PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
OKTA NURMAYANTI
S11131
Pembimbing I
Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah milik Allah SWT, Tuhan pemilik alam semesta serta
dengan limpahan rahmat dan hidayahnya yang telah memberikan kesehatan dan
keselamatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penelitian ini dengan
judul Gambaran Budaya Penanganan Demam Anak Usia Prasekolah pada
Masyarakat Melayu dan Masyarakat Madura di Desa Sungai Kakap Kabupaten
Kubu Raya sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan dikampus
STIKes YARSI Pontianak.
Shalawat dan salam tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sebagai
tauladan kita semua. Teriring ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada orangorang yang telah memberikan bantuan, dukungan serta kritik dan saran kepada
penulis. Semoga Allah SWT, senantiasa membimbing kita dalam usaha serta niat
dalam rangka menjadi hamba yang berlomba-lomba dalam kebaikan. Terima kasih
penulis sampaikan kepada:
1 Ibu Wahyu Kirana,M.Kep.Sp.Jiwa selaku Ketua STIKes YARSI Pontianak.
2
Ibu Lintang Sari, M.Kep. selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKes YARSI
Pontianak.
Ibu Ns.Deisy Sri Hardini, M.Kep,. Sp.Kep.An selaku pembimbing 1 yang telah
membimbing penulis dengan penuh sabar, bijaksana dan sangat cermat
memberikan masukan dan motivasi dalam penyelesaian proposal ini.
Ibu Ns. Septina Boru Saragih, S.Kep selaku pembimbing 2 yang telah
membimbing penulis dengan penuh sabar, bijaksana dan sangat cermat
memberikan masukan dan motivasi dalam penyelesaian proposal ini.
Keluarga tercinta (Bapak H. Husein, Mama Hj. Martini, adik tersayang Reni
Maulida) yang telah banyak membantu dengan kasih sayang, doa, materiil dan
didikan merekalah yang memberikan dorongan dan motivasi sehingga membuat
penulis terus semangat dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga dukungan
dan motivasi kalian. Allah SWT balas dengan kasih sayangnya.
Proposal penelitian ini penulis sadari masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga proposal
penelitian ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan yang berarti bagi perkembangan
ilmu keperawatan.
Pontianak, April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
.........................................................................................
ii
Kata Pengantar
.........................................................................................
iii
Daftar Isi
.........................................................................................
Daftar Skema
......................................................................................... viii
Daftar Tabel
.........................................................................................
ix
Daftar Lampiran
.........................................................................................
BAB I
: PENDAHULUAN
BAB II
C. Tujuan Penelitian......................................................
D. Manfaat Penelitian....................................................
: TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keperawatan Transkultural.........................
1. Pengertian ............................................................
2. Tujuan ..................................................................
B. Konsep Budaya.........................................................
10
10
2. Unsur Kebudayaan...............................................
12
12
BAB III
4. Masyarakat Melayu..............................................
14
5. Masyarakat Madura..............................................
15
16
16
2. Perkembangan Motorik........................................
19
3. Perkembangan Psikososial...................................
19
4. Perkembangan Psikoseksual.................................
21
5. Perkembangan Kognitif........................................
22
24
D. Konsep Demam........................................................
25
1. Definisi.................................................................
25
2. Etiologi.................................................................
25
27
4. Penatalaksanaan Keperawatan..............................
27
29
BAB IV
OPERATIONAL
30
B. Definisi Operasional................................................
31
: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.........................................................
32
32
33
1. Populasi................................................................
33
2. Sampel..................................................................
33
3. Kriteria Sampel.....................................................
34
D. Jenis Data.................................................................
35
35
F. Instrumen Penelitian..................................................
37
38
H. Pengolahan Data.......................................................
39
I. Analisa Data...............................................................
40
J. Etika Penelitian..........................................................
41
Daftar Pustaka................................................................................................
43
Lampiran
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.1 Kerangka Teori................................................................................
29
30
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional.........................................................................
31
38
41
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang
berfokus pada analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya
(Leininger, 1978). Keperawatan transkultural merupakan ilmu dan kiat yang
humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses
untuk mempertahan atau meningkatkan perilaku sakit secara fisik dan
psikokultural sesuai latar belakang budaya (Leininger, 1978). Pelayanan
keperawatan transkulturan diberikan kepada klien sesuai dengan latar
belakang budayanya (Efendi & Makhfudli. 2013:16).
Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang
harus dibiasakan dengan belajar, besrta keseluruhan hasil budi dan karyanya.
E.B. Tylor (1974) mengemukakan, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat (Efendi & Makhfudli, 2013:13).
Indonesia sebagai negara agraris, sebagian besar penduduknya
bermukim di daerah pedesaan dengan tingkat pendidikan mayoritas sekolah
dasar dan belum memiliki budaya hidup sehat. Indonesia juga merupakan
negara yang terdiri dari bermacam-macam etnik yang tersebar diseluruh
daerah. Di setiap etnik yang ada memiliki budaya tersendiri yang berbeda
antara satu dan lainnya.
Hasil studi pendahuluan oleh peneliti ke Kantor Desa Sungai Kakap
didapatkan hasil masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Sungai Kakap,
Kabupaten Kubu Raya, terdiri1 dari berbagai macam suku yaitu, Melayu,
Dayak, Jawa, China, Madura, dan lain-lain. Jumlah masyarakat Melayu
sebanyak 8.669 jiwa dan jumlah masyarakat Madura sebanyak 389 jiwa.
Konsep kebudayaan umum terakhir secara lebih spesifik berhubungan
dengan praktik perawatan kesehatan. Setiap kebudayaan sudah dilengkapi
dengan tradisi mereka sendiri atau sistem perawatan kesehatan awam yang
bertentangan dengan sistem perawatan kesehatan profesional (Friedman, 2013
: 206).
Para ahli kesehatan memandang antropologi kesehatan sebagai disiplin
biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial
budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan oleh budaya: hal ini
karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat
menjalankan peran normalnya secara wajar. Cara hidup dan gaya hidup
manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya
berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai kebudayaan juga dapat
menimbulkan penyakit (Sunanti, 2005).
Demam adalah tanda umum yang bisa muncul dari banyak penyakit.
Oleh karena itu kelainan ini dapat mengenai hampir setiap sistem tubuh,
dmam pada keadaan tidak ada tanda-tanda lain biasanya kurang memiliki
magna diagnostik. Demam tinggi yang tidak kunjung hilang, mewakili adanya
kedaruratan (Lippincott, 2008).s
Hasil wawancara dengan petugas puskesmas Sungai Kakap, pada
puskesmas Sungai Kakap tidak mengklasifikasikan angka kejadian demam
secara signifikan. Karna menurut petugas puskesmas Di Desa Sungai Kakap
mengganggap bahwa penyakit demam salah satu manifestasi klinis yang
timbul dari berbagai penyakit yang biasanya dialami oleh anak anak di daerah
tersebut. Demam pada anak biasanya disertai dengan penyakit lainnya seperti
flu dan diare (Puskesmas Sungai Kakap).
Berdasarkan peran perawat sebagai edukator yaitu membantu klien
meningkatkan pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan, sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku dari klien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan. Di Desa Sungai Kakap memiliki penduduk
yang terdiri dari berbagai etnik, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
pada anak
Tujuan Khusus
a Untuk mengetahui gambaran budaya yang muncul dari masyarakat
b
D Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan dapat memberi
manfaat sebagai berikut:
1
Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dalam kegiatan
belajar mahasiswa terkait cara menangani perbedaan respon yang timbul
dari etnik yang berbeda terhadap penyakit demam pada anak
Bagi Penulis
Setelah melakukan penelitian ini, penulis diharapkan dapat lebih
mengetahui tentang hubungan perbedaan suku dengan perilaku yang
diberikan terhadap penyakit demam pada anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kebudayaan dengan nilai dan norma yang spesifik yang tidak dimiliki oleh
kelompok lain seperti pada suku osing, Tengger, ataupun Dayak.
Sedangkan, kebudayaan yang universal adalah kebudayaan dengan nilai
dan norma yang diyakini dan dilakukan oleh hampir semua kebudayaan
seperti budaya olahraga untuk mempertahan kesehatan (Effendi, 2013:16).
bergantung
pada
kemampuan
menyintesis
konsep
melalui
tiga
startegi
utama
intervensi,
yaitu
b. Kesehatan
Kesehatan adalah keseluruhan aktivitas yang dimiliki klien
dalam mengisi kehidupannya, yang terletak pada rentang sehatsakit (Leininger,1978). Kesehatan merupakan suatu keyakinan,
nilai, pola kegiatan yang dalam konteks budaya digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat, yang dapat
diamati dalam aktivitas sehari-hari (Andrew&Boyle, 1995).
Kesehatan menjadi fokus dalam interaksi antara perawat dan klien
(Sudiharto, 2012).
Depkes (1999, dalam Sudiharto, 2012) menyatakan, sehat
adalah suatu keadaan yang memungkinkan seseorang produktif.
Klien yang sehat adalah yang sejahtera dan seimbang secara
berlanjut dan produktif. Produktif bermakna dapat menumbuhkan
dan mengembangkan kualitas hidup seoptimal mungkin. Klien
memiliki kesempatan yang lebih luas untuk memfungsikan diri
sebaik mungkin di tempat ia berada.
c. Lingkungan
Andrew & Boyle (1995 dalam Sudiharto, 2012:7)
mengemukakan bahwa lingkungan adalah keseluruhan fenomena
yang memengaruhi perkembangan, keyakinan, dan perilaku klien.
Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan klien
dengan budayanya. Ada tiga bentuk lingkungan, yaitu lingkungan
fisik, sosial, dan simbolik.
dalam
Effendi,
2013:13)
menyebutkan
keluarga,
dan
kekuasaan
politik.
Sedangkan
menurut
a. Kebudayaan material
mengemukakan
masyarakat
Melayu
memiliki
Madura
sebaiknya
asuhan
dilakukan
keperawatan
dengan
pada
menggunakan
menggosok
gigi
dan
b. Rasa Takut
1) Pengalaman anak selama periode usia prasekolah umumnya lebih
menakutkan dibandingkan dengan periode usia lainnya.
menganjurkan
mainan
dan
permainan
yang
menigkatkan
yang
simultan
(penalaran
transduktif).
Anak
gangguan
pada
4. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pertahankan suhu tubuh yang stabil
b. Berikan obat-obatan sesuai indikasi,
antara
lain
antipiretik,
mempercepat
turunnya
panas
pada
anak-anak,
dapat
Kebudayaan
:
E. Unsur
Kerangka
Teoritis
Wujud Kebudayaan :
tinjauan pustaka yang telah
diuraikan diatas,Ideal
maka dapat
SistemBerdasarkan
norma
Gagasan/Wujud
Organisasi Ekonomi
Aktivitas/tindakan
digambarkan
kerangka(petugas)
teori sebagai berikut :
Alat
dan Lembaga
Artefak/karya
Organisasi Kekuatan (politik)
Paradigma Keperawatan :
Manusia
Kesehatan
Lingkungan
Keperawatan
Penanganan Demam
Melayu
Madura
Cina
Jawa
Lain-lain
Skema 2.1
Kerangka Teori
(Sumber : Brunner and Suddarth,2002: Leininger,1978: Effendi, 2013 Sudiharto,
2012: Wong, 2009: Muscari, 2005)
Keterangan :
Diteliti
Tidak Diteliti
BAB III
KERANGKA KONSEP
A Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti.
Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara
panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas.(Setiadi,2013)
Masyarakat Melayu
Skema 3.1
Budaya Penanganan Demam
Kerangka Konsep Penelitian
Masyarakat Madura
B Definisi Operasional
Variabel
Penelitian
Independen
Budaya
penanganan
demam anak
pada
masyarakat
Melayu
Budaya
penanganan
demam anak
pada
masyarakat
Madura
Definisi
Operasio
nal
Budaya
pada
masyarak
at Melayu
yang
masih
dilakukan
untuk
menanga
ni demam
anak
Budaya
pada
masyarak
at
Madura
yang
3
Alat Ukur
0dan Cara
Hasil Ukur
Skala
Ukur
Alat
Ukur
berupa
kuesioner
Yang terdiri
dari
15
pertanyaan
Cara
ukur
memberikan
kuesioner
kepada
1
responden,
pada orang
tua anak usia 2
prasekolah
yang
mengalami
demam.
Alat
Ukur
berupa
kuesioner
Yang terdiri
dari
15
pertanyaan
Berupa
nilai Nominal
kebudayaan
penanganan
dema
yang
terdiri dari 15
sampai 45 skor
yang
terbagi
menjadi
2
kategori.
Budaya
tidak
mempengaruhi
15 - 30.
Budaya
mempengaruhi
30 45
Berupa
nilai Nominal
kebudayaan
penanganan
dema
yang
terdiri dari 15
sampai 45 skor
masih
dilakukan
untuk
menanga
ni demam
anak
Cara
ukur
memberikan
kuesioner
kepada
responden,
pada orang
tua anak usia
prasekolah
yang
mengalami
demam.
yang
terbagi
menjadi
2
kategori.
1 Budaya
tidak
mempengar
uhi 15 - 30.
2 Budaya
mempengar
uhi 30 45
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan
untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada
situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan dan laporan.
(Setiadi, 2013: 64)
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus yang dilaksanakan
dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari
unit tunggal. Unit tunggal disini dapat berari satu orang, kelompok penduduk
yang terkena suatu masalah atau kelompok masyarakat disuatu daerah. Dalam
penelitian ini unit tunggal merupakan masyarakat Melayu dan masyarakat
Madura yang bertempat tinggal di Desa Sungai Kakap.
pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan April 2015 sampai Mei 2015.
C Populasi dan Sampel Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek
atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
terakhir.
Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2012: 104).
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat
Melayu dan masyarakat Madura di Desa Sungai Kakap yang memiliki
usia anak prasekolah dengan jumlah 56 orang.
Metode pengambilan sampel (tehnik sampling) yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode total sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden
atau sampel.
Kriteria sampel
Untuk memudahkan peneliti dalam menentukan populasi yang
akan dijadikan sampel, maka dalam pengambilan sampel, peneliti harus
menentukan kriteria inklusi sampel. Kriteria inklusi adalah kriteria yang
harus dimiliki oleh individu dalam populasi untuk dapat dijadikan sampel
dalam penelitian (Dharma, 2011: 106). Kriteria inklusi populasi yang
dapat dijadikan sebagai sampel penelitian adalah sebagai berikut.
a Masyarakat Melayu dan Madura yang tertempat tinggal di Desa
b
c
Sungai Kakap
Pasangan suami istri yang mempunyai anak usia prasekolah
Pasangan suami istri yang memiliki anak dengan lama usia pernikahan
> 5 tahun
Anak usia prasekolah yang mengalami gejala demam dalam kurun
waktu 6 bulan terakhir
e
f
D Jenis Data
1 Data Primer
Data primer diperoleh dengan menggunakan lembar kuesioner yang
2
Kakap.
Dalam pengumpulan data peneliti di bantu oleh tim peneliti, sebelum
menunjungi responden peneliti menyamakan persepsi pengisian kuesioner
kurang dipahami.
Responden diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan saat itu juga.
Peneliti mengingatkan responden untuk menjawab seluruh pertanyaan
dengan lengkap.
Responden diminta memberikan secara langsung kuesioner yang telah
diisi kepada peneliti. Kemudian peneliti memeriksa kelengkapannya dan
apabila belum lengkap maka peneliti meminta respoden untuk
F Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan peneliti untuk
mengobservasi, mengukur, atau , menilai suatu fenomena (Dharma, 2011).
Instrumen penelitian ini adalah berupa lembar kuesioner yang nantinya akan
dibagikan kepada masyarakat Melayu dan masyarakat Madura.
Kuesioner budaya penanganan demam pada masyarakat Melayu dan
Madura terdiri dari 15 pertanyaan dan disusun dalam bentuk pertanyaan
positif dan negatif dengan tiga pilihan jawaban yang terdiri dari tidak pernah,
jarang, sering. Bobot nilai yang diberikan untuk setiap jawaban adalah 1
sampai 3, dimana untuk setiap pertanyaan positif dengan jawaban tidak
pernah bernilai 1, jarang bernilai 2, sering bernilai 3 dan sebaliknya untuk
pertanyaan negatif dengan jawaban tidak pernah bernilai 3, jarang bernilai 2,
dan jarang bernilai 1.
Tabel 4.1
Kisi Kisi Kuesioner
Variabel
Budaya
penanganan
Jenis
Pertanyaan
Tidak pernah,
jarang, sering
Jumlah
Pertanyaan
Positif
1,4,6,7,8,14,15
(7 pertanyaan)
Jumlah
Pertanyaan
Negatif
2,3,5,9,10,11,12,
13,
demam masyarakat
Melayu
dan
masyarakat
Madura
pertanyaan)
H Pengolahan Data
Setiadi (2013:139) mengemukakan pengolahan data pada dasarnya
merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan
berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus
tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam pengolahan
data dibagi menjadi 5 tahap, yaitu :
1 Editing
jawaban.
Kegunaan
dari
coding
adalah
untuk
Processing
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah
melewati
pengkodean,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
Analisa Data
Analisis
univariat
dalam
penelitian
ini
digunakan
untuk
Rencana Analisis
Deskriptif
Deskriptif
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
Etika Penelitian
Peneliti harus memperhatikan masalah etika
dalam melakukan
penelitian. Secara umum terdapat empat prinsip utama dalam etik penelitian
keperawatan (Milton, 1999; Loiiselle, Profetto-McGrath, Polit & Beck, 2004,
dalam Dharma, 2011 : 237) adalah sebagai berikut:
1
penelitian.
Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harm and benefits). Sebelum responden menyetujui untuk diteliti,
peneliti menjelaskan manfaat dan kerugian kepada responden.
Lampiran 1
Rencana kegiatan
1
Feb-Mar
2 3 4
Mei
4
Juni
4
Juli
4
Lampiran 2
PENJELASAN PENELITIAN
: Okta Nurmayanti
NIM
: S1.11.31
No HP : 085750207875
Saya mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes YARSI Pontianak
akan melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Penanganan Demam pada
Masyarakat Melayu dan Masyarakat Madura di Desa Sungai Kakap.
Sebelum memulai penelitian, berikut ini saya menjelaskan beberapa hal terkait
dengan penelitian yang akan saya lakukan :
1
Sungai Kakap
Manfaat penelitian ini secara garis besar adalah untuk mengetahui gambaran
budaya yang terdapat pada masyarakat melayu dan masyarakat madura terhapa
ditentukan.
Waktu dan tempat pelaksanaan disesuaikan dengan kesepakatan antara peneliti dan
reponden.
Proses penelitian dihentikan jika responden mengalami kelelahan, atau
ketidaknyamanan dan akan dilanjutkan lagi jika responden sudah merasa nyaman
7
8
responden.
10 Responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan responden berhak untuk
mengajukan keberatan pada peneliti jika terdapat hal-hal yang tidak berkenan dan
Okta Nurmayanti
Lampiran 3
PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN
(Informed Consent)
Judul Penelitian : Gambaran Penanganan Demam pada Masyarakat Melayu dan
Masyarakat Madura di Desa Sungai Kakap
Peneliti
: Okta Nurmayanti
NIM
: S1.11.31
Jenis Kelamin
: L/P (*dilingkari)
Usia
:
Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Saya
mengetahui bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran penanganan demam pada masyarakat melayu dan masyarakat
madura di Desa Sungai Kakap .
Saya mengetahui bahwa tidak ada resiko yang akan saya alami dan saya
diberitahukan tentang adanya jaminan kerahasiaan informasi yang diberikan serta
saya juga memahami bahwa penelitian ini bermanfaat bagi layanan keperawatan.
Pontianak, Mei 2015
Tanda Tangan Responden
(___________________)
Lampiran 4
DATA DEMOGRAFI RESPONDEN
No Responden :
Petunjuk Pengisian :
1
Isilah lembar wawancara ini dengan memberikan tanda lingkaran pada pertanyaan
Berilah tanda silang (X) pada kotak disebelah kanan pertanyaan sesuai dengan
pertanyaan
Jarang : lebih banyak tidak melakukan dibandingkan dengan
melakukan
Sering : lebih banyak melakukan dari pada tidak melakukan
Tidak Pernah
Jarang
Sering
Saya
Tidak Pernah
Jarang
Sering
membawa
Jarang
Sering
Saya
membeli obat di apotik/warung untuk mengobati demam anak
Tidak Pernah
Jarang
Sering
Anak saya
Tidak Pernah
Jarang
Sering
akan sembuh
dari demam
Jarang
Sering
bawang
Jarang
Sering
10
Sering
Jarang
Jarang
Sering
Saya lebih
memilih membawa anak saya berobat ke dukun dibandingkan berobat ke
Tidak Pernah
Jarang
Sering
puskesmas/dokter
Jarang
Sering
Jarang
Sering
Apakah anak
anda tidak boleh keluar rumah atau bermain keluar rumah pada saat demam
Tidak Pernah
Jarang
Sering
Jarang
Sering
15
Tidak Pernah
air putih
Jarang
Sering