikan tekanan rata-rata terhadap waktu untuk campuran 1:1 berdasarkan
berat, terhadap bahan dan selulosa dimana lebih rendah.dari campuran 1:1,
dalam berat, terhadap asam perklorat 50% dan selulosa.

Setiap bahan yang dalam campuran dengan perbandingan 1:1 berdasarkan berat,
yang diuji terhadap bahan dan selulosa, menunjukkan kenaikan tekanan rata-rata
terhadap waktu, kurang dari atau sama dengan kenaikan tekanan rata-rata
terhadap waktu, kurang dari atau sama dengan untuk campuran 1:1 berdasarkan
berat, dari 40% larutan natrium klorat dan selulosa; namun tidak memnuhi
kriteria 1

Setiap bahan yang dalam campuran dengan perbandingan 1:1 berdasarkan berat,
yang diuji terhadap bahan dan selulosa, menunjukkan kenaikan tekanan rata-rata
terhadap waktu, kurang dari atau sama dengan kenaikan tekanan rata-rata
terhadap waktu, kurang dari atau sama dengan untuk campuran 1:1 berdasarkan
berat, dari 65% larutan asam nitrat dan selulosa; namun tidak memenuhi kriteria

1 dan 2
Kategori 1

Kategori 2

Kategori 3

Bahaya

Bahaya

Awas

Dapat menyebabkan kebakaran


atau ledakan; oksidator kuat

Dapat memperbesar
kebakaran; oksidator

Dapat memperbesar
kebakaran; oksidator

14. Padatan pengoksidasi


Bahan ini dikelompokkan menjadi :
Kategor
i

Kriteria

Suatu bahan yang dalam perbandingan 4:1 atau 2:1 antara sampel dan selulosa
(dalam massa), menimbulkan waktu pembakaran kurang dari waktu pembakaran
pada perbandingan 3:2 dari kalium bromat dengan selulosa

Suatu bahan yang dalam perbandingan 4:1 atau 2:1 antara sampel dan selulosa
(dalam massa), menimbulkan waktu pembakaran yang sama dengan waktu
pembakaran pada perbandingan 3:2 dari kalium bromat dengan selulosa,
dan pada kategori 1 tidak memenuhi

Suatu bahan yang dalam perbandingan 4:1 atau 2:1 antara sampel dan selulosa
(dalam massa), menimbulkan waktu pembakaran kurang dari waktu pembakaran
pada perbandingan 3:7 dari kalium bromat dengan selulosa, dan dan pada
kategori 1 dan 2 tidak memenuhi
Kategori 1

Kategori 2

Kategori 3

Bahaya

Bahaya

Awas

Dapat menyebabkan kebakaran


atau ledakan; oksidator kuat

Dapat memperbesar
kebakaran; oksidator

Dapat memperbesar
kebakaran; oksidator

15. Peroksida organik


Setiap peroksida organik termasuk dalam kelompok ini, kecuali bahan yang mengandung :
1.
Tidak lebih dari 1,0% oksigen yang tersedia dari peroksida organik , jika tidak
lebih dari 1,0% hidrogen peroksida
2.
Tidak lebih dari 0,5% oksigen yang tersedia dari peroksida organik , jika tidak
lebih dari 1,0% , tetapi tidak lebih dari 7,0% hidrogen peroksida
Bahan ini dikelompokkan sebagai berikut :

Kategor
i

Kriteria

Tipe A

Setiap peroksida organik yang dapat meledak atau terurai dengan cepat

Tipe B

Setiap peroksida organik yang mempunyai sifat mudah meledak, meskipun


meledak dan terurai tidak cepat, tetapi menimbulkan ledakan termal

Tipe C

Setiap campuran peroksida organik yang mempunyai sifat mudah meledak,


tidak dapat meledak atau terurai secara cepat atau menimbulkan ledakan
termal

Tipe D

Setiap peroksida organik yang dalam uji laboratorium :

meledak sebagian, tidak terurai dengan cepat dan menunjukkan efek


yang tidak keras, ketika dipanaskan di bawah kondisi tertentu;

tidak dapat meledak seluruhnya, terurai secara lambat atau menunjukan


bahaya yang tidak keras, ketika dipanaskan dibawah kondisi tertentu;

tidak dapat meledak atau terurai seluruhnya, dan menunjukkan efek


yang sedang, ketika dipanaskan di bawah kondisi tertentu

Tipe E

Setiap peroksida organik yang pada uji laboratorium, tidak meledak maupun
terurai seluruhnya dan memberikan efek rendah atau tanpa efek

Tipe F

Setiap peroksida organik yang pada uji laboratorium, tidak meledak dan tidak
terurai dalam wadah tertentu secara keseluruhan, dan hanya menimbulkan
pengaruh yang tidak baik yang rendah atau tanpa pengaruh, ketika dipanaskan
di bawah kondisi tertentu, seperti tanpa tenaga ledakan

Tipe G

Setiap campuran peroksida organik dalam uji laboratorium, tidak meledak dan
terurai secara keseluruhan, dan tidak menimbulkan pengaruh, ketika
dipanaskan di bawah kondisi tertentu, juga tidak memiliki daya ledak, seperti
tanpa tenaga ledakan, dipastikan bahwa stabil, dikatagorikan dalam kategori
G. Jika campuran tidak stabil secara termal atau titik didihnya kurang dari
150oC

Tipe A

Tipe B

Tipe C dan D

Tipe F

Tipe G
Tidak ada
elemen
label untuk
kategori ini

Bahaya
Pemanasan
dapat
menyebabkan
ledakan

Bahaya
Pemanasan dapat
menyebabkan
kebakaran atau
ledakan

Bahaya
Pemanasan
dapat
menyebabkan
kebakaran

Awas
Pemanasan
dapat
menyebabkan
kebakaran

16.

Korosif pada logam

Kategori
1

Awas

Kriteria
Kecepatan korosi pada permukaan baja atau aluminium meningkat 6,25 mm
per tahun pada tes yang dilakukan pada suhu 550C
Kemungkinan korosif pada logam

B. BAHAYA KESEHATAN
1. Toksisitas akut
Bahan ini dikelompokkan sebagai berikut :
Toksisitas akut
Oral(mg/kg)

Kategori 1
LD 50 5

Kategori 4

5 <LD 50
50

300 <
50 <
LD 50
LD 50 300 2000

50 <
LD50 200

1000 <
LD50
2000

LC 50
100

100 <
LC50 500

500 <
LC 50
2500

2500<
LC 50
5000

LC 50 0,5

0,5 <
LC50 2

LC 50
0,05
Kategori 1

LD 50 50

Uap (mg/L)

Debu (mg/L)

Kategori 3

200 <
LD 50
1000

Kulit (mg/kg)

Gas (bpj)

Kategori 2

2 < LC 50
10

10 <
LC 50 20

0,05 <
LC50 0,5

0,5 <
LC 50 1

1 < LC 50
5

Kategori 2

Kategori 3

Kategori 4

Piktogram

Kategori 5

2000
mg/kg < LD 50
5000 mg/kg
Efek
indikasi yang
signifikan pada
manusia
Semua
kematian pada
kategori 4
-Tanda tanda
klinis yang
signifikan pada
kategori 4
- Indikasi dari
hasil penelitian
yang lain
Kategori 5
Tanpa simbol

Kata Sinyal

Bahaya

Bahaya

Bahaya

Awas

Awas

Pernyataan
Bahaya
Oral:

Fatal jika
tertelan

Fatal jika
tertelan

Toksik jika
tertelan

Berbahaya
jika tertelan

Dapat berbahaya
jika tertelan

Kulit

Fatal jika
terkena
kulit

Fatal jika
terkena
kulit

Toksik jika
terkena
kulit

Berbahaya
jika terkena
kulit

Dapat berbahaya
jika terkena kulit

Terhirup

Fatal jika
terhirup

Fatal jika
terhirup

Toksik jika
terhirup

Berbahaya
jika terhirup

Dapat berbahaya
jika terhirup

2. Korosi / Iritasi kulit


Bahan ini dikelompokkan sebagai berikut :
Subkategori korosif
Kategori 1 :
Korosif
(Untuk otoritas
yang tidak
mengunakan
kategori)
Korosif

Kategori 2 : iritasi
(untuk semua
otoritas)

1.

Kategori 3 : iritasi
ringan
(hanya untuk
beberapa otoritas)

1.

Kategori 1A

Korosif terhadap 1 dari 3


binatang

Hanya digunakan pada


beberapa otoritas

Paparan

Observasi

IA

3 menit

1 jam

IB

> 3 menit 1
jam

14 jam

IC

> 1 jam 4 jam

14 jam

2,3 erythema/eschar < 4,0 atau 2,3 eodema < 4,0 pada
sedikitnya 2 atau 3 hewan percobaan pada kisaran 24,48 dan 72
jam setelah bagian dipindahkan atau jika reaksi diabaikan dari
kisaran diatas menjadi 3 hari berikutnya setelah reaksi kulit mulai
terjadi.
2.
Inflamasi yang timbulpada akhir perode observasi umumnya
14 hari pada sedikitnya 2 binatang, sebagian diambil
untuk alopecia(area terbatas), hyperkeratosis, dan scaling, atau
3.
Di beberapa kasus dengan respon yang bermacam macam
pada binatang dengan efek yang positif tergantung paparan dari
bahan kimia pada tiap binatang tetapi kurang dari kriteria diatas.
Nilai rata rata untuk erythema/ eschar 1,5 < 2,3 atau untuk
oedema pada sedikitnya 2 dari 3 hewan percobaan pada kisaran
24,48 dan 72 atau jika reaksi diabaikan dari kisaran diatas
menjadi 3 hari berikutnya setelah reaksi kulit mulai terjadi (jika
tidak termasuk dalam kategori iritasi diatas)

Kategori 1B

Kategori 1C

Kategori 2

Kategori 3

Tanpa simbol
Bahaya
Menyebabkan

Bahaya
Menyebabkan

Bahaya
Menyebabkan

Awas

Awas

Menyebabkan

Menyebabka

luka bakar pada


kulit dan
kerusakan mata
yang parah

luka bakar pada


kulit dan
kerusakan mata
yang parah

luka bakar pada


kulit dan
kerusakan mata
yang parah

iritasi kulit

n iritasi
ringan pada
ku

3.
Kerusakan / iritasi serius pada mata
Bahan ini dikelompokkan sebagai berikut :
Kategori 1

Iritan pada mata ( efek tidak terpulihkan pada mata ) adalah uji terhadap
bahan yang menimbulkan :

tidak kurang dari 1 binatang yang berefek pada kornea, iris atau
konjungtiva yang tidak dapat diramalkan untuk merefer atau tidak pulih
sepenuhnya dalam waktu observasi yang normal selama 21 hari
- tidak kurang 2 dari 3 binatang, memberikan respon positif pada
opasotas kornea 3 dan atau iritis > 1,5 dihitung sebagai nilai rata-rata
yang mengikuti grading pada 24, 48 dan 72 jam setelah pemberian
bahan uji.

Sensitisasi
Kategori 2 A

Iritan pada mata adalah uji bahan yang menimbulkan :

tidak kurang 2 dari 3 binatang percobaan memberikan respons


positif pada opasitas kornea 1, dan atau iritis 1, dan atau kemerahan
konjungtiva 2, dan atau odema konjungtiva ( demosis ) 2

dihitung sebagai nilai rata-rata dengan grading pada 24, 48 dan 72


jam setelah pemberian bahan uji.

dapat pulih penuh setelah observasi normal selama 21 hari

Kategori 2 B

Iritan pada mata berupa iritasi ringan yang dapat pulih setelah 7 hari
observasi

Kategori 1

Kategori 2A

Kategori 2B

Tanpa simbol

Bahaya

Awas

Awas

Menyebabkan
kerusakan serius
pada mata

Menyebabkan iritasi
serius
pada mata

Menyebabkan iritasi pada


mata

4.
Sensitisasi pernafasan / kulit
Sensitisasi saluran pernafasan :
Kategor
i
1

Kriteria

Jika terdapat bukti pada manusia bahwa bahan kimia ini dapat

menyebabkan hipersensitisasi pernafasan yang spesifik


Jika terdapat hasil yang posistif dari hewan percobaan

Sensitisasi pada kulit :


Kategor
i
1

Kriteria

Jika terdapat bukti pada manusia bahwa bahan kimia ini dapat
mempengaruhi sensitisasi melalui sentuhan kulit pada sejumlah orang
Jika terdapat hasil yang posistif dari hewan percobaan
Kategori 1

Kategori 1

Bahaya

Awas

Dapat menyebabkan gejala alergi atau gejala asma atau


sulit bernapas jika terhirup

Dapat menyebabkan reaksi


alergi pada kulit

5.
Mutagenisitas Sel Induk
Dalam melakukan observasi dibedakan kategori sebagai berikut :
Kategori

Kriteria

Kategor Bahan kimia yang diketahui menginduksi mutasi yang diturunkan atau
i1:
diduga kuat menginduksi mutasi yang diturunkan pada sel induk
manusia
Kategor Bahan kimia yang diketahui menginduksi mutasi yang diturunkan pada
i1A
sel induk manusia
Kriteria : Kejadian positif dari studi epidemiologi pada manusia
Kategor Bahan kimia yang dianggap menginduksi mutasi yang diturunkan pada
i1B
sel induk manusia
Kriteria :
Kejadian positif dari uji mutagenisitas sel induk in vivo pada mamalia
yang diturunkan, atau kejadian positif dari uji mutagenisitas sel somatik
pada mamalia, dalam kombinasi dengan kejadian dimana bahan
berpotensi menimbulkan mutasi pada sel induk. Kejadian yang
mendukung mungkin, sebagai contoh, diturunkan dari uji
mutagenisitas / genotoksis dalam sel induk in vivo , atau dengan
demonstrasi kebiasaan bahan atau metabolitnya yang berinteraksi
dengan material genetik sel induk, atau. Hasil positif dari uji yang
menunjukkan efek mutagenik pada sel induk pada manusia, tanpa

demonstrasi transmisi progensi, sebagai contoh adanya peningkatan


frekuensi aneuplody sel sperma pada orang yang terpapar
Kategor Bahan kimia yang menyebabkan awas untuk manusia yang potensial
i2
Kriteria :
Kejadian positif berdasarkan percobaan pada mamalia dan / atau dalam
beberapa
Kasus dari percobaan in vitro , yang berupa :

uji mutagenisitas sel somatik in vivo, pada mamalia, atau

uji genotoksisitas sel somatik in vivo lainnya dimana disuport


oleh hasil yang positif dari penetapan uji mutagenisitas
Catatan :
Bahan kimia yang menunjukkan hasil positif pada uji mutagenisitas
mamalia, dan
Dimana juga menunjukkan hubungan struktur dan aktifitas yang
diketahui sebagai mutagen sel induk haruslah diklasifikasikan
sebagai mutagen kategori 2.
Kategori 1A

Kategori 1B

Kategori 2

Bahaya
Dapat menyebabkan
kerusakan genetik

Bahaya
Dapat menyebabkan
kerusakan genetik

Awas
Diduga menyebabkan
kerusakan genetik

6.
Karsinogenisitas
Klasifikasi Karsinogenisitas menurut GHS
Kategori

Kriteria

Kategori
1:

Diketahui menyebabkan kanker pada manusia. Pengkategorian ini berdasar


pada data epidemiologi atau binatang percobaan. Bahan kimia secara
individual mungkin lebih berbeda.

Kategori
1A :

Diketahui mempunyai potensi karsinogen terhadap manusia, pengelompokan


ini berdasar pada kejadian pada manusia

Kategori1
B:

Diduga mempunyai potensi karsinogen terhadap manusia, pengelompokan ini


berdasar pada binatang percobaan.

Kategori
2:

Diduga karsinogen terhadap manusia. Penempatan suatu bahan kimia ke


dalam Kategori 2 dilakukan berdasarkan kejadian yang muncul pada manusia
dan/atau pada studi terhadap binatang, hal ini dilakukan jika tidak cukup
kepastian untuk memasukkannya ke dalam Kategori 1. Berdasar pada
kuatnya kejadian bersama-sama dengan pertimbangan yang umum, seperti

kejadian yang mungkin dari risalah satu kejadian yang terbatas pada
karsinogenisitas pada studi terhadap manusia atau kejadian yang terbatas
pada karsinogenisitas pada studi terhadap binatang.

Kategori 1A

Kategori 1B

Kategori 2

Bahaya

Bahaya

Awas

Dapat menyebabkan kanker

Dapat menyebabkan kanker

Diduga menyebabkan kanker

7.
Toksik terhadap reproduksi
Kategori bahaya untuk toksisitas reproduksi :
Kategor
i

Kriteria

Kategori
1

Diketahui atau dianggap sebagai toksik terhadap reproduktif


Kategori ini termasuk bahan yang diketahui memiliki efek yang tidak
diinginkan terhadap kemampuan atau kapasitas reproduksi atau efek terhadap
perkembangan manusia atau apabila terdapat bukti dari studi terhadap hewan
yang memungkinkan diperkuat dengan informasi lain, untuk memberi dugaan
kuat bahwa bahan tersebut memiliki kapasitas untuk mempengaruhi reproduksi
manusia. Untuk tujuan regulasi suatu bahan dapat dibedakan lebih jauh
berdasarkan apakah kejadian untuk klasifikasi terutama dari data manusia
(kategori 1A) atau dari data hewan (kategori 1B).

Kategori
1A

Diketahui sebagai bahan yang toksis terhadap reproduksi manusia.


Penempatan bahan kimia dalam kategori ini umumnya berdasarkan adanya
bukti pada manusia

Kategori
1B

Dianggap toksik pada reproduksi manusia


Penempatan bahan pada kategori ini sebagian besar didasarkan pada kejadian
dari percobaan terhadap hewan. Data dari studi pada hewan sebaiknya
memberikan bukti yang jelas mengenai toksisitas reproduksi secara spesifik
dengan tidak adanya efek toksik lain, efek yang tidak diinginkan terhadap
reproduksi dipertimbangkan sebagai konsekuensi sekunder dari efek toksik
lain. Bagaimanapun bila ada informasi mekanisme yang meningkatkan
keraguan mengenai keterkaitan efek pada manusia, klasifikasi pada kategori 2
bisa jadi lebih tepat.

Kategori
2

Diduga toksik terhadap reproduksi manusia.


Kategori ini termasuk bahan yang pada beberapa kejadian pada manusia atau
hewan percobaan, mungkin diperkuat dengan informasi lain mengenai efek

yang tidak diinginkan terhadap kemampuan atau kapasitas reproduksi atau pada
perkembangan, dengan tidak adanya efek toksik lain, atau bila terjadi
bersamaan dengan efek toksik lain efek yang tidak diinginkan terhadap
reproduksi ini dipertimbangkan sebagai konsekuensi sekunder non spesifik dari
efek toksik lain dan dimana kejadian cukup memungkinkan untuk
menempatkan bahan di kategori 1. untuk singkatnya, kekurangan pada studi
dapat membuat kualitas bukti kurang meyakinkan dan dalam kategori 2 ini
klasifikasinya lebih tepat.

Kategori 1A

Kategori 1B

Kategori 2

Kategori tambahan
untuk Efek pada/
melalui menyusui

Tidak ada simbol

Bahaya

Bahaya

Awas

Tidak ada kata sinyal

Dapat merusak
fertilitas atau janin

Dapat merusak
fertilitas atau janin

Diduga merusak
fertilitas atau janin

Dapat membahayakan
bayi yang menyusu

8.
Toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah paparan tunggal
Kategori untuk toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal
Kategor
i

Kriteria

Kategori
1

Bahan yang menghasilkan toksisitas signifikan terhadap manusia atau


berdasarkan bukti pada studi terhadap hewan bahan dianggap memiliki potensi
toksisitas melalui paparan tunggal pada manusia.
Penempatan bahan pada kategori 1 berdasarkan :

Bukti terpercaya dan berkualitas baik dari kasus manusia atau studi
epidemiologi;

Pengamatan dari studi yang tepat terhadap hewan percobaan dengan efek
toksik signifikan dan atau berat, yang terkait dengan kesehatan manusia yang
dihasilkan umumnya pada konsentrasi paparan rendah

Kategori
2

Bahan yang berdasarkan bukti dari studi terhadap hewan percobaan dapat
diduga memiliki potensi bahaya untuk kesehatan manusia melaui paparan
tunggal. Penempatan bahan dalam kategori 2 dilakukan berdasarkan pengamatan
dari studi yang tepat terhadap hewan percobaan dengan efek toksik yang
signifikan relevansinya terhadap kesehatan manuisa, dihasilkan umumnya pada
konsentrasi paparan sedang.

Kategori
3

Efek pada organ sasaran sementara


Efek pada target organ sasaran dimana bahan kimia atau campuran tidak dapat

memenuhi kriteria pada kategori 1 dan 2 diatas. Efek dimana mempengaruhi


secara luas pada organ dalam waktu singkat setelah terpapar dan dimana orang
dapat sembuh dalam waktu tertentu tanpa meninggalkan perubahan struktur atau
fungsi. Kategori ini hanya termasuk efek narkotika dan iritasi pernafasan

Panduan Rentang Nilai untuk Dosis paparan Tunggal


Rute Paparan
Oral (tikus)
Dermal (tikus, kelinci)
Inhalasi (tikus) gas
Inhalasi (tikus) uap
Inhalasi (tikus) debu/mist/fume

Panduan Rentang Nilai untuk :

Unit

Kategori 1

Kategori 2

C 300
C 1000
C 2500
C 10
C 1,0

2000 C > 300


2000 C > 1000
5000 C > 10
20 > C > 10
5,0 > C > 10

mg/kgBB
mg/kgBB
ppm
mg/l
mg/15

Kategori 1

Kategori 2

Kategori 3

Bahaya

Awas

Awas

Menyebabkan kerusakan pada


organ . (atau nyatakan
semua organ yang terpengaruh
jika diketahui) (nyatakan rute
paparan jika terbukti secara
meyakinkan bahwa tidak ada
rute paparan lain yang
menyebabkan bahaya tersebut)

Dapat menyebabkan kerusakan


pada organ . (atau nyatakan
semua organ yang terpengaruh jika
diketahui) (nyatakan rute paparan
jika terbukti secara meyakinkan
bahwa tidak ada rute paparan lain
yang menyebabkan bahaya
tersebut)

Dapat
menyebabkan
iritasi
pernapasan, atau
dapat
menyebabkan
kantuk dan
pusing

9.

Toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah paparan berulang

Kategor
i
Kategori
1

Kriteria
Bahan yang menyebabkan toksisitas signifikan terhadap manusia atau
berdasarkan bukti terhadap hewan percobaan dapat diduga memiliki potensi
untuk menyebabkan tokksisits signifikan pada manusia untuk paparan berulang.
Penempatan bahan pada klategori 1 berdasarkan :
Bukti terpercaya dan berkualitas baik dari kasus manusia atau studi
epidemiologi, atau Pengamatan dari studi yang tepat terhadap hewan percobaan
dengan efek toksik signifikan dan atau berat, yang terkait dengan kesehatan

manusia yang dihasilkan umumnya pada konsentrasi paparan rendah


Kategori
2

Bahan yang berdasarkan bukti dari studi terhadap hewan percobaan dapat
diduga memiliki potensi bahaya untuk kesehatan manusia melaui paparan
berulang. Penempatan bahan dalam kategori 2 dilakukan berdasarkan
pengamatan dari studi yang tepat terhadap hewan percobaan dengan efek toksik
yang signifikan relevansinya terhadap kesehatan manuisa, dihasilkan umumnya
pada konsentrasi paparan sedang.

Catatan

Untuk kedua kategori organ target spesifik atau spesifik yang terutama
terpengaruh oleh bahan yang terklasifikasi, atau bahan dapat diidentifikasi
sebagai toksikan sistemik umum. Percobaan seharusnya dibuat untuk
menentukan toksisitas organ target utama dan diklasifikasikan untuk tujuan
tersebut, contohnya hepatotoksikan dan neurotoksikan. Data harus dievaluasi
dengan hati-hati dan bila mungkin tidak termasuk efek sekundernya, contohnya
hepatotoksikan dapat menyebabkan efek sekunder pada saraf atau sistem
gastrointestinal. Panduan untuk membantu mengklasifikasi berdasarkan hasil
yang didapat dari studi yang terkait dengan hewan percobaan. Untuk kategori 1,
efek toksik signifikan diamati selama 90 hari pemberian dosis pada hewan
percobaan dan dilihat pada/dibawah nil
Panduan Nilai untuk membantu pengklasifikasian Kategori 1
Rute Paparan

Oral (tikus)
Dermal (tikus, kelinci)
Inhalasi (tikus) gas
Inhalasi (tikus) uap
Inhalasi (tikus)
debu/mist/fume

Unit
mg/kgB
B
mg/kgB
B
ppm
mg/l
mg/15

Nilai Panduan
(dosis/konsentrasi)

10
20
50
0.2
0.02

Panduan Nilai untuk membantu pengklasifikasian Kategori 2


Rute Paparan
Oral (tikus)
Dermal (tikus, kelinci)
Inhalasi (tikus) gas
Inhalasi (tikus) uap
Inhalasi (tikus) debu/mist/fume
Kategori 1

Unit
mg/kgBB
mg/kgBB
ppm
mg/l
mg/15

Nilai Panduan (dosis/konsentrasi)


10-100
20-200
50-250
0.2-1.0
0.02-0.2
Kategori 2

Bahaya

Awas

Menyebabkan kerusakan pada organ


(nyatakan semua organ yang terpengaruh
jika diketahui) setelah paparan jangka
panjang atau berulang (nyatakan rute
paparan jika terbukti secara meyakinkan
bahwa tidak ada rute paparan lain yang
menyebabkan bahaya tersebut)

Dapat menyebabkan kerusakan pada organ


.. (nyatakan semua organ yang
terpengaruh jika diketahui) setelah paparan
jangka panjang atau berulang (nyatakan rute
paparan jika terbukti secara meyakinkan
bahwa tidak ada rute paparan lain yang
menyebabkan bahaya tersebut)

10. Bahaya Aspirasi


Kategori untuk bahaya aspirasi :
Kategori

Kriteria

Kategori 1
Bahan kimia yang
diketahui menyebabkan
bahaya toksisitas aspirasi
atau dianggap
menyebabkan bahaya
toksisitas aspirasi

1.

Berdasarkan bukti yang dapat dipercaya pada


manusia, (contoh bahan kimia yang termasuk dalam
kategori 1 adalah hidrokarbon tertentu, terpentin dan
minyak cemara) atau
2.
Jika bahan kimia tersebut adalah hidrokarbon dan
memiliki viskositas kinematis kurang dari atau sama
dengan 20,5 mm2/s, diukur pada suhu 40 C

Kategori 2
Bahan kimia yang diduga
dapat menyebabkan bahaya
toksisitas aspirasi

Berdasarkan pada penelitian pada hewan yang telah ada dan


pendapat ahli tentang tegangan muka, kelarutan dalam air,
titik didih dan volatilitas bahan kimia selain dari yang
diklasifikasikan dalam kategori 1 dimana memiliki viskositas
kinematis kurang dari atau sama dengan 20,5 mm2/s,diukur
pada suhu 40 C (badan yang berwenang menentukan bahan
kimia yang termasuk dalam kategori ini adalah n-alkohol
yang terdiri kurang dari 3-13 atom karbon, isobutil alkohol,
dan keton yang terdiri tidak lebih dari 13 atom karbon)

Kategori 1

Kategori 2

Bahaya

Awas

Dapat berakibat fatal jika tertelan dan masuk


ke dalam saluran pernapasan

Dapat berbahaya jika tertelan dan masuk


ke dalam saluran pernapasan

11.
Berbahaya terhadap lingkungan akuatik
(a) toksisitas akut terhadap biota perairan
Kategori 1

Kategori 2

Kategori 3

Tanpa simbol

Tanpa simbol

__

__

awas
Sangat toksik bagi kehidupan
akuatik

Toksik bagi kehidupan


akuatik

LC50
1 mg/ l

Berbahaya bagi kehidupan


akuatik

1 < LC50
10 mg / l

10 mg/l < LC50


100 mg/l

(b) toksisitas kronis terahdap biota perairan


Kategori 1

awas

Kategori 2

__

Kategori 3

Kategori 4

Tanpa simbol

Tanpa simbol

__

__

Sangat toksik
terhadap
kehidupan
akuatik dengan
efek jangka
panjang

Toksik terhadap
kehidupan akuatik
dengan efek jangka
panjang

Berbahaya terhadap
kehidupan akuatik
dengan efek jangka
panjang

Dapat menyebabkan
bahaya efek jangka
panjang terhadap
kehidupan akuatik

LC50 1 mg/L
Kurang
memiliki
potensi untuk
dapat
terdegradasi
secara alamiah
dengan cepat
dan atau
memiliki
potensi
bioakumulasi
(BCF 500 atau
log Kow 4)

1 mg/L <
LC50 10 mg/L
Kurang memiliki
potensi untuk dapat
terdegradasi secara
alamiah dengan
cepat dan atau
memiliki potensi
bioakumulasi
(BCF 500 atau
log Kow 4);
kecuali nilai
NOECs kronis > 1
mg/l

10 mg/L <

LC50 100 mg/L


Kurang memiliki
potensi untuk dapat
terdegradasi secara
alamiah dengan
cepat dan atau
memiliki potensi
bioakumulasi
(BCF 500 atau log
Kow 4); kecuali
nilai NOECs kronis
> 1 mg/l

Sukar larut dalam


air dan tidak ada data
toksisitas akut
Kurang memiliki
potensi untuk
dapatterdegradasi
secara alamiah dengan
cepat dan atau
memiliki potensi
bioakumulasi (BCF
500 atau log
Kow 4); kecuali
nilai NOECs kronis >
1 mg/l

Anda mungkin juga menyukai