Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan ekonomi yang semakin meningkat mengandung risiko pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup terutama pada lingkungan rumah tangga akibat
pembuangan. Sampah rumah tangga merupakan hasil pembuangan dari sisa aktifitas
ibu rumah tangga di dapur, yang terdiri dari sampah organik dan anorganik. Sampah
organik dapat diuraikan dalam proses alami, yaitu sampah organik hijau yan berasal
dari sisa sayur mayur dari dapur, rumput, dan dedaunan dan sampah organik hewan
yang berasal dari ikan, udang, ayam, daging, telur, dan sejenisnya.
Jika sampah organik yang dihasilkan ditumpuk dalam beberapa waktu akan
menghasilkan air yang di dalamnya terdapat zat tersuspensi dan terlarut dari unsurunsur yang terkandung dalam sampah disebut air lindi. Sampah yang tertimbun
mengandung zat organik, jika hujan turun akan menghasilkan air lindi dengan
kandungan mineral dan zat organik tinggi. Apabila kondisi aliran air lindi dibiarkan
mengalir ke permukaan tanah dapat menimbulkan efek negatif bagi lingkungan
sekitarnya termasuk bagi manusia.
Air lindi yang berada di permukaan tanah dapat menimbulkan polusi pada air
tanah dan air permukaan. Air tanah yang terpolusi oleh air lindi, polutan tersebut akan
berada dan tetap ada pada air tanahdalam jangka waktu yang lama, karena kecepatan
aliran air tanah sangat kecil sehingga proses pendegradasian polutan akan
berlangsung lama dan menyabebkan air tanah tidak dapat dijadikan sumber air bersih.
Air permukaan yang terpolusi oleh air lindi dengan kandungan zat organik, pada
proses penguraian secara biologis akan menghabiskan oksigen terlarut dalam air dan
akhirnya seluruh kehidupan dalam air yang tergantung oleh keberadaan oksigen
terlarut akan mati.
Banyaknya kandungan zat organik dalam air lindi yang berasal dari sampah
organik memungkinkan pemanfaatan air lindi tersebut untuk dijadikan alternatif

pupuk cair organik bagi tanaman sangat tinggi. Beberapa kandungan zat organik
dalam air lindi dari sampah domestik antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K),
besi (Fe), magnesium (Mg), mangan (Mn), dan masih banyak lagi. Zat-zat tersebut
dapat memenuhi unsur makro maupun mikro dari tanaman. Air lindi dapat digunakan
langsung sebagai pupuk cair organik tetapi di dalamnya masih banyak terdapat
senyawa-senyawa yang harus dirombak terlebih dahulu agar penyerapan oleh
tanaman lebih mudah. Proses perombakan ini dapat dilakukan menggunakan bantuan
mikroorganisme.
Untuk itu, perlu dilakukan pengujian terhadap kadar nilai N, P, K, dan jumlah
mikroorganisme (metode TPC) yang dikandung oleh air lindi dari sampah domestik
tersebut dan dibandingkan dengan kadar nilai N, P, K, dan jumlah mekroorganisme
(metode TPC) setelah ditambahkan dengan mikroorganisme yang bertugas merombak
atau mendegradasi senyawa-senyawa yang terdapat dalam air lindi dari sampah
domestik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair yang murah,
ramah lingkungan, dan meningkatkan hasil produksi tanaman.

Anda mungkin juga menyukai