Anda di halaman 1dari 2

Terapi

A. Memengaruhi perkembangan penyakit


Frekuensi masa kambuh merupakan faktor penting dalam menentukan jenis
obat untuk menangani MS. Obat-obatan ini dapat mengurangi kerusakan pada mielin
sehingga frekuensi masa kambuh dan tingkat keparahannya bisa berkurang. Interferon
beta, misalnya interferon beta-1a dan interferon beta-1b. Sakit kepala, demam, dan
menggigil termasuk efek samping ringan yang mungkin Anda alami dalam dua hari
setelah menerima suntikan interferon beta.
Glatiramer acetate. Obat ini akan menghalangi sistem kekebalan tubuh agar
tidak menyerang mielin dan hanya diberikan kepada pasien MS kambuhan. Walau
jarang, obat ini tetap berpotensi menyebabkan dada sesak sebagai efek sampingnya.
Teriflunomide. Obat yang diminum satu kali sehari ini sebaiknya tidak
digunakan oleh pengidap gangguan organ hati yang serius. Beberapa efek samping
yang kemungkinan dipicu oleh teriflunomide meliputi gangguan organ hati, diare,
mual, sakit kepala, dan rambut rontok.
Obat-obatan ini tidak dianjurkan bagi pasien berusia di bawah 18 tahun atau
wanita yang berencana hamil, sedang hamil, serta sedang menyusui. Pasangan yang
berencana untuk memiliki keturunan juga sebaiknya menghentikan penggunaan dan
menunggu setidaknya 12 minggu sebelum mencoba untuk hamil.
B. Mengatasi gejala-gejala MS
MS dapat menyebabkan gejala serta tingkat keparahan yang beragam. Gejala yang
ringan biasanya tidak membutuhkan penanganan medis karena akan hilang dengan
sendirinya. Sementara gejala dengan tingkat keparahan tinggi tentu harus ditangani
dengan seksama. Berikut ini langkah penanganan yang dapat digunakan:
Antikonvulsan : Obat ini akan mencegah atau mengurangi kejang-kejang atau
konvulsan. Antikonvulsan juga dapat digunakan untuk mengatasi gangguan pergerakan
mata,

nyeri

neuropati,

serta

kejang

otot.

Contoh

obatnya

meliputigabapentin, carbamazepine, atau clonazepam.


Relaksan otot. Ini adalah obat untuk melemaskan otot dan meredakan kejang.
Baclofen, tizanidine, diazepam, clonazepam, dan dantrolene adalah beberapa relaksan otot
yang biasanya dianjurkan.
Fisioterapi. Langkah ini dapat digunakan untuk mengatasi gejala kejang otot, otot
yang kaku, nyeri atau sakit pada bagian-bagian tubuh, serta gangguan mobilitas.

Antidepresan, misalnya amitriptyline. Obat ini dapat diberikan untuk mengatasi nyeri
neuropati dan gangguan emosional seperti depresi.
Terapi psikologi. Langkah ini dianjurkan bagi pasien yang mengalami gangguan
kognitif dan emosional.
Obat untuk mengurangi rasa lelah, seperti amantadine. Obat-obatan untuk mengatasi
gangguan kandung kemih dan pencernaan seperti obat pencahar dan obat antikolinergik.

Anda mungkin juga menyukai