BETON RINGAN
3.1
Pendahuluan
Beton ringan adalah beton dengan berat isi (unit weight) lebih rendah dari
2200 kg/m3. Karena berat isinya rendah, maka ada beberapa keuntungan
menggunakan beton ringan, diantaranya:
A. Dapat memakai pemakaian besi tulangan, karena berat sendirinya
rendah, sehingga momennya kecil
B. Dengan beton ringan, dapat menghemat pemakaian tiang formwork
C. Dapat mengurangi ukuran pondasi
D. Memiliki isolasi panas (thermal insulation) yang tinggi atau thermal
conductivity yang rendah
Kerugiannya adalah kuat tekannya relatif rendah dan tidak tahan terhadap
abrasi
3.2
Umumnya beton ringan lebih mahal dari beton normal. Dan dalam
pengerjaannya, baik dalam waktu pencampuran, pengadukan serta pemadatannya
memerlukan perhatian yang tinggi dibandingkan beton normal.
Pemakaian beton ringan dapat digunakan untuk struktural maupun non
struktural (dinding penyekat dsb). Menurut ASTM C 33077 beton ringan
struktural > 17 MPA (benda uji silinder, umur 28 hari) dan dengan berat isi tidak
lebih dari 1800 kg/m3.
Untuk beton non struktural (dinding penyekat) umumnya memiliki berat isi
kurang dari 800 kg/m3 dengan kuat tekan antara 0,7 MPa sampai 7 Mpa
3.3
Agregat Ringan
Sifat dasar dari agregat ringan adalah memiliki porositas yang tinggi,
sehingga berat jenisnya rendah. Beberapa agregat ringan dapat terbentuk secara
alami atau dengan cara dibuat.
a. Agregat alam, yang terutama dari jenis ini adalah diatomite, pumice,
scoria, volcanic cinders dan tuff. Kecuali diatomite, yang lainnya
adalah batuan vulkanik
b. Agregat buatan, dalam pembuatannya dikenal dua cara, yaitu:
dibakar sehingga mengembang
didinginkan pada saat mengembang
Contoh agregat buatan adalah: expanded clay, shale, slate, expanded blast
furnance slag, breeze, lytag, clinker aggregate
Sifat fisik agregat ringan
1. Bentuk tidak beraturan dan kasar permukaannya
2. Porositasnya tinggi
3. Berat jenis tergantung besar maksimum butirannya
4. Penyerapan airnya tinggi
Pemakaian agregat ringan dalam beton serta berat isinya dapat dilihat pada
diagram dibawah ini :
3.4
dengan menggunakan beberapa jenis agregat. Berat isi beton bervariasi antara 300
sampai 1850 kg / m3 dengan kuat tekan antara 0,3 40 MPa. Kekuatan lebih dari
60 MPa dapat dicapai dengan memperbanyak kadar semen ( 560 kg / m3 ).
Kekuatan beton selain dipengaruhi kepadatan agregat juga dipengaruhi oleh jenis
agregatnya. Pada umumnya pada beton ringan , untuk mencapai kekuatan yang
sama dengan beton normal membutuhkan semen lebih banyak 2 sampai 3
kalinya.
Pemakaian agregat ringan yang hampir sama karakteristiknya perlu diuji
terlebih dahulu , karena akan memberikan sifat yang berlainan pada beton. Sifat
pada beton akan sangat dipengaruhi oleh gradasi agregat , kadar semen, faktor air
semen dan tingkat pemadatannya.
Selain sifat workability pada beton ringan faktor lainnya seperti kekuatan ,
density, penyusutan dan konduktivitas panas dapat dilihat pada grafik dibawah
ini :
3.5
yaitu dengan memasukkan gelembung udara ke dalam mortar pada waktu masih
plastis, sehingga membentuk benda yang menyerupai busa. Gelembung udara
dalam ukuran yang kecil ( 0,10 dan 1,00 mm ) harus stabil di dalam beton , baik
pada waktu dicampur ataupun pada waktu dipadatkan. Pada umumnya beton
seperti ini tidak mengandung agregat kasar. Ada 2 ( dua ) cara untuk melakukan
pengisian udara ke dalam beton yaitu :
1. Beton gas
Didapat dengan cara reaksi kimia antara bahan yang menimbulkan gas di
dalam mortar. Mortar harus dapat memiliki konsistensi yang baik ( tidak
terlalu encer ) agar gas yang terdapat di dalamnya tetapdan tidak keluar.
No Fines Concrete
Jenis lain dari beton ringan adalah no fine concrete yaitu beton ringan yang
FAS
0,38
0,40
0,41
0,45
Pemadatan beton dengan vibrator tidak boleh terlalu lama , tidak boleh
dengan cara ditusuk-tusuk karena keduanya dapat menurunkan pasta semen,
sehingga kepadatannya tidak merata. Demikian juga pasta semennya tidak boleh
terlalu encer. Pengujian workability hanya dilakukan secara visual dengan melihat
sampai seberapa tebal pasta semen menyelimuti agregat.
Untuk menentukan kadar air dalam campuran dapat diambil 180 kg/m3
beton. Kadar semennya tergantung dari kuat tekan yang diharapkan ( lihat tabel
diatas ). Sedangkan campurannya harus dicoba-coba karena banyak factor yang
menentukan terhadap penampilan ( tebal selimut pasta semen terhadap agregat )
dan kekuatan beton ini.
Dalam prakteknya campuran sangat bervariasi dengan campuran kurus
antara 1 : 10 ( perbandingan semen dan agregat dalam perbandingan volume )
memerlukan semen 130 kg/m3 dan 1 : 20 kadar semennya 70 kg/m3. Karena
dalam beton ini tidak terdapat agregat halus , maka daya kohesinya menjadi kecil
sehingga pemasangan cetakan memerlukan waktu agak lama sampai kekuatan
betonnya memenuhi syarat. Perawatan dalam tempat lembab ( curing normal )
sangat diperlukan terutama pada musim panas ( kering ). Hal ini untuk mencegah
pasta semen yang sangat tipis cepat kehilangan air, sehingga proses hidrasi tidak
sempurna.
Sifat beton kerasnya adalah sebagai berikut :
Perbandingan kuat lentur dan kuat tekannya kurang lebih 30 % lebih tinggi
dibandingkan dengan beton normal
Modulus elastisitasnya 2,50 sampai 3,0 kali lipat kuat tekannya
Penyusutan lebih kecil dibandingkan dengan beton normal , berkisar
antara 120 200 x 10 6
Tahan terhadap pembekuan
Sangat tinggi penyerapan airnya yaitu dapat mencapai 25 % dari
volumenya , sehingga tidak diijinkan untuk pondasi atau konstruksi yang
selalu bersentuhan dengan air
Beton ini tidak umum menggunakan tulangan. Apabila disyaratkan harus
menggunakan tulangan, maka tulangannya perlu dilapisi dengan pasta
semen setebal 3 mm atau dapat dilapisi dengan shotcrete
3.8.
perubahan kadar airnya sangat tinggi, maka tidak diperbolehkan digunakan pada
tempat yang lembab.
3.9.
RINGKASAN
Beton ringan adalah beton dengan berat isi (unit weight) lebih rendah dari 2200
kg/m3.. Sifat beton agregat ringan yang perlu diperhatikan selain memiliki berat isi
yang rendah dan isolasi panas yang tinggi , sifat lainnya adalah modulus elastisitas
sekitar 0,5 s/d 0,75 nya dibandingkan dengan beton normal pada kekuatan tekan yang
sama, koefisien daya serap bunyi 2 kali lebih baik dari beton normal, ketahanan
terhadap api lebih baik dari beton normal.
Ada tiga cara pembuatan beton ringan: menggunakan agregat ringan yang porous
dengan BJ < 2,4.,nama betonnya dari jenis agregat ringan yang digunakan,
memperbesar pori dalam beton, atau masa mortarnya, dengan cara menggunakan
udara betonnya disebut aerated, cellular yang terdiri dari foamed atau gas concrete,
dengan mengurangi agregat halus (pasir) dari campuran betonnya, betonnya disebut
no fines concrete. Beton yang mudah digergaji atau dipaku yang biasanya digunakan
untuk dinding atau plafond, dapat dibuat dengan campuran semen dengan serbuk
gergaji ( sawdust concrete ). Karena perubahan kadar airnya sangat tinggi, maka tidak
diperbolehkan digunakan pada tempat yang lembab. Sifat dasar dari agregat ringan
adalah memiliki porositas yang tinggi, sehingga berat jenisnya rendah. agregat ringan
dapat terbentuk secara alami, contohnya diatomite, pumice, scoria, volcanic cinders
dan tuff. Kecuali diatomite, yang lainnya adalah batuan vulkanik. Agregat buatan,
dalam pembuatannya dikenal dua cara, yaitu: dibakar sehingga mengembang, dan
didinginkan pada saat mengembang, contohnya expanded clay, shale, slate, expanded
blast furnance slag, breeze, lytag, clinker aggregate
3.10.
Soal-soal
00000000O0000000