Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK

ACARA VII
DARAH

Disusun oleh:
Kelompok XVIII
Rahmad Saleh Lubis

PT/ 06631

Even Noel Claudio

PT/ 06650

Hayuning Gatriyanti

PT/ 06679

Reza Aprilianda

PT/ 06680

Boby Cipta Perdana

PT/ 06815

Novia Dwi Kurnia

PT/ 06826

Asisten: Siti Ajrina Rachmah

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN REPRODUKSI TERNAK


BAGIAN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

ACARA VI
DARAH
TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup
(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme, juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus
atau bakteri. Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung
dan pembuluh darah.Darah terdiri dari unsur plasma, seperti air 91 sampai
92%, protein, glukosa, enzim, hormone, dan unsur seluler, seperti eritrosit,
leukosit, dan trombosit (Nurcahyo, 1998).
Keping darah (platelet) akan bereaksi jika terjadi luka pada
pembuluh. Dengan cara menempel pada dinding pembuluh yang terluka,
platelet membentuk hereostatik plug, yang membentuk trombus dan
akhirnya dapat menutup luka pada pembuluh tersebut. Waktu pendarahan
adalah waktu pada saat darah keluar hingga berhenti keluar. Darah yang
keluar biasanya mempunyai selang waktu antara 15 sampai 20 detik.
Biasanya setelah terjadi pendarahan akan terjadi koagulasi darah, jadi
waktu pendarahan sangat berkaitan dengan proses koagulasi darah
(Swenson, 1997).
Koagulasi darah adalah suatu fungsi penting dari darah untuk
mencegah banyaknya darah yang hilang dari pembuluh darah yang rusak
(terluka). Bagian dari darah yang sangat berperan dalam proses koagulasi
adalah trombosit atau keping darah. Trombosit berasal dari sistem sel di
sumsum tulang yaitu mengakarosit yang berkembang menjadi trombosit
(Nurcahyo, 1998).
Adapun faktor dalam pembekuan darah meliputi ion Ca2+,
tromboplastin, akselator trombosit, konvertin, faktor anti hemofilik.
Pembekuan atau penggumpalan darah disebut juga koagulasi darah. Dari
situ akan terjadi suatu masa yang menyerupai jeli yang kemudian menjadi

massa yang memadat dengan meninggalkan cairan jernih disebut serum


(Poedjiadi, 1996).
Waktu pendarahan digunakan untuk menentukan lamanya waktu
yang diperlukan darah untuk membeku. Kisaran waktu pendarahan yang
normal untuk manusia adalah 15 hingga 120 detik (Schmid, 1997).
Trombosit melekat pada endotel pada tepi tepi pembuluh yang rusak.Hal
ini terjadi sampai elemen-elemen pembuluh darah yang putus menyempit.
Penjedalan darah sangat penting dalam mekanisme penghentian darah
(Smeltzer, 2001).
Pendarahan dapat berhenti sendiri misalnya dengan kontraksi vasa
ditempat pendarahan yang terjadi beberapa menit sampai beberapa jam.
Apabila pembuluh darah mengalami dilatasi, darah tidak keluar lagi
karena sudah dicegah oleh mekanisme trombosit. Vasa kontraksi timbul
melalui beberapa jalan kontraksi langsung otot pembuluh darah kemudian
anoksia dan reflek lalu adanya serotonis yang keluar dari trombosit yang
menyebabkan vasa kontraksi (Schmid, 1997)
Hemoglobin (Hb) tersusun atas protein globular. Tiap rantai Hb
terdiri atas empat rantai polipeptida, rantai ini terdiri dari dua rantai alfa.
Tiap rantai mengandung 141 asam amino, sedangkan pada rantai beta
tiap rantainya mengandung asam amino sebanyak 146 (Kimball, 1998).
Apabila jumlah Hb atau sel darah merah yang fungsional berkurang jauh
di bawah normal maka akan terjadi anemia. Penyebab anemia antara lain
defisiensi zat besi, Ca, vitamin dan asam amino dalam makanan, dan gizi
makanan kurang (Dukes, 1995).
Kelebihan haemoglobin disebut policitaemia. Penyebabnya karena
kelebihan olahraga orang yang tinggal di daerah tinggi. Policitaemia
mengakibatkan naiknya viscositas darah, terkadang sampai lima kali lipat
dan memberatkan kerja jantung. Di dalam darah mamalia, haemoglobin
bertanggung jawab terhadap semua proses pengangkutan oksigen dalam
darah dengan presentasi sel darah merah meningkat sekitar 20 ml
oksigen per 100 ml darah (Poedjiadi, 1996).

Setiap atom Fe (ada empat Fe) pada haeme dapat mengikat


oksigen secara reversabel. Hb teroksigenasi atau disebut HbO2 (oksi Hb)
mengandung empat mol oksigen, Hb juga dapat berikatan dengan
karbondioksida pada gugus asam aminonya membentuk karbomino (Hb
CO2), juga dengan Na membentuk Hb. Met Hb dapat diproduksi menjadi
Hb oleh dithionit (Na2O4). Met Hb dapat beraksi dengan anion pada pH
basa dan pada pH asam (Nurcahyo, 1998).
Faktor yang mempertahankan tekanan darah antara lain kekuatan
memompa

jantung,

banyaknya

darah

yang

beredar,

viskositas

(kekentalan) darah, elastisitas pembuluh darah dan tahanan tepi (Evelyn,


1995). Menurut Poedjiadi (1996), diastole jantung terjadi selama pengisian
bilik, hal ini dapat terjadi pada kedua bilik kanan dan kiri atau diastole
ventricular kanan atau kiri. Sistole menunjukkan kontraksi bilik jantung
dalam proses pengosongan parsial bilik tersebut. Sehingga terjadi sistole
atrial kanan atau kiri maupun sistole ventricular kanan atau kiri.
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami oleh darah pada
pembuluh arteri darah saat darah di pompa oleh jantung dan pasokan
darah di sebar luaskan ke seluruh bagian anggota tubuh manusia
(Smeltzer, 2001). Tekanan sistolik merupakan tekanan darah yang terjadi
pada saat kontraksi otot jantung. Istilah ini secara khusus digunakan untuk
membaca pada tekanan arterial maksimum saat terjadinya kontraksi pada
lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi
disebut systole. Tekanan diastolik merupakan tekanan darah dimana
ketika jantung tidak sedang berkontraksi atau bekerja lebih atau dengan
kata lain sedang beristirahat (Schmid, 1997).

MATERI DAN METODE


Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum darah ini adalah lanset,
arloji, kertas filter, kapas, gelas arloji berlapis paraffin, jarum pentul,
spygnomanometer, stetoskop, hemoglobinometer sahli, dan stop watch.
Bahan.Bahan yang digunakan pada praktikum darah ini adalah
HCL 0,1 N, aquadestilata, probandus (manusia), dan alkohol 70%.
Metode
Waktu pendarahan. Jari dibersihkan dengan kapas yang telah
dibasahi dengan alkohol, kemudian jari ditusuk dengan lanset yang telah
steril dan dicatat waktunya saat darah keluar. Tiap 30 detik, kertas filter
ditempelkan pada darah yang keluar, bila pendarahan telah berhenti
dicatat waktunya.
Pembekuan darah (koagulasi darah). Jari dibersihkan dengan
kapas yang telah dibasahi dengan alkohol, kemudian jari ditusuk dengan
lanset yang telah steril dan catat waktunya saat darah keluar. Satu sampai
dua tetes darah diletakkan digelas arloji dengan kepala jarum pentul dan
ditusuk ke dalam darah. Hal ini dilakukan tiap 30 detik sampai benang
fibrin terlihat dan dicatat waktunya.
Kadar hemoglobin dalam darah (Metode Sahli). Tabung sahli
diisi dengan HCl 0,1 N sampai angka 10. Sampel darah disiapkan dan
darah dihisap secara perlahan-lahan dengan pipet sahli, dimana
aspiratornya sampai batas 0,02 mL. Ujung pipet dibersihkan dan segera
diletakkan kedalam tabung sahli. Tabung sahli diletakkan antara kedua
bagian standar warna dalam Hemoglobinometer dan dibiarkan selama 3
menit sampai terbentuk asam hematin. Aquadestilata ditambahkan
kedalam tabung setetesdemi setetes dan diaduk sampai warna sama
dengan warna standar. Tinggi permukaan cairan pada tabung sahli dibaca
dengan dilihat skala jalur 95%.

Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung. Manset


spygnomanometer dililitkan pada lengan atas subjek diatas persendian
siku.Manset dipasang kurang lebih setingi jantung. Lengan subjek yang
diperiksa harus diletakkan dengan baik (siku hampir lurus). Udara
dipompa sampai 180 mmHg, kemudian tekanan diturunkan perlahan lahan darah yang mengalir melalui pembuluh yang terjepit dan dindingnya
hamper tertutupi dan akan menimbulkan getaran - getaran pada dinding
pembuluhg. Hal ini dapat terdengar melalui stetoskop yang dipasang pada
arteri abrasialis didaerah yang terpasang pada arteri abrasialis didaerah
fosa antekubital. Desiran-desiran akan terdengar jika tekanan udara
kantong manset mulai lebih rendah dari tekanan sistole. Pada waktu aliran
sudah menjadi kontinu, maka desiran akan terdengar dengan jelas dan
sama sekali akan hilang jika tekanan dalam manset lebih kecil dari
tekanan dalam manset lebih kecil dari tekanan diastole, dimana dapat
dibedakan tekanan sistole dan diastolenya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Waktu

Pendarahan.

Waktu

perdarahan

adalah

uji

untuk

menentukan lamanya tubuh menghentikan pendarahan akibat trauma


yang dibuat secara laboratoris. Uji ini untuk mengukur sifat hemostasis
dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung atas ketepatgunaan cairan
jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan
trombosit. Pemeriksaan ini terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan
kemampuan untuk adhesi pada jaringan subendotel dan membentuk
agregasi (Sabiston, 1995).
Tabel 1.Waktu pendarahan.
Nama
probandus
Novia Dwi K
Even Noel C

Umur
18 tahun
18 tahun

Jenis
kelamin

Waktu
pendarahan

Perempuan
Laki-laki

90 detik
90 detik

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan


waktu pendarahan pada dua probandus. Probandus I memiliki nilai waktu
pendarahan sebesar 1 menit 30 detik, probandus II memiliki nilai waktu
pendarahan sebesar 1 menit 30 detik. Waktu pendarahan dari kedua
probandus tersebut dikategorikan normal karena berada pada rentang
antara 15 sampai 120 detik. Menurut Schmid (1997), waktu normal
pendarahan manusia adalah 15 sampai 120 detik. Masa pendarahan
tergantung atas ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi,
fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini terutama
mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi pada
jaringan subendotel dan membentuk agregasi (Sabiston, 1995).
Prinsip metode Sahli, Hb dihidrolisis dengan HCL membentuk
feroheme.Feroheme dioksidasi oleh oksigen dari luar membentuk
feriheme.Feriheme berikatan dengan ion Cl - dari HCL membentuk
ferihechlorid (hematin) yang berwarna coklat (Thomy,1998).

Pengamatan waktu pendarahan ini menggunakan metode Duke.


Ada beberapa metode untuk mengetahui waktu pendarahan, diantaranya
dengan metode Duke dan metode Ivy. Perbedaan antara metode Duke
dan Ivy adalah, dalam metode Ivy pemeriksaan dilakukan dengan cara
memberi tekanan pada lengan atas dengan memasang lanset tekanan
darah. Setelah itu, dibuat insisi kecil pada daerah fleksor lengan bawah.
Selama prosedur tekanan pada lengan atas dipertahankan pada 40
mmHg. Pada keadaan normal, pendarahan akan berhenti dalam waktu 3
sampai 8 menit. Pada metode Duke, torehan dibuat di cuping telinga
dengan menggunakan lanset. Cuping telinga dibersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan alkohol. Darah yang keluar

dari lokasi tusukan

kemudian dicatat menggunakan kertas saring. Tes berakhir jika sudah


tidak ada lagi darah yang menetes atau keluar,waktu normal adalah 1
sampai 3 menit. Metode Duke lebih mudah dan sederhana untuk
dilaksanakan tetapi tidak cukup sensitive untuk mendeteksi kelainan
hemostasis meskipun trombosit berada

dalam jumlah yang sedikit,

sedangkan metode Ivy memerlukan fasilitas yang lebih baik dan


membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam pelaksanaanya. (Setyono,
2009).
Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan dari pasien untuk
pemeriksaan ini. Area yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan
alkohol 70%. Alkohol harus dibiarkan pada kulit cukup lama untuk
membunuh bakteri di daerah luka. Alkohol harus dibersihkan sebelum
menusuk

lengan

karena

akan

mempengaruhi

hasil

tes

dengan

menghambat pembekuan (Alimul, 2008).


Proses pembekuan darah. Penggumpalan darah merupakan
proses yang kompleks untuk mencegah tubuh kehilangan banyak darah
ketika terjadi luka. Proses tersebut meliputi pengetatan pada dinding
pembuluh darah yang terluka, pelepasan zat untuk menarik keping-keping
darah

ke

daerah

luka,

dan

pembentukan

benang-benang

fibrin.

Komponen darah yang terlibat dalam proses penggumpalan darah adalah

keping keping darah (trombosit) dengan bantuan ion kalsium (Sloane,


2003).
Tabel 2.Pembekuan darah.
Nama probandus

Umur

Jenis kelamin

Novia Dwi K.

18 tahun

Perempuan

Even Noel C.

18 tahun

Laki-laki

Waktu beku
darah
4 menit
3 menit

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa


waktu pembekuan darah probandus I sebesar 4 menit dan probandus II
sebesar 3 menit. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Frandson (1996), bahwa kisaran waktu koagulasi darah
adalah 15 detik sampai 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu
5 menit. Gumpalan darah normal akan mengkerlit menjadi sekitar 40%
dari volume semula dalam waktu 24 jam.
Adapun faktor

dalam pembekuan darah meliputi ion Ca 2+,

tromboplastin, konvertin, faktor anti hemofilik. Pembekuan darah atau


penggumpalan darah di sebut juga koagulasi darah dan akan terjadi suatu
masa yang menyerupai jeli yang kemudian menjadi masa yang memadat
dengan meninggalkan cairan jernih yang disebut serum. Hemoglobin (HB)
tersusun atas protein globular. Tiap rantai Hb terdiri atas dua rantai alfa.
Tiap rantai mengandung 141 asam amino, sedangkan pada rantai
mengandung asam amino sebanyak 146 (Kimball, 1998). Apabila jumlah
Hb atau sel darah merah yang fungsional berkurang jauh dibawah normal
maka akan terjadi anemia. Penyebab anemia antara lain defrensi zat besi,
Ca, litamin, dan asam amino dalam maknan dan gizi makanan kurang
(Dukes, 1995).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembekuan darah yaitu,
Fibrinogen,sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul plasma dan
diubah menjadi fibrin melalui aksi thrombin. Prothrombin,faktor koagulasi

yang merupakan protein plasma dan diubah menjadi bentuk aktif thrombin
oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X dijalur umum dari
pembekuan. Jaringan tromboplastin, koagulasi faktor yang berasal dari
beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru.
Kalsium,

faktor

koagulasi

yang

diperlukan

dalam

berbagai

fase

pembekuan darah. Proaccelerin, faktor koagulasi penyimpanan yang


relative labil dan panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam
serum, dan fungsi baik di intrinsic dan ekstrinsik koagulasi jalur.
Proconvertin, faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan panas
dan berpartisipasi dalam jalur koagulasi ekstrinsik. Antihemophilic faktor,
faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi dalam
jalur intrinsik. Tromboplastin, faktor koagulasi penyimpanan yang relatif
stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Stuart faktor, faktor
koagulasi penyimpanan yang stabil baik intrinsic maupun ekstrinsik.
Tromboplastin plasma, disebut faktor antihemophilic C. Fibrin, faktor
koagulasi yang mengubah fibrin monomer untuk polimer sehingga menjadi
stabil dan tidak larut dalam urea.Fibrin memungkinkan untuk membentuk
pembekuan darah (Kusumawati, 2004).
Kadar Hemoglobin. Hemoglobin merupakan faktor yang berperan
penting dalam darah sebagai substansi yang dapat mengangkut oksigen,
selain fungsinya untuk mengangkut oksigen, hemoglobin juga dapat
mengangkut karbondioksida yang kemudian akan dikeluarkan dalam
sistem respirasi. Sloane (2013) menyatakan bahwa kadar hemoglobin
normal tubuh pada laki-laki dewasa adalah 14 sampai 18 gram/dl,
sedangkan kadar hemoglobin normal tubuh pada perempuan dewasa
adalah 12 sampai 16 gram/dl.
Berdasarkan percobaan yang dilaksanakan, dapat diketahui bahwa
konsentrasi Hb absolut adalah 12,2 g/dl, dan kadar Hb berdasarkan
perhitungan adalah 12,8 g/dl dan dikatakan normal. Kadar hemoglobin
didalam darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain umur, pakan

10

atau makanan, dan kondisi kesehatan probandus atau ternak (Martini,


1998).
Tekanan darah antara orang yang satu dengan lainnya tentunya
berbeda, sama halnya dengan tekanan darah orang dewasa dengan
anak-anak yang tentunya berbeda pula, tekanan darah bayi dan anakanak lebih rendah dibanding dewasa. Hal yang mempengaruhi tekanan
darah seseorang adalah aktivitas keseharian yang dilakukannnya, pola
makan, gaya hidup, lingkungan dan faktor psikologis seseorang. Tekanan
darah akan mengalami peningkatan saat melakukan aktivitas dan akan
menurun saat beristirahat, tekanan darah umunnya akan naik atau tinggi
pada pagi hari dan menurun atau rendah pada saat tidur malam hari
(Sloane, 2003)
Pengukuran Tekanan Darah. Jumlah darah sekurang-kurangnya
adalah 7% dari berat badan dari segala keseluruhan. Tekanan darah
dapat diartikan sebagai tekanan terhadap dinding pembuluh. Tekanan
awal yang di hasilkan oleh konsentrasi ventrikel jantung dan merupakan
tekanan sistol darah yang didorong masuk kedalam arteri bersar yang
bersifat elastis. Merenggangkan dinding nya dan area dinding nya
mengalami dilatasi. Ketika ventrikel berada dalam keadaan relaks
tertutupnya katup-kaup semilunar mencegah baliknya darah dalam arteri
ke jantung dan arteriol-arteriol kecil akan meneruskan aliran ke kapiler.
Tekanan yang ditimbulkan oleh dinding arteri yang elastis itu di gunakan
untuk mempertahankan tekanan (tekanan diastole) di dalam materi dan
akan tetap mengalirkan darah dengan lancer ke dalam kapiler, pada saat
ventrikel sedang relaks (Sherwood,2002).
Sloane (2003) menyatakan, tekanan darah normal sistol dan
diastole berturut-turut pada laki-laki berusia 13 sampai 18 tahun adalah
sebesar 105 mmHg sampai 124 mmHg dan 69 mmHg sampai 79 mmHg,
sedangkan tekanan darah normal pada perempuan berusia 13 sampai 18
tahun adalah sebesar 105 mmHg sampai 124 mmHg dan 67 mmHg
sampai 80 mmHg.

11

Tabel 5.Pengukuran tekanan darah.


Nama
proband
us
Reza A.
Boby
CP.

Sistole

Um

Jenis

ur

kelamin

18th
18th

Perempu
an
Laki-laki

(mmH
g)

Diastol
e
(mmH
g)

120

80

130

100

Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan dapat diketahui, bahwa


tekanan darah probandus I adalah sebesar 120/80, dan tekanan darah
probandus II adalah sebesar 130/100. Menurut Sloane (2003), tekanan
sistole dan diastole secara berturut turut pada perempuan berusia 13
sampai 18 tahun adalah sebesar 105 sampai 124 dan 67 sampai 80.
Berdasarkan praktikum, probandus I memiliki tekanan darah normal bila
dibandingkan dengan kisaran normal tekanan darah. Tekanan sistole dan
diastole secara berturut-turut menurut Sloane (2003), pada laki-laki yang
berusia lebih dari 18 tahun adalah 124 sampai 136 dan 77 sampai 84.
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan, dapat diketahui bahwa sistole
probandus II dapat dikatakan tidak sesuai bila dibandingkan dengan
kisaran normal tekanan darah dari literatur.
Secara umum darah dapat dijadikan parameter kesehatan suatu
individu. Terdapat beberapa penyakit yang berhubungan dengan darah,
diantaranya anemia, thalassemia, hipertensi, hipotensi. Anemia adalah
defisiensi sel darah merah atau kekurangan haemoglobin. Hal ini
mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah, atau jumlah sel darah
merah tetap normal tetapi jumlah hemoglobinnya subnormal. Karena
kemampuan darah untuk membawa oksigen berkurang, maka individu
akan terlihat pucat atau kurang tenaga. Ada beberapa jenis anemia, yaitu
anemia hemoragi, anemia defisiensi zat besi, anemia aplastik, anemia
pernicious, dan anemia sel sabit (Sloane, 2003).

12

Thalasemia

adalah

penyakit

genetik

atau

keturunan

yang

menyebabkan kelainan sel darah merah. Akibatnya, seseorang selalu


kekurangan darah (anemia) yang ditandai rendahnya kadar haemoglobin.
Pada thalasemia yang berat, seseorang harus melakukan transfusi darah
seumur

hidupnya.

Gejala

penyakit

thalasemia

sangat

bervariasi

diantaranya anemia, pembesaran limfa, bentuk tulang abnorma, dan


gangguan pertumbuhan (Suranto, 2007).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole yang tingginya
tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam
batas batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stres
yang dialami. Hipertensi juga sering digolongkan sebagai ringan, sedang,
atau berat, berdasarkan tekanan diastole. Hipertensi ringan bila tekanan
darah diastole 95 sampai 104, hipertensi sedang tekanan diastolenya 105
sampai 114, sedangkan hipertensi berat tekanan diastolenya >115
(Sloane, 2003). Hipotensi adalah tekanan darah yang rendah sehingga
tidak mencukupi untuk perfusi dan oksigenasi jaringan adekuat. Hipotensi
dapat primer atau sekunder (misal penurunan curah jantung, syok
hipovolemik, penyakit Addison) atau postural (ortostatik) --> Kelenjar
adrenal (insufisiensi adrenal) (Evelyn, 1995).
Kelebihan hemoglobin disebut policitaemia. Penyebabnya karena
kelebihan olahraga orang yang tinggal di daerah tinggi. Policitaemia
mengakibatkan naiknya viscositas darah,terkadang sampai lima kali
lipatdan

memberatkan

mamalia,haemoglobin

kerja

bertanggung

jantung.Di
jawab

terhadap

dalam
semua

darah
proses

pengangkutan oksigen dalam darah dengan presentasi sel darah merah


meningkat sekitar 20 ml oksigen per 100 ml darah (Poedjiadi, 1996).

13

KESIMPULAN
Berdasarkan

hasil

praktikum

yang

telah

dilakukan,

waktu

pendarahan pada dua probandus yang diuji dapat dikatakan normal. Pada
hasil praktikan pembekuan darah hasil menunjukan waktu pembekuan
darah dari kedua probandus normal. Pada percobaan kadar hemoglobin,
hasil menunjukkan kadar hemoglobin normal bila dibandingkan dengan
kisaran normal. Jika dibandingkan dengan literatur, maka tekanan darah
probandus I normal, sedangkan tekanan darah probandus II tidak sesuai
dengan literatur. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah,kadar
hemoglobin,pembekuan darah, dan waktu pendarahan antara lain
makanan, usia, dan kondisi kesehatan dari probandus itu sendiri.

14

Daftar Pustaka
Alimul, A.A. 2008. Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Edisi 2.
Salemba.Jakarta
Dukes,

H.N.
1995.
The
Physiology
New York: University College.

of

Evelyn,

C.
Pearce.
1995.
Anatomi
Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.

dan

Domestic
Fisiologi

Animal.
untuk

Kimball, J.W. 1998. Biologi. Edisi IV. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Kustono, Diah Tri Widiyati, Ismaya dan Sigit Bintara. 2008. Bahan Ajar
Mata Kuilah Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas
Gadjah Mada.Yogyakarta.
Kusumawati, Diah. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Martini, 1998. Fundamental of Anatomy and Physiology 4 th ed. Prentice
Hall International Inc. New Jersey
Nurcahyo, Heru. 1998. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Yogyakarta : UNY.
Poedjadi, Anna. 1996. Dasardasar Biokimia. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
Sabiston, D. C. 1995. Buku Ajar Bedah.EGC. Jakarta.
Schmid,K.1997.AnimalPhysiology Adaptation and Environment.Cambridge
University Press. USA.
Setyono, Kristika Catur. 2009. Pengaruh Ketorolak Intravena dan
Deksketoprofen Intravena sebagai Analgesia Pascabedah terhadap
Waktu Pendarahan. Skripsi. Semarang. Fakultas Kedokteran.
Universitas Diponegoro
Sherwood L, 2002. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 2. Jakarta:
EGC.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi. EGC. Jakarta.
Smeltzer, S. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner
dan Suddrath : Edisi 8 Vol 2. EGC. Jakarta.

15

Suranto, Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika. Jakarta.
Swenson, M. J., and W. O. Riece. 1997. Dukes Physiologhy of Dometic
Animals : Eleventh Edition. Corne II University Press. New York.
Yazis, N, Harjoko,A. 2011. Pemantau Tekanan Darah Digital Berbasis
Sensor Tekanan MPX2050GP. Indonesian Journal of Electronic
and Instrumentation Systems. Vol 1 No 1.

..
.

16

LAMPIRAN

Absolute Hb concentration= 14,8 g/dl


Perhitungan kadar Hb= 12,78 g/ 100 ml

13,012,8 88 X
=
13,012,5 8884
0,2 88X
=
0,5
4
0,5 (88-X) = 4.0,2
44-0,5X = 0,8
0,5X = 43,2
X = 86,4

(86,4 100)x14,8 = 12,78

17

Anda mungkin juga menyukai