Anda di halaman 1dari 11

C.

INTERVENSI PROMOTIF , PREVENTIF DAN


KURATIF
1. Promotif dan Preventif (tidak dilakukan)
2. Tindakan Kuratif
Pada kondisi spondylolisthesis dapat dilakukan dengan modalitas fisioterapi
yang terdiri dari:
a. Short Wave Diathermy.
SWD merupakan modalitas terapi yang memancarkan gelombang pendek
yang digunakan untuk pemanasan pada jaringan dalam dan pembuluh darah
agar peredaran darah menjadi lancar dengan merubah energi electromagnet
menjadi energi panas.

Tujuan SWD : melancarkan sirkulasi, menurunkan nyeri,


menurunkan spasme dan melenturkan jaringan lunak.

Aplikasi : Posisi pasien tidur terlentang, kemudian letakkan


electrode dengan metode kondensor dengan teknik coplanar yaitu;
satu kondensor diletakan pada pinggang( lumbal), kemudian satu
kondensor pada telapak kaki.

Dosis :
F : 2 x 1 minggu
I : 160 mA

T : 20 menit
T : Continous

b. Ultrasound Lumbal.
US merupakan modalitas terapi dengan menggunakan getaran mekanik
gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Yang digunakan
dalam Fisioterapi adalah 0,5-5 MHz dengan tujuan untuk menimbulkan
efek terapeutik melalui proses tertentu.
Efek US :

Efek Mekanik.

Bila gelombang US masuk kedalam tubuh maka akan menimbulkan


pemampatan dan peregangan dalam jaringan sama dengan frekuensi
dari mesin US sehingga terjadi variasi tekanan dalam jaringan atau
biasa disebut dengan micromassage sehingga pada daerah micro
tissue damage baru yang memacu proses inflamasi fisiologis.

Efek Panas.

Micromassage pada jaringan akan menimbulkan efek friction yang


hangat. Area yang paling banyak mendapatkan panas adalah jaringan
interface yaitu antara kulit dan otot serta periosteum.

Efek Fisiologis

Efek biologis merupakan refleks fisiologis dari pengaruh mekanik dan


pengaruh panas. Efek biologis yang ditimbulkan oleh US antara lain :

Meningkatkan sirkulasi darah.

Rileksasi otot.

Meningkatkan Permeabilitas membrane.

Mempercepat proses penyembuhan jaringan

Mengurangi nyeri.

Aplikasi : Ultrasound diterapkan dengan menggunakan transduser yang


memancarkan sinar ultrasonic. Bergerak terus menerus pada kulit sesuai
dengan rumus dosis yaitu; Luas area yang akan diobati dibagi luas ERA
pada transducer.

c. Traksi Lumbal.
Traksi lumbal adalah sebuah alat dengan tenaga mekanik ataupun
manual dengan cara kerja yaitu dengan cara memisahkan atau
melonggarkan sendi dan jaringan lunak.
Tujuan : 1. Membebaskan sendi dari gangguan-gangguan sendi (joint
distraction)
2. Mengurangi protusi diskus

3. Mengulur jaringan lunak.


4. Mobilisasi persendian.
Aplikasi :

Posisi pasien tidur terlentang dengan sedikit fleksi hip(paha) 85


dan eksorotasi 10-15 serta fleksi lutut 85-90.

Menggunakan alat pengikat punggung berupa sabuk (pelvic belt)


yang diikatkan di atas crista iliaca dan dihubungkan ke mesin
traksi serta fiksasi pada tubuh bagian atas untuk menghindari
tertariknya tubuh ke bawah akibat tarikan lumbal.

Dosis :

F : 2 x 1 minggu
I:

- Hold : 30 detik
- Rest : 2 detik
- Beban : 40 kilogram

T : 15 menit
T : Intermiten
d. Terapi Manipulasi (Massage).
Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan
tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak.
Tujuan :
1. Melancarkan peredaran darah.

2. Mengurangi ketegangan/ spasme otot paravertebral yang menekan pada


radiks spinalis
3. Mengurangi rasa sakit/nyeri.
Aplikasi : Posisi pasien adalah tidur telungkup, Dilakukan pada otot-otot
paravertebral dengan teknik deep efflurage
Dosis :

F: 2 x 1minggu
I:

BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Hal yang akan di pelajari di Klinik Medikarya
1. Sejarah, visi dan misi Klinik Medikarya
2. Struktur organisasi Klinik Medikarya
3. Kondisi Demograf
4. Program Peayanan di Klinik Medikarya

5. Jenis asuransi kesehatan yang dapat diterima untuk berobat di


Klinik medikarya
B. Langkah- langkah kegiatan
1. Persiapan :
a. Mencari/ menulusuri tempat PBL.
b. Proses pengurusan izin PBL
c. Menentukan jadwal praktek dan biaya administrasi terkait.
d. Memberikan laporan ke kampus tentang persetujuan tempat
PBL.
e. Konsultasi dengan dosen pembimbing.
f. Melaksanakan kegiatan PBL
g. Mengikuti sidang PBL
2. Pelaksanaan
Langkah- langkah yang perlu dilakukan pada tahap pelaksanaan
kegiatan di Klinik Medikarya Kelapa Gading adalah:
a. Memperkenalkan diri dengan pembimbing dan satf Klinik
Medikarya.
b. Memahami prosedur dan peraturan yang berlaku di Klinik
Medikarya.
c. Melaksanakan rencana kegiatan Praktek Belajar Lapangan
d. Bekerjasama dengan tenaga lain(fsioterapi) terkait untuk
memperoleh data dan informasi
e. Melaporkan kegiatan harian kepada pembimbing PBL.
f. Menyusun dan melaporkan hasil PBL.
g. Ujian sidang PBL.
C. Waktu dan Tempat
1. Waktu PBL
Kegiatan PBL ini di mulai pada tanggal 17 september 2014
sampai dengan 7 Januari 2015
2. Tempat PBL
Tempat pelaksanaan PBL di Klinik Medikarya.
D. Objek PBL
Kegiatan PBl dilakukan terhadap berbagai pasien yang ditangani
dengan berbagai kondisi, terutama kondisi musculoskeletal. Baik
dari lingkungan klinik maupun luar daerah.

BAB IV
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN
DI KLINIK MEDIKARYA KELAPA GADING

A. Gambaran Umum Wilayah Klinik


1. Sejarah
Klinik Medikarya terletak di Jalan Summagung III Blok PB Unit 1 Kelapa
Gading, Jakarta Utara 14240. Didirikan pada tahun 1976 , atas keinginan
seorang kerabat dekat dari Dr. Lucy Irliani selaku Direktur Utama yang
menginginkan adanya kesejahteraan kesehatan untuk dirinya serta
masyarakat di lingkungan sekitar. Berdasarkan keinginan Beliau, Dr. Lucy
beserta tujuh rekan sesama profesinya sepakat untuk mendirikan sebuah
yayasan independent sebagai pusat kesehatan masyarakat yang diberi
nama Klinik Medikarya. Klinik Medikarya resmi disahkan oleh Gubernur
Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Bapak R. Soeprapto pada tanggal

22 Desember 1984 dengan hak izin No. PBDS.038/2.41.12.09 dan pada


waktu itu hanya memiliki pelayanan medis dokter umum dan dokter jaga.
Bagian fisioterapi di klinik tersebut berdiri pada tahun 1986, terletak di
ruang paling belakang, dengan luas area 15 x 20 meter.Dipimpin oleh Bp.
Soenarno, SstFt, M.Fis. Area tersebut merupakan area yang paling luas
diantara semua bagian. Seiring berjalanya waktu, bagian fisioterapi di
klinik tersebut menjadi tulang punggung klinik medikarya. Pasien
fisioterapi yang datang ke poli fisioterapi klinik medikarya berasal dari
asien golongan PKTP, PKTS dan PKTT
2. Visi ,Misi dan Tujuan
a. Visi
b. Misi
c. Tujuan
3. Sarana dan Prasarana
Kelinik Medikarya di bangun pada tahun 1976 memiliki fasilitas :
a. Luas tanah
b. Luas gedung
c. Daya listrik
d. Air
Bangunan terdiri dari :
Lantai 1
1. Loket pendaftaran
2. Loket pembayaran
3. Apotik
4. Ruang Radiologi
5. Ruang Fisioterapi
4. Demografi

BAGAN ORGANISASI
KLINIK MEDIKARYA 2014/2015

B. Fisioterapi
1. Sejarah Fisioterapi di Klinik Medikarya.
Klinik Medikarya terletak di Jalan Summagung III Blok PB
Unit 1 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240. Didirikan pada tahun 1976 ,
atas keinginan seorang kerabat dekat dari Dr. Lucy Irliani selaku Direktur
Utama yang menginginkan adanya kesejahteraan kesehatan untuk dirinya
serta masyarakat di lingkungan sekitar. Berdasarkan keinginan Beliau, Dr.
Lucy beserta tujuh rekan sesama profesinya sepakat untuk mendirikan
sebuah yayasan independent sebagai pusat kesehatan masyarakat yang
diberi nama Klinik Medikarya. Klinik Medikarya resmi disahkan oleh
Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Bapak R. Soeprapto
pada

tanggal

22

Desember

1984

dengan

hak

izin

No.

PBDS.038/2.41.12.09 dan pada waktu itu hanya memiliki pelayanan medis


dokter umum dan dokter jaga.
Bagian fisioterapi di klinik tersebut berdiri pada tahun 1986, terletak di
ruang paling belakang, dengan luas area 15 x 20 meter.Dipimpin oleh Bp.
Soenarno, SstFt, M.Fis. Area tersebut merupakan area yang paling luas

diantara semua bagian. Seiring berjalanya waktu, bagian fisioterapi di


klinik tersebut menjadi tulang punggung klinik medikarya. Pasien
fisioterapi yang datang ke klinik medikarya berasal dari pasien golongan
PKTP, PKTS dan PKTT.
2. Pelayanan Kesehatan Poli Fisioterapi Klinik Medikarya.
Pasien yang mendapat pelayanan Fisioterapi berasal dari :
a) Rujukan Dokter.
b) Tanpa Rujukan.
3. Peralatan Fisioterapi yang tersedia di Poli Fisioterapi Klinik
Medikarya.
a). SWD.
Tujuan : melancarkan Sirkulasi, mengurangi nyeri, dan spasme
b). MWD.
Tujuan : mengurai spasme, melancarkan sirkulasi, dan neuralgia
c). Traksi Lumbal.
Tujuan : merileksasi otot, mengurai nyeri karna tekanan ,kompresi,
iritasi akar saraf
d). Ultrasound
Tujuan : mempercepat proses regenerasi jaringan dengan cara
membuat radang baru yang fisiologis
e). Electrical Stimulation
Tujuan :stimulasi saraf dengan metode nerve trunk, dan

stimulasi

otot untuk menjaga fisiologi otot.


f). Nebulizer.
Tujuan : untuk membantu mengencerkan sputum/ dahak yang kental
dan lengket serta untuk membantu mengeluarkan sputum dari saluran
nafas.
4. Peran Mahasiswa selama praktek di Klinik Medikarya.
Mahasiswa hanya ditugaskan didalam gedung klinik, pada

bagian Fisioterapi.
Mahasiswa ditugaskan melakukan observasi kepada pasien

dengan pengawasan pembimbing


Mahasiswa ditugaskan belajar
fisioterapi di Klinik Medikarya.

mengaplikasikan

alat-alat

Anda mungkin juga menyukai