Anda di halaman 1dari 48

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN

April , 2013 LOMBOK UTARA


BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Indonesia

merupakan

salah

satu

negara

kepulauan

terbesar di dunia yang meliputi kurang lebih 17.508 pulau-pulau


dan memiliki garis pantai sepanjang 81.000

km. Sehingga

sebagian besar wilayah di Indonesia merupakan kawasan pesisir.


Saat ini, berbagai kawasan pesisir di beberapa kota di Indonesia
mengalami kerusakan yang cukup parah yang diakibatkan oleh
adanya berbagai fenomena alam yang secara geografis memiliki
kekhasan

tersendiri.

Faktor

alam

tersebut

berupa

abrasi,

sedimentasi, kenaikan muka air laut, tsunami dan rob.

Selain

beberapa faktor alam di atas, ada beberapa faktor lain yang


menyebabkan terjadinya kerusakan di kawasan pesisir seperti
karena perilaku masyarakat yang berada di sekitar kawasan
pesisir.
Kota-kota di Indonesia yang terletak pada tepi air meliputi
kota tepi pantai/laut, kota tepi pantai, dan kota tepi danau
cenderung lebih cepat tumbuh dan berkembang dibanding kotakota lainnya. Keunggulan letak geografis mendorong kota tepi air
lebih cepat berkembang karena berlokasi di dataran yang subur

LAPORAN PENDAHULUAN
1

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
(daerah endapan), memiliki hubungan ke luar dan

kemudahan

transportasi, serta berfungsi sebagai pintu gerbang kegiatan


ekspor dan impor melalui pelabuhan laut/pantai.
Pertumbuhan dan perkembangan kota terutama di tepi
pantai yang relatif cepat menimbulkan berbagai masalah, seperti
meningkatnya

kebutuhan

lahan

untuk

perumahan,

industri,

perdagangan dan jasa, pelabuhan, pergudangan, wisata bahari,


sarana dan prasarana. Selain itu tepi pantai merupakan muara dari
aliran pantai juga memiliki fungsi lingkungan hidup yang penting
serta merupakan daerah yang rentan terhadap banjir, polusi dan
abrasi air laut. Oleh karena itu perlu dilakukan pengaturan
terhadap kegiatan pemanfaatan ruang tepi pantai di kawasan
perkotaan.

Begitu juga dengan Kabupaten Lombok Utara yang

sebelah selatannya langsung berbatasan dengan Selat Lombok,


dan disebelah utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara
belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang, karena masih perlu dijabarkan
lebih rinci sebelum dioperasionalkan sesuai Undang-Undang (UU)
No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Undang-Undang
(UU) Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan

Pulau-Pulau

Kecil..

Untuk

itu

Perlu

disusun

Deliniasi

Kawasan Pantai Kabupaten Lombok Utara

LAPORAN PENDAHULUAN
2

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Kawasan pantai yang merupakan kawasan yang sangat
dinamis

dan

cepat

berkembang

memerlukan

penataan

dan

pengelolaan yang baik, hal ini dikarenakan untuk menjaga


ekosistem pantai tetap terjaga dengan baik, walaupun nantinya
terdapat alih fungsi lahan di kawasan tersebut dari kawasan
budidaya menjadi kawasan strategis dapat diminimalkan risiko
yang ditimbulkan dari alih fungsi lahan tersebut.
Deliniasi Kawasan Pantai Kabupaten Lombok Utara juga
sangat diperlukan nantinya sangat bermanfaat pada penentuan
kebijakan

arah

perkembangan

potensi

pantai,

apakah

akan

diarahkan menjadi kawasan wisata, kawasan kota di pesisir pantai,


permukiman nelayan dan lain sebagainya.
1.2

MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menjabarkan batas tegas

dari kawasan pantai dan penentuan arahan pengelolaan kawasan


pantai di Kabupaten Lombok Utara.
1.2.1

Maksud Kegiatan
Maksud, dan tujuan kegiatan Penyusunan Deliniasi Kawasan

Pantai Kabupaten Lombok Utara akan dijabarkan sebagai berikut;


1.2.2

Tujuan Kegiatan

Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan Deliniasi Kawasan Pantai


Kabupaten Lombok Utara, adalah:
1. Menentukan batas tegas kawasan pantai di Kabupaten Lombok
Utara.

LAPORAN PENDAHULUAN
3

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
2. Menentukan arahan pengelolaan kawasan pantai di Kabupaten
Lombok Utara.
1.2.3

Sasaran Kegiatan

analisis deliniasi kawasan pantai untuk mengetahui zona inti

dan zona penyangga pemanfaatan kawasan pantai


mengidentifikasi kondisi eksisting kawasan.

1.3

FUNGSI DAN MANFAAT


Fungsi dan manfaat penyusunan Deliniasi Kawasan Pantai

Kabupaten Lombok Utara adalah untuk mengetahui zona inti dan


zona penyangga pemanfaatan kawasan pantai serta mengidentifikasi
kondisi eksisting kawasan pantai. Manfaat dari penyusunan Deliniasi
Kawasan Pantai Kabupaten Lombok Utara adalah sebagai berikut.
a. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat setempat adalah menambah informasi dan
perlakuan

perlindungan

tentang

kawasan

sempadan

pantai

wilayah perkotaan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.


b. Bagi Pemerintah
Sebagai dasar acuan dari kebijakan yang akan diterapkan pada
kawasan sempadan pantai wilayah perkotaan Tanjung, Kabupaten
Lombok Utara.

1.4

RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup penyusunan Deliniasi Kawasan Pantai

Kabupaten Lombok Utara atas ruang lingkup wilayah dan lingkup


materi atau kegiatan.

LAPORAN PENDAHULUAN
4

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
1. Mengumpulkan data dari setiap instansi terkait dan menganalisa
data tersebut untuk mendukung Kegiatan Deliniasi Kawasan Pantai
di

Kabupaten

Lombok

Utara.

Beberapa

aspek

yang

harus

diperhatikan yaitu dalam hal pelaksanaan pengumpulan data


dilakukan dengan metode survey sekunder.
2. Melakukan survey dan observasi lapangan guna mendapatkan
data primer meliputi, kriteria morfologi pantai, dan tipe pantai di
Kabupaten Lombok Utara
3. Melakukan

proses

analisis

teknis,

yang

sekurang-kurangnya

meliputi:
a. Menentukan batas tegas kawasan pantai di Kabupaten Lombok
Utara
b. Memberikan

rekomendasi

berupa

arahan

penentuan

pengelolaan kawasan pantai di Kabupaten Lombok Utara


berdasarkan karakteristik kawasan pantai.
A. Ruang Lingkup Wilayah
Wilayah perencanaan mencakup semua sempadan pantai di
kabupaten Lombok Utara.
B. Ruang Lingkup Materi/Kegiatan
Ruang

lingkup

Kabupaten Lombok

Penyusunan
Utara

Deliniasi

Kawasan

Pantai

di

diharapkan memuat materi subtansi

sebagai berikut :

analisis deliniasi kawasan pantai untuk mengetahui zona inti

dan zona penyangga pemanfaatan kawasan pantai


mengidentifikasi kondisi eksisting kawasan.

LAPORAN PENDAHULUAN
5

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
1.5

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I.

PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang Penyusunan Deliniasi
Kawasan Pantai Kabupaten Lombok Utara, serta tujuan
dan sasaran kegiatan.

BAB II.

PROFIL UMUM WILAYAH


Bab

ini

berisi

tentang

gambaran

umum

wilayah

Kabupaten Lombok Utara serta aspek teknis, kondisi fisik


dasar wilayah perencanan dan dan kondisi Kawasan
kawasan Pantai Kabupaten Lombok Utara.

BAB III.

METODE & PENDEKATAN


Bab

ini

berisi

tentang

metodologi

dan

pendekatan

didalam merumuskan kajian terhadap deliniasi kawasan


pantai Kabupaten Lombok Utara.
BAB IV.

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Bab ini berisi tentang tahapan pelaksanaan kegiatan serta
jadwal pelaksanaan kegiatan studi.

BAB V.

SISTEM & ORGANISASI KERJA


Bab ini berisi tentang struktur organisasi pelaksanaan
kegiatan serta kebutuhan tim yang dilibatkan didalam
pelaksanaan kegiatan.

LAPORAN PENDAHULUAN
6

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA

BAB II
STUDI LITERATUR

2.1. Pantai Dan Proses Yang Terjadi di Pantai


pengertian pantai berbeda dengan pesisi. Tidak sedikit yang
mengira bahwa kedua istilah tersebut memiliki arti yang sama,
karena banyak istilah tentang pantai dan pesisir yang digunakan
dalam berbagai tulisan seperti beach, coast, shore, coastline, shore
line, strad, kust dsb.
Menurut standy (1996), pantai adalah bagian dari mukaa bumi
dari muka airlaut rata-rata terendah sampai muka air laut rata-rata
tertinggi. Bird (1984) mendefinisikan pantai sebagai shore, beach dan
coast. Shore adalah suatu daerah yang meluas dari titik terendah air
laut pada saat surut hingga batas tertinggi atau efektif yang dapat
dicapai gelombang, yaitu meliputi :
1. Pantai bagian depan (foreshere), yaitu daerah antara pasang
tersurut sampai daerah pasang.
2. Pantai bagian belakang (backshore), yaitu daerah antara
pasang tertinggi sampai daerah tertinggi terkena ombak
3. Pantai lepas (offshore), yaitu daerah meluas dari titik pasang
surut terendah ke arah laut

LAPORAN PENDAHULUAN
7

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Beach adalah daerah tempat akumulasi dari sedimen lepas
seperti kerikil, pasir, dan lainya yang kadang hanya sampai pada
batas backshore tapi lebih sering sampai pada foreshore. Coast
adalah daerah dengan lebar bervariasi yang meliputi shore dan
perluasannya sampai pada daerah pengaruh penetrasi laut, seperti
tebing pantai, eustaria, laguna, dune dan rawa-rawa.
Escher (dalam Sandy, 1996) menggunakan istilah strad untuk
pantai dan kust untuk pesisir. Sedangkan eglen (1949) menggunakan
istilah lain untuk menyebut pantai, yaitu coastal line dan shorline
adalah wilayah langsung berhubunan antara daratan atau wilayah
pertemuan antara daratan dan lautan.
Gross (1009;257) menjelaskan yang dimaksud dengan shore
adalah suatu daerah yang terbentang dari tingkat pasang terendah
sampai ke tingkat pasang tertiggi di daratan yang dicapai oleh pasir
yang dipindahkan oeh gelombang. Sedangkan beach adalah bentuk
dari shore yang paling sering dijumpai, yang menunjukkan akumulasi
dari material-material dalam jumlah besar yang tidak hanyut atau
terbawa gelombang, arus dan angin. Pasir pantai dapat berasal dari
endapan glacial yang tererosi, yang mengandung kerikil, pasir, tanah
liat bercampur dengan lumpur. Dari campuran tersebut hanya kerikil
dan pasir yang tetap berada di pantai. Tanah liat dan lumpur biasanya
akan hanyut keluar dari pantai pasang surut, bahkan oleh gelombang
yang lemah. Butiran yang halus cenderung terkumpul di daerah
pergerakan gelombang yang kecil atau di daerah pasang surut.

LAPORAN PENDAHULUAN
8

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Biasanya hal ini terjadi di paparan benua di kedalaman 30 meter atau
di laguna, teluk, dan daerah rawa yang dipengaruhi oleh pasang
surut.
Tidak semua pantai terdiri atas pasir. Terdapat pula pantai
dengan gelombang arusnya sangat kuat sehingga pasir yang hanyut
lebih cepat daripada pasir yang terbawa ke pinggir pantai, yang
meninggalkan kerikil dan batuan hasil pengikissan oleh laut. Di
beberapa tempat, pantai merupakan campuran dari kerikil dan pasir
ketika gelombang tidak cukup kuat untuk

menghanyutkan semua

pasir yang ada di pantai.


Pantai biasanya terbentuk di daerah dekat dengan terjadinya
seimentasi, misalnya pada dasar tebing pantai atau di dekat muara
pantai. Endapan sedimen yang hanyut menuju pantai oleh arus
gelombang mengantikan material-material yang ada ataupun hanyut
menuju perairan yang lebih dalam terbawa sepanjang pantai.
Gelombang mendominasi dalam proses yang terjadi di pantai
arus dan perputaran air (turbulance) menghasilkan gelombang yang
menyeret sedimen bersamannya, dan arus sejajar pantai (longshore
currents) yang disebabkan oleh gelombang dan pasang surut
membawa sedimen sejajar dengan pantai. Perpindahan sedimen ini
biasanya

terjadi

pada

batas

gelombang

menuju

batas

pada

kedalaman 15 meter, sedangkan pasir dalam jumlah besar hanyt


dalam bentuk suspensi.

LAPORAN PENDAHULUAN
9

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Berdasarkan penelitian oleh nugroho(2005), diketahui pantai
mengalami perubahan musiman, terdapat periode dimana gelombang
yang menuju pantai merupakan gelombang besar-pasir terbawa
kembali ke pantai, biasanya membentuk pantai yang meninggi dan
dan melebar.
Butir sedimen pantai diproduksi oleh batuan induk yang
hancur baik oleh pelapukan atau erosi (sullivan,2001). Komposisi dari
butir sedimen terdiri atas sedimen klastik yang berasal dari batuan
biogenik sedimen berasal dari jasad renik hewan invertebrata. Pada
kawasan

tropis

mengandung

yang

kalsium

memiliki

kondisi

karbonat,

dapat

perairan

yang

menghasilkan

banyak
endapan

biogenik sedimen yang tidak merata secara langsung dibentuk oleh


proses biogenik.
Banyak yang menganggap bahwa sumber dari sedimen di
pantai

adalah

hasil

erosi

tebing

(cliff)

pantai,

namun

pada

kenyataannya erosi pada tebing pantai tidak berkontribusi besar


untuk pembentukan butir sedimen pantai. Inmam 91960) dalam hal
ini menyatakan bahwa zona terjadinya gelombang laut maksimum
maka kurang dari 5% sedimen pantai terbentuk secara langsung dari
erosi tebing pantai (cliff). Sebaliknya sedimen terbentuk akibat erosi
dasar laut dan pantai.
Menurut Emry dan Miliman (1978) mereka mengestimasikan
bahwa rata-rata terjadi erosi sebanyak 5 cm tiap tahun dari seluruh
kejadian erosi tebing pada pantai di seluruh dunia. Dan fakta

LAPORAN PENDAHULUAN
10

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
menyatakan bahwa suplai sedimen dari pantai merupakan input
(masukan) sedimen pada pantai yang terbesar (sampai 90%). Jadi
sedimen bersumber dari erosi tebing pantai, erosi pantai, dan erosi
dasar laut seperti pada gambar berikut.

Erosi Tebing
(cliff)

Sedimen
mengendap/terti
nggal di dasar
pantai

Deposit dibawa
oleh ketinggian
muka air laut

Erosi Sungai

Erosi Dasar
Laut

Deposit dibawa
oleh ketinggian
muka air laut

Sedimen Pantai Saat Ini

Gambar 2.1 Proses Terjadinya sedimen di pantai


(Pethhick, 1984)

2.2. Kawasan Sempadan Pantai


Menurut kepmen Kelautan dan Perikanan No 10 Tahun 2002
tentang pengelolaan,sempadan pantai adalah daerah sepanjang
pantai yang diperuntukkan bagi pengamanan dan pelestarian pantai.
Kawasan sempadan pantau berfungsi untuk mencegah terjadinya
abrasi pantai dan melindungi pantai dari kegiatan yang dapat
menganggu /merusak fungsi dan kelestarian kawasan pantai. Daerah
sempadan pantai hanya diperbolehan untuk tanaman yang berfungsi

LAPORAN PENDAHULUAN
11

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
sebagai pelindung dan pengaman pantai, penggunaan fasilitas umum
yang tidak merubah fungsi lahan sebagai pengaman dan pelestarian
kawasan pantai. Berdasrkan Kepers No. 32 Tahun 1990, tentang
pengelolaan kawasan lindung telah ditentukan bahwa :
1) Perlindungan terhadap sempadan pantai dilakukan untuk
melindungi wilayah pantai dari kegatan yang menganggu
kelestarian fungsi pantai (pasal 13)
2) Kriteria sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian
yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik
pantai minimal 100 meter dari titik pasan tertinggi ke arah
darat (pasal 14)
a. Tinjauan Yuridis Kawasan Sempadan Pantai
Wilayah

pantai

dapat

dipahami

sebagai

wilayah

tempat

bertemunya berbagai kepentingan, baik pemerintah, pengusaha,


maupun masyarakat dalam rangka memanfaatkan wilayah pantai
dan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Dalam kaitan
ini, pemanfaatan sumber daya pantai dan ekosistemnya melalui
peraturan perundang-undangan memiliki kedudukan penting dalam
upaya

memperkecil,

mencegah,

atau

bahkan

menghindakan

terjadinya tumpang tindih kewenangan dan benturan kepentingan.


Perlu diingat bahwa pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya
pantai bersifaat lintas sektoral karena sektor kelautan melingkupi
kewenangan beberapa institusi negara yang memiliki bidang kerja

LAPORAN PENDAHULUAN
12

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
yang berkaitan dengan laut, misalnya perhubungan, pariwisata dan
budaya, energi dan sumberdaya mineral, serta kelautan dan
perikanan. Problemnya institusi-institusi tersebut tidak memiliki
platform dan arah

pembangunan yang sejalan dalam bidang

kelautan. Masing-masing institusi negara berjalan sendiri-sendiri


tanpa ada koordinasi yang jelas. Seperti yang terjadi di kawasan
wisata bunaken, tidak hanya Pemda terlibat dalam pengelolaannya,
melainkan juga melibatkan sejumlah instansi terkait seperti, Badan
Pengelolaaan Kawasan Bunaken di Pemda Sulut, Dinas Pariwisata
Sulut, Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam (SBKSDA) dan dinas
Kehutanan Sulut.
Tinjauan

yuridis

sempadan

pantai

mencakup

pula

status

kepemilikan kawasan dalam sempadan pantai dan peraturan


perundangan yang memuat ketentuan lebar kawasan sempadan
pantai

dihitung

dari

garis

pantai.

Dari

definisi

yang

telah

dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa kawasan sempadan pantai


merupakan kawasan yang dikuasai oleh negara yang dilindungi
keberadaannya karena berfungsi sebagai pelindung kelestarian
lingkungan pantai. Dengan demikian kawasan sempadan pantai
menjadi ruang publik dengan akses terbuka oleh siapauon (public
domain).
Status tanah negara pada kawasan tersebut mengisyaratkan
bahwa negara dalam hal pemerintah yang berhak menguasai dan
memanfaatkan

sesuai

dengan

LAPORAN PENDAHULUAN
13

fungsinya.

Pemanfaatan

dan

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
pengelolaan kawasan sempadan pantai semata-mata difokuskan
untuk kegiatan berkaitan dengan fungsi konservasinya serta harus
seteril atau terbebas dari kegiatan pembangunan. Pemerintah
sebagai pemegang hak pengelolaan memegang peranan dalam
mengendalikan pemanfaatan tersebut, bisa dengan jalan kontrol
memberikan izin pemanfaatan bagian-bagian tanah kawasan pantai
pada pihak ketiga berdasarkan perjanjian. Dan pemerintah ataupun
pemerintah

daerah

mempunyai

kewajiban

mengadakan

pengawasan terhadap pengelolaan kawasan pantai oleh pihak


ketiga

tersebut.

pemanfaatan

Selain

kawasan

pengawasn
sempadan

dan

pantai,

kontrol

terhadap

sebelumnya

perlu

dilakukan pengetatan izin lokasi untuk pemanfaatan tanah pantai.


Sempadan pantai sebagaimana dimaksud dalam uraian di atas
ditetapkan sesuai dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Di

Indonesia,

setelah

terjadi

perubahah

paradigma

pemerintah, yakni dengan berlakunya UU No. 22 Tahun 1999, maka


tiap daerah tingkat II memiliki wewenang untuk mengelola wilayah
laut selebar 1/3 mil dari lebar laut yang menjadi wewenang propinsi.
Wewenang

tersebut,

termasuk

membuat

peraturan

tentang

penentuan kawasan sempadan pantai, yang lebarnya ditetapkan


sesuai dengan kondisi fisik pantai masing-masing daerah. Walaupun
begitu pemerintah pemerintah pusat melalui keputusan Presiden
Nomor 32 Tahun 1990 telah menetapkan kawasan sempadan pantai

LAPORAN PENDAHULUAN
14

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
dengan jarak 100 meter dari pantai pada waktu pasang tertinggi,
sebagai pedoman bagi pemerintah di daerah tingkat II.
b. Tinjauan Teknis Kawasan Sempadan Pantai
Garis sempadan pantai ditentukan lebarnya berdasarkan
pantai yang ada. Jadi sebelum dilakukan penentuan garis
sempadan pantai, terlebih dahulu ditentukan garis pantainya
sebagai acuan penarikan batas kawasan sempadan. Garis pantai
menurut IHO Hydrographic Dictionary (1970) adalah garis
pertemuan antara pantai dan air (lautan). Walaupun secara
periodik permukaan laut selalu berubah, suatu permukaan laut
tertentu yang tetap dan dapat ditentukan harus dipilih untuk
menjelaskan posisi garis pantai. Sedangkan dalam UU No 22
Tahun

1999

tentang

pemerintah

daerah,

garis

pantai

didefinisikan sebagai garis air rendah. Oleh karena itu secara


teknis harus dijelasknan garis air rendah yang akan dipilih.
Dalam bidang hidrografi biasannya digunakan garis air
tinggi (high water line) sebagai garis pantai. Dalam bidang
pertanahan garis pantai yang digunakan merupakan garis air
rendah atau garis pertemuan antara air pasang rata-rata
tertinggi pada saat purnama atau pasang perbani, sehingga
terdapat perbedaan dengan garis pantai yang dimaksud dalam
aplikasi hidrografi.

LAPORAN PENDAHULUAN
15

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Dalam peraturan-peraturan yang berlaku garis sempadan
pantai ditetapkan dengan acuan garis air tertinggi. Dalam
ketentuan

mengenai

sempadan pantai

pasal

34

ayat

(1)

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana


Tata Ruang Wilayah Nasional, adalah : Kriteria kawasan lindung
untuk sempadan pantai yaitu daratan sepanjang tepian yang
lebarnya proporsional dengan dengan bentuk dan kondisi fisik
pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah
darat.
2.3. Karakteristik Pantai Berdasarkan Morfologinya
penentuan

garis

sempadan

pantai

sebaiknya

mempertimbangkan atau disesuaikan dengan bentuk dan jenis pantai


daerahnya. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki karakteristik
pantai, sumber daya, dan kebijakan pemerintah tersendiri (khas).
Johnson mengenali berbagai bentuk pantai, antara lain :
1) Pantai bertebing terjal dan berteluk-teluk (fyord)
Pantai berbatasan langsung dengan kaki bukit/gunung atau
dengan daerah yang sempit. Teluk-teluk berselingan dengan
punggungan bukit dengan berbagai struktur geologi seperti
struktur lipatan, patahan, kompleks, atau gunung api. Dasar
laut umumnya terjal, langsung ke laut dalam.
2) Pantai berdaratan yang luas dan panjang :

LAPORAN PENDAHULUAN
16

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Pantai ini mempunyai ciri adanya daratan yang luas. Banyak
yang lurus, dasar laut yang relatif dangkal dan merupakan
hasil endapan sedimen dari daratan, dengan kemiringan
kearah laut dalam secara gradual.
Kerja gelombang di pantai menghasilkan berbagai morfologi
seperti pematang pantai (barrier bars), laguna (lagoon) dengan tidal
inlet, dan delta. Dalam perkembangannya kedua jenis pantai tersebut
dapat berelevasi ke berbagai bentuk sempadan (Sampurno, 2001).
2.4. Monitoring Garis Sempadan Pantai
Garis sempadan pantai akan mengalami perubahan dalam kurun
waktu tertentu yang dikarenakan sifat laut yang dinamis. Abrasi pada
kawasan pantai yang terjadi terus-menerus patut dipertimbangkan
dalam penetapan garis sempadan pantai. Kikisan gelombang ombak
semakin mendekati pesisir pantai karena terjadinya abrasi, akan
menyebabkan garis pantai semakin mundur. Apabila garis pantai
berubah maka otomatis sempadan pantai pun berubah, sehingga
monitoring garis sempadan pantai mutlak diperlukan.
Berdasarkan

keputusan

menteri

PU

no

269/KPTS/M/2006

menentukan mekanisme pengawasan sempadan pantai sebagai


berikut:
1. Pengawasan pada kawasan lindung

LAPORAN PENDAHULUAN
17

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Pengawasan pada kawasan lindung dengan mempertimbangkan
kewenangan

pengelolaan

kawasan

dan

upaya

pelestarian

dan

pengendalian pemanfaatan kawasan lindung sebagai berikut :


a.

Kewenangan Pengelolaan :
1) Pemerintah menetapkan pedoman konservasi dan pengawasan
sumber daya alam serta pelestarian fungsi lingkungan.
2) Pemerintah menetapkan standar pengelolaan pesisir pantai dan
pulau-pulau kecil.
3) Propinsi mengatur pengelolaan lingkungan dalam pemanfaatan
sumberdaya laut 4 (empat) mil sampai dengan 12 (dua belas)
mil.

b.

Penetapan Kawasan :
1) Penetapan

lebar

Kabupaten/Kota

sempadan

dengan

pantai

memperhatikan

dilakukan

oleh

karakteristik

dan

kondisi pantai (termasuk tipe gelombang),serta mengacu pada


standar

dan

pedoman

pengelolaan

pesisir

pantai

yang

ditetapkan oleh Propinsi dan Pemerintah.


2) Penetapan kawasan sempadan pantai (lebar sempadan) yang
dilindungi dituangkan dalam Perda Kabupaten/Kota.
c.

Pelestarian dan Pengendalian Pemanfaatan Kawasan :


1) Kabupaten/ Kota menetapkan rencana pemanfaatan kawasan
sempadan

pantai

perlindungan

dengan

pantai

dan

tetap

mempertahankan

dilengkapi

dengan

fungsi

larangan

pemanfaatan kawasan sempadan pantai, persyaratan teknis

LAPORAN PENDAHULUAN
18

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
ekologis

budidaya yang diijinkan, dan tatacara

pelibatan

masyarakat dan swasta.


2) Rencana

pemanfaatan

pantai

disosialisasikan

kepada

masyarakat setempat dan pelaku pembangunan terkait.


3) Kabupaten/Kota melibatkan secara aktif masyarakat setempat
dalam

pengendalian

pemanfaatan

berupa:

pemantauan,

pengawasan dan penertiban kawasan sempadan pantai.


2. Pengawasan pada kawasan budidaya
Pengawasan

pada

kawasan

budidaya

meliputi

hal-hal

sebagai

berikut :
a.

Perumahan

dan

Permukiman

Reklamasi

Pantai,

termasuk

prasarana pendukungnya (pendidikan, kesehatan, sosial/budaya)


:
1) Melakukan pengolahan bahan buangan domestik sebelum
dilepas ke perairan pantai dan pembuatan kanal-kanal drainase
yang mermuara ke laut lepas.
2) Melakukan pemeliharaan garis tepi pantai dan pantai, dan tidak
menghentikan secara total angkutan sedimen sepanjang pantai.
b.

Perdagangan, Industri dan Perkantoran


1) Membatasi pencemaran oleh bahan buangan cair, padat, dan
gas

melalui

pengembangan

pengolahan

bahan

buangan

sebelum dilepas dan pembuatan kanal-kanal drainase ke laut


lepas.

LAPORAN PENDAHULUAN
19

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
2) Membatasi penggunaan air tanah untuk kegiatan industri, yang
akan mengakibatkan intrusi air laut bawah tanah melalui
pengaturan pemakian air tanah yang disesuaikan dengan
kapasitas ketersediaan air tanah dan waktu yang dibutuhkan
untuk pengisian kembali
c.

Prasarana Transportasi
1) Meminimasi dan menghidari pencemaran bahan buangan kapal
(penyedotan berkala bahan pencemar).
2) Melakukan upaya mengatasi pendangkalan kolam pelabuhan
oleh lumpur atau pasir (pengerukan berkala endapan lumpur
dan pasir).

d.

Budidaya Air Payau :


1) Melakukan

penanganan

bahan

buangan

tambak

sebelum

dilepas ke perairan pantai dan peletakan lokasi mulut kanal


drainase (outlet) yang berjauhan dengan mulut kanal suplesi
(inlet) dan bermuara ke laut lepas.
2) Melakukan pengawasan dan pembatasan penggunaan pakan,
pupuk, dan obat-obatan kimia yang direkomendasikan untuk
operasional budaya tambak.
3) Melakukan pemeliharaan garis tepi pantai dan pantai dengan
cara membentuk jalur hijau melalui penanaman bakau dan
pemantauan laju sedimentasi.
e.

Pariwisata/Rekreasi :

LAPORAN PENDAHULUAN
20

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Melakukan pemberlakuan lebar garis sempadan pantai dan
pantai berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 32 th. 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung, Perda atau hukum pengusahaan atau
sistem pemilikan pantai.

LAPORAN PENDAHULUAN
21

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA

BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Lombok Utara


3.1.1. Kondisi Geografis
Kondisi geografis, merupakan suatu kondisi real dipermukaan
bumi. Kabupaten Lombok Utara, secara real di permukaan bumi
memiliki letak astronomis diantara 116 o1 116o 28 BT dan 8o 12 8o
28 LS. Letak Astronomis suatu daerah sangat menentukan terhadap
keberadaan jenis iklim. Hal ini disebabkan karena adanya pergeseran
semu tahunan sinar matahari yang bergerak dari garis khatulistiwa
(00) menuju garis balik utara (23,5 0 LU) kembali ke katulistiwa,
kemudian bergerak ke garis balik selatan (23,5 0 LS) untuk selanjutnya
kembali ke garis khatulistiwa. Gerakan semu tahunan sinar matahari
inilah yang menyebabkan perbedaan lamanya penyinaran matahari di
permukaan bumi.
3.1.2. Kondisi Geologi dan Geomorfologi
Berdasarkan tatanan geologi Indonesia, posisi NTB terletak pada
pertemuan dua lempeng besar (Lempeng Hindia-Australia

dan

Lempeng Eurasia) yang berintraksi dan saling berbenturan. Batas


kedua lempeng ini merupakan daerah yang sangat labil, karena di

LAPORAN PENDAHULUAN
22

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
tempat ini bertumpuk energi yang sangat besar dan sewaktu-waktu
dapat terlepas dalam bentuk gempa bumi, letusan gunung api, dan
tanah longsor yang ditandai dengan munculnya gunung api aktif dan
kegempaan yang tinggi. Disamping mempunyain potensi bencana,
pada daerah pertemuan kedua lempeng ini dihasilkan juga kondisi
geologi yang sangat bermanfaat, yaitu terbentuknya potensi sumber
daya mineral dan energi, dan potensi bentang alam yang sangat
potensial, dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Kondisi
geologi batuan tertua berumur Tersier dan yang termuda berumur
Kuarter, didominasi oleh Batuan Gunungapi serta Aluvial (resent).
Batuan Tersier di pulau lombok terdiri dari perselingan Batu Pasir
Kuarsa, Batu Lempung, Breksi, Lava, Tufa dengan lensa-lensa batu
gamping, dan andesit. Batuan Kuarter di pulau Lombok terdiri dari
perselingan Breksi Breksi Gampingan dan Lava, Breksi, Lava, Tufa,
Batu Apung, dan Breksi Lahar .
Kondisi geomorfologis berkenaan dengan keadaan permukaan
atau relief bumi. Struktur umum pulau lombok sebelah utara
didominasi oleh dataran pantai dan dataran rombakan koral, dan
lipatan. Zone tengah didominasi oleh pegunungan dan batuan yang
berumur tersier dan kuarter. Zone selatan didominasi oleh dataran
perbukitan, dataran aluvial, dan topografi kars. Penunjaman lempeng
basial utara kepulauan NTB menuju tengah sehingga bagian timur
menjadi bagian yang relatif turun. Hal ini menyebabkan bagian barat
memiliki dataran pantai yang sempit dan kadang-kadang terjal.

LAPORAN PENDAHULUAN
23

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
3.1.3. Iklim
Iklim adalah keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup
lama minimal 30 tahun yang sifatnya tetap (Kartasapoetra, 1986: 1).
Penentuan iklim pada suatu wilayah sangat penting terutama yang
berkaitan dengan bidang pertanian, karena tumbuhnya pertanian
dipengaruhi oleh unsur-unsur iklim, dengan diketahuinya tipe iklim,
maka akan memudahkan penentuan pembudidayaan tanaman yang
cocok dengan tipe iklim pada daerah yang bersangkutan.
Kondisi iklim di Kabupaten Lombok Utara dapat dilihat salah
satunya melalui faktor cuaca, diketahui

temperatur cuaca di

Kabupaten Lombok Utara maksimum mencapai 31,9 o C yaitu pada


bulan Januari dan Desember dan turun hingga mencapai 32,0 oC yaitu
pada bulan April 2009 sedangkan kondisi minimunnya
antara 22,1o

24,9

mencapai

C Sementara untuk tekanan udara antara

1.008,5 hingga 1.013,5 Bar, dengan kecepatan angin mencapai 6 10


knot seperti terlihat pada Tabel 2.5. Sedangkan Untuk Curah Hujan
tertinggi pada bulan Pebruari 2009 antara 236 1.478 dan hal itu
terjadi di Kecamatan Bayan untuk Curah Hujan/Hari Hujannya sangat
tinggi yaitu 1.478 -23 HH. Kemudian Hari Hujan antara 12 23 kali.
Sedangkan CH/HH yang terendah bahkan tidak pernah hujan terjadi
pada Bulan Agustus diempat kecamatan kecuali Bayan dengan CH/HH
mencapai 35 2. Seperti yang terlihat pada Tabel 2.6. Jadi CH dan HH
untuk Kabupaten Lombok Utara 2009 dengan katagori tinggi tingkat
CH/HHnya yaitu selama 4 bulan antara Bulan Januari April 2009.

LAPORAN PENDAHULUAN
24

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Berikut merupakan tabel temperatur, tekanan udara, kecepatan angin
dan curah hujan di Kabupaten Lombok Utara
Tabel 3.1. Temperatur , Tekanan Udara dan Kecepatan Angin di
Kabupaten Lombok Utara tahun 2009/2010
N
o

Bulan

Temperatur (C )
Maksimu
Minimum
m

Tekanan
udara
(Bar)

Kecepat
an
angin(Kn
ot
1
Januari
31,,9
24,9
1.010,5
8
2
Pebruari
32,5
24,4
1.011,3
10
3
Maret
32.1
24,3
1.011,1
8
4
April
32,0
23,7
1.011,8
6
5
Mei
32,6
22,1
1.011,9
7
6
Juni
32,4
22,6
1.011,4
7
7
Juli
32,8
22,2
1.013,0
8
8
Agustus
32,4
22,5
1.013,5
8
9
September
32,3
22,9
1.013,4
8
10 Oktober
31,9
24,3
1.012,4
6
11 Nopember
31,8
24,1
1.011,4
9
12 Desember
31,3
24,3
1.008,5
6
Sumber Data : Dinas Pertanian,Bunhut dan Kanlut KLU /Badan
Meteorologi dan Geofisika Mataram, 2010
Sedangkan untuk data curah hujan Kabupaten Lombok Utara,
akan dijabarkan dalam table 3.2. dibawah ini
Tabel 3.2. Curah Hujan Kabupaten Lombok Utara 2009/2010
N
o

Bulan

Januari

Pebruari

Maret

4
5

April
Mei

Kecamatan
/Curah
Hujan(CH)/Hari
Hujan
(HH)/mm/hari
Pemenan Tanjung Gangga Kayang Bayan
g
an
CH
HH CH HH CH HH CH HH CH
H
H
296 12
78 18 894 17
55 15 1.47 23
2
0
8
324 11
20 7
838 22
23 16 738 13
3
6
85
3
24 9
441 15
12 3
104 5
9
114 5
32 6
39
7
73 7
0
0
67
9
10 7
39
8
31 5
82
6

LAPORAN PENDAHULUAN
25

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA

6
7
8
9

Juni
Juli
Agustus
Septemb
er
Oktober

0
0
0
0

1
1
0
4

1
16
5
0
1
Nopemb 18
8
1
er
1
Desemb 63
8
2
er
Sumber Data : Dinas
Meteorologi dan Geofisika

1
0
12
0
4

2
3
0
2

13
10
0
0

1
1
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

5
0
35
0

2
0
2
0

35

50

11

16

134

54

12

90

100

Pertanian,Bunhut
Mataram, 2010

13 2
4
dan Kanlut

KLU/Badan

3.1.4. Wilayah Administrasi


Kabupaten Lombok Utara merupakan Kabupaten paling muda di
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berdiri pada tahun 2009. Kondisi
Geografis Kabupaten Lombok Utara merupakan kawasan yang subur,
dengan panorama alam yang memukau serta banyak menyimpan
cadangan air tanah. Untuk batasan wilayah Kabupaten Lombok Utara,
dijabarkan sebagai berikut:
Utara : Laut Jawa
Selatan
Barat

: Lombok Barat

: Selat Lombok

Timur : Lombok Tengah dan Lombok Timur


Selain

itu

Kabupaten

Lombok

Utara

terdiri

dari

berbagai

kecamatan yang ada didalamnya, kecamatan-kecamatan tersebut


terjabarkan dalam tabel 1 dibawah ini.
Tabel 3.3. Luas

Daerah Kabupaten Lombok

Utara Dirinci

per

Kecamatan (Km2)

LAPORAN PENDAHULUAN
26

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
No

Kecamatan

Luas Wilayah

Persentase
(%)
1
Tanjung
115,64
14,28
2
Pemenang
81, 09
10,02
3
Gangga
157, 35
19,44
4
Kayangan
126,35
15,61
5
Bayan
329,1
40,65
JUMLAH
809,53
100,00
Sumber : Kabupaten Lombok Utara dalam Angka 2009/2010
3.1.5. Demografi
Penduduk merupakan potensi yang harus diberdayakan dengan
baik untuk mencapai kemajuan. Penduduk juga merupakan objek dan
subjek pembangunan. Perkembangan penduduk, tenaga kerja, dan
mobilitas

penduduk

menjadi

indikator

yang

penting

dalam

pembangunan. Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk


dalam suatu luas tertentu (jiwa/km2). Jumlah penduduk pada suatu
daerah dipengaruhi oleh perkembangan penduduk akibat natalitas,
mortalitas, dan migrasi.
Jumlah penduduk untuk Tahun 2008 di Kabupaten Lombok
Utara dengan jenis kelamin Laki-laki mencapai 101.045 jiwa atau
47,37%, sedangkan perempuan mencapai 112.256 jiwa atau 52,63%
dengan total jumlah penduduk mencapai 213.300, sebagai bahan
perbandingan dapat dilihat bahwa jumlah penduduk pada Tahun 2010
sesuai dengan hasil sensus yaqng dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik Kabupaten Lombok Barat yaitu mencapai 199.904 dengan
tingkat perkembangan penduduk antara tahun 2008 sampai tahun
2010 untuk Kecamatan Pemenang peningkatan jumlah penduduk
mencapai

299

jiwa

atau

1,16%

LAPORAN PENDAHULUAN
27

yang

merupakan

tingkat

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
perkembangan penduduk tertinggi di antara kecamatan lainnya di
ikuti oleh Kecamatan Bayan mencapai 1.894 jiwa atau 0,51%.
Sedangkan untuk kecamatan Gangga mengalami penurunan
mencapai 5.403 jiwa atau 1,25% disusul oleh Kecamatan Kayangan
mencapai 3.825 jiwa atau 0,62% secara totalitas perkembangan
penduduk dari tahun 2008 s/d 2010 mengalami penurunan hingga
mencapai 13.396 jiwa atau 0,94%.sedangkan total rumah tangga
mencapai 55.395 dengan rata-rata mencapai 3,61% untuk tahun
2010 dan terbesar di Kecamatan Bayan mencapai 12.138 atau 3,67%
kemudian yang terendah di Kecamatan Pemenang mencapai 9.024
atau 3,60% . Sesuai dengan tabel yang tertera dibawah ini.
Tabel 3.4. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten
Lombok Utara
Tahun 2008-2010
N Kecamata Tahun 2008
Jumla Jumlah Jumla Ratao
n
Pendu h
rata
Laki
Wanit h
Pddk
duk
ruma ruma
a
2008
2010
h
h
tangg tangg
a
a
1
Pemenang
15.422 16.735 32.157 32.456 9.024 3.60
2
Tanjung
22.177 24.958 47.135 44.561 12.60 3.54
4
3
Gangga
21.735 24.582 46.317 40.914 11.32 3.61
9
4
Kayangan
19.573 21.653 41.226 37.401 10.30 3.63
0
5
Bayan
22.138 24.328 46.466 44.572 12.13 3.67
8
TOTAL
101.04 112.2 213.3 199.90 55.39 3.61
5
56
00
4
5
Sumber Data: DukcapilNaker Trans KLU Tahun 2010 dan BPS Tahun,
2010

LAPORAN PENDAHULUAN
28

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA

3.1.6. Sosial Ekonomi Masyarakat


Kondisi Sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Lombok Utara,
nampak pada kegiatan sosial ekonomi yang dilakukan pada aktivitas
sehari-hari masyarakatnya. Kegiatan sosial ekonomi identik dengan
jenis pekerjaan masyarakatnya. Kabupaten Lombok Utara, selain
dikenal dengan kawasan pariwisata yang memiliki pesona alam yang
luar biasa, dan mampu menyerap banyak tenaga kerja dibidang
pariwisata, namun terdapat beberapa masyarakatnya yang memilih
bermatapencaharian sebagai petani, pedagang, serta pegawai negeri
sipil.
Kegiatan perekonomian masyarakat Kabupaten Lombok Utara
nampak pada klasifikasi penjabaran dari penggunaan lahan wilayah di
Kabupaten Lombok Utara. Penggunaan lahan perkebunan rakyat di
Kabupaten

Lombok

Utara

di

lihat

dari

jenis

tanaman

yang

dilaksanakan oleh kelompok pertanian/ perkebunan terdiri dari :


Perkebunan Kelapa dengan luas areal mencapai 10.574,62 dengan
hasil produksi 11.397,08 ton, Tanaman kopi areal tanam seluas
1.315,57 dengan hasil produksi mencapai 780,46 ton, Cengkeh areal
seluas 895,10 Ha dengan hasil produksi mencapai 230,26, Jambu
Mete arealnya 14.621,00 Ha dengan hasil produksi 3.102,65 ton,
Panili seluas 236,84 Ha dengan hasil mencapai 52,60, Kapas areal
seluas 605 Ha dengan hasil 177,50 ton, Perkebunan asam seluas
16,62 Ha dengan hasil mencapai 50 ton dan Kegiatan pertanian

LAPORAN PENDAHULUAN
29

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
perkebunan dibidang tanaman Pinang seluas 44,33 Ha dengan hasil
mencapai 55,35 ton denngan kegiatan pertanian perkebunan rakyat
dimaksudkan

dapat

meningkatkan

perekonomian

masyarakat.

Keterangan luas tanah dan penggunaan lahan dapat dilihat pada


tabel berikut ini.
Tabel 3.5. Luas Tanah dan Penggunaan Lahan sesuai dengan
DAS/SSWS Kabupaten
Lombok Utara Di Rinci Menurut
Kecamatan Tahun 2010
Penggunaan Lahan (Ha)
No Kecamatan
Jumlah
Tanah
Lahan
Lahan
Sawah
bukan
bukan
sawah
pertanian
1
Pemenang
417
3.906
3.786
8.109
2
Tanjung
714
5.460
5.390
11.564
3
Gangga
1.238
8.324
6.173
15.735
4
Kayangan
2.619
3.960
6.056
12.635
5
Bayan
3.316
20.225
9.369
32.910
TOTAL
8.304
41.875
30.774
80.953
Sumber Data : BPN dan KLU Dalam Angka, 2010
Sedangkan

untuk

penggunaan

lahan

dengan

rincian

perkecamatan terjabar pada tabel dibawah ini


Tabel 3.6.

Luas Lahan dan Status Penggunaan Lahan Dirinci Per

Kecamatan Kabupaten
N
o

Kecamat
an

1.

Pemenang

2.

Tanjung

3.

Gangga

4.

Kayangan

5.

Bayan

Lombok Utara 2009/2010


Lahan Kering (ha)

Pekarang
an

Tegal/
kebu
n

166

743

Lada
ng

1, 266
204
204

Hutan Perke
Negar buna
a
n

2, -

2, -

2,

037

2,052

183

2,915

267

5,893

661

1,181

167

7,692
1
0,850
1
4,497
1
0,016
2

5,

331

408
5,

75
7,

Jumla
h

5,

365

622

Lain
-lain

3,
548

LAPORAN PENDAHULUAN
30

Huta
n
raky
at
-

767
5,

8,

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
268
Total

659
4.030
16,
720
4,105

1.108.

213

391

5
,213
28,15
1

3,124

747

15,16
5

2.02
5

9,432
7
2,487

Sumber data : Dinas pertanian,perkebunan,Kehutanan dan kanlut


KLU, 2010

3.2. Deskripsi kawasan Sempadan Pantai Kabupaten Lombok


Utara
Berikut akan dijabarkan mengenai kondisi kawasan Sempadan
Pantai Kabupaten Lombok Utara berdasarkan sub bab yang dijabarkan
dibawah ini.
3.2.1 Kondisi fisik kawasan
Kawasan sempadan pantai kabupaten lombok utara merupakan
kawasan pantai yang berdataran luas dan panjang, dengan ciri
memiliki banyak daratan yang luas, lurus serta dasar laut yang relatif
dangkal dan merupakan hasil endapan sedimen dari daratan.
3.2.2 Kondisi sosial sekitar kawasan
Kondisi sosial sekitar Kawasan sempadan pantai kabupaten
lombok utara didominasi oleh aktifitas nelayang dengan pemanfaatan
lahan sebagai
membentang

tanah pertanian dan perkebunan campuran yang


luas.

Pada

beberapa

kawasan

telah

mulai

dikembangkan kegiatan pariwisata yang dilakukan oeh berbagai


sektor baik swasta auatupun pemerintah

LAPORAN PENDAHULUAN
31

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA

BAB IV
METODE DAN PENDEKATAN

Pada bab ini disajikan mengenai metode dan pendekatan serta


kajian literatur yang melandasi pelaksanaan kegiatan ini. Lebih lanjut
metode dan pendekatan disajikan dasar hukum perencanaan tata
ruang, penggunaan berbagai jenis metode dan pendekatannya, serta
tahapan pengambilan data.
4.1. Dasar Hukum Kawasan Lindung Sempadan Pantai
Dasar hukum mengenai Deliniasi Kawasan Pesisir Kabupaten Lombok
Utara, diantaranya:
1. Undang-Undang No.26 Tahun 2007 Mengenai Penataan Ruang
2. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan
Daerah
3. kepmen Kelautan dan Perikanan No 10 Tahun 2002 Mengenai
Rencana Strategis Pembangunan kelautan dan perikanan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana
Tata Ruang Nasional
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 1990,
tentang pengelolaan kawasan lindung
4.2. Rencana Teknis Deliniasi kawasan pantai
Desain penelitian merupakan gambaran umum dari kegiatan
yang akan dilakukan. Dalam kegiatan perencanaan deliniasi kawasan

LAPORAN PENDAHULUAN
32

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
sempadan pantai kabupaten Lombok Utara, Alur perencanaan dapat
digambarkan sebagai gambar 4.1 berikut:
Persiapa
n

Persiapan
administr
asi dan
kelengkap
an teknis

Pengumpulan data

Analisis dan
Sintesis data

Perencanaan Lanskap

Data Primer: survei


lapangan, pengukuran,
wawancara
Data Sekunder:
peraturan kebijakan,
data ekologis, data fisik

Ruang Ekologis Ruang


Fisik
Rencana ruang (zonasi
kawasan perencanaan)
- Ruang konservasi
- Ruang semi konservasi
- Ruang non konservasi

Pembuatan Peta
lanskap sempadan
(fungsionalisasi dan
pemanfaatan
kawasan sempadan)

Gambar 4.1 Alur Perencanaan Teknis Kawasan Sempadan Pantai, Kabupaten


Lombok Utara

Penjelasan dari tahapan perencanaan teknis kawasan sempadan


pantai adalah sebagai berikut:
1. Tahap

persiapan:

tahap

persiapan

dilakukan

untuk

mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam


proses

perencanaan.

persiapan

dokumen

Tahapan

persiapan

administrasi

ini

kepada

meliputi:
bappeda.

Kelengkapan yang lain yaitu peralatan yang digunakan untuk


melakukan pengambilan data primer.
2. Pengumpulan data: pengumpulan data merupakan proses
mengumpulakan data yang berkaitan dengan perencanaan
kawasan sempadan pantai. Data yang dikumpulkan meliputi
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan
cara survei langsung ke lapangan dan wawancara beberapa

LAPORAN PENDAHULUAN
33

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
stakeholder, yaitu Bappeda, PU, dan masyarakat disekitar
pantai. Data sekunder diperoleh dengan cara mengumpulkan
data

dan

informasi

dari

instansi-instansi

terkait,

yaitu

Bappeda, PU, dan studi pustaka yang berkaitan dengan


sempadan pantai.
3. Anaslis data: analisi data dilakukan setelah pengumpulan data
selesai.

Data

yang

dianalisis

adalah

data

diperoleh, yaitu: data kondisi fisik pantai.


4. Perencanaan lanskap Sempadan Pantai:
Tahap perencanaan lanskap merupakan
menentukan

dan merupakan lanjutan

yang

sudah

tahap

yang

dari tahap

data dan sintesis. Kelompok data yang telah


selanjutnya

dioverlay

dan

dibandingkan

analisis
dianalisis

dengan

data

penutupan lahan eksisting pada tahap sintesis. Peta hasil


dari

tahap

sintesis

selanjutnya diintegrasikan dengan

konsep yang diinginkan. Perencanaan


untuk

peningkatan

kualitas

lanskap diarahkan

lingkungan

alami

dengan

mengkonservasi sempadan yang mempunyai kualitas alami


tinggi serta memperbaiki sempadan pantai agar terhindar
dan meminimalkan dampak dari bahaya fisik berupa abrasi
dan kerusakan ekologi lainnya pada wilayah sempadan pantai.
4.2.1.
Pendekatan
Perencanaan
Berkelanjutan
Dan
Berwawasan Lingkungan
Prinsip-prinsip pendekatan ini adalah :
1. Prinsip perencanaan tata ruang yang
2.

pada

pelestarian dan berorientasi ke depan (jangka panjang);


Penekanan pada nilai manfaat yang besar bagi masyarakat;

LAPORAN PENDAHULUAN
34

berpijak

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
3.

Prinsip pengelolaan aset sumber daya yang tidak merusak

4.

tetapi lestari;
Kesesuaian antara kegiatan perencanaan dengan daya

5.

dukung ruang;
Keselarasan yang sinergis antara kebutuhan, lingkungan
hidup dan masyarakat dengan tetap memberikan apresiasi

6.

pada konsep konservasi lingkungan;


Antisipasi yang tepat dan monitoring perubahan lingkungan
yang terjadi akibat pembangunan dan pemanfatan lahan
untuk budidaya

Disamping prinsip pendekatan diatas, juga digunakan Pendekatan


Berbasis

manajemen

Resiko

Bencana,

penjelasan

mengenai

pendekatan tersebut sebagai berikut:


Perencanaan

tata

ruang

sebagai

suatu

bentuk

intervensi

pembangunan yang multidimensi memungkinkan berbagai bentuk


kegiatan mitigasi resiko bencana untuk diintegrasikan, baik yang
bersifat fisik (struktural) maupun non fisik (non struktural). Dalam
menentukan bentuk kegiatan mitigasi yang akan digunakan akan
bergantung kepada jenis bencana dan tujuan kegiatan tersebut.
Jenis kegiatan mitigasi
Perencanaan tata guna lahan
Building codes
Pengaturan zonasi
Pengaturan subdivisi
Analisis Bahaya / Pemetaan Resiko
Sistem informasi bahaya
Edukasi publik
Pemantauan / inspeksi
Pengambilalihan lahan yang
berbahaya
Relokasi

LAPORAN PENDAHULUAN
35

Tujuan Mitigasi
Pengaturan pembangunan di lokasi yang
aman
Penguatan terhadap tekanan bahaya
Pembatasan terhadap penggunaan area
berbahaya
Penguatan infrastruktur terhadap bahaya
Identifikasi area berbahaya
Peningkatan kesadaran terhadap resiko
Peningkatan pengetahuan mengenai
bencana
Pemantauan implementasi peraturan

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Insentif dan disinsentif pajak
Asuransi bencana

Pengalihan fungsi menjadi ruang


terbuka/rekreasi
Pemindahan kondisi rentan ke lokasi yang
aman
Penciptaan motivasi untuk pindah ke lokasi
aman
Pemberian kompensasi terhadap kerugian
ekonomi

Sumber: Godschalk, 1991:136 dalam Kaiser et al (1995)


Di dalam menghasilkan tata ruang yang mempertimbangkan
unsur-unsur kebencanaan serta menentukan alat mitigasi yang akan
digunakan,

teknik

pertampalan

(overlay)

antara

konsep

pembangunan dengan daerah-daerah beresiko bencana hasil analisis


resiko perlu dilakukan. Hasil pertampalan dapat digunakan untuk
mengoreksi usulan perencanaan, baik struktur ruang, pola ruang,
maupun penentuan kawasan kawasan strategis, yang diatur di
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi, Kabupaten,
maupun Kota. Hal yang perlu diperhatikan ialah adanya kebutuhan
dan kesesuaian skala kedetailan resiko bencana yang dihasilkan
dengan tingkat kedetailan rencana tata ruang yang akan diperkaya
dengan resiko bencana tersebut. Sebagai contoh, peta resiko untuk
mengoreksi rencana rinci (misalnya RDTR) tentu berbeda dengan
rencana umum tata ruang (RTRW). Perbedaan ini juga secara
signifikan menentukan seberapa detail rekomendasi pengurangan
resiko melalui perencanaan tata ruang dapat dihasilkan. Pada
akhirnya, usaha pertampalan harus berorientasi akhir pada keluaran
produk rencana tersebut karena rencana tata ruang merupakan
bagian dari sistem penyelenggaraan penataan ruang yang baku.

LAPORAN PENDAHULUAN
36

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Dengan demikian perencanaan tata ruang hasil pengumpulan dan
dan analisis informasi tentang kesesuaian pembangunan dari daerah
yang terpapar (exposed) terhadap bencana alam dapat diketahui oleh
masyarakat, investor potensial-pelaku usaha, dan pemerintah.
Penekanan pentingnya dilakukan mitigasi dalam bentuk
pengaturan building code dan peraturan zonasi sama sama
disampaikan Godschalk (1991) serta ditekankan dalam HFA. Namun
demikian, kecenderungan terkini menunjukkan bahwa hampir tidak
ada

suatu

produk

rencana

rinci

yang

secara

akurat

mampu

menghasilkan peraturan zonasi yang baik serta jikapun ada, maka


masih sangat lemah dalam sisi implementasi. Dalam kaitannya
dengan mitigasi bencana, minimnya data analisis bahaya serta resiko
pada tingkat mikro juga menghambat implementasi arahan ini. Lebih
lanjut, hal semacam ini hampir tidak mungkin dilakukan secara
mandiri oleh Tim Perencana suatu Kabupaten/Kota, sementara
sebenarnya terdapat banyak kajian resiko bencana pada tingkat
makro, messo, dan mikro yang tersebar di pusat pusat penelitian
atau perguruan tinggi.
Di dalam siklus

bencana,

kejadian bencana

ditempatkan

sebagai kejadian yang memicu kerugian dan kehancuran, untuk


kemudian

sesaat

setelahnya

kemudian

berlaku

masa

tanggap

darurat. Pada masa tanggap darurat, fokus kegiatan dititikberatkan


pada penyelamatan dan pencarian korban, penanganan pengungsian,
pemberian kebutuhan dasar, dan sebagainya. Pasca tanggap darurat,
tahap selanjutnya adalah tahap pasca bencana atau disebut juga

LAPORAN PENDAHULUAN
37

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
pemulihan. Pada umumnya tahap ini terdiri atas kegiatan rehabilitasi
untuk memulihkan infrastruktur dasar serta kegiatan rekonstruksi,
yakni pembangunan kembali secara menyeluruh sampai dengan
suatu kondisi yang dapat dikatakan sama seperti sebelum kejadian
bencana. Sebagai suatu siklus, maka tahap berikutnya dianggap
sebagai suatu tahap pra terhadap kejadian bencana berikutnya,
dimana pembangunan pada umumnya berlangsung. Dalam konteks
pengurangan

resiko

bencana,

kegiatan

seperti

mitigasi,

penyiapsiagan, pendidikan, dan peringatan dini, berada pada tahap


ini.
4.2.2.

Metode

Metode

pendekatan

yang

digunakan

dalam

pelaksanaan

kegiatan ini adalah:


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, konsultan melakukan konsultasi
teknis dengan tim teknis.
b. Mengingat kompleksitas permasalahan yang ada, perlu upaya
koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah daerah dengan
instansi terkait untuk memperoleh masukan dalam penentuan
prioritas pembangunan infrastruktur.
c. Asas berkelanjutan sebagai salah satu pertimbangan penting
untuk menjamin kelangsungan dari kegiatan ini.
4.3. Tahapan Pengambilan Data
4.3.1.

Tahap Persiapan

LAPORAN PENDAHULUAN
38

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Pada tahapan persiapan ini adalah pemahaman terhadap KAK
mengenai

latar

belakang,

tujuan

serta

sasaran

dari

kegiatan

Perencanaan deliniasi kawasan sempadan pantai Kabupaten Lombok


Utara,

sehingga dapat dipersiapkan data-data yang dibutuhkan

sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan. Selain persiapan datadata yang dibutuhkan adalah persiapan peralatan survey untuk
kebutuhan data.
4.3.2.

Tahap Pengumpulan Data

4.3.2.1. Survey Primer


Survey primer merupakan salah satu teknik pengambilan data
dilapangan yang dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan
dan wawancara serta mengumpulkan dokumen melalui deskripsi
eksisting, pemotretan, dan pemetaan.
4.3.2.2. Survey Sekunder
Survey sekunder merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan mendatangi instansi-instansi terkait
untuk mendapatkan data-data yang relevan terhadap penyusunan
kegiatan Perencanaan deliniasi kawasan sempadan pantai Kabupaten
Lombok Utara.

4.4. Keluaran

LAPORAN PENDAHULUAN
39

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Hasil dari penelitian ini adalah rencana lanskap sempadan
pantai Wilayah kabupaten Lombok Utara dalam
tertulis

dan

grafis.

Rencana

berbentuk

grafis

bentuk

rencana

dari keseluruhan

tapak disajikan dalam gambar perencanaan lanskap sempadan


sempadan pantai Wilayah kabupaten Lombok Utara. Selain itu
disajikan pula gambar rencana detail sub-sub kawasan untuk lebih
memperjelas perencanaan lanskapnya.

LAPORAN PENDAHULUAN
40

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA

BAB V
TAHAPAN PELAKSANAAN

5.1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Terdapat
penyusunan

beberapa
Perencanaan

tahapan

pelaksanaan

Kawasan

Sempadan

kegiatan
Pantai

pada

Wilayah

Kabupaten Lombok utara, yakni proses laporan pendahuluan hingga


penyusunan laporan akhir.
5.2. Laporan Pendahuluan
Penyusunan laporan pendahuluan merupakan kegiatan awal
yang dilakukan sebelum melaksanakan survei di lapangan. Dalam
laporan

pendahuluan

ini

akan

diuraikan

pemahaman

materi

penyusunan yang meliputi latar belakang, pengertian dan kedudukan,


permasalahan, maksud dan tujuan, ruang lingkup materi dan wilayah,
dan dasar hukum Penyusunan Perencanaan Kawasan Sempadan
Pantai Wilayah Kabupaten Lombok Utara. Elemen lain yang berperan
penting dalam penyusunan laporan pendahuluan adalah gambaran
umum wilayah perencanaan untuk melihat kondisi wilayah pantai
yang terdapat di Wilayah Kabupaten Lombok Utara.
5.3. Survey Lapangan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah kegiatan
pengamatan, pengukuran dan penga,bilan sampel data Kawasan

LAPORAN PENDAHULUAN
41

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Sempadan Pantai Wilayah secara langsung untuk melihat kondisi
eksisting.

5.4. Laporan Draft Laporan Akhir


Pada tahapan ini dilakukan kegiatan kompilasi data sesuai
dengan ruang lingkup materi dan wilayah. Kegiatan setelah kompilasi
data adalah analisis yang dilakukan sesuai dengan teori dan konsep
yang dipakai sehingga diperoleh penilaian tentang kondisi yang ada
di wilayah perencanaan terutama mengenai pengembangan Kawasan
Sempadan Pantai Wilayah Perkotaan Tanjung.
5.5. Laporan Rencana (Final Report)
Tahapan ini merupakan akhir dari Perencanaan Kawasan
Sempadan Pantai Wilayah Perkotaan Tanjung, Kabupaten Lombok
Utara yang dilakukan, dengan menindaklanjuti hasil kegiatan analisis
yang telah dilakukan sebelumnya dengan menyesuaikan konsepkonsep ataupun arahan rencana yang dihasilkan seperti

rencana

spasial, rencana program. Selanjutnya dilakukan prioritas rencana dan


penyusunan program rencana yang akan dilakukan sesuai dengan
kondisi di wilayah perencanaan.
5.6. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Sesuai dengan KAK/TOR, pelaksanaan kegiatan

Rencana

Teknis Kawasan Sempadan Pantai Wilayah Perkotaan Tanjung Kabupaten Lombok Utara ini direncanakan selama 12 minggu atau
90 hari kalender sejak ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja.

LAPORAN PENDAHULUAN
42

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule) merupakan
pedoman bagi pengelola proyek untuk melakukan evaluasi dan
monitoring setiap jenis pekerjaan yang dilaksanakan oleh Konsultan.
Oleh

karena

itu

penyusunan

Jadual

Pelaksanaan

Pekerjaan

disesuaikan dengan metodologi / langkah langkah pelaksanaan


pekerjaan.
Guna mencapai sasaran yang tertuang dalam lingkup pekerjaan
di KAK/TOR, maka Konsultan perlu menyampaikan program kerja yang
dibuat dalam bentuk Jadual Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule)
yang kami sajikan dalam tabel. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 5.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No

Langkah Kegiatan

Minggu Ke
I

II

III

I
V

IV

VI

VII

XI

Persiapan Pengerjaan
Penyusunan
Laporan
Pendahuluan
Pengumpulan

II

Laporan

Pendahuluan
Penyusunan Laporan Antara
Sosialisasi Draft Laporan Akhir
Penyusunan
Draft
Laporan
Akhir
Seminar Laporan Akhir
Pengumpulan Laporan Akhir

5.7. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari Rencana Teknis Kawasan Sempadan
Pantai yaitu:

LAPORAN PENDAHULUAN
43

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
a. Kompilasi fakta dilapangan dan analisis seluruh data dengan
menggunakan metode dan formula yang relevan
b. Peta Penataan Kawasan Sempadan pantai kabupaten Lombok
Utara
c. Desain teknis kawasan sempadan Kawasan Sempadan Pantai
kabupaten lombok utara
d. Rekomendasi kriteria pemanfaatan Kawasan Sempadan Pantai
Wilayah kabupaten Lombok Utara

LAPORAN PENDAHULUAN
44

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI

Dalam pelaksanaan penyusunan Deliniasi Pantai Kabupaten


Lombok

Utara

terbatasi

oleh

waktu

pelaksanaan

yang

telah

ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja, meliputi satu bulan kalender


yang

telah

ditetapkan. Dengan adanya

keterbatasan tersebut,

diperlukan suatu bentuk perencanaan yang matang mulai dari


kegiatan survey baik data primer maupun sekunder, analisis data,
hingga laporan akhir.
Penyusunan rencana kerja ini diawali dengan memahami
kegiatan secara rinci dengan prinsip pemahaman sesuai kaidah 5 W-1
H.

What (apa?)

: Penyusunan

Teknis

Rencana

Kawasan

Sempadan Sungai Wilayah Perkotaan Tanjung


Kabupaten Lombok Utara.

Why (mengapa?)

Guna menyusun dokumen mengenai

Rencana Teknis Rencana Kawasan Sempadan


Sungai Wilayah Perkotaan Tanjung Kabupaten
Lombok

Utara

dengan berlandaskan aspek

sustainable development dan berbasis risiko


bencana.

LAPORAN PENDAHULUAN
45

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA

Where (dimana?)

Wilayah Perkotaan Tanjung, Kabupaten

Lombok Utara

When (kapan?)

: Tahun

anggaran

2013,

selama

bulan

kalender

Who (siapa?)

How (bagaimana?) :

: Tim ahli dari konsultan


Melaksanakan kegiatan sesuai dengan

rencana kerja.
6.1. Struktur organisasi
Struktur organisasi kerja dalam penyususnan rencana Teknis
Rencana Kawasan Sempadan Sungai Wilayah Perkotaan Tanjung
Kabupaten Lombok Utara. merupakan salah satu aspek penting,
mengingat diperlukannya efektivitas dan efisiensi kerja yang harus
dipenuhi dalam menangani berbagai macam pekerjaan agar semua
berjalan sesuai dengan rencana dan tidak terjadi SDA, SDM, dan
waktu. Kedua hal tersebut juga perlu diterapkan agar pekerjaan
dapat diselesaikan menurut jadwal yang sudah disusun.

Untuk itu

diperlukanlah sebuah pengelolaan dalam memanajemen tiap tahap


dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana teknis sempadan
sungai tersebut, sehingga dibentuklah suatu struktur organisasi.
6.1.1. Tugas dan Kontribusi Tenaga Ahli

Dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan Perencanaan Tata


ruang Kawasan Objek Wisata Air Terjun Tiu Pupus Di Kecamatan
gangga Kabupaten Lombok Utara diperlukan beberapa tenaga ahli

LAPORAN PENDAHULUAN
46

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
terkait dalam proses analisis yang akan dilakukan. Tenaga ahli yang
diperlukan minimal melibatkan beberapa bidang keahlian, yaitu:
1. Team Leader
Sarjana Teknik Planologi, yang berpengalaman dalam bidang
perencanaan tata ruang, lulusan perguruan tinggi yang sudah
berpengalaman,

bertanggungjawab

kepada

pihak

pemberi

tugas serta direktur konsultan yang bersangkutan. Team Leader


adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian dan kemampuan
serta

berpengalaman

dalam

mengkoordinasikan

seluruh

aktifitas kegiatan konsultan. Team Leader juga bertugas


melakukan konsolidasi terhadap seluruh pelaksanaan tugas
para

tenaga

ahli,

serta

konsolidasi

terhadap

seluruh

pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan


Rencana teknis Kawasan Sempadan Sungai Wilayah Perkotaan
Tanjung Kabupaten Lombok Utara.
2. Tenaga Ahli Teknik Lingkungan
Sarjana teknik lingkungan, lulusan perguruan tinggi yang sudah
berpengalaman dalam bidang pembangunan infrastruktur.
3.

Tenaga Ahli Geodesi/Geografi


Sarjana

Ekonomi,

lulusan

perguruan

tinggi

yang

sudah

berpengalaman dalam bidang pembuatan desain peta.


4. Tenaga Ahli Arsitektur
Sarjana Teknik Arsitektur, lulusan perguruan tinggi yang sudah
berpengalaman dalam bidang desain perencanaan Tapak.

LAPORAN PENDAHULUAN
47

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

DELINIASI KAWASAN PANTAI KABUPATEN


April , 2013 LOMBOK UTARA
BAPPEDA KABUPATEN LOMBOK UTARA
5. Surveyor
Minimal Mahasiswa yang sesuai dengan bidangnya.
Semua tenaga ahli beserta

tenaga asisten tenaga ahli yang

diusulkan adalah tenaga ahli yang berpengalaman dalam pekerjaan


bidang infrastruktur, sedangkan mengenai kebutuhan minimal akan
dirinci dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 6.1. Tenaga Ahli dan Lama Penugasan
NO
1.
2.
3.
4.
1.

NAMA PENUGASAN
Tenaga Ahli
Team Leader
Tenaga Ahli Arsitektur
Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga Ahli Geodesi/Geografi
Tenaga Penunjang
Surveyor

LAPORAN PENDAHULUAN
48

JUMLAH

LAMA
PENUGASAN

1
1
1
1

12 Minggu
8 Minggu
8 Minggu
8 Minggu

orang
orang
orang
orang

1 orang

4 Minggu

CV. MEGAH JAYA MANDIRI -

Anda mungkin juga menyukai