ART Budihardja Murtianta Modulasi Delta Full Text
ART Budihardja Murtianta Modulasi Delta Full Text
Nudihurd;o Afurflal!ta
MODtJLASI DELTA
Budihardja Murtianta
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika'& Komputer- UKSW
Salati!.!.a ')( l I l
Intisari
Modulasi Delta merupakan salah satu dari beberapa macam modulasi digital yang
memnakan
Sll<ltll
informasi suara Modulasi Delta merupakan sebuah teknik modulasi dimana suatu sinyal
analog dapat dikodekan dalam digit (bit) . Modulasi Delta merupakan salah satu sistem
berbasis /}ulse ('ode Modulattoll (PCM). Prinsip kerja Modulasi Delta adalah pengmman
deretan pulsa-pulsa dengan Iebar tetap, yang polaritasnya menunjukkan apakah keluaran
illfegralur harus naik atau turun pada masing-masing pulsa Keluaran dibuat naik atau
tunm oleh suatu langkah yang tetap pada masing-masing pulsa. Modulator Delta
membandingkan isyarat analog dan successiFe isyarat hasil Digttal to Aoalog Conl'erter
(DAC) dan mentransmisikannya dengan l bit saja. Rangkaian Modulator Delta terdiri
atas beberapa blok rangkaian yaitu pembanding, encoder ( D-Flip tlop ), mtegrator
cliskret yang merupakan untai staircase generator dan pembangkit clock Agar dapat
dipancarkan lev,at media udara keluaran Modulator Delta dimasukkan modulator FSK
dan pemancar FM
Kata knnci : Modulas1 Delta, 1111egra1m
1.
t'ilt
'hie I
Pendahuluan
Modulasi Delta merupakan salah satu dari beberapa macam modulasi digital
yang tujuannya
untuk merubah
--,: ;
'
1. , I
l '
'I
HOJ)l.i/,A.\1/JI:I lA
Uudilwrdtu Afllr!WIIhl
1syarat
ClOCK
analog menjadi hentuk digital Dalam sistem PCM, ke!ompok-ke!ompok pu!sa atau
kode
yang
dipancarkan
merepresentasikan angka-angka
biner
yang
bersesuaian
\,
\()
I \'lecJ,,, '1
l -... I l \ 1 I\.\
uemodulator harus muk arau turun tergantung dari isyarat digital hasil Modulasi Delta
Gambar ! . Modulator Delta
Pada PCN1, isyarat analog dicuplik pada i!lletTal yang reguler, clan amplitudo dari isyarat
dikodekan menjadi dalam bentuk bit. Variasi dari teknik sejenis PCM adalah Modulasi
Delta
V(l!l!l
rnemhandlnukan
Xli<H'\\'/l'C'
/1!
2.1.
Analog Comerler (DAC) dan mentransmisikannya dengan l bit saja Sistem modulas1
J.:> yarat
mtor mas I
dli
~dMg<11
1uasukau t::.y a1 al
uJJ u1 DH1Sl
<tkdli
menghasilkan isyarat sinus yang merupakan isyarat yang akan dimodulasi menjadi data
bagian modulator dan demodulator. Pada tulisan ini akau uibahas tentang 1\lodulatm
biner pada proses tnmsmisi di~ital lTnt<'li osil<'ltor ini mempunv<1i jangkauan frekuenc;i
digital
sebagai penghasil isyarat sinus. VCO merupakan osilator terkendali tegangan, pada IC
2. Modulator Delta
Bagian modulator ini terdiri dari beberapa untai sebagai berikut
Untai Pembanding
- Untai Encoder
- Untai Digital to Analog Converter (DAC)
Untai Generator Pulsa (Clock)
XR1206 tegangan yang merupakan pengendali osilator pada blok VCO dihasilkan o!eh
arus pada blok nlt-rellf .\11'ifches sedangkan hambatannya yaitu 1imi11g rnistor R
terhubung pad a pin nomor 7. Sedangkan nilai frekuensi osilasi ( fo ) ditentukan olell
komponen luar yaitu tinnng cupositor C dan timing resistor R limiug copmitur C
terhubung pada pin nomor 5 dan 6. Nilai frekuensi osilasi
( tb ) serta hubungan
./U
1rrRC
Dimana
fo
;/
/
--,: ;
'
1. , I
l '
'I
HOJ)l.i/,A.\1/JI:I lA
Uudilwrdtu Afllr!WIIhl
1syarat
ClOCK
analog menjadi hentuk digital Dalam sistem PCM, ke!ompok-ke!ompok pu!sa atau
kode
yang
dipancarkan
merepresentasikan angka-angka
biner
yang
bersesuaian
\,
\()
I \'lecJ,,, '1
l -... I l \ 1 I\.\
uemodulator harus muk arau turun tergantung dari isyarat digital hasil Modulasi Delta
Gambar ! . Modulator Delta
Pada PCN1, isyarat analog dicuplik pada i!lletTal yang reguler, clan amplitudo dari isyarat
dikodekan menjadi dalam bentuk bit. Variasi dari teknik sejenis PCM adalah Modulasi
Delta
V(l!l!l
rnemhandlnukan
Xli<H'\\'/l'C'
/1!
2.1.
Analog Comerler (DAC) dan mentransmisikannya dengan l bit saja Sistem modulas1
J.:> yarat
mtor mas I
dli
~dMg<11
1uasukau t::.y a1 al
uJJ u1 DH1Sl
<tkdli
menghasilkan isyarat sinus yang merupakan isyarat yang akan dimodulasi menjadi data
bagian modulator dan demodulator. Pada tulisan ini akau uibahas tentang 1\lodulatm
biner pada proses tnmsmisi di~ital lTnt<'li osil<'ltor ini mempunv<1i jangkauan frekuenc;i
digital
sebagai penghasil isyarat sinus. VCO merupakan osilator terkendali tegangan, pada IC
2. Modulator Delta
Bagian modulator ini terdiri dari beberapa untai sebagai berikut
Untai Pembanding
- Untai Encoder
- Untai Digital to Analog Converter (DAC)
Untai Generator Pulsa (Clock)
XR1206 tegangan yang merupakan pengendali osilator pada blok VCO dihasilkan o!eh
arus pada blok nlt-rellf .\11'ifches sedangkan hambatannya yaitu 1imi11g rnistor R
terhubung pad a pin nomor 7. Sedangkan nilai frekuensi osilasi ( fo ) ditentukan olell
komponen luar yaitu tinnng cupositor C dan timing resistor R limiug copmitur C
terhubung pada pin nomor 5 dan 6. Nilai frekuensi osilasi
( tb ) serta hubungan
./U
1rrRC
Dimana
fo
;/
/
\\11
I \1
.',p
,\pill-'' i
l.tl
.\/OJ>ULt.\'1 DELT 4
HudilwrdJa Mnrttmlfo
...
R1
V1n
-~'\/\/\,------,
! F ''lEi
amplituda
sebesar 6 Vpp dihasilkan dari pembagian tegangan sumber (Vee) dengan dua buah
hamhatan .;;
~
1 1ntai nsil<~tnr
::>UK
Jdllllldl -
_l_
1/1:
T
Gambar 3. lTntai
(~jf.\et
DC
,
(.
Rl) (
R1
.
R2
\
1 out= I+--. +
J de+
J"in I
R1
HI+ 1<2
Rl + R2
;
2.3.
(:: )
berfimgsi
sebagai
isyarat
up dmm co11nter pada untai staircuse generator. Untai ini direalisasikan menggunakan
2.2.
IC CD4060 Untuk menentukan nilai komponen pasif tersebut maka terlebih dahulu
lJ ntai Offset DC
Untai ini berguna untuk memberikan tegangan DC pada isyarat informasi agar
aras teg:mg:111 DC p<~da isyarat informasi s<1ma clengan aras tegangan DC pada isyarat
s<11llpling
kr kuantisasi
sehmgga kedua
Isyarat
informasi
berupa
isvarat
sinus rnempun'_,ai frekuens'i nlaks'I.IllLIIll 4l,Hz
dar1 illllj) 1rtu do maksimum SVpp
_
,
Jumlah
tegangan
sltlltntsc
gcncrmur
adalah 4 maka
nilai
0.312\/
\\11
I \1
.',p
,\pill-'' i
l.tl
.\/OJ>ULt.\'1 DELT 4
HudilwrdJa Mnrttmlfo
...
R1
V1n
-~'\/\/\,------,
! F ''lEi
amplituda
sebesar 6 Vpp dihasilkan dari pembagian tegangan sumber (Vee) dengan dua buah
hamhatan .;;
~
1 1ntai nsil<~tnr
::>UK
Jdllllldl -
_l_
1/1:
T
Gambar 3. lTntai
(~jf.\et
DC
,
(.
Rl) (
R1
.
R2
\
1 out= I+--. +
J de+
J"in I
R1
HI+ 1<2
Rl + R2
;
2.3.
(:: )
berfimgsi
sebagai
isyarat
up dmm co11nter pada untai staircuse generator. Untai ini direalisasikan menggunakan
2.2.
IC CD4060 Untuk menentukan nilai komponen pasif tersebut maka terlebih dahulu
lJ ntai Offset DC
Untai ini berguna untuk memberikan tegangan DC pada isyarat informasi agar
aras teg:mg:111 DC p<~da isyarat informasi s<1ma clengan aras tegangan DC pada isyarat
s<11llpling
kr kuantisasi
sehmgga kedua
Isyarat
informasi
berupa
isvarat
sinus rnempun'_,ai frekuens'i nlaks'I.IllLIIll 4l,Hz
dar1 illllj) 1rtu do maksimum SVpp
_
,
Jumlah
tegangan
sltlltntsc
gcncrmur
adalah 4 maka
nilai
0.312\/
',-,
Sedangkan nilai frek:uensi clock maksimum yang dibutuhkan sesuai dengan persamaan
berikut
~-
iffiTO . ~-
: :F'!K!'l... =~---.,_-~
~</v'----1
_L.,
hmus chhasllkan oleh untai
1111.
I>
percobaan deng,Rn mengubah frekuensi clock ini maka lC CD4060 juga berfungs1
frekuensi
r;
_,,,,,
.........
batik bernilai 20pF. Sehingga diharapkan untai ini akan rnenghasilkan frekuensi
pembagi
I.;;
.,..,..
T'''" r.
_l_''"'
sebagai
_LC.
cJ
DengaH \ '-'-
nilai puncak sebesar IOV pula. Agar keluaran clock sesuai dengan aras TTL yaitu 5V
maka pad<l masing-masing pin dihubungkfln ke nntm pembag1 tegangan
2.4.
,/~ 'Li 't f..:_
Untai Pembanding
2"
antara tegangan isyarat informasi (Vin) yang terhubung pada masukan tak membalik
dan tegangan isyarat sampling terkuantisasi yang terhubung pada masukan membalik
Dim<llla
C~.,l- =
5V dan OV ) tergantung mana masukan yang lebih besar. Kecepatan perubahan pada
-+kHz
111111tmum
=~
(I
209600)
4, 77
menjadi acuan untuk memilih tipe Op-Amp yang mendukung spesifikasi dari sistem
modulasi delta Oleh karena keluaran yang diharapkan mempunvai nilai +Vsat = .:;y dan
Vsat
OV maka
s/eH' raiL'
atau
laju
',-,
Sedangkan nilai frek:uensi clock maksimum yang dibutuhkan sesuai dengan persamaan
berikut
~-
iffiTO . ~-
: :F'!K!'l... =~---.,_-~
~</v'----1
_L.,
hmus chhasllkan oleh untai
1111.
I>
percobaan deng,Rn mengubah frekuensi clock ini maka lC CD4060 juga berfungs1
frekuensi
r;
_,,,,,
.........
batik bernilai 20pF. Sehingga diharapkan untai ini akan rnenghasilkan frekuensi
pembagi
I.;;
.,..,..
T'''" r.
_l_''"'
sebagai
_LC.
cJ
DengaH \ '-'-
nilai puncak sebesar IOV pula. Agar keluaran clock sesuai dengan aras TTL yaitu 5V
maka pad<l masing-masing pin dihubungkfln ke nntm pembag1 tegangan
2.4.
,/~ 'Li 't f..:_
Untai Pembanding
2"
antara tegangan isyarat informasi (Vin) yang terhubung pada masukan tak membalik
dan tegangan isyarat sampling terkuantisasi yang terhubung pada masukan membalik
Dim<llla
C~.,l- =
5V dan OV ) tergantung mana masukan yang lebih besar. Kecepatan perubahan pada
-+kHz
111111tmum
=~
(I
209600)
4, 77
menjadi acuan untuk memilih tipe Op-Amp yang mendukung spesifikasi dari sistem
modulasi delta Oleh karena keluaran yang diharapkan mempunvai nilai +Vsat = .:;y dan
Vsat
OV maka
s/eH' raiL'
atau
laju
.\101JtJA.'il }J/;1~ I A
lllltlllwrdtu i\ lllrltafllu
81 'out( max)
sI ewrate = - - - - - - 81
51'
- - - = 1/ , /liS
4,77us
I'R
CLR
I!
ll
CLK
II
()
i)'
II
Dari Tabel I dapat diiihat cara kerja D-t1iptlop vaitu nilai biner suatu masukan
(D) hasil perbandingan antara isyarat infnrmast dan isyarat sampling terkuantisasi akan
dikelwukan
(()}
apabila
mendapat cluck
llllOillld::,l
Dengan
\UIJ dan
memasukkan
ISyatal
::><HtlplliJg
keluaran
hasil
i.e
lclkuantl::.d::.l
dalam untai pencuplik maka keluaran modulasi akan mengisyaratkan nilai biner untuk
setiap clock ( keluaran abn sinkron dengan clock)
2.5.
lfntai Encode
Untai
menggunakan
Encoder
rc
1m
merupakan
untai
D-Fiipflop
yang
direalisasikan
74LS74, mempunyai satu masukan (D) dan satu keluaran (Q). Untai
Binm:1 We1g!Jred Resi.Hor (BWR) sebagai DAC. Keluaran dari untai pencuplik
akan
dihubungkan pada up-dmm L'0/111/cr 4 bit, yang akan menentukan apakah penghituug
akan naik (up) atau turun (down)
paralel 4 hit tadi dihubungkan ke sebuah DAC dengnn teknik Rmw:r f,fle1ghted Re\i'itnr
1
Gambar C). Untai Encoder
<'onn;Ner
1<41'1
1?311
.. R'!.f'l.
-14+
- '1.'+
.,.6+ HI l't.7
p
I .0 1 / f =
R5
R5
RS
RS
C)
.\101JtJA.'il }J/;1~ I A
lllltlllwrdtu i\ lllrltafllu
81 'out( max)
sI ewrate = - - - - - - 81
51'
- - - = 1/ , /liS
4,77us
I'R
CLR
I!
ll
CLK
II
()
i)'
II
Dari Tabel I dapat diiihat cara kerja D-t1iptlop vaitu nilai biner suatu masukan
(D) hasil perbandingan antara isyarat infnrmast dan isyarat sampling terkuantisasi akan
dikelwukan
(()}
apabila
mendapat cluck
llllOillld::,l
Dengan
\UIJ dan
memasukkan
ISyatal
::><HtlplliJg
keluaran
hasil
i.e
lclkuantl::.d::.l
dalam untai pencuplik maka keluaran modulasi akan mengisyaratkan nilai biner untuk
setiap clock ( keluaran abn sinkron dengan clock)
2.5.
lfntai Encode
Untai
menggunakan
Encoder
rc
1m
merupakan
untai
D-Fiipflop
yang
direalisasikan
74LS74, mempunyai satu masukan (D) dan satu keluaran (Q). Untai
Binm:1 We1g!Jred Resi.Hor (BWR) sebagai DAC. Keluaran dari untai pencuplik
akan
dihubungkan pada up-dmm L'0/111/cr 4 bit, yang akan menentukan apakah penghituug
akan naik (up) atau turun (down)
paralel 4 hit tadi dihubungkan ke sebuah DAC dengnn teknik Rmw:r f,fle1ghted Re\i'itnr
1
Gambar C). Untai Encoder
<'onn;Ner
1<41'1
1?311
.. R'!.f'l.
-14+
- '1.'+
.,.6+ HI l't.7
p
I .0 1 / f =
R5
R5
RS
RS
C)
i\JiJIJl:/.A,\1 IJt.LI..J
NndilwrdJu A4urtwllf<l
1447,6
.n
1 I KHz dan f2
dan R2
1770
.n
l)
KHz ser1a (
i 0 nF
~------"'A",--~--
. )-_-- --
J:~: ~~-I~r.r----1
3.
-'-<H.
WAV:i.
WAVl
ow
S~C
11')-J..t"
EllA$
FSK
Modulatur FSK mengubah isyarat digital keluaran Modul<ltor Delta yang menjadi
=:1/
isyarat analog sebagai masukan untai pemancar FM. Untuk isyarat digital basil modulasi
Rl
Delta dengan nilai lu).;h akan direpresentasikan menjadi isyarat sinus dengan frekuensi
fl dan isyarat digital hasil modulasi Delta dengan nilai
menjadi
isyarat
smus
dengan
frekuensi
loll'
Modulas1
46'liS
akan direpresentasikan
FSK
1111
direalisasikan
::or:
(( 'urre/11
Switches),
penyangga ( hufleo
pengali
rrA!oge ( 'oll!rul
analog
Uvci/la!fW (VCO),
dan pembentuk
sums
dan
saklar
sebuah
Blok VCO akan mendapat catu arus dari hlok saklar arus, jika
<:~kan
4.
Agar dapat dipancarkan melalw 11dara maka isyarat tennodulast FSK harus
hambatan Rl pada pin 7 untuk masukan /11gh dan R2 pada pin 8 untuk masukan
cliubah menjadi gelombang Radio Frequency (RF) yang dalam hal im menggunakan
low. Nilai frekuensi fl dan f2 ditentukan oleh nilai hambatan R l dan R2 se1ta nil at
kapasitor C yang terhubung pin 5 dan 6 Berikut persamaan untuk mendapatkan nilai
berubah
bagian yaitu
l!XCIIL'I'
FlVl
dan l<adw
rFetjl!l.!/11.:1'
trekuensi fl tJan f2
fl
--~
1n.RIC
l (}
11
i\JiJIJl:/.A,\1 IJt.LI..J
NndilwrdJu A4urtwllf<l
1447,6
.n
1 I KHz dan f2
dan R2
1770
.n
l)
KHz ser1a (
i 0 nF
~------"'A",--~--
. )-_-- --
J:~: ~~-I~r.r----1
3.
-'-<H.
WAV:i.
WAVl
ow
S~C
11')-J..t"
EllA$
FSK
Modulatur FSK mengubah isyarat digital keluaran Modul<ltor Delta yang menjadi
=:1/
isyarat analog sebagai masukan untai pemancar FM. Untuk isyarat digital basil modulasi
Rl
Delta dengan nilai lu).;h akan direpresentasikan menjadi isyarat sinus dengan frekuensi
fl dan isyarat digital hasil modulasi Delta dengan nilai
menjadi
isyarat
smus
dengan
frekuensi
loll'
Modulas1
46'liS
akan direpresentasikan
FSK
1111
direalisasikan
::or:
(( 'urre/11
Switches),
penyangga ( hufleo
pengali
rrA!oge ( 'oll!rul
analog
Uvci/la!fW (VCO),
dan pembentuk
sums
dan
saklar
sebuah
Blok VCO akan mendapat catu arus dari hlok saklar arus, jika
<:~kan
4.
Agar dapat dipancarkan melalw 11dara maka isyarat tennodulast FSK harus
hambatan Rl pada pin 7 untuk masukan /11gh dan R2 pada pin 8 untuk masukan
cliubah menjadi gelombang Radio Frequency (RF) yang dalam hal im menggunakan
low. Nilai frekuensi fl dan f2 ditentukan oleh nilai hambatan R l dan R2 se1ta nil at
kapasitor C yang terhubung pin 5 dan 6 Berikut persamaan untuk mendapatkan nilai
berubah
bagian yaitu
l!XCIIL'I'
FlVl
dan l<adw
rFetjl!l.!/11.:1'
trekuensi fl tJan f2
fl
--~
1n.RIC
l (}
11
'
. - .. ------ .. - ..
1' 1
i'<l)
1 \pnl _:(II I
~--
lldi
---.
/HOJJ;/.A.\1 J;EL I A
811dihanftu ,\/uriwt lfu
1 ;,
-- - - --- -----
--
5.
-~
'
IU
PENGL1AT OA\'A
lBOOSTflll!)
CIUT
llll
yaitu.
Isyarat informasi
-.- ..
Isyarat keluaran basil modulasi (modul<~si delta, modulasi FSK modulasi .FM)
i)e!Ikut
Pada untai pemancar FM ini frekuensi kerjanya ditentukan oleh rangkaian tala
frekuensi Pencuplik
12li:JU42~
(induktor dan kapasitor) dalam lintasan umpan balik. Semua jenis osilator membutuhkan
dari pembebanan Pada perancangan ini penyangga adalah penguat kelas A dengan
Pada percobaan ini digunakan frekuensi pencuplik sebesar 125 KHz. Isyarat sinus ini
kontigurasi tnmsistor conunon em iter menggunakan transistor C90 18. Osilator yang
merupakan isyarat masukan dari Modulator Delta yang akan dibandingkan dengan
dilengkapi dengan penyangga biasanya disebut sebagai cxctler (Gambar l 0.) ya11g sudah
bisa dipakai sebagai pemancar FM dengan daya yang masih lemah sekitar 1 mW.
isyarat hasil Modulasi Delta, isyarat sinus yang dibandingkan dengan isyarat sampling
terkuantisasi ditunjukkan pada Gambar 11
ini
ditunjukkan pada Gambar 12. Pada gambar hasil percobaan terlihat bahwa isyarat
sampling terkuantisasi cukup baik untuk mengikuti laju perubahan isyarat informasi.
sehingga dihasilkan isyarat hasilmodulasi Delta yang sesuai dengan teori yaitu pada saat
_: HF _l!.I__
.---.!..f
....
r_r J'"
r
isyarat sinus naik maka isyarat keluaran modulasi berupa isyarat digital dimana isyarat
.._:o
-~ ~--<." JFrerr--"
digital bernilai high lebih banyak daripada isyarat digital bernilai low , sedangkan
~JIF
pada saat isyarat sinus turun maka isyarat keluaran modulasi bempa isyarat digital
dimana isyarat digital
J;
high.
"
Untuk
th~kuensi radio
mendapatkan
N.udto
day a
Fn)LJIIL'I!cl
yang
Iebih
besar
dibutuhkan
day a
12
penguat
'
. - .. ------ .. - ..
1' 1
i'<l)
1 \pnl _:(II I
~--
lldi
---.
/HOJJ;/.A.\1 J;EL I A
811dihanftu ,\/uriwt lfu
1 ;,
-- - - --- -----
--
5.
-~
'
IU
PENGL1AT OA\'A
lBOOSTflll!)
CIUT
llll
yaitu.
Isyarat informasi
-.- ..
Isyarat keluaran basil modulasi (modul<~si delta, modulasi FSK modulasi .FM)
i)e!Ikut
Pada untai pemancar FM ini frekuensi kerjanya ditentukan oleh rangkaian tala
frekuensi Pencuplik
12li:JU42~
(induktor dan kapasitor) dalam lintasan umpan balik. Semua jenis osilator membutuhkan
dari pembebanan Pada perancangan ini penyangga adalah penguat kelas A dengan
Pada percobaan ini digunakan frekuensi pencuplik sebesar 125 KHz. Isyarat sinus ini
kontigurasi tnmsistor conunon em iter menggunakan transistor C90 18. Osilator yang
merupakan isyarat masukan dari Modulator Delta yang akan dibandingkan dengan
dilengkapi dengan penyangga biasanya disebut sebagai cxctler (Gambar l 0.) ya11g sudah
bisa dipakai sebagai pemancar FM dengan daya yang masih lemah sekitar 1 mW.
isyarat hasil Modulasi Delta, isyarat sinus yang dibandingkan dengan isyarat sampling
terkuantisasi ditunjukkan pada Gambar 11
ini
ditunjukkan pada Gambar 12. Pada gambar hasil percobaan terlihat bahwa isyarat
sampling terkuantisasi cukup baik untuk mengikuti laju perubahan isyarat informasi.
sehingga dihasilkan isyarat hasilmodulasi Delta yang sesuai dengan teori yaitu pada saat
_: HF _l!.I__
.---.!..f
....
r_r J'"
r
isyarat sinus naik maka isyarat keluaran modulasi berupa isyarat digital dimana isyarat
.._:o
-~ ~--<." JFrerr--"
digital bernilai high lebih banyak daripada isyarat digital bernilai low , sedangkan
~JIF
pada saat isyarat sinus turun maka isyarat keluaran modulasi bempa isyarat digital
dimana isyarat digital
J;
high.
"
Untuk
th~kuensi radio
mendapatkan
N.udto
day a
Fn)LJIIL'I!cl
yang
Iebih
besar
dibutuhkan
day a
12
penguat
ndw
ol to
W lJLTl
akan mengakibatka n te1jadi slope overloa I seperti telah ditu njukkan pada Gambar 13 dan
Gam ar 4
. ampling Terkuanti a i
5.1.
Jika frekuensi pencuplik diubah menjadi 4 KHz akan terjadi slope overload
(Gambar
.3
mengubah tegangan step si::.e, hal itu dikar nakan tegangan step size merupakan
tegangan terkecil dari isyarat intom1asi yan ~ dapat dijangkau oleh Analog to
Digital ( 'mm!rlt!r (ADC). Stairmse Generator diu bah dari proses kuantisasi
4 bit
menjadi 3 bit d n hosilnya ditunj uk.kan pada Ga mbar 17. D ri ha il tersebut dapat
ilihat
bah a
tegangan
st ~p
meo)kuti laju peru ahan amplituda dari yarat infonnasi. Hal tersebut dinam k n
G mbar J4. Isyarat informa i dan Isyarat
5.2.
grmmlur noise.
isyarat hasil m dulasi diperlihatkan pada Gambar 15 dan Gambar 16 yang menunj kkan
bahwa
isyarat
intonnasi. fntuk
14
.w.unpling terkuantisasi
dapat
lebil1
banyak mencuplik
isyarat
ndw
ol to
W lJLTl
akan mengakibatka n te1jadi slope overloa I seperti telah ditu njukkan pada Gambar 13 dan
Gam ar 4
. ampling Terkuanti a i
5.1.
Jika frekuensi pencuplik diubah menjadi 4 KHz akan terjadi slope overload
(Gambar
.3
mengubah tegangan step si::.e, hal itu dikar nakan tegangan step size merupakan
tegangan terkecil dari isyarat intom1asi yan ~ dapat dijangkau oleh Analog to
Digital ( 'mm!rlt!r (ADC). Stairmse Generator diu bah dari proses kuantisasi
4 bit
menjadi 3 bit d n hosilnya ditunj uk.kan pada Ga mbar 17. D ri ha il tersebut dapat
ilihat
bah a
tegangan
st ~p
meo)kuti laju peru ahan amplituda dari yarat infonnasi. Hal tersebut dinam k n
G mbar J4. Isyarat informa i dan Isyarat
5.2.
grmmlur noise.
isyarat hasil m dulasi diperlihatkan pada Gambar 15 dan Gambar 16 yang menunj kkan
bahwa
isyarat
intonnasi. fntuk
14
.w.unpling terkuantisasi
dapat
lebil1
banyak mencuplik
isyarat
ol. II N
nl _ II !
1 I - IX
5.5
Modula tor FM
itunju ' an paua Gam
Hasi modulasi F i
te diri dari exciter FM
an RFA.
6.
I e im uJ n
inte "rator di krit den~an
1. Hasil keluaran
a!
perhitungan dan masukan berup is_yarat di itnl hasil Modulasi De ta cul'"Up untuk
dapat mencuplik dan m ngikuti laju dari isyarat informasi.
.., Keluaran basi Modulasi Delta berupa isyarat digital . ang rnempun ai frekuen si
~ r
pt.:n k Jar,\11
Isyarat analog bem pa si nus yang digunakan untu k mempresentasikan isyarat
pu lsa hasiJ Modulasi Delta digunakan frekuensi 1.1 KHz untuk mempresentasikan pulsa
high dan. frek.uensi 9 KHz untuk mempresentas an pul a low. K luaran m dulator FS .-
pada Gambar J 8 terlihat bahwa pada saat isyarat hasil Modulasi Delta bernilai high pada
keluarau Modulator FSK dihasilkan isyarat inu dengan frekuens i 11 KHz dan pada saat
isyarat pul sa hasil Modulasi Delta bernila i low pada keluaran Modulator FSK dihasilkan
isyarat sinus dengan frekuens 9KHz
b ru ah - ubi:l 1
Jg.mtung
Jt n amplltu lu lS~tlr
mt
1a ,
slope orerload yaitu keadaan dtmanc is arat cuplik terkuantisasi tidak dapat
mengik""llti laju dari pembahan is arat siJ1us.
4 Pembahnn freh1 nsi isyarat informasi le ih kecil dari akan menghasilkan isy rat
pu lsa hasil Mod lasi Delta dengan nila i frekuensi pensakelaran yang semakin
besar.
5. Dengat mengurangi jumlah bit k'Uantisasi pada D (' mak,
tegangan step stze (q) yang merupakan tegangan terkecil dari isya rat informasi
yang dapat dijangkau
lei
Digilul
to
A11alo .,
Cumerl ,,.
(D C) menjadi
Daftar Pustaka
I. Ha kin, Simon, ") )igital Commtmicalioll" , McGraw-Hill, Series m Electrical
Jsyarat Ha il Mod Jl si FS
Engjneering, 200
., Herbert L
Krauss,
harle
~ .
addle
16
p er
ol. II N
nl _ II !
1 I - IX
5.5
Modula tor FM
itunju ' an paua Gam
Hasi modulasi F i
te diri dari exciter FM
an RFA.
6.
I e im uJ n
inte "rator di krit den~an
1. Hasil keluaran
a!
perhitungan dan masukan berup is_yarat di itnl hasil Modulasi De ta cul'"Up untuk
dapat mencuplik dan m ngikuti laju dari isyarat informasi.
.., Keluaran basi Modulasi Delta berupa isyarat digital . ang rnempun ai frekuen si
~ r
pt.:n k Jar,\11
Isyarat analog bem pa si nus yang digunakan untu k mempresentasikan isyarat
pu lsa hasiJ Modulasi Delta digunakan frekuensi 1.1 KHz untuk mempresentasikan pulsa
high dan. frek.uensi 9 KHz untuk mempresentas an pul a low. K luaran m dulator FS .-
pada Gambar J 8 terlihat bahwa pada saat isyarat hasil Modulasi Delta bernilai high pada
keluarau Modulator FSK dihasilkan isyarat inu dengan frekuens i 11 KHz dan pada saat
isyarat pul sa hasil Modulasi Delta bernila i low pada keluaran Modulator FSK dihasilkan
isyarat sinus dengan frekuens 9KHz
b ru ah - ubi:l 1
Jg.mtung
Jt n amplltu lu lS~tlr
mt
1a ,
slope orerload yaitu keadaan dtmanc is arat cuplik terkuantisasi tidak dapat
mengik""llti laju dari pembahan is arat siJ1us.
4 Pembahnn freh1 nsi isyarat informasi le ih kecil dari akan menghasilkan isy rat
pu lsa hasil Mod lasi Delta dengan nila i frekuensi pensakelaran yang semakin
besar.
5. Dengat mengurangi jumlah bit k'Uantisasi pada D (' mak,
tegangan step stze (q) yang merupakan tegangan terkecil dari isya rat informasi
yang dapat dijangkau
lei
Digilul
to
A11alo .,
Cumerl ,,.
(D C) menjadi
Daftar Pustaka
I. Ha kin, Simon, ") )igital Commtmicalioll" , McGraw-Hill, Series m Electrical
Jsyarat Ha il Mod Jl si FS
Engjneering, 200
., Herbert L
Krauss,
harle
~ .
addle
16
p er
Techne Jurnnlllmiah
Etektrot~kmka
4. Tocci, Ronald J,
~111 1
Hal 1 .
111
"/}cctronic
18
( 'nmni!I!Jicotinn
naH. _uu-;
l'ei'llllilfiW"
"'th Edition
New