Anda di halaman 1dari 6

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN FLYWHEEL

TERHADAP KARAKTERISTIK ENERGI BANGKITAN PADA


MICROPOWER GENERATOR TIPE RADIAL TOPOLOGY
Arief Setiarso
Jurusan Teknik Mesin
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Kampus Sukolilo, Surabaya
Jawa Timur, Indonesia
Telp. (031) 5946230, Fax. (031) 5922941, E-mail: arief.setiarso.06.167@gmail.com
Abstrak
Konsep pemanen energi maupun energi alternatif, sangat dibutuhkan dalam
upaya penanggulangan keterbatasan energi. Dan dari kebanyakan sistem pemanen
energy yang sudah ada memiliki sumber energi yang relatif kecil dan tidak konstan untuk
dimanfaatkan. Sehingga fokus dari pengembangan sistem tersebut tertuju pada desain
mekanisme system, salah satu contohnya adalah generator. Dari permasalahan tersebut,
muncul ide untuk melakukan pengembangan generator yang mempunyai konstruksi
berskala kecil namun dapat membangkitkan energi listrik dengan maksimal dan relatif
konstan. Dari Tugas Akhir ini didapatkan data voltase bangkitan dari mekanisme
micropower generator tipe radial topology. Spesifikasi generator yang dapat disimpulkan
dari hasil pengujian voltase bangkitan adalah 13 volt 1500 rpm. Serta dengan adanya
penambahan flywheel berdimensi tebal 5 mm dan jari-jari 40 mm, voltase bangkitan akan
menjadi lebih konstan. Disamping itu penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai ide
pengembangan generator yang lebih baik lagi.
Kata kunci: Micropower generator, flywheel, induksi magnetik, kecepatan bervariasi,
gap, radial topologi, energy harvesting.
1. Pendahuluan
Ditengah maraknya isu keterbatasan
sumber daya alam dan penurunan kualitas
lingkungan, fokus dari sebagian besar
pengembangan teknologi mengarah kepada
konsep konversi dan pembangkit energy
serta konsep energi alternatif. Konsep ini
telah dipakai dalam beberapa bidang tertentu
seperti bidang otomotif, biomedis, kelautan,
robotika, mobile device dan aplikasi lain,
dimana terdapat suatu kebutuhan suplay
energy
listrik
bangkitan
melalui
pemanfaatan konversi energi yang tepat
menjadi sebuah energi listrik (Sergey E.
Lyshevski,2011:52). Oleh karena itu
kemudian dilakukan pengembangan tentang
sistem pemanen energi, yaitu antara lain
adalah Kinetic Energy Recovery System
(KERS), Thermal Energy Recovery System
(TERS) dan Vibration Energy Recovery
System (VERS). Dari kebanyakan sistem
pemanen energi tersebut memiliki sumber

energi yang relatif kecil dan tidak konstan


untuk dimanfaatkan. Sehingga diperlukan
danya pengembangan lebih lanjut dalam
mengatasi permasalahan diatas.
Dari sinilah muncul ide yang
mendorong pengembangan lebih dalam
mengenai generator pada aplikasi sistem PVERS untuk mendapatkan pencapaian hasil
yang lebih baik. Termasuk dalam hal ini
pengembangan pada desain generator
berbasis
teknologi
MEMS
(Micro
Electromechanical
Systems)
yaitu
micropower generator tipe radial topology
dengan penambahan mekanisme flywheel.
Dimana alat ini menggunakan prinsip
generator pada umumnya dengan konstruksi
yang dibuat berskala kecil serta kumparan
dan magnet permanen arah radial, sehingga
dapat membangkitkan voltase listrik yang
maksimal dan dengan penambahan sistem
flywheel akan menghasilkan voltase
bangkitan yang relatif konstan. Pada

akhirnya penelitian Tugas Akhir ini


diharapkan
dapat
menjadi
sebuah
komponenutama dari konsep energi
alternatif dan terbarukan yang memiliki
efisiensi tinggi untuk dimanfaatkan dalam
kehidupan manusia sehari hari, dan juga
sebagai dasar pengembangan mekanisme
micropower generator selanjutnya.
2. Dasar Teori
Generator
Generator adalah peralatan yang dapat
mengkonversi energi mekanik menjadi
energi listrik dengan menggunakan prinsip
induksi elektromagnetik. ). Namun seiring
perkembangan teknologi, generator telah
banyak mengalami riset maupun penelitian
sehingga telah ditemukan berbagai jenis
maupun teorinya. Adapun jenis-jenis
generator adalah sebagai berikut :
a. Generator Arus Bolak-balik (AC)
Generator Arus Bolak-balik sering
disebut juga sebagai alternator atau
generator AC (alternating current) seperti
terlihat pada gambar 2.1 dibawah.

Gambar 2.1 Generator Arus AC.


b. Generator Arus Searah (DC)
Generator Arus Searah sering disebut
juga seabagai generator DC (direct current).
Prinsip kerja dari generator DC hampir sama
dengan generator AC, tetapi perbedaannya
terletak pada cincin belah atau komutator.

Gambar 2.2 Generator Arus DC.


Topology Generator
a. Generator Radial Topology.
Generator Radial topology adalah
konstruksi (topology) dimana konstruksi
dari arah putaran lilitan atau kumparan yang

disusun sejajar
putarannya.

terhadap

arah

sumbu

Gambar 2.3 Generator Radial topology.


(Sumber:S.E. Lyshevski, Energy Conversion and
Management 2011; 52)

b. Generator Axial Topology.


Generator Axial topology adalah
konstruksi (topology) dimana konstruksi
dari arah putaran lilitan atau kumparan yang
disusun tegak lurus terhadap arah sumbu
putarannya.

Gambar 2.4 Generator Axial topology.


(Sumber:S.E. Lyshevski, Energy Conversion and
Management 2011; 52)

Besar Tegangan Listrik (GGL Induksi)


Besar teganan listrik atau GGL induksi
yang terjadi adalah e dan kuat arusnya I,
energi listrik yang terjadi dalam t detik
adalah :
W = e.I.t
(2.8)
Energi listrik ini dihasilkan oleh usaha
mekanik yaitu gaya F yang bekerja
sepanjang jarak s:
W
= F.s
e.t
= B.l.s
(2.9)
e
= B.l.v
(2.10)
Persamaan
tersebut
berlaku
jika
komponen v tegak lurus terhadap B. Seperti
terlihat pada gambar 2.10 dimana panjang a
- b dinyatakan oleh l.

Gambar 2.7 Ggl induksi yang berlaku pada


potongan a-b dan c-d yang berputar.
(Sumber:http://www.crayonpedia.org/mw/MED
AN_MAGNET_11.2)

Resultan ggl E yang terjadi merupakan


jumlah ggl terinduksi di a - b (l 1 ) dan c d

(l 2 ), yang memiliki besar dan arah yang


sama, sehingga diperoleh:
E = N.B.2l.v sin
(2.11)
Dengan N merupakan jumlah loop dalam
kumparan. Apabila kumparan berputar
dengan kecepatan anguler konstan , maka
besar sudutnya adalah = t. Diketahui
bahwa:
v = .r atau v = .h/2
(2.12)
Dimana h menyatakan panjang b - c dan
a d, dengan kata lain menyatakan panjang
lilitan kumparan. Sehingga persamaan
tegangan listrik bangkitan yang melewati
kumparan sebanyak N lilitan adalah sebagai
berikut:
(2.13)
Dimana:
N = Jumlah lilitan per kumparan
B = Kekuatan medan magnet (tesla)
A = Luas penampang kumparan (m2)
= Kecepatan putar rotor/magnet
Dan dianggap daya listrik bangkitan
maksimum terjadi pada = 90 atau sin 90
= 1, sehingga :
(2.14)
Roda Gila (Flywheel)
Roda gila adalah suatu massa yang
berputar yang dipergunakan sebagai
penyimpan tenaga didalam mesin. Tenaga
yang disimpan dalam roda gila berupa
tenaga kinetik yang besarnya T=
(Prof. K.Gopinath & Prof. M.M.Mayuram,
Machine Design II, Indian Institute of
Technology Madras, 2008).
Koefisien Flukstuasi
Koefisien flukstuasi adalah variasi
kecepatan yang diaplikasikan pada roda gila,
yang didefinisikan sebagai,
(2.15)
(2.16)
Dimana :
1 = Kec. sudut maks roda gila (rad/s)
2 = Kec. sudut min roda gila (rad/s)
V 1 = Kec. maks suatu titik flwyheel (m/s)
V 2 = Kec. min suatu titik yang sama (m/s)
Harga Koefisien flukstuasi yang biasa
dipakai dalam praktek berkisar antara 0,2
untuk mesin-mesin giling, pemecah batu,
atau mesin pembuat lubang. Dan berkisar
0,002 untuk generator listrik.

Menentukan Energi Kinetik Roda Gila


Energi kinetik total pada roda gila dapat
diketahui dengan perubahan tenaga kinetik
roda gila pada kecepatan maksimum dan
kecepatan minimum yang dapat dituliskan
sebagai berikut.

(2.17)
Sedangkan momen kelembamam roda
gila itu sendiri (I o ) adalah
(2.18)
Sehingga
dengan
mensubstitusikan
persamaan 2.34 dan 2.35, Energi Kinetik
pada roda gila dapat dinyatakan sebagai
berikut :
(2.19)
Aplikasi Roda Gila
Pada penelitian ini, sistem flywheel yang
digunakan adalah dengan mengadaptasi dan
memodifikasi konstruksi flywheel pada
umumnya,
yaitu
dengan
perumusan
penentuan dimensi flywheel berbentuk disk
sebagai berikut:
I 0 = m.r2
=
=
I0 =

(2.20)

Dimana :
V = volume flywheel (m3)
= rapat massa (massa jenis) (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
r = jari-jari flywheel (m);
t = tebal flywheel (m)
3. Metodologi
Pada penelitian ini yang ingin dilakukan
adalah melakukan pengujian besar kuat
medan magnet generator, pengujian
eksperimental pada variasi putaran dan gap
antara rotor dengan stator dan melakukan
pengujian putaran bervariasi dengan dan
tanpa
penambahan
flywheel.
Untuk
mendapatkan hasil analisa penelitian yang

baik, maka dilakukan juga tahap perhitungan


teori dan dilakukan analisa perbandinganya.
Berikut
merupakan
skema
dari
eksperimental yang akan dilakukan.

Gambar 3.5 Mekanisme pengujian model


fisik (tampak atas).
Gambar 3.1 Skema Pengujian penelitian.
Metode Pengujian pada Variasi Putaran
dan Gap Rotor dengan Stator
Pada penelitian melakukan pengujian
guna mendapatkan voltase bangkitan dengan
variasi gap dan putaran yang tepat pada
mekanisme micropower generator tipe
radial topology. Rancangan microgenrator
dan konstruksi yang digunakan adalah
sebagai berikut:

Metode Pengujian Putaran Bervariasi


Dengan dan Tanpa Penambahan flywheel.
Pada pengujian P-Vers Generasi I,
pengujian yang dilakukan menggunakan
microcontroller ATMega 8535. Dalam hal
ini, microcontroller tersebut diprogram
untuk dapat mengatur kecepatan dan periode
putaran untuk mensimulasi mekanisme
pemanen energi dari P-VERS dengan
penambahan flywheel maupun tidak, seperti
terlihat pada gambar 3.6.
Pada proses assembly generator untuk
pengujian putaran bervariasi ini, akan
mengacu pada hasil-hasil yang didapatkan
pada percobaan sebelumnya (putaran
konstan).

Gambar 3.2 Bagian Rotor dan Stator dari


micropowergenerator.

Gambar 3.6 Desain Rancangan Flywheel.


Gambar 3.3 Model fisik micropower
generator.

Gambar 3.4 Sket gambar Mekanisme


pengujian model fisik (tampak samping).

Metode Perhitungan pada Variasi


Putaran dan Gap Rotor dengan Stator
Pada penelitian ini, untuk pertama-tama
dilakukan perhitungan besar koersivitas
magnet yaitu dengan perumusan sebagai
berikut,
Hc =
Dimana :
H c = koersivitas magnet (A/M)
0 = permeabilitas medium
(410-7 Wb/A.m)
B r = Kuat medan magnet ralatif (Tesla)
Kemudian setelah mengetahui besar
koersivitas magnet, maka dapat dilakukan
perhitungan
guna
mengetahui
besar
pengaruh gap yaitu dengan perumusan
perhitungan hambatan pada medan (R m ) dan

hambatan pada gap (R g ), perumusannya


adalah sebagai berikut :
dan

Dengan demikian dapat diketahui


pengaruh besar gap terhadap voltase
bangkitannya. Sedangkan untuk mengetahui
pengaruh besar kecepatan putar rotor ()
terhadap voltase bangkitan yaitu dengan
menggunakan perumusan sebagai berikut :
E=N.B m . A .
Dimana:
E = Tegangan listrik (Volt)
N = Jumlah lilitan per kumparan
B m = Gaya magnet (Tesla)
= kecepatan motor (rad/s)
A= luas permukaan lilitan
4. Analisa Data
Hasil dari pengujian eksperimental dan
perhitungan teori yang telah dilakukan,
kemudian dilakukan analisa. Konstruksi dan
metode
pengujian
sendiri
telah
direalisasikan dan dapat ditampilkan pada
gamabar berikut.

Gambar 4.1 Gambar rangkaian kontrol dan


konstruksi rangka pengujian.
Dengan
konstruksi
serta
metode
pengujian yang telah ditentukan, maka
didapatkan data hasil pengujian. Untuk
contoh hasil pengujian mekanisme itu
sendiri adalah sebagai berikut.

Gambar 4.2 Contoh data pembacaan


pengujian variasi putaran dan gap (1mm1500rpm).
Sedangkan grafik analisa perbandingan
antara hasil pengujian dan perhitungan
adalah sebagai berikut :
Grafik Perbandingan Voltase Bangkitan
Pengujian dan Perhitungan
30
Voltase Bangkitan

Dimana :
N m = jumlah pole/magnet
g = gap/jarak (mm)
Dan kemudian menghitung kuat medan
magnet actual yang memotong lilitan
kumparan (B m ) adalah sebagai berikut:

V
prakte
k

20
10

V
Teori

0
500 1500 2500 500 1500 2500 500 1500 2500

Kec. gap 1 mm Kec. gap 2 mm Kec. gap 3 mm

Gambar 4.3 Grafik perbandingan Voltase


bangkitan pengujian dan perhitungan.
Dari Gambar 4.3, dapat dilakukan analisa
perbandingan,
dimana
terdapat
kecenderungan dari tren grafik yang
menyimpang dan mempunyai perbedaan
yang terlalu jauh. Hal ini disebabkan pada
titik-titik tersebut mengalami kehilangan
energi (losses energy) yang disebabkan
karena energi listrik yang terserap dalam
komponen-komponen elektronik dan juga
akibat losses energi kinetik.
Dengan demikian dapat disimpulkan,
bahwa micropower generator tipe radial
topology dengan jumlah lilitan 2000 dan 4
buah magnet neodymium ini mempunyai
hasil bangkitan yang tepat pada gap 1 m dan
aplikasi penggunaan 1500 rpm. Atau dalam
kata lain, dapat disimpulkan spesifikasi
generator ini adalah 13 Volt 1500 rpm. Dan
jika
pada
aplikasi
tertentu
yang
membutuhkan konstruksi dengan gap 2 dan
3 mm, penggunaan efektif pada tingkat
kecepatan dibawah 1000 rpm.
Sedangkan untuk hasil pengujian dengan
dan tanpa penambahan flywheel adalah
sebagai berikut.

(a)

(b)
Gambar 4.4 Grafik Pembacaan Hasil
Voltase Bangkitan. (a) Gambar hasil
pengujian tanpa flywheel, (b) Gambar hasil
pengujian dengan flywheel.
Pada Grafik 4.4, terlihat bahwa hasil
pengujian untuk voltase bangkitan dengan
penambahan flywheel lebih besar daripada
voltase bangkitan tanpa penambahan
flywheel. Dimana voltase bangkitan
pengujian tersebut adalah voltase rms (root
mean square). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa voltase bangkitan
dengan penambahan flywheel lebih konstan
atau tidak terdapat penurunan yang dratis
untuk voltase-voltase pada pembacaannya.
Hal tersebut sesuai dengan hukum kekekalan
energi, dimana :
E listrik E kinetik
V.i.t .I.2
Sesuai dengan perumusan diatas,
perbedaan hasil voltase bangkitan dengan
dan tanpa penambahan flywheel disebabkan
karena dengan penambahan flywheel akan
menyebabkan
momen
inertia
(I o )
mekanisme akan menjadi lebih besar
sehingga menghasilkan energi listrik
(voltase bangkitan) yang mendekati hasil
konstan.
5. Kesimpulan
Micropower generator tipe radial
topology dengan jumlah lilitan 2000 dan 4
buah magnet neodymium ini mempunyai

hasil volatase dan daya bangkitan yang tepat


pada gap 1 m dan aplikasi penggunaan 1500
rpm. Dengan kata lain, dapat disimpulkan
spesifikasi generator ini adalah 13 Volt 1500
rpm.
Serta jika pada aplikasi penggunaan
tertentu yang membutuhkan konstruksi
dengan gap 2 dan 3 mm, penggunaan yang
tepat pada tingkat kecepatan dibawah 1000
rpm.
Pada pengujian pengaruh penambahan
flywheel dengan dimensi tebal 5 mm dan
jari-jari 40 mm, voltase bangkitan yang
dihasilkan menjadi lebih konstan. Hal
tersebut
disebabkan
karena
dengan
penambahan flywheel, momen inertia dari
mekanisme menjadi lebih besar.
Daftar Pustaka
[1] Sergey E. Lyshevski, High-power density
miniscale power generation and energy
harvesting systems, Energy Conversion and
Management 2011; 52.46-52.
[2] Reitz
R.
Jhon,
Foundations
of
Electromagnetic Theory, 3rd edition,
Adison-Wesley
Publishing
Company,
Washington D.C, Inc., 1979.
[3] Kurt, S. Matthew, Electromagnetic
Generators
for
Portable
Power
Applications, University Of California,
Berkeley, 2011.thesis.
[4] Prof. K. Gopinath& Prof. M.M. Mayuram,
Machine Design II, Indian Institute of
Technology Madras, 2008.
[5] Widyan, Mohammad S. and Hanitsch, Rolf
E., A Novel Directly Coupled HighEnergy Permanent-Magnet Sinusoidal
Three-Phase Generator for Wind Energy
Applications,
Berlin
University
of
Technology, ICEGES, 2009.
[6] P. Sivachandran and P.Venkatesh, Design
and Analysis of Dual-Rotor Radial Flux
Permanent Magnet Generator for Direct
Coupled Stand-Alone Wind Energy
Systems,
Thiagarajar
College
of
Engineering, Madurai, India, 2011.
[7] M.R. Dubois, H. Polinder, and J.A. Ferreira
Comparison of generator topologiesfor
direct-drive
wind
turbines,
Delft
University of Technology, 2011.
[8] H.R.
Karimi
and
A.
Babazadeh,
ISATransactions 2005 ; 445456.
[9] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik, ITB
Bandung, 1991.
[10]
www.animations.physics.unsw.edu.au/
mechanics/index.html.

Anda mungkin juga menyukai