Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN KASUS

PADA IBU HAMIL Ny. D DENGAN HIPERMESIS GRAVIDARUM


DI RS KUSUMA SEHAT

DI SUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.

Dedi Cahyadi
Winda Ade Kusuma
Yayuk Erfitamala
Alwan Darojad S

(S12006)
(S12050)
(S12051)
(S12052)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah dengan
intesitas sedang sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu. Gejala
umumnya mual dan muntah, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah
yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering dikenal morning sickness
karena munculnya seringkali pagi hari. Mual dan muntah diperberat oleh
makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak
stabil ( Kusmiyati dan Yuni, 2008 ).
Menurut Rohman (2002) pada dasarnya, hiperemesis gravidarum
merupakan gangguan yang yang paling sering dijumpai pada kehamilan
trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama 10
minggu. Sekitar 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida
mengalami mual dan muntah, namun gejala ini menjadi lebih berat hanya
pada 1 dari 1.000 kehamilan. Dari faktor faal atau fisiologis, kehamilan
menyebabkan terjadinya peningkatan volume plasma sekitar 30%, eritrosit
meningkat sebesar 18% dan hemoglobin bertambah 19%. Peningkatan
tersebut terjadi mulai minggu ke-10 kehamilan. Berdasarkan hal tersebut
dapat dilihat bahwa bertambahnya volume plasma lebih besar daripada sel
darah (hipervolemia) sehingga terjadi pengenceran darah. Hemoglobin
menurun pada pertengahan kehamilan dan meningkat kembali pada akhir
kehamilan. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya volume plasma
tetapi tidak sebanding dengan penambahan sel darah dan hemoglobin.
Sehingga zat besi dibutuhkan untuk meningkatkan sintesa hemoglobin.
Lowdermilk (2004) vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden
kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus
hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita
hamil akan menjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya
hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan
lambat dan relaps sering umum terjadi. Menurut Jurnal Medis Indonesia

(2011) Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan asupan nutrisi dan


oksigen yang diterima janin berkurang sehingga tumbuh kembang janin
akan terganggu.
Berdasarkan data Rekamedis di RSUD Dr.Muhammad Zein Painan
jumlah ibu hamil dari bulan Mei sampai Agustus 2014 dari 120 ibu hamil
yaitu 37 (30,8%) ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian
pada ibu dan janin jika tidak tertangani dengan baik. Pada janin dengan
ibu yang menderita hiperemesis gravidarum yang berkepanjangan dapat
menyebabkan

pertumbuhan

janin

terhambat

bahkan

kematian

(Wiknjosastro,2010).
Wiknjosastro (2010) mengatakan bahwa Hiperemesis gravidarum
dapat disebabkan karena peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin
(HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon
progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal
mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi
kosong. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil
muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Jadi kesimpulan yang dapat penulis ambil, hiperemesis gravidarum
adalah mual dan muntah yang berlebihan yang dapat mengganggu
aktivitas sehari hari yang tidak terkendali selama masa hamil yang
menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit atau defisiensi
nutrisi dan kehilangan berat badan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mendiskripsikan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
masalah hiperemesis gravidarum.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari hiperemesis gravidarum.
b. Untuk mengetahui etiologi dari hiperemesis gravidarum.

c. Untuk mengetahui patofisiologi dari hiperemesis gravidarum.


d. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari hiperemesis gravidarum.
e. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari hiperemesis
gravidarum.
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari hiperemesis gravidarum.
g. Untuk mengetahui komplikasi dari hiperemesis gravidarum.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan
muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari hari (Arief. B., 2009).
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum
sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, dieresis
berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini di sebut hiperemesis gravidarum
(Sastrowinata, 2004).

Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak


terkendali

selama

masa

hamil,

yang

menyebabkan

dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat


badan (Lowdermilk, 2004).
Jadi kesimpulan yang dapat penulis ambil, hiperemesis gravidarum adalah
mual dan muntah yang berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari
hari yang tidak terkendali selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat
badan.
B. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi
kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang
dikemukakan Mochtar ( 2010) adalah sebagai berikut :
1. Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
2. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang
menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya
alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
3. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga
yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan
konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi
tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian
kesukaran hidup.
4. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
Sedangkan menurut Lisnawati (2013) faktor predisposisi yang menimbulkan
Hiperemesis Gravidarum adalah: primigravida, overdistensi uterus. Faktor
alergi, faktor Psikologis, kehamilan yang tidak diinginkan, takut hamil, dan
masalah keluarga.

C. Patofisiologi
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan
Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan
muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot polos pada
sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan
lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang merupakan
komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi (Winkjosastro,
2010).
Menurut Manuaba tahun (2012) Patofisiologi hiperemesis gravidarum
diawali dengan mual dan muntah yang berlebihan sehingga dapat
menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan diuresis menurun. Hal ini
menimbulkan perfusi kejaringan, menutup untuk memberikan nutrisi dan
mengonsumsi O2. Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme
menuju arah anaerobik dengan menimbulkan benda keton dan asam laktat.
Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH
darah menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu semua masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan fungsi alat vital sebagai berikut:
1. Hepar
2. Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2
3. Gangguan fungsi liver dan terjadi ikterus.
Terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan
fungsi menurun.
4. Ginjal
Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun.
5. Terjadi perdarahan dan nekrosis dan perdarahan di otak.
Sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan diotak diantaranya
perdarahan ventrikel.

D. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala yang terjadi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
adalah: muntah yang tidak dapat dikontrol dengan pengobatan morning
sickness, muntah pernisiosa, nafsu makan buruk, penurunan berat badan,
dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit, asidosis akibat kelaparan, alkalosis
karena asam hidroklorida berkurang ketika muntah, dan hipokalemia
(Varney,2010).
Menurut Rukyah (2013) gejala hiperemesis gravidarum adalah :
1. Tingkat 1
a. Muntah terus menerus.
b. Turgor kulit berkurang.
c. Lidah kering.
d. Tekanan darah turun,suhu meningkat nyeri epigastrium.
2. Tingkat 2
a. Dehidrasi bertambah.
b. Turgor kulit makin berkurang.
c. Lidah kering dan kotor.
d. Mata cekung.
e. Tekanan darah menurun, nadi meningkat, mata ikterik.
f. Urin berkurang.
g. Napas berbau aseton.
3. Tingkat 3
a. Dehidrasi berat.
b. Mual dan muntah berhenti.
c. Perdarahan esofagus,lambung dan retina.
d. Gangguan fungsi hati bertambah .
e. Ikterus meningkat.
f. Gangguan kesadaran.
E. Pemeriksaan Diagnostik

1. USG (Ultrasonografi) dengan menggunakan waktu yang tepat : mengkaji


usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas
janin, melokalisasi plasenta
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN (Blood Urine Nitrate)
3. Pemeriksaan fungsi hepar: AST (aspartate aminotransferase), ALT
(alanine aminotransferase) dan kadar LDH (Lactat dehydrogenase)
F. Penatalaksanaan
Menurut Manuaba (2010) penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum adalah :
1. Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologis.
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.
5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaikya dihindarkan.
6. Makanan sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
7. Defekasi yang teratur.
8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting,
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
9. Obat-obatan
Sedative yang sering digunakan adalah phenobarbital. Vitamin yang
dianjurkan vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga dianjurkan juga seperti
dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetic seperti
disiklomin hidrokhonae atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis
gravidarum yang berat perlu dikelola dirumah sakit.

1. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk hanya
dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai
muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan makanan
atau minuman selama 24 jam.
2. Terapi psikologi
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
3. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolik, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter/hari.
Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B
kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan
pula asam amino secara intravena.
4. Penghentian kehamilan
Pada beberapa kasus pengobatan hiperemesis gravidarum tidak berhasil
malah terjadi kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga
diperlukan pertimbangan untuk melakukan gugur kandung. Keadaan
yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya :
-

Gangguan kejiwaan (delirium, apatis, somnolen sampai koma,


terjadi gangguan jiwa ensefalopati wernicke).

Gangguan penglihatan (perdarahan retina, kemunduran penglihatan).

Gangguan faal (hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk


anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan
darah menurun).

5. Diet
Menurut Runiari ( 2010 ) Tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum
yaitu :

a. Diet hiperemesis I
Diet ini diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya
terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau
rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama dengan
makanan tetapi 1-2 jam setelahnya. Karena pada diet ini zat gizi
yang terkandung didalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam
waktu lama.
b. Diet hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
diberikan secara bertahap dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tetap tidak diberikan
bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat
pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan
energi. Jenis makanan ini rendah kandungan gizinya, kecuali
vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III
Diet ini diberikan kepada klien hiperemesis gravidarum ringan.
Diet diberikan sesuai kemampuan klien, dan minuman boleh
diberikan bersamaan dengan makanan. Makanan pada diet ini
mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi
G. Komplikasi
1. Bagi ibu hamil
a. Dehidrasi berat
b. Ikterik
c. Takikardia
d. Suhu meningkat
e. Alkalosis
f. Kelaparan gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan
dan hubungan keluarga
g. Menarik diri dan depresi.

2. Bagi janin
a. Berat lahir rendah
b. Kecil untuk usia kehamilan
c. Lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Ny dona 26 tahun G1POAO datang ke RS Kusuma Sehat. Untuk memeriksakan
kehamilannya. Usia kehamilan saat ini 2 bulan haid terakhir tanggal 21-11-2014.
Perkiraan persalinan tanggal 28-8-2015. Ny dona mengatakan selama hamil
memeriksakan kehamilannya di bidan 1 kali dan mendapat TT 1 x, sejak 3 hari
yang lalu tiap makan terasa mual dan langsung muntah lebih dari 10x/ hari. Ny
dona juga mengeluh pusing dan badan terasa lemas. Sampai saat ini tidak ada
makanan yang bisa masuk dan hanya mengomsumsi jus. Klien mengalami

penurunan berat badan sebanyak 3 kg dari sebelum hamil sampai saat ini, hasil
perhitungan IMT 18,2. Berdasarkan pemeriksaan fisik diapatkan bahwa TD
100/70 mmhg, RR 20x/menit. T 36oC, nadi 110x/menit lemah, tugor kulit kering
dan mukosa kering.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU HAMIL Ny. D DENGAN HIPERMESIS GRAVIDARUM
DI RS KUSUMA SEHAT
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: Ny. D
: 26 Thn
: Islam
: Jawa/Indonesia
: SMA
: Ibu Rumah Tangga
: Solo

IDENTITAS SUAMI
a. Nama

: Tn. B

b.
c.
d.
e.
f.
g.

: 28 Thn
: Islam
: Jawa/Indonesia
: SMA
: Wirawasta
: Solo

Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

B. ANAMNESA
1. Alasan masuk
Klien datang ke RS mengeluh tiap kali makan merasa mual dan
langsung muntah lebih dari 10x/hari
2. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur 14 tahun.
2. Siklusnya : Ibu mengatakan jarak haidnya + 28 hari.
3. Lamanya : Ibu mengatakan lamanya haid 5 - 6 hari.
4. Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 2 - 4 kali sehari.
5. Teratur/tidak teratur : Ibu mengatakan haidnya teratur.
6. Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer, berwarna
merah dan terkadang ada gumpalan.
7. Disminorhoe : Ibu mengatakan pernah mengalami nyeri perut saat
haid tetapi tidak sampai mengganggu aktivitas.
3. Riwayat Hamil ini
1. HPHT : 21-11-2014
2. Gerakan Janin : Ibu mengatakan belum ada gerakan janin
3. Obat yang dikonsumsi : Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi
obat dari bidan berupa tablet Fe, B12 dan kalk.
4. Keluhan-keluhan pada :
Trimester I : Ibu mengatakan tiap kali makan merasa mual dan
langsung muntah lebih dari 10x/hari.
Trimester II : Trimester III : 5. ANC : 2 kali ANC
Trimester I : 2 kali, saat umur kehamilan 1 dan 2 bulan
Trimester II : Timester III : 6. Penyuluhan yang pernah didapat :
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan mengenai
- Nutrisi ibu hamil.

Imunisasi TT : Ibu mengatakan pernah imunisasi sebanyak

1 kali.
- TT1 : Pada saat umur kehamilan 2 bulan.
7. Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan merasa takut karena tiap
kali makan merasa mual dan langsung muntah lebih dari
10x/hari

4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan pada saat ini tidak sedang menderita penyakit
seperti demam, batuk, pilek, flu dan sakit gigi
b. Riwayat penyakit sistemik
a) Jantung : Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri di dada
sebelah kiri, tidak berdebar-debar serta tidak pernah
berkeringat di telapak tangan.
b)Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sakit pada
daerah pinggang sebelah kanan dan kiri.
c) Asma / TBC : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas dan
tidak pernah batuk dalam waktu yang lama (+ 3 bulan) dan
berkeringat dingin pada malam hari.
d)Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit kuning.
e) Diabetes Militus : Ibu mengatakan minum banyak pada
malam hari, tidak cepat lapar, tidak sering kencing.
f) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
tekanan darah tinggi atau lebih dari 140/90 mmHg.
g)Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang
yang disertai keluar busa pada mulutnya.
h)Lain-lain : Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit
seperti HIV, ISK.
i.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya serta suaminya
tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
menular seperti TBC, hepatitis dan penyakit
ii.

menurun seperti DM, hipertensi.


Riwayat Keturunan Kembar

Ibu mengatakan dalam keluarganya dan keluarga


suaminya tidak ada riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat Perkawinan
a. Status perkawinan : Sah, kawin 1 kali.
b. Umur 26 tahun dengan suami umur 28 tahun, lamanya 1 tahun
dan belum mempunyai anak.
6. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat KB apa pun
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya. Ibu mengatakan senang
dan ingin janinnya berkembang dengan baik sehingga segera
melahirkan janin yang dikandungnya

8. Pola Kebiasaan sehari-hari


a. Nutrisi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi
sedang menu nasi 1 piring, sayur, lauk dan
minum air putih 8 gelas sehari.
Selama hamil : Ibu mengatakan makan 1 kali sehari porsi
sedang nasi porsi piring, sayur, lauk dan
minum air putih 6 gelas sehari dan minum 1
gelas susu. (namun 3 hari terakhir hanya
mengkonsumsi jus saja)
b. Eliminasi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsentrasi
lunak, kekuningan dan BAK 4- 6 kali sehari
warna jernih kekuningan.
Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsentrasi
lunak, kekuningan, lebih sedikit dari biasanya,
dan BAK 4- 6 kali sehari warna jernih
kekuningan.
c. Aktivitas
Sebelum hamil : Ibu mengatakan pekerjaan rumah dilakukan
sendiri.
Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil suami membantu
melakukan pekerjaan rumah karena ibu sering
merasa kelelahan
d. Istirahat/Tidur
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur selama 8 jam sehari
Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang 1 jam dan malam
6 8 jam.
e. Seksualitas
Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan 2 kali dalam 1
minggu dan tidak ada keluhan.
Selama hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan 1 kali
dalam 1 minggu dan tidak ada keluhan.
f. Personal Hygiene
Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi
2 kali sehari dan ganti baju 2 kali sehari

Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi


2 kali sehari dan ganti baju 2 kali sehari.
9. Psikologi Budaya
a. Perasaan tentang kehamilan ini
Ibu mengatakan bahagia dan

merasa

senang

dengan

kehamilannya.
b. Kehamilan ini direncanakan/tidak
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan.
c. Jenis kelamin yang diharapkan
Ibu mengatakan anak laki-laki dan perempuan sama saja yang
penting sehat.
d. Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan keluarga sangat mendukung

dengan

kehamilan ini.
e. Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan hanya tinggal dengan suaminya.
f. Pantangan makanan
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun.
g. Kebiasaan adat istiadat
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada adat istiadat
mengenai kehamilannya.
h. Kebiasaan obat-obatan / rokok
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan selain
dari bidan, baik dirinya dan suaminya tidak merokok.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
TD : 100/70 mmHg N : 110 x/mnt S : 36, C R : 20 x/mnt
d. Tinggi Badan : 150 cm
e. Berat badan sebelum hamil : 44 46 kg
f. Berat badan sekarang : 41 kg
g. LLA : 22 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1) Rambut : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak mudah
rontok.
2) Muka : Tidak oedem dan tidak ada cloasma gravidarum,
pucat.

3) Mata
a) Oedema : Tidak ada pembengkakan.
b) Konjungtiva : Anemis.
c) Sklera : Putih.
4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan, simetris kanan dan kiri.
5) Telinga : Bersih, tidak ada serumen, simetris kanan dan kiri.
6) Mulut/gusi/gigi : Tidak stomatitis, tidak caries, lidah bersih,
gusi tidak berdarah, mukosa kering.
b. Leher
1. Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran.
2. Tumor : Tidak ada benjolan.
3. Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran.
c. Dada dan Axilla
1. Jantung : Tidak dilakukan.
2. Mammae
a) Membesar : Pembesaran normal.
b) Tumor : Tidak ada benjolan.
c) Simetris : Simetris kanan dan kiri.
d) Areola : Bersih, hiperpigmentasi.
e) Puting susu : Menonjol.
f) Kolostrum : Belum keluar.
3. Axilla
1) Benjolan : Tidak ada pembesaran.
2) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.
d. Ekstremitas
1. ekstremitas atas : Tidak oedema, kulit kering
2. ekstremitas bawah
i. Varices : Tidak terdapat varices
ii. Reflek Patella : Positif kanan dan kiri.
iii. Betis merah/lembek/keras : Tidak merah, tidak keras.
3. Pemeriksaan khusus Obstetri (Lokalis)
a. Abdomen
Inspeksi
1) Pembesaran perut : Sesuai umur kehamilan.
2) Bentuk perut : Memanjang.
3) Linea alba / nigra : Linea nigra.
4) Strie albican / livide : Tidak ada strie.
5) Kelainan : Tidak ada.
6) Pergerakan janin : ada
Palpasi
1) Kontraksi : ada kontraksi.
2) Leopold I : 3) Leopold II : -

4) Leopold III : 5) Leopold IV : Auskultasi


4. Pemeriksaan Panggul
a.Lingkar Panggul : 85 cm.

5. Anogenital
a. Vulva vagina
1) Varices : Tidak ada.
2) Luka : Tidak ada.
3) Kemerahan : Tidak kemerahan.
4) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.
b. Perineum
1) Bekas luka : Tidak ada
2) Lain-lain : Tidak ada.
c. Anus
1) Haemoroid : Tidak ada.
2) Lain-lain : Tidak ada.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium : tes lakmus berubah menjadi biru

D. ANALISA DATA

No
1

Data Subyektif
- Klien mengatakan

Data Obyektif
Etiologi
Problem
- Klien mengalami Kehilangan cairan Kekurangan

Sejak 3 hari yang

penurunan

lalu

badan sebanyak 3

tiap

makan

kali
merasa

mual

dan

langsung muntah
lebih

dari

10x/hari

kg
- Dari

berat aktif (muntah)

volume cairan

hasil

penghitungan IMT
18,2
- Klien

terlihat

lemah, turgor kulit


kering dan mukosa
kering.
- Klien

tampak

lemas
- TD 100/70 mmhg
RR 20 x/menit
T: 360 C
Nadi: 110x/menit
- Intake : 1600 cc
Output : 1300 cc
IWL : 615 /24jam
(25,625 cc/jam)
2

- Klien mengatakan
mual

tampak Kehamilan

- Klien

lemas dan pucat


- Klien
tampak
merasakan
dan

- Klien mengatakan
Sejak 3 hari yang
lalu
makan
mual

tiap

kali
merasa
dan

langsung muntah
lebih

Mual

dari

mual

langsung

muntah
- Klien terlihat tidak Ketidakmampuan
makan dan hanya untuk
mengkonsumsi jus mengabsorbsi
- Klien mengalami
nutrien
penurunan berat
badan sebanyak 3
kg

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Ttd

10x/hari
- Klien mengeluh
pusing dan badan
terasa lemas

- Dari

hasil

penghitungan IMT
18,2
- Klien

tampak

lemas dan pucat


- Antropometri :
BB : 41 kg
TB : 150 cm
IMT : 18,2
LLA : 22 cm
- Bio Chemical : - Clinical sign :
Composmentis
- Diit :
Intake makanan +
minuman:1600 cc
Diit
tinggi
karbohidrat rendah
lemak
E. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif (mual dan
muntah berlebihan) (00027)
2. Mual b/d kehamilan (00134)
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien (00002)

F. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif (mual dan
muntah berlebihan) (00027)
2. Mual b/d kehamilan (00134)
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien (00002)

G. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl / jam

Dx

NOC

NIC

Ttd

Keperawatan
1

NOC:

NIC : Fluid management

Fluid balance (0601)


Hydration (0602)
Nutritional Status

(1120)
:

Food and Fluid Intake


(1008)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam

kekurangan

cairan

volume

teratasi

dengan

1. Monitor status hidrasi


( kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik ),
jika diperlukan
2. Monitor vital sign setiap
15menit 1 jam
3. Kolaborasi pemberian
cairan IV (cairan parenteral

kriteria hasil:

yang cukup elektrolik,

Tidak ada tanda tanda

karbohidrat dan protein

dehidrasi,

dengan glukosa 5% dalam

turgor
membran

Elastisitas
kulit

baik,
mukosa

lembab
Intake oral dan intravena

adekuat
Asupan cairan oral dan
parenteral terpenuhi

cairan garam fisiologis


sebanyak 2-3 liter/hari.)
4. Monitor status nutrisi
5. Berikan cairan oral
6. Dorong keluarga untuk
membantu pasien minum
lebih banyak
7. Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
memburuk. Atur
kemungkinan tranfusi
8. Persiapan untuk tranfusi
9. Pasang kateter jika perlu
10. Monitor intake dan urin
output setiap 8 jam

NOC :
NIC :
Nausea and vomiting

control (1618)

Nutritional status : food


and fluid intake (1008)

Nausea management (1450)


1. Dorong pasien untuk

Setelah dilakukan tindakan

mempelajari strategi untuk

keperawatan selama 3x24

mengelola mual sendiri

jam

kekurangan

cairan

teratasi

volume
dengan

kriteria hasil:

2. Identifikasi strategi yang


telah sukses dalam
mengurangi mual (seperti

Mual

terkontrol
Status gizi makanan dan

dan

muntah

asupan cairan terpenuhi

makan crackers dipagi


hari )
3. Anjurkan untuk sering
memperhatikan
kebersihan mulut untuk
kenyamanan, kecuali
merangsang mual
4. Anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup untuk
mengurangi efek mual
5. Berikan informasi tentang
mual , seperti penyebab
mual dan berapa lama
akan berlangsung
6. Anjurkan makan yang
mengandung karbohidrat
tinggi dan makanan
rendah lemak (karena
karbohidrat bisa menyerap
asam lambung)

7. Anjurkan terapi alternatif


seperti akupuntur dan jahe
telah diteliti untuk
penatalaksanaan mual dan
muntah dalam kehamilan.
8. Anjurkan untuk makan
sedikit tapi sering

Vomiting management
(1570)
1. Monitor efek muntah
dengan manajemen pikir
yang positif
2. Monitor keseimbangan
cairan dan elektrolit
3. Berikan dukungan fisik
selama muntah
4. Kendalikan faktor
lingkungan yang dapat
menimbulkan muntah
5. Sarankan membawa
kantong plastik untuk
penahanan muntah
6. Berikan obat antiemetik
yang efektif untuk
mencegah muntah , bila
mungkin

7. Minta keluarga untuk


memberikan dukungan
kepada klien
8. Ajarkan penggunaan
teknik nonfarmakologi
( relaksasi , terapi musik ,
distraksi , akupresur )
untuk mengelola muntah
9. Anjurkan klien untuk
minum hangat terlebih
dahulu sebelum makan
3

NOC :
Nutritional status : food

and fluid intake (1008)


Nutritional status :
nutrient intake (1009)

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x24
jam

kekurangan

cairan

teratasi

volume
dengan

kriteria hasil:

(1100)
1. Tentukan status gizi pasien
dan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan gizi
2. Identifikasi pasien alergi
makanan
3. Tentukan preferensi makanan
pasien
4. Anjurkan pasien tentang
kebutuhan nutrisi
5. Pantau dalam penurunan

Status nutrisi teratasi


dengan makanan dan

NIC : Nutrition management

berat badan
6. Dorong keluarga untuk

cairan terpenuhi
Status nutrisi terpenuhi

membawa makanan favorit

dengan

atau perawatan fasilitas ,

asupan

yang cukup

gizi

pasien selama di rumah sakit


yang sesuai
7. Monitor status nutrisi
8. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan nutrisi

yang tepat
9. Anjurkan makan yang
mengandung karbohidrat
tinggi dan makanan rendah
lemak (karena karbohidrat
bisa menyerap asam
lambung)

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas /
Maternity Nursing.Alih Bahasa Maria A. Wijayarini. Peter I. Anugerah,
edisi 4. Jakarta : EGC
Kusmiyati, Yuni, dkk. (2008). Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).
Yogyakarta : Fitramaya.
Lisnawati, Lilis. 2013. Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal. Jakarta: Trans Info Media.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Dkk. 2012. Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 2010. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Rukyah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.
Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis
Gravidarum. Jakarta: Salemba Medika.

Sastro Winata, Sulaiman. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi. Obstetri Patologi.


Jakarta : EGC.
Varney , dkk. 2010.Buku Saku Asuhan Kebidanan Volume II. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Hanifa, 2006, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Jakarta : YBP-SP
Wiknjosastro, dkk, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai