PENDAHULUAN
yang
efektif
dan
efisien
bila
dikemas
dalam
Daerah
(terendah), sedangkan Propinsi Jawa Timur sebesar 55 per 1000 kelahiran hidup.
Maka menurut perkiraan setiap tahunnya terdapat sekitar 400 ribu bayi lahir dengan
berat bayi lahir rendah (BBLR). (SDKI, 2002).
1
Bayi adalah anak yang berusia 0-12 bulan. Bayi dapat dikelompokkan menjadi
tiga: bayi cukup bulan, bayi prematur, dan BBLR. Bayi cukup bulan adalah bayi yang
termasuk dalam kelompok kelahiran normal, yaitu kelahiran bayi secara alami tanpa
bantuan suatu alat apa pun atau tanpa operasi. Usia kehamilan secara normal berkisar
sembilan bulan sepuluh hari. Masa kehamilan normal lebih dari sepuluh hari atau
kurang dari sembilan bulan disebut kehamilan tidak normal. Bayi prematur adalah bayi
lahir tidak cukup bulan. Adapun bayi berat badan lahir rendah (BBLR) atau low birth
weight adalah yang bobotnya kurang dari 2500 gram. BBLR disebabkanoleh kelahiran
tidak cukup bulan (prematur), cukup bulan tetapi kecil (proporsional), dan IUGR
(intro-uterine growth retardation) (Departemen Kesehatan RI, 1995).
Berdasarkan perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1995
hampir semua (98%) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang,
lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini, umumnya
dikarenakan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram. Menurut WHO, 17% dari 25
juta
kehamilan
per
tahun
adalah
BBLR
dan
hampir
semua
terjadi
di
Hipoglikemia
(Kadar
2
Gula darah kurang dari normal), Paru belum berkembang (bayi menjadi sesak napas),
Gangguan Pencernaan (mudah kembung karena fungsi usus belum cukup baik), Mudah
terkena infeksi (Sistem imunitas bayi belum matang), Anemia (bayi kelihatan pucat
oleh karena kadar hemoglobin darah rendah), Mudah kuning, Perdarahan otak,
Gangguan jantung dan perdarahan intraventrikuler bayi (Surasmi, 2003).
Berdasarkan laporan Kabupaten/Kota tahun 2010 diketahui jumlah bayi BBLR
di Jawa Timur sebanyak 16.565 bayi dari 591.746 bayi lahir hidup. Kasus BBLR
memang masih menjadi kasus yang cukup serius. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun
2010, kasus BBLR mencapai
keluarga dengan bayi BBLR terbanyak adalah Jenis kelamin perempuan 12%;
pekerjaan orang tua terbanyak
pendidikan orang tua terbanyak adalah tidak tamat SD/Sederajat 15,1% dan tempat
tinggal terbanyak di Pedesaan 12% (Dinas Kesehatan Jawa Timur 2011).
Berdasarkan data dari Bidang Yankes Provinsi jawa Timur diketahui kasus
kematian BBLR terjadi pada setiap Kabupaten/Kota dengan kematian tertinggi
(>20%) terjadi di Kota Blitar, Batu dan Kabupaten Bondowoso. Manajemen BBLR
dan PONED (Puskesmas dengan pelayanan obstetric neonatal emergensi dasar) perlu
ditingkatkan disamping harus tetap berkoordinasi dengan lintas program dan lintas
sektor dalam upaya penanganan terpadu (Dinas Kesehatan Jawa Timur 2011).
BBLR
Faktor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan Ganda
c. Kelainan
Kromosom
Faktor lingkungan
Tinggal didaerah tinggi
radiasi dan beracum
Gambar 2.1 berbagai faktor yang mempengaruhi BBLR
1.3 Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut, maka perumusan masalah adalah:
Apakah faktor karakteristik ibu (umur ibu, umur kehamilan, paritas, penyakit penyerta,
status anemia, pendidikan) berhubungan dengan kejadian BBLR di PUSKESMAS
Porong tahun 2014?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
Menganalisis karakteristik ibu yang berhubungan dengan kejadian BBLR di
PUSKESMAS Porong tahun 2014.
4
Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi kejadian kejadian BBLR di PUSKESMAS Porong
tahun 2014
2. Mengidentifikasi karakteristik ibu (umur ibu, umur kehamilan, paritas,
status anemia, penyakit penyerta)
3. Menganalisis hubungan BBLR dengan karakteristik ibu
1.4.2. Manfaat Penelitian
Untuk Institusi
Sebagai sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang
pentingnya derajat kesehatan ibu hamil dalam mendapatkan bayi yang sehat
dan berkualitas serta terhindar dari BBLR.
Untuk Tempat yang diteliti
Meningkatkan deteksi dini dan penanggulangan ibu hamil dengan risiko
bayi BBLR sehingga dapat menghasilkan bayi dan ibu yang sehat serta
proses kehamilan dan persalinan yang lancar.
Untuk Peneliti
Meningkatkan pengetahuan serta wawasan keilmuan peneliti khususnya
dalam penanganan BBLR sehingga dapat bermanfaat dalam menjalankan
tugas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bayi prematur akan dilahirkan dengan berat badan yang rendah (BBLR), BBLR
dibedakan atas Berat Lahir Sangat Rendah (BLSR), yaitu bila berat bayi lahir <
1.500 gram, dan Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BLASR), yaitu bila berat bayi
lahir < 1.000 gram (Yushananta, 2001). Menurut Saifuddin dkk (2000), berkaitan
dengan penanganan dan harapan hidupnya, Bayi berat lahir rendah (BBLR)
6
dibedakan menjadi :
1.
2.
3.
Manuaba
golongan, yaitu
(1998),
bayi
dengan
BBLR
dapat
dibagi
menjadi 2
1. Prematuritas murni
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk
masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan - Sesuai Masa
Kehamilan (NKB- SMK). Mengingat belum sempurnanya kerja alatalat tubuh yang perIu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di Iuar uterus maka perlu
diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila
perlu oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan
zat besi.
a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas
badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas
badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan
permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas
harus
dirawat
di
kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga
panas badannya dapat di pertahankan.
b. Makanan bayi prematur
Alat pencemaan bayi prematur masih belum sempuma.
lambung kecil, enzim
kebutuhan
pencernaan
belum
matang,
sedangkan
sekitar
jam
setelah
lahir dan
didahului dengan
sebaiknya
lemah,
Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot
hipotonik- lemah.
h. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar 40- 50
kali per menit.
i. Kepala tidak mampu tegak
j. Frekuensi nadi 100-140 kali per menit.
2.1.3 Berbagai faktor yang dapat menyebabkan BBLR
1. Faktor lbu
a. Umur ibu
Undang-undang No. 1
berdaun
hijau,
sedangkan
ikan
dan
buah-buahan
dapat
diabetes
mellitus,
anoksia menyebabkan
e.
0
sampai 37 C
2. Pernafasan
a. Pusat pengatur pernafasan belum sempuma
b. Surfaktan
paru-paru masih
perkembangannya
kurang,
sehingga
tidak sempurna
Aktivitas
otot
pencernaan
makanan
masih
belum
Mudah
terjadinya
regurgitasi
isi
lambung
dan
dapat
Sering
mengalami
gangguan
pernafasan
sehingga
Pemberian
oksigen
belum
mampu
diatur
sehingga
kesiapan
yang
matang untuk
menghadapinya
bertambahnya
umur
kehamilan.
Apabila
terjadi
15
maka
cadangan
zat
besi
akan menurun
dan
dapat
kebutuhan
Fe
naik
untuk
kebutuhan
plasenta
dan
pula
terhadap
janin
sehingga
menimbulkan
akan
BBLR
(Manuaba, 1998).
Pembagian kehamilan berdasarkan usia kehamilan menurut WHO
(1979) dalam Manuaba (1998) dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Preterm yaitu umur kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
b. Aterm yaitu umur kehamilan antara 37 minggu sampai 42 minggu
(259 --- 293 hari).
16
penelitian
Liesmayani
(2002),
bayi
dengan
BBLR
sebagian besar (86%) dilahirkan oleh ibu dengan umur kehamilan kurang
dari 37 minggu. Sehingga umur kehamilan yang kurang dapat menyebabkan
makin kecil bayi yang dilahirkan. Hal
ini
disebabkan
karena
berfluktuatif
dengan
organ
pada
18
BAB III
KERANGKA KONSEP
BBLR
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
Faktor Lingkungan :
Keterangan:
Diteliti
Tidak Diteliti
ibu (umur ibu, umur kehamilan, paritas, status anemia, penyakit penyerta, status so sial
ekonomi, sebab lain, pengetahuan), faktor janin (hidroamnion, kehamilan ganda,
kehamilan kromosom) dan faktor lingkungan. Akan tetapi, saya hanya meneliti
hubungan antara karakteristik ibu (umur ibu, umur kehamilan, paritas, penyakit
penyerta, status anemia, pendidikan) dengan kejadian BBLR.
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah;
3.2.1 Ada hubungan antara umur ibu hamil dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit
Umum Daerah Ibnu Sina Gresik tahun 2011.
3.2.2 Ada hubungan antara umur kehamilan dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit
Umum Daerah Ibnu Sina Gresik tahun 2011.
3.2.3 Ada hubungan antara status paritas ibu hamil dengan kejadian BBLR di
Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Gresik tahun 2011.
3.2.4 Ada hubungan antara Status anemia yang diderita ibu hamil dengan
Umum Daerah kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum daerah Ibnu Sina
Gresik tahun 2011.
3.2.5 Ada hubungan antara penyakit penyerta yang diderita ibu hamil dengan
Umum daerah kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina
Gresik tahun 2011.
BAB IV
20
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian NON EKSPERIMENTAL, yang bersifat
deskriptif analitik cross sectional dan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif.
Metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.
Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau
menjawab
penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan bayi di Rumah sakit Umum
Daerah Ibnu Sina Gresik pada 1 Januari sampai 31 Desember 2011 sebanyak
1500.
4.3.1.1 Populasi target
Populasi target adalah populasi yang memenuhi sampling kriteria dan
menjadi sasaran akhir penelitian. Populasi target dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu yang melahirkan dan memiliki bayi BBLR
4.3.1.2 Populasi terjangkau
Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria
dalam penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh penelitian dari
kelompoknya, peneliti biasanya menjadikan sampel pada populasi
tersebut dan diharapkan dapat dipergunakan untuk memiliki
kelompok populasi (Nursalam,2003 : 94).
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah populasi target
yang memenuhi kriteria inklusi. adapun kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah
a. Data yang ada di ruang Rekam Medik lengkap tentang ibu
bersalin dan kejadian BBLR
b. Ibu yang melahirkan di RSUD Ibnu Sina Gresik
c. Ibu yang berdomisili di wilayah Gresik
4.3.2. Sampel
4.3.2.1 Besar sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dianggap memakai sebagian populasi (Notoadmojdo,
2002). Untuk menentukan jumlah sample, peneliti menggunakan rumus
22
n=
1 + N (d2)
n=
2500
= 344 sample
1 + 2500 (0,052)
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0.05%)
(Notoatmodjo, 2005)
4.3.2.2 Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari
populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2003).
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan simple random
sampling dengan mengundi anggota populasi (lottery technique).
4.4. Penentuan Variabel Penelitian
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah Anak yang lahir hidup dengan
BBLR, Ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten
Gresik dan Orang tua anak yang berdomisili di Kabupaten Gresik.
No.
1. 1.
2.
Variabel
BBLR
Umur ibu
Definisi
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
Nominal
Berat badan
Catatan
1. BBLR (1500-
bayi lahir
medis
2500 gram)
dibawah 2500
2. Normal
gram
(>2500gram)
Catatan
yang tertera di
medis
catatan medis
1. Berisiko (< 20
th dan > 35 th) Nominal
2. Tdk berisiko
( 20 s/d 35 thn)
3.
Umur
Masa yang
Catatan
kehamilan
dihitung sejak
medis
haid terakhir
sampai saat
42 minggu)
persalinan yang
3. Lebih bulan
tertera di
(>42 minggu)
Catatan medis
4.
Paritas
Jumlah
Catatan
1. Primipara
2. Multipara
pernah dialami
3. Grand
oleh responden
multipara
Ordinal
yang tertera di
catatan medis
5.
Penyakit
Penyakit yang
record
Catatan
penyerta
diderita ibu
medis
hamil selama
dengan
kehamilan
kehamilan dan
terakhir yang
partus
tertera di
2. Penyakit yang
catatan medis
tidak
24
Sampling
(dengan menggunakan simple random sampling
dengan mengundi anggota sampling)
Mengumpulkan
Data
Pengolahan
Data
Analisis Masalah
Gambar 4.1 Kerangka operasional penelitian
Kerangka operasional penelitian dimulai dengan menentukan populasi. Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu bersalin dengan bayi BBLR di Rumah Sakit umum
Daerah Ibnu Sina Gresik yang berdomisili di kota Gresik. Langkah selanjutnya
dilakukan penentuan sampling dengan simple random sampling dengan mengundi
anggota. Apabila sampel sudah ditentukan, akan dilakukan pengumpulan data yang
tertera dalam rekam medis. Selanjutnya alan dilakukan pengolahan data dan analisis
masalah.
25
ibu, umur kehamilan, paritas, status anemia, dan penyakit penyerta akan
dimasukan dalam bentuk tabulasi data.
5.Penyajian data
Data disajikan dalam bentuk narasi dan tabel
4.7.2. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan terdiri dari 2 macam yaitu :
a). Analisis Univariate
Analisis Univariate yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi dan
proporsi masing-masing variable yang akan diteliti. Analisis dalam
bilangan persentase sebagai langkah awal dari keseluruhan proses
analisis, kemudian mentabulasi data yang disusun dalam tabel.
R= X/n x 100%
b). Analisis Bivariat
Yaitu tabel dua variabel (Variabel Independen dan Variabel dependen)
dianalisis
untuk
melihat
kemaknaan
hubungan
antara
variabel
K1
K2
Independen
(Faktor
(Faktor
B1
dependen)
A
dependen)
b
Jumlah
a+b
27
B2
Jumlah
C
a+c
d
b+d
c+d
a+b+c+d
Keterangan:
a : Subyek dengan faktor resiko yang mengalami efek
b : Subyek dengan faktor resiko yang tidak mengalami efek
c : Subyek tanpa faktor resiko yang mengalami efek
d : Subyek tanpa faktor resiko yang tidak mengalami efek
x hitung > x = h0 ditolak
x hitung < x = h0 diterima
Berdasarkan tabel 6.2, maka formula penghitungan RP yang digunakan
untuk mengetahui besar risiko pada studi cross sectonal adalah :
RP = a/(a+b) : c/(c+d)
Catatan :
a/(a+b) : Proporsi (prevalensi) subjek yang mempunyai faktor
risiko yang alami efek
c/(c+d) : proporsi (prevalens) subjek tanpa risiko yang
mengalami efek
Rasio Prevalens (RP) harus selalu disertai dengan nilai interval
kepercayaan (incidence interval) yang dikehendaki, yang akan menentukan
apakah rasio prevalens tersebut bermakna atau tidak dengan parameter sebagai
berikut :
Jika interval kepercayaan melewati (tidak mencakup) angka satu
pada titik awal maka faktor risiko tersebut bermakna.
Jika interval kepercayaan di bawah (mencakup) angka satu pada titik
awalnya maka faktor risiko tersebut tidak bermakna.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ariawan, Iwan, 1998, Besar dan Metode Sampel dalam Penelitian Kesehatan, FKMUI, Jakarta
29
Azwar, A, 1994,
Pengantar Administrasi Kesehatan, edisi Kedua, Bina Rupa
Aksara, Jakarta
Candra, B, 1996, Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 1993,
Asuhan Kesehatan Anak Dalam
KonteksKeluarga, Depkes RI, Jakarta
, 1997, Penanganan Bayi Resiko Tinggi Bagi PetugasKesehatan, Depkes RI,
Jakarta
, 1999, Indonesia Sehat 2010, Visi, Misi, Kebijakan dan Strategi
Pembangunan Kesehatan, Depkes RI, Jakarta
, 2003, Menyusui dan Kesehatan, Depkes RI, Jakarta
, 2006, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2005, Depkes RI, Jakarta
Derek Llewelllyn-Jones, (2005). Setiap Wanita, Delapratas Publishing: Jakarta.
Gunarti, Sri. 2003. Analisis faktor yang berhubungan dengan Bayi Berat Lahir rendah di
RSUD Labuang Baji. Thesis, Program pasca sarjana universitas Hasanudin Makassar
Hanifa, 2004, Analisis Kasus BBLR di RS Koja Jakarta Utara Tahun 2004, Skripsi
FKM-UI, Depok
Lismayani, 2002, Perawatan Bayi Risiko Tinggi, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998, Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan & KBuntuk
Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta
,2001. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
berencana untuk pendidikan Bidan. Jakarta :EGC.
,2007. Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta: EGC
,2009. Memahami Kesehatan reproduksi Wanita. Jakarta: EGC
Mochtar, R,1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi dan Patologi. Jakarta :EGC
Notoatmodjo, Sukidjo, 1997, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta
, 1997, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta
Oesman Syarief, 2004, Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian BBLR di RS
30
31