Penyakit Paru Obstruktif
Penyakit Paru Obstruktif
Faktor eksternal
-
Rokok sigaret, faktor risiko paling penting. Cerutu, rokok pipa dan
berbagai jenis rokok juga faktor risiko.
Occupational dust and chemicals
Polusi udara ( indoor dan outdoor )
PATEGENESIS
Karakteristik PPOK adalah keradangan kronis mulai dari saluran napas, parenkim
paru sampai struktur vaskuler pulmonal. Diberbagai bagian paru dijumpai
peningkatan makrofag, limfosit T (terutama CD 8+) dan neutrofil. Sel-sel radang
yang teraktivasi menghasilkan berbagai mediator seperti leukotrien B 4, IL8, TNF
alfa, dll yang mampu merusak struktur paru dan atau mempertahankan inflamasi
neutrofilik. Di samping inflamasi ada 2 proses lain yang juga penting yaitu
ketidak seimbangan protease dan anti protease di paru dan stres oksidatif.
PATOLOGI
Perubahan patologi yang khas PPOK dijumpai di saluran napas besar ( central
airway ), saluran napas kecil ( peripheral airway ), parenkim paru dan vaskuler
pulmonal.
-
GEJALA KLINIS
-
Keluhan
Dua keluhan utama adalah sesak napas dan batuk.
Sesak napas
Timbul progresif secara gradual dalam beberapa tahun. Mula-mula
ringan lebih lanjut akan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Batuk kronis
Batuk kronis biasanya berdahak kadang episodik dan memberat
waktu pagi. Dahak biasanya mukoid tetapi berubah purulen bila
eksaserbasi.
Batuk darah
Dijumpai terutama waktu eksaserbasi. Asal darah diduga dari saluran
napas yang mengalami inflamasi dan karakteristik : blood-streaked
purulen sputum.
Nyeri dada
Nyeri dada biasanya bukan oleh karena PPOK.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang ditemukan tergantung derajat hambatan aliran
udara, berat ringan hiperinflasi paru dan bentuk tubuh. Awalnya hanya
ekspirasi memanjang dan wheezing pada ekspirasi paksa. Bila obstruksi
berlanjut tampak hiperinflasi dan barrel chest. Suara napas menurun,
ekspirasi memanjang, suara jantung terdengar jauh, ronki basah basal.
Penggunaan otot napas tambahan atau pursed-lips breathing menunjukkan
hambatan aliran udara berat. Edema tungkai. Juguler venous pressure
(JVP) meningkat, hepar teraba dan hipertensi pulmonal adalah tanda kor
pulmonale kronikum dekompensata.
DIAGNOSIS
Dibuat atas dasar
Gambaran klinis: riwayat penyakit dan faktor risiko serta pemeriksaan
fisik.
- Pemeriksaan penunjang:
PPOK harus dipertimbangkan pada penderita dengan keluhan batuk
dengan dahak atau sesak napas dan atau riwayat terpapar faktor risiko.
Diagnosis dipastikan dengan pemeriksaan obyektif ada hambatan aliran
udara ( dengan spirometri ).
Faal paru: spirometri merupakan pemeriksaan gold standart
Parameter FEV1, FEV1/FVC
Hasil tes post bronkodilator FEV 1, <80% prediksi dan FEV 1/FVC <70%
menunjukkan obstruksi yang tidak reversibel penuh. Bila spirometri tidak
tersedia dapat menggunakan PEF ( Peak Expiratory Flow )
-
DIAGNOSIS BANDING
1.
2.
3.
4.
Asma bronkial
Gagal jantung kongestif
Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain seperti : bronkiektasis.
Tuberkulosis
PENATALAKSANAAN
Modalisasi terapi terdiri dari:
-
Edukasi
Obat-obat
Oksigen
Ventilator mekanik
Nutrisi
Rehabilitasi
a.
b.
c.
d.
3.
4.
5.
6.
Derajat eksaserbasi
I
Penyebab
-
Terapi
1. Oksigen terkontrol
MDI (mcg)
Nebuliser (mg)
Agonis beta 2
- Fenoterol
- Terbutalin
150-200
250-500
0,5-2,0
5-10
40-80
0,25-0,5
Antikolinergik
- Ipratropium bromide
4.
5.
6.
7.
PNEYULIT
1. Gagal napas
2. Infeksi berulang
3. Kor pulmonale
PENCEGAHAN
-
PROGNOSIS
Faktor-faktor yang terkait dengan penurunan survival adalah:
-
Umur lanjut
Terus merokok
FEV1 awal < 50% prediksi
Penurunan FEV1 meningkat
Hipoksemi berat yang tidak diterapi
Kor pulmonale dan kapasitas fungsional jelek.
DAFTAR PUSTAKA
Braman S S. 2003.Chronic obstructive pulmonary disease. ACCP Pulmonary
Board Review 2003. Course Syllabus.Am College of chest phycisian,59-75.
Celli BR and MacNee W.2004.Standards for the diagnosis and treatment of
patients with COPD:A summary of the ARS/ERS position paper. Eur Respir
J.23:932-946.
George RG, SanPedro GS and Stoller JK.2000. Chronic obstructive pulmonary
disease, bronchiectasis abd cystic fibrosis, In:Chest medicine. Essential of
pulmonary and critical care medicine. Eds. George RB et al.4 th. Ed.
Philadelphia. Lippincott-Williams and Wilkins.174:196.
N H L B I.2003.Global initative for chronic obstruvtive lung disease, 1-27.
P D P I.2001. Penyakit paru obstruktif kronik. Pedoman diagnosis dan
penatalaksanaan di Indonesia, Balai Penerbit UI, 1-57.