Anda di halaman 1dari 13

KETERAMPILAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN

MAKALAH
Oleh
M Tutus Prasetyo
NIM 122310101071

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB 1
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah


Pada

proses

pembelajaran

dimana

guru

diharapkan

menjadi

sebagai

f a s i l i t a t o r d a l a m p r o s e s b e l a j a r m e n g a j a r, d e n g a n p e m b e l a j a r a n y a n g l e b i h
r e a l i s t i k O l e h k a r e n a i t u p e r l u diperhatikan materi Keterampilan Dasar Pembelajaran
sebagai dasar seorang guru m e l a k s a n a k a n

kewajibannya

dan

untuk

lebih

m e m u d a h k a n t e r c a p a i n y a keberhasilan proses pembelajaran yang diinginkan oleh guru


dan murid, selain dengan keterampilan yang diliki oleh seorang guru dalam belajar maka
hendaknya keterampilan tersebut tidak menjadi keterampilan yang tetap.
B.

Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini untuk menghasilkan suatu bahan ajar kepada semua
murid yang ada didunia khususnya di .Latihan mengajar terbatas bertujuan agar mahasiswa
calon guru:

1. Memahami jenis-jenis keterampilan mengajar yang essensial, untuk membentuk kemampuan


guru yang profesional.
2. Memahami konsep dasar dan komponen setiap jenis keterampilan
3. Menguasai setiap jenis keterampilan mengajar terbatas yang essensial.
C.

Ruang Lingkup
Yang harus dikuasai oleh mahasiswa calon guru dalam latihan keterampilan
mengajar terbatas:
1 . K o n s e p d a r i s e t i a p j e n i s k e t e r a m p i l a n m e n g a j a r.
2.Komponen-komponen dari suatu ketermpilan mengajar terbatas.
3.Penerapannya didepan kelas.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Keterampilan

proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan

keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuankemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam
Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)
Menurut Semiawan, menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan
mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan
diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu
yang baru.
Dimyati dan Mudjiono (Sumantri, 1998/1999: 113) mengungkapkan bahwa pendekatan
keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan
peserta didik. Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan- kamapuan yang
dimiliki peserta didik.
Dalam kegiatan mengajar, begitu banyak hal yang harus diperhitungkan oleh guru
misalnya:
1.Melibatkan kemampuan guru/mahasiswa calon guru untuk menguasai materi.
2.Teknik pengelolaan PBM.
3.Pengelolaan waktu.
4.Pengendalian disiplin
5.Pelayanan terhadap perbedaan kemampuan siswa.
6.Sikap terhadap profesi.
7.Sikap terhadap siswa.
a. Keterampilan Dasar Mengajar meliputi :
1.Keterampilan

membuka

dan

menutup

pembelajaranKeterampilan

membuka

pelajarana d a l a h u s a h a g u r u u n t u k m e n g k o n d i s i k a n m e n t a l p e s e r t a d i d i k a g a r
siap dalam menerima pelajaran.
2 . D a l a m m e m b u k a pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan
langkah-langkah yang akan ditempuh.Tujuan membuka pelajaran adalah :Menyiapkan mental
siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibicaraka dan

Menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang akan
dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.Awal kegiatan pelajaran seorang guru harus
melakukan kegiatan membuka pelajaran
b . Cara untuk menimbulkan motivasi :
1.Dengan Hangat dan Antusias
Hendakn ya

ramah,

antusias,

bersahabat

dan

sebagain ya.

Sebab

d a p a t mendorong tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga


motivasi siswa akan timbul.
2 . M e n i m b u l k a n R a s a I n g i n Tah u Melontarkan ide yang bertentangan dengan
mengerjakan masalah atau kondisi diri kenyataan sehari-hari
Contoh :
Kalau transmigrasi dapat meningkatkan kemakmuran penduduk mengapa banyak
penduduk di pulau jawa tidak mau transmigrasi.

B.

Jenis-jenis Keterampilan dalam Keterampilan Proses


Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan

tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilanketerampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam
keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan,
dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari:
mengindentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik,
menggambarkan keterhubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengelolah data,
menganalisa penelitian, menyusun hipotesa, mendifinisikan variabel secara operasional,
merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.
Sejumlah keterampilan proses yang dikemukakan oleh Funk di atas, dalam kurikulum
(Pedoman Proses Belajar Mengajar) dikelompokkan menjadi tujuh keterampilan proses. Adapun
7 (tujuh) keterampilan proses tersebut adalah mengamati, menggolongkan, menafsirkan,
meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan. (Depdikbud.,
1986b:9-10)

1. Mengamati
Melalui mengamati kita belajar tentang dunia sekitar kita yang fantastis. manusia
mengamati obyek-obyek dengan phenomena alam melalui panca indra: penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa/pengecap. Informasi yang kita peroleh, dapat
menuntun keinginan-tahuan, mempertanyakan, memikirkan, melakukan interprestasi tentang
lingkungan kita, dan meneliti lebih lanjut. Selain itu, kemampuan mengamati merupakan
keterampilan paling dasar dalam memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan
hal esensial untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses lain. Mengamati
merupakan tanggapan kita terhadap berbagai obyek dan peristiwa alam dengan menggunakan
panca indra.
2.

Mengklasifikasikan
Agar kita memahami sejumlah besar obyek, peristiwa, dan segala yang ada dalam
kehidupan disekitar kita, lebih mudah apabila menentukan berbagai jenis golongan.
Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilahkan berbagai obyek dan
peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golong-an/kelompok sejenis
dari obyek atau peristiwa yang dimaksud. Contoh kegiatan yang menampakkan ketrampilam
mengklasifikasikan adalah mengklasifikasikan makhluk hidup selain manusia menjadi dua
kelompok: binatang dan tumbuhan, mengklasifikasikan binatang beranak dan bertelur,
mengklasifikasikan cat berdasarkan warna, dan kegiatan lain yang sejenis.

3.

Mengkomunikasikan
Kemampuan berkomunikasi dengan yang lain merupakan dasar untuk segala yang kita
kerjakan. Grafik, bagan, peta, lambang-lambang, diagram, persamaan matematika, dan
demonstrasi visual, sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis atau dibicarakan, semua adalah
cara-cara komunikasi yang sering kali digunakan dalam ilmu pengetahuan. Manusia mulai
belajar pada awal-awal kehidupan bahwa komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan
masalah.
Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta,
konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, dan/atau suara visual. Contoh-

contoh kegiatan dari keterampilan mengkomunikasikan adalah mendiskusikan masalah,


membuat laporan, membaca peta, dan kegiatan lain yang sejenis.
4. Mengukur
Berapa banyak? Berapa jaraknya? Berapa ukurannya? Berapa jumlahnya? Pertanyaanpertanyaan ini sering kita dengar atau ajukan dalam kehidupan sehari-hari dan kita perlu untuk
memiliki kemampuan menjawabnya dengan mudah. Pengembangan yang baik terhadap
keterampilan-keterampilan mengukur merupakan hal yang esensial dalam membina observasi
kuantitatif, mengklasifikasikan dan membandingkan segala sesuatu disekeliling kita, serta
mengkomunikasikan secara tepat dan efektif kepada yang lain.
Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh-contoh kegiatan yang menampakkan
keterampilan mengukur antara lain: mengukur panjang garis, mengukur berat badan, mengukur
temperatur kamar, dan kegiatan lain yang sejenis.
5. Memprediksi
Suatu prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat
diamati.
Kegiatan-kegiatan yang dapat digolongkan sebagai keterampilan memprediksi, antara
lain: berdasarkan pola-pola waktu terbitnya matahari yang telah diobservasi dapat diprediksikan
waktu terbitnya matahari pada tanggal tertentu, memprediksikan waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh jarak tertentu dengan menggunakan kendaraan yang kecepatannya tertentu, dan
kegiatan lain yang sejenis.
6. Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan
suatu obyek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui. Kegiatankegiatan yang menampakkan keterampilan menyimpulkan, antara lain: berdasarkan pengamatan
diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat, siswa menyimpulkan
bahwa lilin dapat menyala bila ada udara yang mengandung oksigen.
Enam keterampilan yang telah diuraikan sebelumnya merupakan keterampilanketerampilan dasar dalam keterampilan proses, yang menjadi landasan untuk keterampilan
proses terintegrasi pada hakikatnya merupakan keterampilan-keterampilan yang diperlukan

untuk melakukan penelitian. Sepuluh keterampilan terintegrasi tersebut akan diuraikan berikut
ini.
1.

Mengenali variable
Ada dua macam variable yang perlu dikenal yakni : variabel termanipulasi (manipulated

variabel ) dan variabel terikat. Pengenalan terhadap variabel berguna untuk merumuskan
hipotesis penelitian.
Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai atau konsep yang
diberi lebih dari satu nilai. Dengan dua batasan seperti disebutkan sebelumnya, Kita dapat
menyimpulkan bahwa variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai atau segala
sesuatu yang dapat berubah/berganti dalam satu situasi.
Variabel termanipulasi (manipulated variable) is deliberately changed in a situation (funk,
1985:89) sedangkan menurut surakhmad (1978:63) menyebutnya sebagai variabel bebas yakni
variabel yang diselidiki pengaruhnya. Dengan kata lain, variabel termanipulasi atau variabel
bebas dapat kita artikan sebagai variabel yang dengan sengaja diubah-ubah dalam suatu situasi
dan diselidiki pengaruhnya.
2.

Membuat table data


Setelah melaksanakan pengumpulan data, seorang penyidik harus mampu membuat table
data. Keterampilan membuat table data perlu dibelajarkan kepada siswa karena fungsinya yang
penting untuk menyajikan data yang diperlukan penelitian. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
untuk mengembangkan keterampilan membuat table data diantaranya adalah membuat table
frekuensi dan membuat table silang.

3.

Membuat grafik
Keterampilan membuat grafik adalah kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam
bentuk visualisasi garis atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar
dan variabel hasil selalu ditulis sepanjang sumbu vertical. Data untuk setiap variabel terjadi
sebagaimana terjadi pada table data.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan membuat


grafik diantaranya adalah membaca data dalam table, membuat grafik garis, membuat grafik
balok, dan membuat grafik bidang lain.
4.

Manggambarkan hubungan antar variabel


Hubungan antar variabel dalam penelitian perlu dideskripsikan oleh setiap peneliti.
Keterampilam mendiskripsikan hubungan antar variabel merupakan salah satu kemampuan yang
harus dimiliki oleh setiap peneliti. Keterampilan menggambarkan hubungan antar variabel dapat
diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan hubungan antar variabel termanipulasi dengnan
variabel hasil hubungan antara variabel-variabel yang sama. Hubungan antar variabel ini perlu
digambarkan karena merupakan inti penelitian ilmah.

5.

Mengumpulkan data dan mengolah data


Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan memperoleh
informasi/data dari orang atau sumber informasi lain dengan cara lisan, tertulis, atau pengamatan
dan mengkajinya lebih lanjut secara kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis
atau penyimpulan.
Untuk mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan mengolah data dapat melalui
kegiatan yang diantaranya adalah membuat instrument pengumpulan data, mentabulasi data,
menghitung nilai kuadrat, menentukan tingkat signifikasi hasil perhitungan dan kegiatan lain
yang sejenis.

6.

Menganalisis penelitian
Keterampilan menganalisis penelitian merupakan kemampuan menelaah laporan
penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap unsur-unsur penelitian. Kegiatan
yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan menganalisis diantaranya adalah
mengenali variabel, mengenali rumusan hipotesis, dan kegiatan lain yang sejenis.

7.

Menyusun hipotesis
umumnya penelitian dimaksudkan untuk menguji hipotesis, maka dapat dipahami
mengapa menyusun atau merumuskan hipotesis merupakan langkah yang penting sekali didalam

penelitian. Pentingnya keterampilan menyusun hipotesis dalam pelaksanaan penelitian,


menyebabkan penting pula untuk dimiliki oleh para calon penyelidik (siswa).
8.

Mendefinisikan variabel
Seperti yang kita ketahui, setiap cabang ilmu pengetahuan mencari hubungan yang

sistematis antar variabel. Untuk memudahkan penyistematisan hubungan antar variabel.


9.

Merancang penelitian
Agar suatu penelitian dapat dilaksanakan secara baik dan menghasilkan sesuatu yang
berguna dan bermakna, maka diperlukan adanya rancangan penelitian. Rancangan penelitian ini
diharapkan selalu dibuat pada setiap kegiatan penelitian. Merancang penelitian dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspon
dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel hipotesisi yang diuji
dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan. Contoh
kegiatan yang tercakup dalam keterampilan merancang penelitian adalah :

1. Mengenali, menentukan, dan merumuskan masalah yang akan diteliti.


2. Merumuskan satu atau lebih dugaan yang dianggap benar dalam rangka menjawab

masalah.

Merumuskan dugaan yang dianggap benar ini disebut menyusun hipotesis.


Menyusun hipotesis dapat dilakukan dengan mendasarkan dugaan pada pengalaman sebelumnya
atau observasi atau intuisi.
3.

Memilih alat/instrument yang tapat untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang


dirumuskan.
10.

Bereksperimen
Eksperimen merupakan salah satu bentuk penelitian yang sering kali dilaksanakan oleh

seorang tanpa disadari. Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan
pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep,, dan prinsip ilmu pengetahuan
sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.
Contoh-contoh yang menampakkan keterampilan bereksperimen antara lain : menguji
kebenaran pernyataan bahwa semua zat memuai bila terkena panas dan yang tidak langsung
terkena sinar matahari.

D. Penerapan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran


Penerapan Keterampilan Proses dalam pembelajaran bukan merupakan hal yang
mengada-ada, akan tetapi merupakan hal yang wajar dan harus dilaksanakan oleh setiap guru
dalam pembelajarannya. Untuk dapat menerapkan Penerapan Keterampilan Proses dalam
pembelajaran, kita perlu mempertimbangkan dan memperhatikan karakteristik siswa dan
karakteristik mata pelajaran/bidang studi. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa dalam suatu
kegiatan pembelajaran dapat terjadi pengembangan lebih dari satu macam keterampilan proses.
Untuk keterampilan dasar yakni mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi,
mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan pengembangannya tidak berhenti hanya
pada jenjang sekolah dasar.
Penerapan keterampilan terintegrasi PKP dalam pembelajaran jenjang pendidikan SLTP
dan sekolah menengah atas (SMA) memerlukan pembahasan teori dari tiap keterampilan
terintegrasi akan membantu memudahkan siswa mempraktekannya. Mengingat keterampilan
terintegrasi dalam PKP merupakan keterampilan melaksanakan suatu kegiatan penelitian, maka
penerapannya dalam pembelajaran hendaknya dilakukan dengan urutan yang hirarkis. Dengan
kata lain, sebelum satu keterampilan dikuasai siswa jangan berpindah kepada keterampilan
lainnya.

BAB III
PENUTUP

A .KESIMPULAN
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan dasar mengajar yang perlu
dimiliki oleh guru dari semua bidang studi. Jika dipertimbangkan bahwa bidang-bidang studi
yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri pengajaran yang khas, keterampilan
mengajar untuk bidang-bidang studi khusus maka

perlu dikembangkan.Keterampilan dasar

mengajar tersebut.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi
seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai bidang studi yang dimampu,
keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia
dalam proses belajar mengajar.
B. SARAN
Penerapan keterampilan terintegrasi Penerapan Keterampilan Proses dalam pembelajaran
jenjang pendidikan SLTP dan sekolah menengah atas (SMA) memerlukan pembahasan teori dari
tiap keterampilan terintegrasi akan membantu memudahkan siswa mempraktekannya. Mengingat
keterampilan terintegrasi dalam Penerapan Keterampilan Proses merupakan keterampilan
melaksanakan suatu kegiatan penelitian.
maka penerapannya dalam pembelajaran hendaknya dilakukan dengan urutan yang
hirarkis. Dengan kata lain, sebelum satu keterampilan dikuasai siswa jangan berpindah kepada
keterampilan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

.http://www.docstoc.com/docs/8116106/Keterampilan-Dasar-Mengajar
http://edukasi.kompasiana.com/2009/10/19/delapan-kompetensi-dasar-mengajar/
http://pendidikan.infogue.com/keterampilan_dasar_mengajar
Nasution, Noehi, dkk.2007. Pendidikan IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
.Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/ 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana.1998/ 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
DEPDIKBUD

Anda mungkin juga menyukai