Anda di halaman 1dari 4

NAMA

: ABDUROBBI JIBRIL

NIM

: 1201025553

PRODI

: MPK

SEMESTER : 6

Analisis Usaha Dalam Peluang Dan Tantangan Bisnis Internasional

I.

Dampak dari akibat globalisasi berpengaruh terhadap ekonomi antara lain dalam
bentuk semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi
tanpa mengenal batas-batas negara. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batasbatas negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan
perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu
pihak akan membawa peluang pasar produk dari dalam negri ke pasar
internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya
produk-produk global kedalam pasar domestic. Secara nyata perekonomian
nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang di tandai dengan
adanya kekuatan pasar dunia. Maka daripada itu kesinergian dalam struktur usaha
dan komitment kerjasama membangun merupakan kunci dalam persaingan global
usaha. Tantangan yang akan dihadapi oleh sektor pertanian Indonesia pada masa
mendatang akan

semakin berat sebagai

dampak perubahan

iklim global,

pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, persaingan perdagangan internasional


dan liberisasi yang makin terbuka dan ketat. Terutama pembangunan sektor
pertanian perlu mendapat dukungan seluruh pemangku kepentingan karena
memiliki elastisitas yang tinggi terhadap penciptaan lapangan kerja

dan juga

efektif mengurangi ketimpangan. Berbagai tantangan dan peluang pembangunan


ekonomi yang kita hadapi di 2015 diharapkan dapat memacu kita untuk lebih
memanfaatkan

momentum

dan

mengoptimalkan

upaya

dalam

menjamin

percepatan pembangunan infrastruktur agar dapat memacu berkembangnya


sektor
II.

ekonomi

produktif,

guna

mengatasi

masalah

kesenjangan

serta

mempercepat terwujudnya kemandirian ekonomi.


Perkembangan dalam era Globalisasi tidak hanya menuntut peningkatan peran
sektor swasta, tetapi juga menuntut sektor publik untuk memperbaiki kinerjanya
dalam rangka melayani kebutuhan pasar global. Hal ini telah berlangsung di
Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina. Di Singapura, misalnya,
munculnya pasar global ditanggapi permerintah dengan meningkatkan kompetensi
civil service agar mereka mampu menjawab tantangan zaman dan lebih kompetitif
di dunia internasional. kebijakan pro-pasar seperti privatisasi dan berbagai
aktivitas yang berkaitan dengan sektor swasta seperti business licensing,
perdagangan

internasional,

dan

pengawasan

fiscal.

konstelasi ekonomi global masih penuh dengan ketidakpastian, risiko pelemahan


ekonomi global diprediksi akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi pada
berbagai negara. Gejala awal risiko pelemahan ekonomi global sejatinya dapat
dicermati dari lambannya pemulihan ekonomi global, diindikasikan dengan laju
pertumbuhan ekonomi pada berbagai negara maju yang masih rendah dan rentan,
yang berpotensi "menekan" laju

pertumbuhan ekonomi negara-negara lainnya.

Perekonomian AS sebagai lokomotif ekonomi dunia, meskipun telah menunjukkan


tanda-tanda pemulihan. Namun tren pertumbuhan tersebut masih menurun bila
dibandingkan dengan pada saat sebelum krisis global terjadi. Risiko yang perlu
diwaspadai adalah dampak dari kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika The
Fed, yang dapat memicu terjadinya arus modal keluar sekaligus berdampak pada

melemahnya nilai tukar pada berbagai negara. Kondisi ekonomi di kawasan Eropa
dan Jepang juga setali tiga uang,

belum menunjukkan perbaikan dan masih

terbilang rapuh, ancaman deflasi masih membayangi perekonomian di kedua


kawasan tersebut. Pengangguran dan sektor industri Eropa masih belum pulih
secara siginifikan, sementara kebijakan Abenomics masih belum memperlihatkan
III.

tanda-tanda memulihkan perekonomian Jepang.


Perkembangan ekonomi global pada berbagai negara tentu juga berdampak pada
perekonomian Indonesia, baik langsung maupun tidak langsung. Potensi gejolak
likuiditas global akibat kebijakan exit policy kebijakan moneter longgar negara
berkembang, akan memudahkan investor negara maju yang mau mengamankan
dananya melalui kegiatan investasi. Kemudahan itu juga yang membuat investor
asing

dengan

mudah

menarik

dananya

kembali,

jika

kondisi

kembali

menguntungkan. Hal ini akan membuat instabilitas di negara berkembang


terutama pada pasar keuangan. Bagi Indonesia, fluktuasi nilai tukar dan gejolak
harga

komoditas

pasar

global

akan

sangat

berdampak

pada

neraca

perdagangannya, bila tidak diantisipasi dengan baik, defisit neraca perdagangan


akan semakin membengkak akibat ketergantungan yang tinggi terhadap importasi,
yang akan terus menggerus ketahanan devisa. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
tidak mungkin dicapai apabila tidak ada ketersediaan infrastruktur yang memadai,
atau dengan kata lain infrastruktur adalah basic determinant atau kunci bagi
perkembangan ekonomi. Keberadaan infrastruktur, telah terbukti berperan sebagai
instrumen

bagi

pengurangan

kemiskinan,

mempersempit kesenjangan antarwilayah.

pembuka

daerah

terisolasi,

dan

Perkembangan dalam era Globalisasi

tidak hanya menuntut peningkatan peran sektor swasta, tetapi juga menuntut
sektor publik untuk memperbaiki kinerjanya dalam rangka melayani kebutuhan
pasar global. Hal ini telah berlangsung di Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam

dan

Filipina.

Di

Singapura,

misalnya,

munculnya

pasar

global

ditanggapi

permerintah dengan meningkatkan kompetensi civil service agar mereka mampu


menjawab tantangan zaman dan lebih kompetitif di dunia internasional.
Dengan demikian, investasi infrastruktur baik dari pemerintah maupun swasta dan
masyarakat perlu terus didorong guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor
riil, penyerapan tenaga kerja guna mengurangi pengangguran dan kemiskinan,
serta menumbuhkan investasi sektor lainnya.
http://ekonomi.metrotvnews.com/peluang-dan-tantangan-ekonomi-2015

Anda mungkin juga menyukai