Anda di halaman 1dari 8

PERCOBAAN VII

SISTEM ENDOKRIN
(CD PROGRAM)

I.
II.

Tujuan Percobaan
Tinjauan Pustaka
A. Definisi sistem endokrin
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi
dan mengatur hormon dalam aliran darah untuk mengontrol banyak fungsi
tubuh. Sistem ini tumpang tindih dengansistem saraf dan eksokrin dan tanggung
jawabnya meliputi metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan seksual.
B. Hormon dan fungsinya
Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat
gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang
mengatur kehidupan. Sistemendokrin mempunyai lima fungsi umum:
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang
2.
3.
4.
5.

sedangberkembang.
Menstimulasi urutan perkembangan.
Mengkoordinasi sistem reproduktif.
Memelihara lingkungan internal optimal.
Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
Hormon berbeda dengan enzim dalam beberapa hal:

1. Hormon dihasilkan dalam organ yang lain daripada organ dimana hormon
akhirnya melakukan fungsinya.
2. Hormon disekresi ke dalam darah sebelum dipergunakan. Jadi, kadarnya
dalam sirkulasi dapat memberikan beberapa indikasi mengenai aktivitas

kelenjar endokrin dan kontak dengan organ target. Karena kadar jumlah
hormon yang diperlukan sangat kecil.
3. Secara struktural, hormon tidak selalu merupakan protein. (Harper, 1979)
Terdapat tiga golongan umum hormon, yaitu:
1. Protein dan polipeptida
Mencakup hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior
dan posterior, pankreas, kelenjar paratiroid, dan banyak hormon lainnya.
2. Steroid
Disekresikan korteks adrenal, ovarium, testis, dan plasenta.
3. Turunan asam amino tirosin
Disekresikan oleh kelenjar tiroid dan medula adrenal. (Guyton, 2007)

Hormon yang dihasilkan sistem endokrin


Setiap hormon dihasilkan oleh kelenjar yang berbeda:
1.

Kelenjar hipofisis (Kelenjar Pituitari)

Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar kecil yang terletak di sela tursika, rongga
tulang pada basis otak, dan dihubungkan dengan hipotalamus oleh tangkai
pituitari. Secara fisiologis, kelenjar hipofisis dibagi menjadi dua bagian:

a. Hipofisis anterior (adenohipofisis)


Berasal dari kantong Rathke yang merupakan invaginasi epitel faring
sewaktu pembentukan embrio. Hormon yang disekresi oleh hipofisis anterior
adalah:
Hormon pertumbuhan, selain dari efek umum dalam menyebabkan
pertumbuhan, juga mempunyai berbagai efek metabolik yang spesifik,
meliputi:

Meningkatkan kecepatan sintesis protein di sebagian besar sel tubuh


Meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan lemak,
meningkatkan asam lemak bebas dalam darah, dan meningkatkan

penggunaan asam lemak untuk energi


- Menurunkan kecepatan pemakaian glukosa di seluruh tubuh.
Adrenokortikotropik, mengatur sekresi beberapa hormon adrenokortikal,

mempengaruhi metabolisme glukosa, protein, dan lemak.


Tirotropin (TSH/thyroid-stimulating hormone), mengatur kecepatan
sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid serta mengatur

kecepatan sebagian besar reaksi kimia dalam tubuh.


Prolaktin, meningkatkan pertumbuhan kelenjar payudara dan produksi air

susu
Dua hormon gonadotropin, follicle-stimulating hormone dan luteinizing
hormone, mengatur pertumbuhan ovarium dan testis serta aktivitas
hormonal dan reproduksinya. (Guyton, 2007)

b. Hipofisis posterior (neurohipofisis)


Terdiri dari sel-sel seperti glia yang disebut pituisit. Bagian ujung ini
terletak pada permukaan kapiler, tempat granula sekretorik menyekresikan
dua hormon hipofisis posterior, (Guyton, 2007) yaitu:

Hormon antidiuretik (ADH) atau vasopresin. Pembebasan vasopresin ke


dalam aliran darah mengakibatkan otot polos pada dinding arteri kecil
dan arteriol berkontraksi. Kontraksi ini mengakibatkan lumen menyampit
dan menaikkan tekanan darah. Namun,fungsi utama vasopresin adalah
meningkatkan permeabilitas air pada tubuli kontortus distal dan duktus

koligens ginjal.
Oksitosin. Selama kelahiran, oksitosin dibebaskan dari neurohipofisis;
hormon ini menginduksi kontraksi kuat otot polos uterus yang
mengakibatkan kelahiran bayi. Saat menyusui, tindakan mengisap puting
susu oleh bayi memicu refleks ejeksi susu pada kelenjar mammae

laktans. Tindakan ini membebaskan oksitosin yang merangsang sel


mioepitel yang mengelilingi alveoli dan duktus kelenjar mammae agar
berkontraksi. Hal ini mengakibatkan pengeluaran susu ke dalam duktus
ekskretorius kelenjar mammae dan puting susu. (Victor, 2003)

2.

Kelenjar tiroid
Terdiri atas dua lobus kanan dan kiri yang dihubungkan oleh isthmus yang

sempit. Kelenjar ini merupakan urgan vascular yang dibungkus oleh selubung
yang berasal dari lamina pretrachealis fasciae profundae. Selubung ini
melekatkan glandula pada larynx dan trachea. Setiap lobus berbentuk seperti
buah alpukat, dengan apexnya menghadap ke atas sampai linea oblique cartilago
thyroideae; basisnya terletak di bawah setinggi cincin trachea keempat/kelima.
Efek yang umum dari hormon tiroid adalah untuk mengaktifkan transkripsi inti
sejumlah besar gen. Selain itu hormon tiroid meningkatkan aktivitas
metabolisme hampir seluruh jaringan tubuh. ( Guyton, 2007)

Fungsi tiroid antara lain:


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Maturasi sel
Mengganggu proses pertumbuhan myelin dan akson
Perkembangan otak
Mengatur kecepatan metabolik
Menambah sintesis RNA
Keseimbangan nitrogen negatif dan sintesis protein menurun
Menambah produksi panas dan menyimpan energi
Absorbsi intestinal terhadap glukosa

Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk:


-

Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid,


hanya memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.

Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif,
yaitu tri-iodo-tironin (T3). Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk
hormon aktif, sedangkan 20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid
sendiri. (http://www.indonesiaindonesia.com/f/11231-kelenjar-tiroid/)
Proses pembentukan T3 dan T4 yaitu sel folikel membentuk molekul

glikoprotein yang mengalami penguraian menjadi monoiodotironin (MIT) dan


diiodotironin (DIT). Kemudian bergabung menjadi triiodotironin, DIT
membentuk tetra-iodotironin/tiroksin (T4).

2.

Kelenjar thymus
Kelenjar thymus terletak di dalam torax, kira-kira pada ketinggian bifurkais

trakhea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi baru
lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gr atau lebih. Ukurannya bertambah
dan pada masa remaja beratnya dari 30-40 gr dan kemudian mengerut lagi.
(Evelyn, 1993). Merupakan penimbun hormon somatotrop atau hormon
pertumbuhan. Hormon ini berfungsi hanya pada waktu pertumbuhan, setelah
dewasa tidak berfungsi lagi.

3.

Kelenjar anak gondok (paratiroid)


Mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone, PTH) yang

bersama-sama dengan Vit D3 (1.25-dthydroxycholccalciferal), dan kalsitonin


mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar
kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnyabila kadar kalsium tinggi dan
dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH akan merangsang reabsorbsi kalsium
pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus, sebaliknya

menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari tulang. Jadi PTH
akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam mengendalikan
homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus. (R. Sjamsuhidayat, Wim de
Jong, 2004)

4.

Kelenjar anak ginjal (adrenal)


Bagian

kortek

menghasilkan

hormon

kortison

(kortison

dan

deoksikortison) yang berfungsi untuk mencegah penyakit kortison (kulit menjadi


merah) yang selalu menyebabkan kematian. Kelenjar anak ginjal bagian medula
menghasilkan hormon adrenalin yang bekerja antagonis dengan hormon insulin
di hati. Dalam hal ini hormon adrenalin berfungsi untuk menimbulkan semangat,
menaikkan tekanan darah, mempercepat denyut jantung. Sehingga dinamakan
juga hormon kerja atau hormon semangat.

5.
-

Kelenjar-kelenjar usus dan lambung (gastrointestinal mucosa)


Menghasilkan:
Hormon gastrin yang berfungsi merangsang sekresi getah lambung;
Hormon sekretin yang merangsang sekresi dari getah pankreas dan

empedu, dan;
Hormon kolesitokinin, yang mempengaruhi kontraksi dan mengosongkan
kantung empedu.

7.

Pulau-pulau langerhans (di pankreas)


Menghasilkan hormon insulin yang bekerja antagonis dengan hormon

adrenalin di hati. Dalam hal ini hormon insulin bekerja mengatur kadar gula

dalam darah 0,1%. Bila kekurangan insulin maka kadar glukosa dalam darah
akan tinggi sehingga menyebabkan penyakit diabetes mellitus.

8.

Organ reproduksi

Pada pria:
Hormon-hormon dalam reproduksi diantaranya sebagai berikut:
-

Testosteron, disekresi oleh sel-sel Leydig, penting bagi pertumbuhan dan

pembelahan sel-sel germinal testis


Luteinizing hormon, disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior, merangsang

sel-sel Leydig untuk menyekresi testosteron


Hormon perangsang-folikel (FSH), yang juga disekresi oleh sel-sel kelenjar

hipofisis anterior
Estrogen, dibentuk dari testosteron oleh sel-sel sertoli dirangsang oleh FSH
Hormon pertumbuhan, diperlukan untuk mengatur latar belakang
metabolisme testis

Pada wanita
Sistem hormon pada wanita terdiri dari tiga hierarki hormon:
-

Hormon yang dikeluarkan hipotalamus, hormon pelepas-gonadotropin

(GnRH)
Hormon seks hipofisis anterior, hormon perangsang folikel (FSH) dan
hormon lutein (LH), keduanya disekresi sebagai respons terhadap

pelepasan GnRH dari hipotalamus


Hormon-hormon ovarium, estrogen dan progesteron, yang disekresi oleh
ovarium sebagai respon terhadap kedua hormon seks wanita dari kelenjar
hipofisis anterior.

III.

Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan


- CD Program
- Infocus
b. Bahan yang digunakan
IV.
V.

Prosedur Kerja
Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
b. Pembahasan

VI.

Kesimpulan
Daftar Pustaka

Delp, Mohlan H. 1996. Major Diagnosis Fisik. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Eroschenko, Victor P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Penerbit
Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Fujaya, Yushita., Ir., M.Si. 2004. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Guyton, Arthur C. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Harper, H. A. 1979. Biokimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pearce, Evelyn C. 1993. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta Scanlon, Valerie C. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Sheerwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Suyohudoyo P, 2000. Ilmu kedokteran molekuler. Ed I, Jakarta: Perpustakaan Nasional.
.

Anda mungkin juga menyukai