Oleh:
Vianggara Surya
0810710109
Pembimbing:
dr. Harun Al-Rasyid, MPH
PUSKESMAS DAU
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
1. Identitas Pasien
Nama
: Ny. A
Umur
: 34 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Karyawan TPST
Alamat
Status Pernikahan
: Menikah
Nama Istri
: Tn. S
Pekerjaan Suami
: Karyawan
2. Anamnesa
2.1 Keluhan Utama
Diare
2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh diare sejak 2 hari yang lalu. Konsistensi diare cair, tanpa
ampas, tidak disertai lendir, tidak disertai darah, sehari sampai 12 kali dengan
volume kira kira 250cc tiap diare, semakin lama semakin sedikit. Diare tidak disertai
demam. Pasien mulai diare setelah bertugas sebagai pemilah sampah di tempatnya
bekerja.
2.3 Riwayat Penyakit dahulu
Status gizi
: Cukup
TD : 110/70
N: 94x/menit
RR: 18x/menit
Tax: 36,9C
KEPALA
Inspeksi
LEHER
Inspeksi
THORAX
a. Pulmo
Inspeksi : Gerakan
Simetris
D=S
Perkusi : Resonansi
s s
s s
s s
v v
Rh - - Wh - -
v v
- -
- -
v v
- -
- -
b. Jantung
Inspeksi : Iktus
Iktus Invisible
umbilikus, rash
vena,
radang
Auskultasi
: Bising usus
Perkusi
BU(+)N
Shifting dullness (-), Liver span 8 cm,
: konsistensi, massa
EKSTREMITAS
Superior
Inferior
Tn S
37 th
Ny
A
34
th
Tn B
32 th
Ny
P
65
th
Ny
P
29
th
Tn A
27 th
An D
15 th
An
P
14
th
An.
E
12
th
: Laki-laki
: Wanita
v
v/
Pertanyaan
Sering
Kadang-
Jarang
kadang
(2)
1
(1)
(0)
inginkan
4
Dari skor family APGAR yaitu 10 maka fungsi keluarga baik (Highly Functionaly
Family)
3.2.3 SCREEM
a. Social
Tidak ditemukan permasalahan pada kehidupan sosial pasien
b. Cultural
Tidak didapatkan permasalahan pada adat budaya pasien terhadap masalah
kesehatan pasien
c. Religius
Pasien mengaku selalu menjalankan sholat 5 waktu.
d. Economic
Stabilitas ekonomi cukup
e. Educational
proksimal,
Proses
diare
adalah
akibat
adanya
enterotoksin
yang
mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah, yang
disebut dengan Watery diarrhea. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak
ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada
kasus yang tidak segera mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara
rutin tidak ditemukan leukosit. Mikroorganisme penyebab seperti, V.cholerae,
Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Salmonella.
Penetrating diarrhea lokasi pada bagian distal usus halus. Penyakit ini
disebut juga Enteric fever, Chronic Septicemia, dengan gejala klinis demam disertai
diare. Pada pemeriksaan tinja secara rutin didapati leukosit mononuclear.
Mikrooragnisme
penyebab
biasanya
S.thypi,
S.parathypi
A,B,
S.enteritidis,
Tabel
Non Inflamatory
Inflamatory
Penetrating
Watery
Bloody, mukus
Mukus
Volume >>
Volume sedang
Volume sedikit
Leukosit (-)
(-)
(-)
(+++)
(-)
Hipovolemik
Leukosit PMN
(+)
(+)
(+)
(+)
Toksik
Leukosit MN
(+)
(+)/(-)
(+)/(-)
(-)
Sepsis
Karakteristik
Pada 3 Tipe Diare
Akut
Karakteristik
Gambaran Tinja :
Demam
Nyeri Perut
Dehidrasi
Tenesmus
Komplikasi
4.3 Phostoxin
Phostoxin adalah fumigant pengendali hama gudang seperti Tribolium sp,
Sitophilus sp, Rhyzopherta Dominica. Fumigant ini efektif dan ampuh untuk
membasmi semua hama gudang komoditi seperti biji-bijian, padi-padian, kacangkacangan, benih tanaman, bahan jamu, buah-buahan, kopra, gaplek, pakan ternak,
tapioka, produk kayu/rotan, cengkeh, kopi, dll. Phostoxin berbahaan aktif Alumunium
Phospate 56%.
Alumunium phospide adalah zat inorganik yang sangat beracun. Inhalasi dari
zat ini dapat menyebabkan iritasi pulmonar berat, akut pulmonar edema,
cardiovascular disfunction, eksitasi CNS, gastrointestinal disorder, kerusakan ginjal,
leukopenia, koma bahkan kematian. Paparan 1400mg/m3 (1000 ppm) selama 30
menit dapat menyebabkan kematian. sedang ingesti dari zat ini dapat menimbulkan
iritasi GI tract berat yang menimbulkan perdarahan, cardiovascular collapse, acute
neuro psychiatric disorders, respiratory and renal failuredalam kurun waktu beberapa
jam, kerusakan hati dapat juga timbul.
4.4 Penatalaksanaan
1
2
1
2
1
2
1
1
1
2
1
1
2
-1
-2
pemberian cairan tahap kedua yakni untuk jam ke-3, didasarkan kepada
kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial
sebelumnya, rehidrasi diharapkan lengkap pada akhir jam ke-3.
2. Memberikan terapi simptomatik
Obat anti diare dapat diklasifikasikan yakni:
a. Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara
luas racecadotril yang bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim
enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja kembali secara normal.
Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga
keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal. Di Indonesia saat
ini tersedia di bawah nama Hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat
baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman pada anak.
b. Kelompok opiate
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat, loperamid HCl serta
kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat (lomotil). Penggunaan kodein
adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2 4 mg/ 3 4x sehari dan lomotil
5mg 3 4 x sehari. Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan
propulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki
konsistensi feses dan mengurangi frekwensi diare.Bila diberikan dengan
cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80%. Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom
disentri obat ini tidak dianjurkan.
c. Kelompok absorbent
Arang aktif, attapulgit aktif, bismut subsalisilat, pektin, kaolin, atau
smektit diberikan atas dasar argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap
bahan infeksius atau toksin-toksin. Melalui efek tersebut maka sel mukosa
usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang
sekresi elektrolit.
d. Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta, Psyllium,
Karaya (Strerculia), Ispraghulla, Coptidis dan Catechu dapat membentuk
kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi
dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan
elektrolit. Pemakaiannya adalah 5-10 cc/ 2x sehari dilarutkan dalam air
atau diberikan dalam bentuk kapsul atau tablet.
5. Diagnosis Holistik Komprehensif
a. Biomedis
Diagnosis biomedis : Watery Diarrhea
b. Faktor Resiko
Internal
- Persepsi
Pasien menganggap APD tidak perlu digunakan dan menghalangi dalam
bekerja
- Psikologis
- Budaya
Tidak ditemukan faktor resiko dari budaya pasien
-Upaya
Pasien ketika diare minum obat yang dibeli sendiri dan minum oralit buatan sendiri.
6. Intervensi Holistik Komprehensif
a. Medikamentosa dan Tindakan Medis
Pasien datang ke puskesmas untuk memeriksakan keluhannya. Sebelumnya,
pasien sudah mengkonsumsi obat diare yang dibeli sendiri dan oralit buatan sendiri.
namun keluhannya masih menetap. Pasien belum melakukan pemeriksaan
penunjang apapun berkaitan dengan keluhan yang dirasakan.
b. Edukasi dan Advokasi
- Edukasi obat-obatan dan tindakan
Pasien tersebut di KIE mengenai diagnosis kerja, terapi medikamentosa, efek
samping, prognosis penyakit dan pencegahannya.
a. Diagnosis Kerja
Diagnosis kerja pada pasien tersebut watery diarrhea. Penyakit ini
disebabkan karena pasien terpapar zat kimia di tempat kerjanya(phostoxin, dengan
zat aktif alumunium phospide)
b. Terapi medikamentosa
atalpugitte yang diberikan saat pasien diare dan oralit untuk menghindari
dehidrasi.
c. Prognosis Penyakit
quo ad vitam : Bonam
7. Efek Komunitas
Pengalaman pasien dapat menjadi sumber pengetahuan di tempatnya
bekerja, terutama bahwa diare dan penyakit lain yang dikarenakan terpapar zat
kimia di lingkungan kerja dapat dicegah dengan menggunakan alat proteksi diri.
Daftar Pustaka
Mostafazadeh. Babak, Aluminium Phospide Poisoning. Dalam Toxicity and
Drug Testing, Prof. Bill Acree(Ed.), ISBN: 978-953-51-000401, inTech.
February, 2012.
Phospine.
Diakses
secara
online
pada
29
juni
2014,
http://www.inchem.org/documents/pims/chemical/pim865.htm
Zein. Umar, Diare Akut Infeksius Pada Dewasa. Divisi Penyakit Tropik dan
Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam. 2000, Fakultas Kedokteran Unievrsitas
Sumatera Utara
Zein. Umar, Diare Akut Disebabkan Bakteri. Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam. 2000, Fakultas Kedokteran Unievrsitas
Sumatera Utara