Isip Mastitis 2vvv
Isip Mastitis 2vvv
Dokter Pembimbing
dr. Anang, Sp. JP
Dokter Pendamping:
dr. Nunung dan dr. Ella
Kasus
Topik : Penyakit Dalam
Tanggal (Kasus) : 26 Maret 2015
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Neonatus
Deskripsi Wanita, 28 tahun, datang dengan keluhan bentol-bentol merah di seluruh tubuh, menggigil dan sesak napas. Keadaan
tersebut dirasakan sejak 3 jam SMRS. Pasien juga mengelukan muntah-muntah > 10x setelah minum obat rifampicin . Serta
pasien juga mengeluhkan adanya benjolan disertai keluar nanah di bagian payudara kiri dan terasa nyeri Tidak ada keluhan BAB
Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas:
Diskusi
Presentasi dan
Pos
diskusi
Data pasien :
Nama: Ny. H
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, Wanita, , 28 tahun, datang dengan keluhan bentol-bentol merah di seluruh tubuh, menggigil
dan sesak napas. Keadaan tersebut dirasakan sejak 3 jam SMRS. Pasien juga mengelukan muntah-muntah > 10x setelah minum obat
rifampicin . Serta pasien juga mengeluhkan adanya benjolan disertai keluar nanah di bagian payudara kiri dan terasa nyeri Tidak ada
keluhan BAB cair. BAK dalam batas normal.
2. Riwayat Pengobatan:
Pengobatan TB di puskesmas 2 bulan lalu.
3
3. Riwayat kesehatan/Penyakit:
Namun dari hasil pemeriksaan penunjang seperti : sputum SPS (-/-/-), foto thorax (-), Riwayat kontak TB (-), Demam > 2 mggu (-),
Batuk >2 minggu (-) , pembesaran KGB (+) yaitu ditemukannya benjolan sebesar 6 cm di payudara kiri pasien, benjolan terasa
nyeri, tidak mobile, tidak ada perubahan warna di sekitarnya, tidak ada gambaran pue d orange, pus(+), darah(+).
4. Riwayat keluarga:
Tidak ada keluarga yang pernah menderita keluhan serupa dengan pasien.
5. Riwayat pekerjaan:
Ibu Rumah Tangga
6. Lain-lain: Daftar Pustaka:
1. Schwartz, Seymor I. Principles of Surgery, Vol. 2, Ed. 6. New York: Mc Graw-Hill Publishing Company, 1994.
2. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. Revisi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998.
3. Shewhali & Skuhla. Mammary tuberculosis:Indian Journal Med Res 2005.
Hasil Pembelajaran:
1. Pemeriksaan pada gejala dan tanda klinis
2. Penegakan diagnosis
3. Penatalaksanaan
Subjective
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, Wanita, , 28 tahun, datang dengan keluhan bentol-bentol merah di seluruh tubuh, menggigil dan
sesak napas. Keadaan tersebut dirasakan sejak 3 jam SMRS. Pasien juga mengelukan muntah-muntah > 10x setelah minum obat
rifampicin . Serta pasien juga mengeluhkan adanya benjolan disertai keluar nanah di bagian payudara kiri dan terasa nyeri Tidak ada
keluhan BAB cair. BAK dalam batas normal. Objective
Tanda Vital:
Suhu: 36,80C
Kepala/leher: konjungtiva anemis (-), sklera ikteik (-), pupil isokor ( 3 mm/3 mm), bentuk leher simetris, trachea di tengah, KGB
tidak membesar, JVP tidak meningkat.
Thoraks: Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-), Palpasi: krepitasi (-) fremitus sama kanan dan kiri, Perkusi
sonor, Auskultasi: suara nafas vesikuler, Rhonki (-/-) wheezing (-/-), S1 S2 tunggal reguler
Abdomen: Inspeksi: Flat, distensi(-);Auskultasi: Bising usus normal; Palpasi: soefl, nyeri tekan (-); Perkusi: timpani,
Status Lokalis
Hasil pemeriksaan fisik menunjang penegakan diagnosis. Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan:
1. Gejala klinis: Tampak sakit sedang, Wanita, , 28 tahun, datang dengan keluhan bentol-bentol merah di seluruh tubuh, menggigil
dan sesak napas. Keadaan tersebut dirasakan sejak 3 jam SMRS. Pasien juga mengelukan muntah-muntah > 10x setelah minum
obat rifampicin . Serta pasien juga mengeluhkan adanya benjolan disertai keluar nanah di bagian payudara kiri dan terasa nyeri
Tidak ada keluhan BAB cair. BAK dalam batas normal. Pemeriksaan fisik:
5
2. Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium
Darah rutin
-
Leukosit
: 5000/mm3
Eritrosit
: 5,02 x 106/mm3
Hemoglobin
: 13,2 gr/dl
Hematokrit
: 45,8 %
Trombosit
: 430.000/mm3
SGOT
: 58 UL
SGPT
: 59 UL
Makroskopis : fnab tu. Mammae sinistra diameter 6 cm batas kurang jelas, nyeri tekan negative(+) sedikit cairan encer
bening.
Mikroskopis : sediaan apusan cukup seluler terdiri dari sel-sel epitel kelenjar duktus asini mammae yang inti bulat kromatin
halus berkelompok dan tersebar dengan latar belakang sel-sel limfosit serta satu dua sel datia dan histiosit.
Assessment
Mastitis
I
Batasan :
Mastitis adalah keradangan pada payudara. Keradangan ini dapat akut atau khronik .
II.
Klasifikasi dari mastitis tuberculosis
Klasifikasi ini di buat dalam 5 perbedaan yang disebutkan oleh wilkoson dan Mckeown, yang dimuat di dalam jurnal Indian Med
Journal Res, 2005
III.
Patofisiologi :
Mastitis ada 2 yaitu :
Pada minggu pertama laktasi, dapat terjadi infeksi payudara oleh bakteri staphylococcus atau streptokokus yang masuk melalui
puting susuyang luka berupa fisura atau lewat muara duktus laktiferus. Dapat berkembang menjadi abses yang nyeri disertai demam.
Infeksi dapatmenjalar ke aksilla.Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan puting dan jika ada luka, cepat diobati.
b. Mastitis tuberkulosa
Mungkin dapat timbul abses dingin yang tidak begitu nyeri. Dapatdikacaukan dengan karsinoma mamae. Dalam hal ini perlu
anamnesa yangteliti serta biopsi yang tepat, yaitu pada massa tempat nanah lewat.
IV.
Gejala Klinis :
1. Payudara terdapat nyeri tekan dan mendadak (terutama saat menyusui)
2. Kadang disertai panas badan
3. Pada usia produktif
V.
Kemerahan
Tidak ada pembesara KGB aksila ipsilateralatau bila ada pembesaran, jugawaktu diraba terasa nyeri.
Pemeriksaan Penunjang :
-
Tes Mantoux - Tes ini biasanya positif pada orang dewasa di daerah endemis TB. Ini hanya menunjukkan bahwa pada
beberapa titik waktu orang terkena basil tuberkulosis. Oleh karena itu tidak ada nilai diagnostik untuk tuberkulosis payudara.
Radiologi - radiologi membantu dalam mendefinisikan sejauh mana lesi bukan di diagnosis. Mutakhir alat radiologi seperti
mamografi, dihitung tomography (CT-scan) dan magnetic resonance imaging (MRI) payudara telah secara ekstensif
dieksplorasi untuk diagnosis TB payudara tapi tidak berhasil. Dada X-ray dapat menunjukkan bukti lesi TB aktif atau
sembuh dalam paru-paru dalam beberapa kasus. Mammogram dalam
nodular biasanya dari padat.Daerah bulat dengan margin yang tidak jelas terlihat tanpa ditemukan halo klasik ditemukan di
fibroadenom. Ukuran mamografi lesi tuberculosis berkorelasi baik dengan ukuran klinis, tidak seperti itu pada karsinoma
mammae. Adapun sclerosing mastitis TBC mengungkapkan massa padat homogeny dengan septa berserat dan puting terlihat
retraksi.
VI.
Diagnosis :
- Mastitis tuberkulosa
Nyeri pada payudara yang sedang menyusui . Benjolan di payudarayang tidak terlalu padat disertai nyeri tekan, kadang
teraba fluktuasi,ada kemerahan.
VII.
anti-TBC (ATT) dan operasi dengan indikasi tertentu. ATT adalah Drug of Choice pada pengobatan payudara tuberculosis.
Tidak ada pedoman khusus yang tersedia untuk kemoterapi tuberkulosis payudara. Merupakan rejimen umumnya diikuti
dalam pengobatan payudara TB mirip dengan yang digunakan dalam paru
tuberculosis kecuali untuk meningitis TBC, dapat diobati dengan 6 bulan rejimen yang terdiri dari dua bulan fase intensif
pengobatan (dengan 4-obat kombinasi) diikuti oleh fase lanjutan dari 4 bulan (dengan kombinasi 2 obat). Obat lini pertama
adalah ethambutol (E) 1200 mg; streptomisin (S) 750 mg, rifampisin (R) 450 mg, isoniazid (H) 600 mg dan pirazinamid (Z)
1500 mg.
Multilating surgey seperti mastektomi sederhana untuk TBC payudara dalam mode di masa lalu dengan keyakinan bahwa
lesi cenderung untuk bertahan dan muncul kembali dengan pengobatan konservatif bahkan dengan chemotherapy. Namun,
intervensi bedah minimal saat ini adalah
diperlukan untuk drainase abses payudara atau biopsi dari dinding abses, menggores sinus pada payudara, insisi atau eksisi
biopsy13,19,28. Lesi kecil yang sungguh dapat diobati dengan biopsi eksisi diikuti oleh kursus penuh ATT28. Benjolan sisa
berikut ATT mungkin memerlukan operasi pengangkatan. Sederhana mastektomi dengan atau tanpa izin ketiak jarang
diperlukan untuk penyakit yang luas yang terdiri dari besar, massa ulserasi menyakitkan yang melibatkan seluruh payudara
dan nodul getah bening aksila. Menurut pelporan kasus melalui Indian Journal Med, 2005 mengatakan untuk kasus FNAC
positif pada 11 pasien dengan biopsi dan semua 8 pasien TBC diantaranya abses payudara dengan mengulang aspirasi dan
ditambah pengobatan ATT. Semua pasien diobati denganATT (2EHRZ / 7 jam) dengan total 9 bulan, dan bebas dari
kekambuhan pada 12-200 bulan follow up.
VIII. Plan
Diagnosis
: Mastitis Tuberkulosa
10
Pendidikan : Dilakukan kepada pasien dan keluarganya serta diberikan penjelasan mengenai penyakit dan penatalaksanaanya
Konsultasi
11
12