1.1.
IDENTIFIKASI
Nama
: Tn. E
Umur
: 41 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Kayu Agung
Agama
: Islam
MRS Tanggal
: 23 April 2015
1.2.
ANAMNESA (Alloanamnesa)
Penderita dirawat di bangsal syaraf RSUD Palembang BARI karena mengalami
penurunan kesadaran dan kelemahan pada lengan dan tungkai sebelah kanan yang terjadi
secara tiba-tiba.
Sejak 8 jam sebelum masuk Rumah Sakit penderita tidur siang dan tiba-tiba saat
dibangunkan penderita mengalami penurunan kesadaran dan kelemahan pada lengan dan
tungkai sebelah kanan. Saat serangan keluhan tidak disertai mual dan muntah, kejang,
pusing, sesak nafas dan jantung berdebar-debar. Sehari-hari penderita melakukan
pekerjaan dengan menggunakan tangan kanan. Penderita tidak dapat mengerti isi pikiran
yang disampaikan melalui lisan, tulisan dan isyarat. Penderita tidak dapat menyampaikan
isi pikirannya melalui lisan, tulisan dan isyarat.
Riwayat darah tinggi disangkal, riwayat kencing manis disangkal, riwayat
penyakit jantung disangkal dan riwayat trauma disangkal.
Penderita baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini.
1.3.
STATUS PRESENS
Status Internus
Kesadaran
Gizi
: baik
Suhu Badan
: 36,5C
Nadi
: 110 x/menit
Pernapasan
: 30 x/menit
1
Tekanan Darah
: 160/100 mmHg
Jantung
Paru-paru
Hepar
: tidak teraba
Lien
: tidak teraba
Anggota Gerak
Genitalia
: tidak diperiksa
Status Psikiatrikus
Sikap
: Tidak kooperatif
Ekspresi Muka
: Wajar
Perhatian
: Tidak ada
Kontak Psikik
: Tidak ada
Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk
: Normochepali
Ukuran
: Normocephali
Simetris
: simetris
LEHER
Sikap
: lurus
Deformitas
: tidak ada
Torticolis
: tidak ada
Tumor
: tidak ada
Kaku kuduk
: tidak ada
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius
Kanan
Penciuman
Anosmia
Hyposmia
Parosmia
Kiri
tidak dapat diperiksa
tidak dapat diperiksa
tidak dapat diperiksa
tidak dapat diperiksa
N.Opticus
Kanan
Kiri
Visus
Campus visi
V.O.D
V.O.S
Kanan
-
Anopsia
Hemianopsia
Kiri
Fundus Oculi
-
Papil edema
Papil atrofi
Perdarahan retina
Kiri
Diplopia
Celah mata
simetris
simetris
Ptosis
Strabismus
tidak ada
tidak ada
Exophtalmus
tidak ada
tidak ada
Enophtalmus
tidak ada
tidak ada
Deviation conjugae
tidak ada
tidak ada
Bentuknya
bulat
bulat
Besarnya
3 mm
3 mm
3
Isokori/anisokor
isokor
isokor
Midriasis/miosis
miosis
miosis
Refleks cahaya
- Langsung
(+)
(+)
- Konsensuil
(+)
(+)
- Akomodasi
(+)
(+)
Argyl Robertson
(-)
(-)
Kanan
Kiri
Nn.Trigeminus
Motorik
-
Menggigit
Trismus
Refleks kornea
tidak ada
tidak ada
Sensorik
-
Dahi
Pipi
Dagu
Kanan
Kiri
N.Facialis
Motorik
Mengerutkan dahi
Menutup mata
lagoftalmus (-)
Menunjukkan gigi
Lipatan nasolabialis
Bentuk Muka
-
Istirahat
normal
Berbicara/bersiul
Sensorik
2/3 depan lidah
Otonom
4
Salivasi
tidak ada
Lakrimasi
tidak ada
Chvosteks sign
N. Statoacusticus
N. Cochlearis
Kanan
Kiri
Suara bisikan
Detik arloji
Tes Weber
Tes Rinne
Uvula
Gangguan menelan
Suara serak/sengau
Denyut jantung
cepat
Refleks
-
Muntah
tidak ada
Batuk
tidak ada
Okulokardiak
tidak ada
Sinus karotikus
tidak ada
Sensorik
-
N. Accessorius
Kanan
Kiri
Mengangkat bahu
Memutar kepala
N. Hypoglossus
Kanan
Kiri
Mengulur lidah
Fasikulasi
Atrofi papil
Disartria
Columna Vertebralis
Kyphosis
: tidak ada
Scoliosis
: tidak ada
Lordosis
: tidak ada
Gibbus
: tidak ada
Deformitas
: tidak ada
Tumor
: tidak ada
: tidak ada
Nyeri ketok
: tidak ada
MOTORIK
LENGAN
Kanan
Kiri
Gerakan
Kekuatan
Tonus
normal
normal
Refleks fisiologis
-
Biceps
normal
normal
Triceps
normal
normal
P. Radius
menurun
normal
P. Ulna
normal
normal
Refleks patologis
6
Hoffman Ttromner
(-)
(-)
Trofik
(-)
(-)
TUNGKAI
Kanan
Kiri
Gerakan
Kekuatan
Tonus
normal
normal
Klonus
-
Paha
(-)
(-)
Kaki
(-)
(-)
Refleks fisiologis
-
KPR
menurun
menurun
APR
menurun
menurun
Refleks patologis
-
Babinsky
(-)
(+)
Chaddock
(-)
(+)
Oppenheim
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Schaeffer
(-)
(-)
Rossolimo
(-)
(-)
Mendel Bechterew
(-)
(-)
Atas
Tengah
Bawah
Trofik
SENSORIK
Tidak ada kelainan
7
GAMBAR
Kanan
Kiri
Kaku kuduk
(-)
(-)
Kerniq
(-)
(-)
Lasseque
(-)
(-)
Brudzinsky
-
Neck
(-)
(-)
Cheek
(-)
(-)
Symphisis
(-)
(-)
Leg I
(-)
(-)
Leg II
(-)
(-)
Gait
Ataxia
Romberg
Hemiplegic
Dysmetri
Scissor
- jari-jari
Propulsion
- jari hidung
Histeric
- tumit-tumit
Limping
Steppage
Trunk Ataxia
Limb Ataxia
GERAKAN ABNORMAL
Tremor
: tidak ada
Chorea
: tidak ada
Athetosis
: tidak ada
Ballismus
: tidak ada
Dystoni
: tidak ada
Myocloni
: tidak ada
FUNGSI VEGETATIF
Miksi
Defekasi
Ereksi
FUNGSI LUHUR
Afasia motorik
Afasia sensorik
Afasia nominal
Apraksia
Agrafia
Alexia
LABORATORIUM
Darah :
Urine :
GDS
warna : kuning
: 154 mg%
kejernihan : keruh
protein : +2
leukosit : 1-2
Ht
eritrosit : penuh
: 46%
Gol darah : AB
PEMERIKSAAN KHUSUS
Rontgen foto cranium
: tidak diperiksa
: tidak diperiksa
: tidak diperiksa
Electroencephalografi
: tidak diperiksa
Electroneuromyografi
: tidak diperiksa
Electrocardiografi
: tidak diperiksa
Arteriografi
: tidak diperiksa
Pneumografi
: tidak diperiksa
CT-Scan
Lain-lain
: tidak diperiksa
RINGKASAN
Anamnesis
:
10
: Samnolen ( E3M5V1)
: 112 x/menit
Pernapasan
: 38 x/menit
: 36,5 C
LENGAN
Kanan
Kiri
Gerakan
Kekuatan
Tonus
normal
normal
Refleks fisiologis
-
Biceps
normal
normal
Triceps
normal
normal
P. Radius
menurun
normal
P. Ulna
normal
normal
Refleks patologis
Trofik
Hoffman tromner
(-)
(-)
(-)
(-)
11
TUNGKAI
Kanan
Kiri
Gerakan
Kekuatan
Tonus
normal
normal
Klonus
-
Paha
(-)
(-)
Kaki
(-)
(-)
Refleks fisiologis
-
KPR
menurun
menurun
APR
menurun
menurun
Refleks patologis
-
Babinsky
(-)
(+)
Chaddock
(-)
(+)
Oppenheim
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Schaeffer
(-)
(-)
Rossolimo
(-)
(-)
Mendel Bechterew
(-)
(-)
DIAGNOSA KLINIK
DIAGNOSA TOPIK
DIAGNOSA ETIOLOGI
: Trombosis serebri
PENGOBATAN
Aspilet 2x1 mg
PROGNOSA
Quo ad Vitam
: dubia ad bonam
Quo ad Functionam
: dubia admalam
DISKUSI
13
sinistra)
Gejala iritatif
lemah
Kelemahan lengan dan tungkai dextra
sama berat)
Defisit sensorik pada sisi yang
sama berat
Tidak ada kelainan
lemah
*Jadi kemungkinan lesi di korteks hemisferium serebri sinistra dapat disingkirkan.
sinistra
gejala:
- Defisit motorik
Hemiparese sinistra tipe spastik
- Afasia motorik
Tidak ada afasia motorik
*Jadi kemungkinan lesi di subkorteks serebri hemisferium sinistra dapat disingkirkan.
sama berat
berat
*Jadi kemungkinan lesi di kapsula interna hemisferium dextra belum dapat disingkirkan
Kesimpulan:
Diagnosis topik : Kapsula interna hemisferium sinistra
B. Diagnosis banding Etiologi:
1. Hemoragia serebri
2. Emboli serebri
3. Trombosis serebri
14
menit
Terjadi saat aktifitas
Didahului sakit kepala, mual
danmuntah
disertai muntah dan mual
- Riwayat hipertensi
- tidak ada riwayat hipertensi
*Jadi kemungkinan etiologi hemoragia serebridapat disingkirkan.
30 menit
- Ada artrial fibrilasi
- Tidak ada atrial fibrilasi
- Terjadi saat aktifitas
- Terjadi saat istirahat
*Jadi kemungkinan etiologi emboli serebri dapat disingkirkan.
Kesimpulan:
Diagnosis etiologi: Trombosis serebri
DISKUSI
A. Diagnosis Topik :
Lesi di capsula interna hemisperium sinistra
B. Diagnosis banding Etiologi:
Trombosis serebri
15
LEMBAR FOLLOW UP
Tanggal
: 23 April 2015
Keluhan
Status generalis
-
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
T
:
: E2M5V1 = 8
: 220/140 mmHg
: 112 x/menit
: 38 x/menit
: 36,5 C
16
Status Neurologis
Fungsi Motorik
LENGAN
Kanan
Kiri
Gerakan
Kekuatan
Tonus
normal
normal
Refleks fisiologis
-
Biceps
normal
normal
Triceps
normal
normal
P. Radius
menurun
normal
P. Ulna
normal
normal
Refleks patologis
-
Hoffman tromner
(-)
(-)
TUNGKAI
Kanan
Kiri
Gerakan
Kekuatan
Tonus
normal
normal
Klonus
-
Paha
(-)
(-)
Kaki
(-)
(-)
Refleks fisiologis
-
KPR
menurun
menurun
APR
menurun
menurun
Refleks patologis
-
Babinsky
(-)
(+)
Chaddock
(-)
(+)
Oppenheim
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
17
Schaeffer
(-)
(-)
Rossolimo
(-)
(-)
Mendel Bechterew
(-)
(-)
DIAGNOSA KLINIK
DIAGNOSA TOPIK
DIAGNOSA ETIOLOGI
: Trombosis serebri
Rencana Terapi
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Stroke
Menurut World Health Organization (WHO), stroke adalah suatu tanda klinis
yang berkembang cepat akibat gangguan fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler.1
Stroke atau penyakit serebrovaskular mengacu kepada setiap gangguan
neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah
melalui sistem suplai arteri otak.2
2. Pembuluh Darah Otak
Arteri Otak
18
Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis. Keempat
arteri ini beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk circulus willisi
(circulus arteriosus). Arteri carotis interna keluar dari sinus cavernosus pada sisi medial
processus clinoideus anterior dengan menembus durameter. Kemudian arteri ini
membelok ke belakang menuju sulcus cerebri lateralis. Di sini, arteri ini bercabang
menjadi arteri cerebri anterior dan arteri cerebri media. Arteri vertebralis, cabang dari
bagian pertama arteri subclavia, berjalan ke atas melalui foramen processus transversus
vertebra C1-6. pembuluh ini masuk ke tengkorak melalui foramen magnum dan berjalan
ke atas, depan dan medial medulla oblongata. Pada pinggir bawah pons arteri ini
bergabung dengan arteri dari sisi lainnya membentuk arteri basilaris.3
Vena Otak
Vena otak tidak mempunyai jaringan otot di dalam dindingnya yang sangat tipis
dan tidak mempunyai katup. Vena tersebut keluar dari otak dan bermuara ke dalam sinus
venosus cranialis. Terdapat vena-vena cerebri, cerebelli, dan batang otak. vena magna
cerebri dibentuk dari dua gabungan vena interna cerebri dan bermuara ke dalam sinus
rectus.3
19
Otak terdiri dari hemisperium cerebri yang dihubungkan oleh corpus callosum.
hemisphere dipisahkan oleh sebuah celah dalam, yaitu fissa longitudinalis cerebri. Di
otak ada gyrus precentralis sebagai area motoris, gyrus postcentralis sebagai area
sensoris, gyrus temporalis anterior sebagai area auditiva, area broca atau area bicara
motoris.Otak kecil merupakan pusat koordinasi serta batang otak sebagai tempat jalan
serabut-serabut saraf ke target organ.3
anggota gerak, gangguan bicara, serta gangguan dalam pengaturan nafas dan
tekanan darah.3
3. Klasifikasi Stroke
a. Berdasarkan kelainan patologik pada otak
1. Stroke Hemoragik
-
Perdarahan intraserebral
20
Paling sering terjadi akibat cedera vaskular yang dipicu oleh hipertensi
dan ruptur dari salah satu dari banyak arterikecil yang menembus jauh ke
dalam jaringan otak. Gejala biasanya berupa nyeri kepala hebat, mual,
muntah, sering terjadi pada siang hari saat beraktivitas dan biasanya disertai
kesadaran menurun.2
-
Perdarahan ekstraserebral
Memiliki dua penyebab : ruptur suatu aneurisma vaskular dan trauma
kepala. Tempat-tempat aneurisma yang lazim sebagian besar terletak di
sirkulus willisi. Karena perdrahan dapat masif dan ekstravasasi darah ke
dalam ruang subarakhnoid lapisan meningen dapat berlangsung cepat, maka
angka kematian sangat tinggi sekitar 50 % pada bulan pertama setelah
perdarahan. Gejala biasanya nyeri kepala hebat dan mendadak, kesadaran
sering naik turun.2
Trombosis serebri
Stroke ini sering berkaitan dengan lesi aterosklerotik yang menyebabkan
penyempitan atau stenosis di arteria karotis interna. Sebagian besar dari stroke
ini terjadi saat tidur. penyebab tersering adalah karena aterosklerosis. Gejala
biasanya didahului gejala prodormal transient iskemik attack (TIA), sering
terjadi pada waktu istirahat dan bangun pagi, biasanya kesadaran baik.2
Emboli serebri
Asalnya dapat suatu arteri distal atau jantung. Trombus mural jantung
merupakan penyebab tersering : infark miokardium, fibrilasi atrium, penyakit
katup jantung, katup jantung buatan dan kardiomiopati iskemik. stroke ini
biasanya menimbulkan defisit neurologik mendadak dengan efek maksimum.
biasanya terjadi saat aktivitas, gejalanya mendadak (paling cepat).2
Baal atau lemas mendadak di wajah, lengan atau tungkai, terutama di salah
satu sisi tubuh
Bingung mendadak
Pusing bergoyang
22
Lesi dapat terjadi di daerah antara arteri serebri anterior dan media
2.
3.
4.
Afasia global
Disfasia
Ataksia
Disfagia
Disartria
5.
Koma
Hemiparese kontralateral
5. Diagnosis
1. Anamnesis Gejala dan Tanda
-
Keadaan klinis pasien, gejala dan riwayat perkembangan gejala dan defisit
yang terjadi merupakan hal yang penting dan dapat menuntun dokter untuk
menentukan kausa yang paling mungkin dari stroke pasien. Anamnesis
sebaiknya mencakup2:
a. Penjelasan tentang awitan dan gejala awal. Kejang pada gejala awal
mengisyaratkan stroke embolus
b. Perkembangan gejala atau keluhan pasien atau keduanya
c. Riwayat TIA
d. Faktor resiko, terutama hipertensi, fibrilasi atrium, diabetes, merokok, dan
pemakaian alcohol
e. Pemakaian obat, terutama kokain
f. Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang baru dihentikan.
Sebagai contoh, pemghentian mendadak obat antihipertensi klonidin
(Catapres) dapat menyebabkan rebound yang berat.
Pasien harus menjalani pemeriksaan fisik lengkap yang berfokus pada system
berikut2:
a. Sistem pembuluh perifer. Lakukan auskultasi pada arteria karotis untuk
mencari adanya bising (bruit) dan periksa tekanan darah di kedua lengan
untuk diperbandingkan.
b. Jantung. Perlu dilakukan pemeriksaan jantung yang lengkap, dimulai
dengan auskultasi jantung dan EKG 12-sadapan. Murmur dan distmia
24
merupakan hal yang harus dicari, karena pasien dengan fibrilasi atrium,
infark miokardium akut atau penyakit katup jantung dapat mengalami
embolus obstruktif.
c. Retina. Periksa ada tidaknya cupping diskus optikus, perdarahan retina,
kelainan diabetes.
d. Ekstremitas. Evaluasi ada tidaknya sianosis dan infark sebagai tanda-tanda
embolus perifer.
e. Pemeriksaan neurologic. Sifat intactness diperlukan untuk mengetahui
letak dan luas suatu stroke.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Menurut Price dan Wilson (2006) biasanya, tidak ada penemuan
diagnostik laboratorium pada infark serebral. Tetapi pada semua pasien, dapat
dinilai dengan pemeriksaan darah, urinalisis, HDL, laju endap darah (LED), panel
metabolik (natrium, kalium, klorida, bikarbonat, glukosa, nitrogen urea darah, dan
kreatinin), profil lemak serum, dan serologi.
4. Pemeriksaan Tambahan5
-
CT-Scan
MRI
Angiografi serebral
6. Stroke Hemoragik
6.1 Klasifikasi Stroke Hemoragik
Menurut WHO, dalam International Statistical Classification of Diseases
and Related Health Problem 10thRevision, stroke hemoragik dibagi atas4:
a. Perdarahan Intraserebral (PIS)
Perdarahan Intraserebral (PIS) adalah perdarahan yang primer berasal dari
pembuluh darah dalam parenkim otak dan bukan disebabkan oleh trauma.
Perdarahan ini banyak disebabkan oleh hipertensi, selain itu faktor penyebab
lainnya adalah aneurisma kriptogenik, diskrasia darah, penyakit darah seperti
25
26
Untuk
pemeriksaan
tambahan
dapat
dilakukan
(MRI),
Elektrokardiografi(EKG),
Elektroensefalografi
(EEG),
dapat
dilakukan
dengan
Multislices
CT-Angiografi,
MR
Epidemiologi Stroke
orang (54,5%) dan yang terendah suku Minang sebanyak 3 orang (1,4%),
berdasarkan status perkawinan penderita stroke yang dirawat inap sebagian besar
berstatus kawin sebanyak 217 orang (98,6%) dan yang berstatus tidak kawin
sebanyak 3 orang (1,4%).4
8
Faktor risiko
Faktor stroke terdiri dari dua kategori, yaitu4:
a. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
Usia
Risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Setiap
penambahan usia tiga tahun akan meningkatkan risiko stroke sebesar 1120%. Dari semua stroke, orang yang berusia lebih dari 65 tahun memiliki
risiko paling tinggi yaitu 71%, sedangkan 25% terjadi pada orang yang
berusia 65-45 tahun, dan 4% terjadi pada orang berusia <45 tahun.
Menurut penelitian Siregar F (2002) di RSUP Haji Adam Malik Medan
dengan desain case control, umur berpengaruh terhadap terjadinya stroke
dimana pada kelompok umur 45 tahun risiko terkena stroke dengan OR:
9,451 kali dibandingkan kelompok umur < 45 tahun.
Jenis Kelamin
Menurut data dari 28 rumah sakit di Indonesia, ternyata laki-laki
banyak menderita stroke dibandingkan perempuan.Insiden stroke 1,25 kali
lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan.
Ras/bangsa
Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada orang
kulit putih. Hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan gaya
hidup.Pada tahun 2004 di Amerika terdapat penderita stroke pada laki-laki
yang berkulit putih sebesar 37,1% dan yang berkulit hitam sebesar 62,9%
sedangkan pada wanita yang berkulit putih sebesar 41,3% dan yang
berkulit hitam sebesar 58,7%.
Hereditas
Gen berperan besar dalam beberapa faktor risiko stroke, misalnya
hipertensi, jantung, diabetes dan kelainan pembuluh darah. Riwayat stroke
28
dalam keluarga, terutama jika dua atau lebih anggota keluarga pernah
mengalami stroke pada usia kurang dari 65 tahun, meningkatkan risiko
terkena stroke. Menurut penelitian Tsong Hai Lee di Taiwan pada tahun
1997-2001 riwayat stroke pada keluarga meningkatkan risiko terkena
stroke sebesar 29,3%.
b. Faktor risiko yang dapat dirubah4:
1. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke.
Hipertensi meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak 4 sampai 6
kali. Makin tinggi tekanan darah kemungkinan stroke makin besar karena
terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan
terjadinya penyumbatan/perdarahan otak.Sebanyak 70% dari orang yang
terserang stroke mempunyai tekanan darah tinggi.
2. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan faktor risiko untuk stroke, namun
tidak
sekuat
hipertensi.
Diabetes
melitus
dapat
mempercepat
risiko
stroke.Fibrilasi
atrium
yang
tidak
diobati
dapat
meningkatkan
hipertensi,
jantung,
diabetes
dan
sehingga
merokok
mendorong
terjadinya
aterosklerosis,
alkohol
yang
berlebihan
dapat
mengganggu
mempengaruhi berat badan dan tekanan darah, dapat merusak sel-sel saraf
tepi, saraf otak dan lain-lain. Semua ini mempermudah terjadinya
stroke.Konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan risiko terkena stroke 23 kali.
9. Stres
Hampir setiap orang pernah mengalami stres. Stres psiokososial
dapat menyebabkan depresi. Jika depresi berkombinasi dengan faktor
risiko lain (misalnya, aterosklerosis berat, penyakit jantung atau
hipertensi) dapat memicu terjadinya stroke. Depresi meningkatkan risiko
terkena stroke sebesar 2 kali.
10. Penyalahgunaan Obat
Pada orang-orang yang menggunakan narkoba terutama jenis
suntikan akan mempermudah terjadinya stroke, akibat dari infeksi dan
kerusakan dinding pembuluh darah otak. Di samping itu, zat narkoba itu
sendiri akan mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga mudah terserang
stroke. Hasil pengumpulan data dari rumah sakit Jakarta tahun 2001 yang
menangani narkoba, didapatkan bahwa lebih dari 50% pengguna narkoba
dengan suntikan berisiko terkena stroke.
Sistem skor
1. Siriraj Hospital Score
Versi orisinal:
= (0.80 x kesadaran) + (0.66 x muntah) + (0.33 x sakit kepala) + (0.33x tekanan
darah diastolik) (0.99 x atheromal) 3.71.
Versi disederhanakan:
= (2.5 x kesadaran) + (2 x muntah) + ( 2 x sakit kepala) + (0.1 x tekanan darah
diastolik) (3 x atheroma) 12.
-
Kesadaran:
Sadar = 0; mengantuk, stupor = 1; semikoma, koma = 2
31
Muntah:
tidak = 0 ; ya = 1
Tanda-tanda ateroma:
tidak ada = 0 ; 1 atau lebih tanda ateroma = 1
(anamnesis diabetes; angina; klaudikasio intermitten)
Pembacaan:
Skor
Sensivitas:
Patofisiologi
Lebih dari organ-organ lain, otak tergantung pada suplai oksigen yang
adekuat dari sirkulasi darah. Sirkulasi serebral yang konstan di atur oleh
baroreseptor dan refleks vasomotor yang dikontrol batang otak.Pada penelitian
hewan, dan mungkin pada manusia, penghentian aliran darah di otak selama lima
menit menyebabkan kerusakan otak yang ireversibel. Efek oklusi ateri fokal
sangat tergantung pada lokasi oklusi dan adanya jalur kolateral dan anastomosis.
Misalnya oklusi dari arteri karotis interna di leher, ada anastomosis melalui arteri
komunikan anterior dan posterior menghubungkan arteri sirkulus Willis dari arteri
karotis eksternal melalui arteri opthalmikus.1
Infark aterosklerosis diperkirakan 14-25% dari stroke iskemik dan lakilaki dua kali lebih beresiko daripada wanita. Stroke ini berhubungan dengan aku
mulasi plak ateroskerosis pada lumen arteri besar atau sedang, biasanya pada
bikurfasi atau lengkungan dari pembuluh darah. Beberapa arteri dari arkus aorta
menuju sirkulus willisi dapat terkena, tetpai tempat ateroskelrosis yang
berhubungan dengan stroke paling sering junction common and internal carotid
32
artery, asal dari middle dan anterior arteri cerebral, dan asal dari arteri vertebra
Patogenesis aterosklerosis belum sepenuhnya diketahui, tetapi kerusakan dan
hasil dari disfungsi sel endotel vaskular diketahui sebagai fase awal. Sel endotel
rusak akibat dari LDL (low-density lipoprotein), radikal bebas, hipertensi,
diabetes, homosistein, dan agen infeksi. Monosit dan limfosit T melekat pada
tempat yang mengalami kerusakan dan berpindah ke subendotel, dimana monosit
dan makrofag bertrasformasi pada lipid foam cells. Hasil dari lesi ini disebut fatty
streak. Pelepasan faktor pertumbuhan dan kemotaktis dari sel endotelo dan
makrofag memicu proliferasi dan migrasi dari sel intima otot polos dan
membenruk fibrous plaque. Platelet melekat pada tempat yang rusak atau cedera
dan melepaskan faktor pertumbuhan dan kemotaktik.1
Emboli dapat menuju sirkulasi otak dan menyebabkan obstruksi aliran
darah otak dengan oklusi arteri dimana diameter lumen sama dengan ukuran
material emboli. Sumber utama dari kardiaemboli termasuk intrakardia dan mural
trobus oleh atrial fibrilasi, dilatasi kardiomiopati dengan penurunan fraksi ejeksi,
dan abnormalitas pergerakan dinding yang diikuti oleh infark miokardium.
Penyakit katup jantung penyebab lain yang sering menyebabkan tromboemboli
jantung, seperti penyakit jantung rematik, mitral regurgitasi atau stenosis, dan
endokarditisfaktor pertumbuhan dan kemotaktis dari sel endotelo dan makrofag
memicu proliferasi dan migrasi dari sel intima otot polos dan membenruk fibrous
plaque. Platelet melekat pada tempat yang rusak atau cedera dan melepaskan
faktor pertumbuhan dan kemotaktik. Emboli dapat menuju sirkulasi otak dan
menyebabkan obstruksi aliran darah otak dengan oklusi arteri dimana diameter
lumen sama dengan ukuran material emboli. Sumber utama dari kardiaemboli
termasuk intrakardia dan mural trobus oleh atrial fibrilasi, dilatasi kardiomiopati
dengan penurunan fraksi ejeksi, dan abnormalitas pergerakan dinding yang diikuti
oleh infark miokardium. Penyakit katup jantung penyebab lain yang sering
menyebabkan tromboemboli jantung, seperti penyakit jantung rematik, mitral
regurgitasi atau stenosis, dan endokarditis. Stroke yang terjadi akibat embolus
biasanya menimbulkan defisit neurologi mendadak dengan efek maksimum sejak
awitan penyakit. Biasanya serangan terjadi saat pasien beraktivitas.1
33
dan
kematian
vascular.
U.S.
Food
and
Drug
2. Clopidogrel.
Clopidogrel
merupakan
antagonis
reseptor
ADP
menstimulasi
jalur
intrinsik
35
36