Anda di halaman 1dari 4

Hepatitis A

Hepatitis B
Etiologi
Epidemiologi dan Faktor
HBV dapat bertahan dalam
Risiko
berbagai keadaan, oleh karena itu cairan
Hepatitis A tersebar di fisiologis tubuh merupakan kendaraan
seluruh
dunia,
muncul yang baik untuk menjadikannya alat
sporadis dan sebagai wabah, transportasi penularan. Selain itu bisa
dahulu dengan kecenderungan juga tertular dengan cairan fisiologis
muncul secara siklis. Di tubuh seperti sekret, semen, air liur, air
negara sedang berkembang, mata, dan efusi patologik. Penularan
orang dewasa biasanya sudah secara parenteral sering terjadi pada
kebal dan wabah hepatitis A proses persalinan dari ibu ke anaknya,
(HA) jarang terjadi. Namun dari kontak seksual baik homoseksual
adanya perbaikan sanitasi maupun heteroseksual, produk darah,
lingkungan di sebagian besar dialisis, obat-obat terlarang intravena,
negara di dunia ternyata transfusi,
serta
kecelakaan
kerja
membuat penduduk golongan misalnya tertusuk jarum terkontaminasi.
dewasa muda menjadi lebih
Epidemiologi
rentan sehingga frekuensi
terjadi
KLB
cenderung
Hepatitis B merupakan masalah
meningkat. Di negara-negara kesehatan global terutama di Negara
maju, penularan penyakit berkembang. Satu dari tiga populasi
sering terjadi karena kontak global terinfeksi HBV (hepatitis virus
dalam lingkungan keluarga B). dicantumkan juga bahwa 350 juta
dan kontak seksual dengan orang di dunia menjadi karier hepatitis
penderita akut, dan juga B, dan 2% yang secara spontan
muncul secara sporadis di menunjukkan gejalanya tiap tahun.
tempat-tempat penitipan anak Program vaksinasi terhadap hepatitis B
usia
sebaya,
menyerang nampaknya telah membuktikan usaha
wisatawan yang bepergian ke global untuk menurunkan prevalensi
negara
dimana
penyakit hepatitis B di dunia.
tersebut endemis, menyerang
pengguna suntikan pecandu a. Pemeriksaan Penunjang
obat terlarang dan priai. Hepatitis B akut
homoseksual.
Tingginya tingkat level alanine
Didaerah dengan sanitasi
aminotransferase (ALT) dan
lingkungan yang rendah,
aspartat
aminotransferase
infeksi umumnya terjadi pada
(AST), pada rentang 1000-2000
usia sangat muda. Di Amerika
IU / mL, merupakan ciri khas
Serikat, 33% dari masyarakat
penyakit ini, meskipun nilai-nilai
umum
terbukti
secara
100 kali lebih dari batas atas
serologis
sudah
pernah
normal
(ULN)
dapat
terinfeksi HAV. Di negara
diidentifikasi. Nilai yang lebih
maju wabah sering berjalan
tinggi ditemukan pada pasien
dengan
sangat
lambat,

Hepatitis C
Epidemiologi
Menurut WHO tahun 1999
sekitar 170 juta orang terinfeksi
hepatits C atau 3% dari populasi
dunia dan akan berkembang menjadi
sirosis hepar dan kanker hati. Di
Indonesia, prevalensi HCV berkisar
0,5-3,4% menunjukkan sekitar 1-7
juta penduduk Indonesia mengidap
infeksi HCV.
Transmisi HCV terjadi terutama
melalui paparan darah yang tercemar.
Paparan ini biasanya terjadi pada
pengguna narkoba suntik, transfusi
darah, transplantasi organ, praktek
medis yang tidak steril, kelahiran dari
ibu yang terinfeksi, seks bebas dan
lain-lain.
Pengobatan
Kombinasi
interferon
dan
ribavirin dianjurkan pada pengobatan
hepatitis C. Keuntungan interferon
yaitu kadarnya yang konstan dalam
darah sehingga dapat diberikan
1x/minggu. Sedangkan kombinasinya
dengan ribavirin akan meningkatkan
respon hingga 2-3 kali lipat.
Kriteria yang harus dipenuhi
sebelum pemberian terapi interferon :
1. Anti HCV (+) dengan informasi
stadium dan aktivitas penyakit,
HCV RNA (+), genotip virus,
biopsi.
2. Ada/tidaknya
ekstrahepatik.

manifestasi

3. Kadar SGOT/SGPT berfluktuasi


diatas normal.
4. Tidak ada dekompensasi hati.

biasanya meliputi wilayah


geografis yang luas dan
berlangsung dalam beberapa
bulan; wabah dengan pola
Common source dapat
meluas dengan cepat. Selama
terjadi KLB, petugas dan para
pengunjung tempat penitipan
anak, pria dengan banyak
pasangan seksual dan para
pecandu
Napza
yang
menggunakan
suntikan
mempunyai risiko lebih tinggi
tertulari daripada penduduk
pada umumnya. Namun,
hampir separuh dari kasus,
dan sumber infeksi tidak
diketahui. Penyakit ini sangat
umum menyerang anak-anak
sekolah dan dewasa muda.
Pada
tahun-tahun
belakangan ini, KLB yang
sangat luas penularannya
umumnya
terjadi
di
masyarakat, namum KLB
karena
pola
penularan
Common source berkaitan
dengan
makanan
yang
terkontaminasi oleh penjamah
makanan
dan
produk
makanan yang terkontaminasi
tetap saja terjadi. KLB pernah
dilaporkan terjadi diantara
orang-orang yang bekerja
dengan primata yang hidup
liar.
Komplikasi dan Prognosis
Pada
umumnya,
penyakit
semakin
berat
dengan bertambahnya umur,
namun penyembuhan secara
sempurna tanpa gejala sisa

dengan hepatitis icteric. Tingkat


SGPT biasanya lebih tinggi
daripada tingkat SGOT.
Alkaline phosphatase (ALP)
mungkin berada dalam nilai
tinggi, tetapi nilainya biasanya
tidak lebih dari 3 kali batas atas
normal.
Tingkat albumin dapat sedikit
rendah, dan kadar zat besi serum
dapat meningkat. Dalam periode
preicteric
(yaitu,
sebelum
munculnya penyakit kuning),
leukopenia
(yaitu,
granulocytopenia)
dan
lymphocytosis
adalah
yang
paling
umum
kelainan
hematologik dan disertai dengan
peningkatan
dalam
tingkat
sedimentasi eritrosit (ESR).
Anemia karena pemendekan
masa hidup sel darah merah
jarang ditemukan, walaupun
hemolisis
dapat
dicatat.
Trombositopenia
jarang
ditemukan.
Pasien dengan hepatitis parah
mengalami perpanjangan waktu
prothrombin (PT).
Beberapa penanda virus dapat
diidentifikasi dalam serum dan
hati. HbsAg (antigen Australia)
dan
HBeAg
(penanda
infektivitas) adalah penanda
pertama
yang
dapat
diidentifikasi dalam serum.
HBcAb (IgM) setelah itu
muncul.
Bagi pasien yang sembuh,
serokonversi untuk HBsAb dan
HBeAb diamati, dan HBcAb
adalah dari kelas IgG. Pasien
dengan HbsAg terus-menerus
selama lebih dari 6 bulan

5. Pemeriksaan lab :
a. Granulosit >3000/cmm
b. Hb > 12 g/dl
c. Trombosit >50000/cmm
d. Bilirubin total < 2mg/dl
e. Protrombin time <3 menit
Berdasarkan
rekomendasi
consensus FKUI PPHI (2003) :
1. Terapi antivirus diberikan bila
ALT > 2N
2. Pengobatan hepatitis C diberikan
kombinasi
interferon
dan
ribavirin.
3. Ribavirin diberikan setiap hari,
tergantung berat badan selama
pemberian interferon dengan
dosis :
a) <55 kg diberikan 800 mg/hari
b) 56-75
kg
1000mg/hari
c) >75 kg
mg/hari

diberikan

diberikan

1200

4. Dosis interferon konvensional 3,


4.5, 5 MU seminggu 3 kali,
tergantung kondisi pasien.
5. Pegylated interferon alfa 2a
diberikan 180 ug seminggu sekali
selama 12 bulan pada genotype
1&4, dan 6 bulan pada genotype 2
dan 3. Pada pegylated interferon
alfa 2b diberikan dengan dosis
1,5 ug/kgBB/kali selama 12 bulan
atau 6 bulan tergantung genotip.
6. Dosis ribavirin sedapat mungkin
dipertahankan. Bila terjadi efek

dapat terjadi. Kematian kasus


mengembangkan
hepatitis
samping anemia, dapat diberikan
dilaporkan terjadi berkisar
kronis.
eritropoietin.
antara 0,1%-0,3%, meskipun
ii. Hepatitis B kronis tidak aktif
kematian meningkat menjadi
Pembawa sehat memiliki SGOT Pencegahan
1,8% pada orang dewasa
normal
dan
SGPT
yang
Vaksinasi
dengan usia lebih dari 50
meningkat, dan tanda-tanda
Hindari
faktor
risiko
tahun; seseorang dengan
infektivitas (yaitu, HBeAg, HBV
penyakit hati kronis apabila
DNA) dapat negatif.
penularan :
terserang hepatitis A akan
HbsAg, IgG HBcAb dari jenis,
- Seks aman menggunakan
meningkat risikonya untuk
dan HBeAb juga ditemukan di
kondom
menjadi hepatitis A fulminan
dalam serum.
yang fatal. Pada umumnya,
iii. Hepatitis B Aktif Kronis
- Penggunaan jarum suntik
hepatitis A dianggap sebagai
Pasien memiliki nilai yang
steril
penyakit dengan case fatality
ringan hingga sedang elevasi
rate yang relatif rendah.
dari aminotransferase (kurang
Bagi petugas medis yang
dari atau sama dengan 5 kali
kemungkinan besar mudah
ULN). SGPT biasanya lebih
terpapar darah penderita,
tinggi daripada tingkat SGOT.
sebaiknya
meningkatkan
Sangat tingginya kadar ALT
proteksi
diri
dengan
dapat diamati selama eksaserbasi
mengunakan masker, sarung
atau reaktivasi dari penyakit, dan
tangan, dan lain-lain.
mereka dapat disertai dengan
gangguan fungsi sintetik hati Deteksi dini terutama jika telah
(yakni,
penurunan
kadar terpapar.
albumin,
kadar
bilirubin
meningkat, dan berkepanjangan
PT). HbsAg dan HBcAb dari
jenis IgG atau IgM (dalam kasus
reaktivasi) teridentifikasi dalam
serum.
Jika tingkat SGOT lebih tinggi
daripada
tingkat
SGPT,
diagnosis
sirosis
harus
dikecualikan. Jaringan-antibodi
spesifik, seperti antismooth
muscle antibodi (ASMAs) (2025%) atau antinuclear antibodi
(ANAs)
(10-20%),
dapat
diidentifikasi. Jaringan-antibodi
spesifik,
seperti
antibodi
terhadap kelenjar tiroid (1020%), juga dapat ditemukan.
Peningkatan sedikit kadar faktor
rematoid
(RF)
biasanya

ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai

  • BLEFARITIS
    BLEFARITIS
    Dokumen3 halaman
    BLEFARITIS
    Khalida Nacharyta Failasufi
    Belum ada peringkat
  • Gagal Ginjal Akut
    Gagal Ginjal Akut
    Dokumen12 halaman
    Gagal Ginjal Akut
    Liza Hussein
    100% (10)
  • Komplikasi Pielonefritis
    Komplikasi Pielonefritis
    Dokumen1 halaman
    Komplikasi Pielonefritis
    Khalida Nacharyta Failasufi
    Belum ada peringkat
  • Terapi Nutrisi Pada Stroke
    Terapi Nutrisi Pada Stroke
    Dokumen17 halaman
    Terapi Nutrisi Pada Stroke
    Khalida Nacharyta Failasufi
    Belum ada peringkat
  • JIWAras
    JIWAras
    Dokumen45 halaman
    JIWAras
    arum_negari
    Belum ada peringkat
  • PRP
    PRP
    Dokumen7 halaman
    PRP
    Khalida Nacharyta Failasufi
    Belum ada peringkat
  • Abses Serebri
    Abses Serebri
    Dokumen20 halaman
    Abses Serebri
    Khalida Nacharyta Failasufi
    Belum ada peringkat
  • Ruptur Perineum
    Ruptur Perineum
    Dokumen13 halaman
    Ruptur Perineum
    Khalida Nacharyta Failasufi
    Belum ada peringkat