Makalah Turbin
Makalah Turbin
Makalah Turbin
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Turbin merupakan sebuah alat yang salah satunya digunakan untuk
membangkitkan suatu energi. Di Indonesia telah tersebar berbagai macam turbin, mulai
dari turbin gas, turbin air dan turbin uap. Turbin sangat membantu dalam kehidupan
sehari-hari kita, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan kita yang tidak lepas dari alat
tersebut, yaitu listrik. Dengan turbin kita dapat melakukan kegiatan malam tanpa harus
dalam kondisi gelap. Kegiatan malam akan berjalan lancar dengan adanya listrik yang
tidak lepas dari turbin tersebut.
Semakin banyaknya turbin dan pesatnya perkembangan turbin tersebut, kini
turbin tak asing lagi. Segala macam cara dilakukan untuk memodifikasi kembali turbin
tersebut hanya untuk meningkatkan kenyamanan bagi pemakai, baik individu maupun
kelompok. Terlebih lagi dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, proses
pemodifikasian turbin tersebut menjadi lebih mudah dilakukan.
Dengan adanya berbagi macam turbin tersebut yang telah tersebar hingga
dipelosok Indonesia, maka kami berupaya untuk menulis sebuah makalah yang
menyangkut permasalahan tersebut yaitu Turbin Uap dan Turbin Gas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa itu turbin uap dan turbin gas?
2. Komponen apa saja yang terdapat pada turbin uap dan gas?
3. Bagaimana prinsip kerja turbin uap dan gas?
4. Apa sajakah jenis-jenis turbin uap dan gas itu?
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida.
Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotor-blade". Fluida
yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk
menggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir angin dan roda air.
Sebuah turbin yang bekerja terbalik disebut kompresor atau pompa turbo.
Tenaga yang dihasilkan turbin dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan kompressor
atau pompa dan dapat juga untuk menghasilkan listrik jika disambungkan dengan
generator. Turbin ada yang berskala kecil ada juga yang berskala besar tergantung
bagaimana kita menginginkan menggunakan turbine tersebut.
MACAM-MACAM TURBINE BERDASARKAN PENGGERAKNYA
1.
2.
Turbin air
3.
Turbin Uap
A. Definisi Turbin Uap
Turbin uap pertama kali dibuat oleh William Avery (Amerika) pada 1831 untuk
menggerakan mesin gergaji. Selanjutnya teori berkembang mengikuti aplikasinya.
Parsons, Charles G. Curtis dan Carl Gustav Patrik mengembangkannya dengan
membuat turbin-turbin uap yang lain, dengan susunan sudu lebih dari satu baris. Istilah
turbin berasal dari bahasa latin yaitu turbo yang berarti putar. Karena energi yang
digunakan untuk memutar poros turbin adalah energi potensial fluida maka turbin
sendiri termasuk ke dalam golongan mesin-mesin fluida.
Mesinmesin fluida adalah mesin yang berfungsi mengubah energi mekanis
pada poros menjadi energi potensial fluida atau sebaliknya, yaitu mengubah energi
potensial fluida menjadi energi mekanis pada poros.
Secara umum mesin fluida dapat digolongkan menjadi dua golongan besar,
yaitu:
1. Mesin kerja, adalah mesin fluida yang berfungsi mengubah energi mekanis pada
poros menjadi energi potensial fluida, misalnya : pompa, kompresor, blower, dan lainlain.
2. Mesin tenaga, adalah mesin fluida yang berfungsi mengubah energi potensial fluida
menjadi energi mekanis pada poros, misalnya : kincir angin, turbin air, turbin gas, dan
turbin uap.
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi,
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme
yan digerakkan, turbin kukus dapat dipergunakan pada berbagai bidang industri, untuk
pembangkit tenaga listrik, dan untuk transportasi.
Ide turbin uap ini sudah lama. Sudah umum diketahui bahwa kira-kira tahun 120
S.M. Hero Alexandera membuat prototipe turbin yang pertama yang bekerja
berdasarkan prinsip reaksi. Alat ini yang menjelma menjadi instalasi tenaga kukus yang
primitif
Turbin uap (kukus) secara umum diklasifikasikan kedalam tiga jenis impuls, dan
gabungan (impuls-reaksi), yang tergantung pada cara perolehan perubahan energi
potensial menjadi energi kinetik semburan kukus.
B. Macam-macam Uap
Uap air
yaitu uap yang terbentuk diatas permukaan air sebagai akibat dari
penurunan tekanan di atas permukaan air sampai tekanan penguapan yang sesuai
dengan temperatur permukaan air tersebut pada titik didih dan pada tekanan di
bawah tekanan atmosfir bumi. Penurunan tekanan ini diantaranya disebabkan
karena adanya tekanan uap jenuh yang sesuai dengan temperatur permukaan air
maka akan terjadi penguapan.
2.
Uap panas
yaitu uap yang terbentuk akibat mendidihnya air , aliran mendidih bila
tekanan dan temperatur berada pada kondisi didih. Misalnya bila air tekanan 1
bar maka air tersebut akan mendidih pada suhu didih (99,630 C).
Uap yang terbentuk pada tekanan dan temperatur didih disebut uap jenuh saturasi
(saturated steam). Apabila uap jenuh dipanaskan pada tekanan tetap, maka uap akan
mendapat pemanasan lanjut (temperatur naik). Uap yang demikian disebut uap panas
lanjut (uap adi panas) atau superheated steam.
Menurut keadaannya uap ada tiga jenis, yaitu :
Uap jenuh
Uap jenuh merupakan uap yang tidak mengandung bagian-bagian air yang lepas dimana
pada tekanan tertentu berlaku suhu tertentu.
Uap kering
Uap kering merupakan uap yang didapat dengan pemanas lanjut dari uap jenuh dimana
pada tekanan terbentuk dan dapat diperoleh beberapa jenis uap kering dengan suhu yang
berlainan.
Uap basah
Uap basah merupakan uap jenuh yang bercampur dengan bagian-bagian air yang halus
yang temperaturnya sama.
Turbin uap terdiri dari beberapa bagian utama seperti : Rumah turbin
(casing), bagian yang berputar (Rotor), sudu-sudu yang dipasang pada
rotor maupun casing, bantalan untuk menyangga rotor.
Stator
Stator turbin pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan sudu
diam (fixed
dipasang diapragma.
Casing
Casing merupakan rumah turbin yang membentuk ruangan (chamber)
disekeliling rotor sehingga memungkinkan uap mengalir melintasi sudusudu. Pedestal yang berfungsi untuk menempatkan bantalan sebagai
penyangga rotor juga dipasangkan pada casing. Umumnya salah satu
pedestal diikat (anchored) mati kepondasi. Sedang yang lain ditempatkan
diatas rel peluncur (Sliding feet) sehinggga casing dapat bergerak bebas
akibat pengaruh pemuaian maupun penyusutan (contraction).
Biasanya pedestal yang diikat pada pondasi adalah pedestal sisi
tekanan rendah atau sisi yang berdekatan dengan generator (generator end).
Sedang sisi yang lain dibiarkan untuk dapat bergerak dengan bebas. Ketika
temperatur casing dan rotor naik, maka seluruh konstruksi turbin akan
memuai. Dengan penempatan salah satu pedestal diatas rel peluncur,
maka seluruh bagian turbin dapat bergerak dan bebas ketika memuai seperti
diilustrasikan pada gambar 1
Konfigurasi Casing
Casing utuh
Rancangan Casing
Dari klasifikasi ini casing turbin dibedakan menjadi 3 kategori yaitu
single casing, double casing dan triplle casing.
Single Casing
Umumnya diterapkan pada rancangan turbin-turbin lama dan
kapasitas kecil. Meskipun demikan, turbin-turbin saat inipun masih ada yang
menerapkan rancangan single casing terutama pada turbin-turbin untuk
penggerak pompa air pengisi ketel (BFPT). Bila rancangan ini diterapkan untuk
turbin-turbin besar, maka casing turbin akan menjadi sangat tebal sehinggga
memerlukan waktu yang cukup lama untuk periode "warming" ketika start
hingga mencapai posisi memuai penuh. Hal ini disebabkan karena dinding
casing sangat tebal dan hanya dipanaskan oleh uap dari satu sisi yaitu sisi
bagian dalam. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya perbedaan temperatur yang
cukup besar antara permukaan bagian dalam casing dengan permukaan bagian
luar.
Dengan demikian maka waktu yang diperlukan untuk pemerataan
temperature menjadi lebih lama. Ilustrasi turbin single casing dapat dilihat pada
gambar 2.
Double Casing
Dalam rancangan double casing, Turbin terdiri dari 2 casing utuk
Tripple Casing
Dalam rancangan tripple casing, setiap selinder terdiri dari 3 buah
casing yaitu inner casing, intermediate casing dan outer casing. Seperti
diperlihatkan pada gambar 4.
Rotor
Rotor turbin terdiri dari poros beserta cincin-cincin yang terbentuk dari
rangkaian sudu-sudu yang dipasangkan sejajar sepanjang poros.
Rotor adalah bagian dari turbin yang mengubah energi yang terkandung
dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Secara umum ada 2 macam tipe rotor turbin yaitu rotor tipe piringan (disk) dan
rotor tipe drum
1. Rotor Tipe Disk
Pada rotor tipe ini, piringan-piringan (disk) dipasangkan pada poros sehingga
membentuk jajaran piringan seperti terlihat pada gambar 5.
Sudu
Sudu adalah bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu sendiri terdiri
dari bagian akar sudu, badan sudu dan ujung sudu seperti terlihat pada gambar 7.
dipasang disekeliling Rotor sedang rangkaian sudu tetap dipasang disekeliling casing
bagian dalam.
Rangkaian sudu jalan berfungsi untuk kinetik uap menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros turbin. Sedangkan sudu tetap, selain ada yang berfungsi untuk
mengubah energi panas menjadi energi kinetik, tetapi ada jugs yang berfungsi untuk
membalik arah aliran uap. Contoh dari rangkaian sudu jalan dapat dilihat pada gambar
8.
Pada bantalan jurnal, permukaaan bagian dalam yang mungkin dapat kontak
langsung dengan permukaaan poros dilapisi oleh logam putih (white metal/babbit)
yang lunak. Disamping itu juga terdapat saluran-saluran tempat minyak pelumas
mengalir masuk ke bantalan dan saluran dimana minyak pelumas dapat mengalir
keluar meninggggalkan bantalan.
Sedangkan pada bantalan aksial (Thrust bearing), umumnya terdiri dari
piringan (Thrust Collar) yang merupakan bagian dari poros dan dua sepatu (Thrust pad)
yang diikatkan ke Casing. Bantalan aksial berfungsi untuk mengontrol posisi aksial
rotor relatif terhadap casing.
5000C
sampai
6000C
dan
temperatur
kondensor
200C
sampai
Siklus ideal dari suatu sistem turbin uap sederhana adalah siklus Rankine tertutup yang
dapat digambar pada diagram T vs s atau pada diagram h vs s sperti terlihat pada
gambar 2 dan 3.
Pada titik kritis keadaan cair jenuh dan uap jenuh adalah identik. Untuk air,
tekanan kritisnya Pc = 218,3 atm (3206,2 psia) dan temperatur kritisnya adalah Tc =
374,2 oC (7045,4 oF). Pada tekanan lebih tinggi dari Pc tidak dapat diketahui dengan
pasti bilamana dan di mana perubahan dari fasa cair ke fasa uap. Tetapi dalam hal
tersebut biasanya dikatakan bahwa air ada dalam fasa cair apabila temperaturnya di
bawah Tc dan ada dalam fasa uap apabila temperaturnya lebih tinggi dari pada Tc.
Siklus Rankine tertutup terdiri dari beberapa proses sebagai berikut :
1 ---> 2
Proses
pemompaan
isentropis
di
dalam
pompa.
2 ---> 2 ---> 3 Proses pemasukan kalor atau pemanasan pada tekanan konstan di
dalam
ketel.
3 ---> 4
Proses ekspansi isentropik di dalam turbin atau mesin uap lainnya.
4 ---> 1
Proses pengeluaran kalor atau pengembunan pada tekanan
konstan di dalam kondensor.
Meskipun demikian, masih banyak variasi dari siklus Rankine tersebut di atas.
Misalkan kemungkinan diadakannya pemanasan lanjut dari 3 ---> 3 sehingga siklusnya
menjadi 1--->2 --->3--->3 --->4 --->1.
Menurut hukum termodinamika, kerja yang dihasilkan oleh suatu proses siklus
adalah sama dengan jumlah perpindahan kalor pada fluida kerja selama proses siklus
tersebut berlangsung.
Selanjutnya,secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut:
Uap masuk ke dalam turbin melalui nosel. Di dalam nosel energi panas dari uap
dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.
Tekanan uap pada saat keluar dari nosel, lebih kecil dari pada saat masuk ke
dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada
saat masuk kedalam nosel.
Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang
berbentuk lengkung dan dipasang di sekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui
celah-celah di antara sudu-sudu turbin itu dibelokkan arahnya mengikuti lengkungan
dari sudu turbin. perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong
sudu dan kemudian memutar roda dan poros turbin.
Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkan sudu turbin, berarti
hanya sebagian energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang
berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dapat
dimanfaatkan, maka pada turbin umumnya dipasang lebih dari satu baris sudu gerak.
Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak, arah kecepatan uap harus dirubah lebih
dahulu. Maka di antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris
sudu tetap (guide blade) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap
dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.
Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat
sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak
mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan
energi relatif kecil.
dalam nosel.
Adapun turbin impuls mengubah energi potensial uapnya menjadi energi
kinetik didalam nosel (yang dibentuk oleh sudu-sudu diam yang berdekatan).
Nosel diarahkan kepada sudu gerak. Didalam sudu-sudu gerak, energi kinetik
diubah menjadi energi mekanis. Energi potensial uap berupa ekspansi uap, yang
diperoleh dari perubahan tekanan awal hingga tekanan akhirnya di dalam sebuah
nosel atau dalam satu grup nosel yang ditempatkan didepan sudu-sudu cakram
yang berputar. Penurunan tekanan uap didalam nosel diikuti dengan penurunan
kandungan kalornya yang terjadi didalam nosel. Hal ini menyebabkan naiknya
kecepatan uap yang keluar dari nosel (energi kinetik). Kemudian energi
kecepatan semburan uap yang keluar dari nosel yang diarahkan kepada sudu
gerak (sudu-sudu cakram yang berputar) memberikan gaya impuls pada-pada
sudu gerak sehingga menyebabkan sudu-sudu gerak berputar (melakukan kerja
mekanis).
Atau bisa dafahami secara sederhana pronsip kerja dari turbin impuls
yaitu turbin yang proses ekspansi lengkap uapnya hanya terjadi pada kanal diam
(nosel) saja, dan energi kecepatan diubah menjadi kerja mekanis pada sudu-sudu
turbin. Kecepatan uap yang keluar dari turbin jenis ini bisa mencapai 1200/detik.
Turbin jenis ini pertama kali dibuat oleh de Laval, yang mana turbin ini mampu
beroperasi pada putaran 30.000rpm. Pada aplikasinya turbin impuls ini
dilengkapi dengan roda gigi reduksi untuk memindahkan momen putar ke
mekanisme yang akan digerakkan seperti generator listrik.
b)
Turbin reaksi, Ekspansi uap terjadi pada sudu pengarah dan sudu gerak.
Turbin reaksi yaitu turbin yang ekspansi uapnya tidak hanya terjadi pada
laluan-laluan sudu pengarah (nosel) yang tetap saja tetapi juga terjadi pada
laluan sudu gerak (sudu-sudu cakram yang berputar), sehingga terjadi penurunan
keseluruhan kandungan kalor pada semua tingkat sehingga terdistribusi secara
seragam. Turbin yang jenis ini umumnyan digunakan untuk kepentingan
industri. Kecepatan uap yang mengalir pada turbin (yang biasanyan
nekatingkat) lebih rendah yaitu sekitar 100 200 m/detik.
2. Menurut jumlah tingkat tekanan
a)
Turbin satu tingkat yang memiliki kapasitas tenaga kecil, biasanya digunakan
Turbin aksial, yang uapnya mengalir dengan arah yang sejajar terhadap poros
turbin.
b) Turbin radial, yang arah aliran uapnya tegak lurus terhadap poros turbin.
4. Menurut jumlah silinder
a)
b)
c)
Turbin tekanan lawan, yaitu bila tekanan uap bekas sama dengan tekanan uap
yang dibutuhkan untuk keperluan proses kegiatan pabrik. Turbin ini tidak mengalami
kondensasi uap bekas.
b)
Turbin kondensasi langsung, yaitu turbin yang mengondensasikan uap bekasnya
langsung ke dalam kondensor, guna mendapatkan air kondensat untuk pengisi air
umpan ketel.
c)
Turbin ekstraksi dengan tekanan lawan, dimana uap bekas digunakan untuk
keperluan proses.
d) Turbin ekstraksi dengan kondensasi, dimana sebagian uapnya dipakai untuk proses
dan sebagian lagi untuk penyediaan kondensat air pengisi ketel uap.
e)
Turbin kondensasi dengan ekstraksi ganda, uap bekas dari turbin dipakai untuk
kebutuhan beberapa tingkat ekstraksi da sisanya dijadikan kondensasi dalam kondensor
untuk kebutuhan air pengisi ketel uap.
f)
Turbin non kondensasi dengan aliran langsung dan tanpa ada ekstraksi serta
kondensasi, uap bekas dibuang ke udara luar dengan tekanan lawan sama atau melebihi
dari 1 atm.
g)
Turbin non kondensasi dengan ekstraksi, uap bekas tidak dikondensasikan, hanya
digunakan untuk proses.
6. Menurut kondisi uap yang masuk ke dalam turbin
a) Turbin tekanan rendah dimana tekanan uapnya 2 kg/cm2
b) Turbin tekanan menengah, tekanan uap sampai dengan 40 kg/cm2
c) Turbin tekanan tinggi, tekanan uap sampai dengan 170 kg/cm2
d) Tubin tekanan sangat tinggi, tekanan uap di atas 170 kg/cm2
F. Keunggulan, Kerugian dan Penggunaan Turbin Uap
Keunggulan:
biaya operasional murah karena dapat menggunakan bahan bakar kualitas
rendah
dapat menyediakan uap untuk proses dalam industry
Kerugian :
biaya investasi mahal karena ukurannya sangat besar
susah dipindahkan dan di-install
butuh waktu untuk starting
Penggunaan:
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan
energikinetik
dari uap untuk menghasilkan energi listrik.Bentuk utama dari
pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbinyang
digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga
uapmenggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar
serta MFOuntuk start up awal.
Turbin Gas
A. Pengertian Turbin Gas
Turbin gas adalah sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses kerjanya
seperti motor bakar yaitu udara atmosfer dihisap masuk kompresor dan dikompresi,
kemudian udara mampat masuk ruang bakar dan dipakai untuk proses pembakaran,
sehingga diperoleh suatu energi panas yang besar. Energi panas tersebut diekspansikan
pada turbin dan menghasilkan energi mekanik pada poros. Sisa gas pembakaran yang ke
luar turbin menjadi energi dorong (turbin gas pesawat terbang). Jadi jelas bahwa turbin
gas adalah mesin yang dapat mengubah energi panas menjadi energi mekanik atau
dorong. Persamaan turbin gas dengan motor bakar adalah pada proses pembakarannya
yang terjadi di dalam mesin itu sendiri.
Menurut Dr. J. T. Retaliatta, sistim turbin gas ternyata sudah dikenal pada jaman
Hero of Alexanderia. Disain pertama turbin gas di buat oleh John Barber seorang
Inggris pada tahun 1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran batu
bara, kayu atau minyak, kompresornya digerakkan oleh turbin dengan perantaraan rantai
roda gigi. Pada tahun 1872, Dr. F. Stolze merancang sistem turbin gas yang
menggunakan kompresor aksial bertingkat ganda yang digerakkan langsung oleh turbin
reaksi tingkat ganda. Tahun 1908, sesuai dengan konsepsi H. Holzworth, dibuat suatu
sistem turbin gas yang mencoba menggunakan proses pembakaran pada volume
konstan. Tetapi usaha tersebut dihentikan karena terbentur pada masalah konstruksi
ruang bakar dan tekanan gas pembakaran yang berubah sesuai beban. Tahun 1904,
Societe des Turb omoteurs di Paris membuat suatu sistem turbin gas yang
konstruksinya berdasarkan disain Armengaud dan Lemate yang menggunakan bahan
bakar cair. Temperatur gas pembakaran yang masuk sekitar 450oC dengan tekanan 45
atm dan kompresornya langsung digerakkan oleh turbin.
Selanjutnya, perkembangan sistem turbin gas berjalan lambat hingga pada tahun
1935 sistem turbin gas mengalami perkembangan yang pesat dimana diperoleh efisiensi
sebesar lebih kurang 15 %. Pesawat pancar gas yang pertama diselesaikan oleh British
Thomson Houston Co pada tahun 1937 sesuai dengan k onsepsi Frank Whittle (tahun
1930).
Saat ini sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai keperluan
seperti mesin penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat terbang dan lainnya.
Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang relatif rendah
jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel untuk pusat tenaga
listrik.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugiankerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan
berakibat pada menurunnya performansi turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian
tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
Berubahnya nilai cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur
dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Adanya mechanical loss, dsb.
Untuk memperkecil kerugian ini hal yang dapat kita lakukan antara lain dengan
perawatan (maintanance) yang teratur atau dengan memodifikasi peralatan yang ada.
penting
mencegah
debu
memasuki
kompresor
untuk
meminimalkan erosi dan deposisi pada bilah dan bagian-bagian kompresor dan
turbin yang dapat merusak profil dan efisiensinya. Pengendapan karbon dan abu
pada bilah turbin sama sekali tidak diinginkan karena akan mengurangi efisiensi
turbin.
berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial
flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:
1.Compressor Rotor Assembly
Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor ini
memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1
atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini
tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di
sekeliling sumbu rotor.
2. Compressor Stator
Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:
a. Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke
inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
b. Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat empat
stage kompresor blade.
c. Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade tingkat 510.
d. Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya udara yang telah dikompresi. Pada bagian ini terdapat compressor blade
tingkat 11 sampai 17.
Combustion Section
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida
kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini
berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara
panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari
keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin.
3. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari
aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor.
4. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas
ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk memisahkan
kedua turbin wheel.
5. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih
cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor
yang lebih besar.
Exhaust Section
Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari
beberapa bagian yaitu :
1.Exhaust Frame Assembly.
2.Exhaust Diffuser Assembly.
Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame
assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang
ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa
tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini
digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip.
Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur
kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.
2. Komponen Penunjang
Ada beberapa komponen penunjang yaitu :
Starting Equipment
Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis-jenis starting
equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya adalah :
1.Diesel Engine, (PG 9001A/B)
2.Induction Motor, (PG-9001C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan 4X03)
3.Gas Expansion Turbine (Starting Turbine)
Coupling dan Accessory Gear
Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke
poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu:
1. Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP turbin
rotor.
2. Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan HP turbin
rotor.
3. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor beban.
Fuel System
Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan sekitar
15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan
kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas
maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk
memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
Lube Oil System
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada
setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian
utama turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya.
Lube oil system terdiri dari:
1) Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
2) Oil Quantity
3) Pompa
4) Filter System
5) Valving System
6) Piping System
7) Instrumen untuk oil
Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube
oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:
1. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP shaft
pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.
2. Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh tenaga
listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
3. Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua pompa
diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
Cooling System
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara
dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
Komponen- komponen utama dari cooling system adalah:
1. Off base Water Cooling Unit
2. Lube Oil Cooler
3. Main Cooling Water Pump
4. Temperatur Regulation Valve
5. Auxilary Water Pump
6. Low Cooling Water Pressure Swich
digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung dicampur dengan udara
untuk dibakar, tetapi apabila digunakan bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini
harus dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampur dengan udara untuk
dibakar. Teknik mencampur bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar sangat
mempengaruhi efisiensi pembakaran. Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar
menghasilkan gas bersuhu tinggi. Gas hasil pembakaran ini kemudian dialirkan menuju
turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga energi (enthalpy) gas ini
dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak generator (dan
kompresor udara) dan akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial
uap menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi
mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin dihubungkan dengan yang
digerakkan,
yaitu
generator
atau
peralatan
mesin
lainnya,
menggunakan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.agussuwasono.com/artikel/teknologi/mechanical/556-prinsip-dasar-turbinuap.html
http://manung95.blogspot.com/2011/05/turbin-uap.html
http://fuadmje.files.wordpress.com/2011/12/