Relevansi Teori Pendidikan Dengan Dasar Dasar Ajaran Islam
Relevansi Teori Pendidikan Dengan Dasar Dasar Ajaran Islam
Di susun oleh :
Fila Millati Qutsi
(133111090)
Muhammad Syamsudin H
(133111091)
Muhammad Syarif H
(133111092)
Muhammad Faizun
(133111093)
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, teori merupakan pendapat. Dalam ilmu sejarah misalnya
dikembangkan teori yang mengatakan bahwa masuknya Islam ke Indonesia adalah
pada abad ketiga belas, teori lain mengatakan jauh sebelum itu. Inilah makna teori
secara umum, bahwa teori adalah pendapat.
Teorisasi dalam pendidikan Islam sangat diperlukan karena untuk
memperoleh suatu keberhasilan dalam proses pendidikan Islam, diperlukan
adanya ilmu pengetahuan tentang pendidikan Islam baik yang bersifat teoritis
maupun praktis.
Para ahli teori pendidikan telah memberikan dasar pandangan tentang
pekerjaan mendidik yang harus berlangsung secara hati-hati. Di situlah diperlukan
pedoman teoritis untuk diamalkan sesuai dengan tujuannya.
Pendidikan dapat diartikan sebagai metode untuk mengembangkan
ketrampilan, kebiasaan, dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat
seseorang menjadi lebih baik.
Pendidikan juga dapat di artikan sebagai upaya untuk pembudayaan
manusia untuk mengembangkan potensinya secara optimal yang dalam
pelaksanaannya sangat bergantung pada sang pendidik .
Teori merupakan ujung dari kelangsungan proses yang berkesinambungan
dengan pelaksanaan praktis pada ujung lainnya. Oleh karena itu, teori pada
hakikatnya adalah suatu bentuk perenungan dan pemikiran mendalam, sedangkan
masalah praktis melibatkan suatu pekerjaan yang aktual. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan membahas pentingnya teorisasi dalam pendidikan Islam secara
lebih jelas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa maksud dari teori pendidikan?
2. Apa saja dasar-dasar ajaran agama Islam?
3. Bagaimana relevansi teori pendidikan dengan dasar ajaran agama Islam?
II. PEMBAHASAN
A. TEORI PENDIDIKAN
Teori adalah sejumlah prorposisi yang terintegrasi secara sintaktik
(artinya kumpulan proposisi ini mengikuti aturan tertentu yang dapat
menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan yang lain, dan juga
pada data yang diamati), serta yang digunakan untuk memprediksi dan
menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati (snelbecker, 1974). Sedangkan
menurut KBBI teori berarti pendapat yang didasarkan pada penelitian dan
penemuan, didukung oleh data dan argumentasi; penyelidikan eksperimental
yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi,
argumentasi.
Perumusan teori itu bukan hanya penting, melainkan juga vital bagi
psikologi dan pendidikan agar dapat maju atau berkembang, serta
memecahkan masalah-masalah yang ditemukan dalam setiap bidang. Dapat
disimpulkan bahwa ilmu apa pun untuk dapat berkembang, harus dilandasi
teori.Adapun Macam-macam Teori Pendidikan ialah :
a. Teori Pendidikan menurut Plato
Menurut Plato pendidikan adalah suatu tindakan pembebasan dari
belenggu ketidak tahuan dan ketidak benaran. Dengan pendidikan orangorang akan mengetahui apa yang benar dan apa yang tidak benar, serta
akan mengenal yang baik dan yang jahat, yang patut dan yang tidak patut.
Menurutnya ujuan uatama dari pendidikan adalah untuk menemukan
kemampuan-kemampuan ilmiah seiap individu dan melatihnya sehingga
berhasil menggapai segala keutamaan manusia seutuhnya.1
b. Teori Pendidikan menurut Schopenhauer
Schopenhauer berpandangan bahwa perkembangan
individu
pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Teori ini
menjadi
sebuah
aliran
yang
disebut
nativisme.Dengan
demikian
kenyataan. Misalnya, anak mirip dengan orangtuanya secara fisik, sifat dan
bakat orangtua. Prinsip dari teori ini adalah pengakuan entang adanya daya
asli yang telah terbentuk sejak manusia terlahir, yaitu daya-daya psikologis
dan fisiologis yang bersifat herediter (menurun secara genetik dari
orangtua kepada anak) serta kemampuan dasar lainnyayang kepastiannya
berbeda dalam setiap diri manusia.
c. Teori Pendidikan menurut John Locke
John Locke adalah filosof dari Inggris yang memberikan teorinya
dikenla dengan Tabulae Rasae (meja lilin), yang menyebutkan bahwa anak
yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih akan
mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Dari fakor
keturunan menurutnya tidak dipentingkan lagi. Pengaruh empiris yang
diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan
anak. Menurut teori ini, pendidikan sebagai faktor luar memegang peranan
sangat penting, sebab pendidikan menyediakan lingkumgan pendidikan
bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Teori
ini menjadi sebuah aliran yang disebut empirisme.
d. Teori Pendidikan Menurut William Stern
William adalah seorang tokoh pendidikan dari Jeman yang hidup
pada tahun 1871-1939 M. Beliau memperkenalkan teorinya tentang
pendidikan yakni teori Konvergensi. Teori ini adalah perpaduan antara
teori nativisme dan empirisme yang memaparkan bahwa anak yang lahir di
dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, dan tahap selanjutnya
lingkungan yang akan mempengaruhi pendidikannya. Jadi menurut teori
ini
kedua
faktor
tersebutsaling
keterkaitan
dan
bersifat
Artinya: Maka apabila Kami telah membacakannya (Al-Quran), maka
ikutilah bacaan Kami (Q. S. Al-Qiyamah, 75:18).
Secara terminologi al-Quran dapat diartikan sebagai kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan dibacakan secara mutawattir
(umum). Para ulama ushuluddin berpendapat bahwa al-Quran merupakan
firman Allah yang kekal.
Fungsi al-Quran sebagai sumber pendidikan, lebih lanjut dapat dilihat
dari berbagai aspek sebagai berikut.5
Pertama, dari segi namanya,
al-Quran
dan
al-Kitab
sudah
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan al-Quran, (terj.) H. M. Arifin dari judul
asli educational Theory: Quranic Outlook, (Jakarta: Rineka
8 Cipta, 2005), hlm. 20
7
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M. A, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 77.
sifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian ataupun
sesudahnya. Sunnah menurut para ahli hadis sama dengan pengertian hadis.
Dalam kaitan dengan ini M. Athiyah Al-Abrasyi meriwayatkan: Pada
suatu hari Rasulullah keluar dari rumahnya dan beliau menyaksikan adanya dua
pertemuan (kelompok). Dalam pertemuan pertama, orang-orang sedang berdoa
kepada Allah Azza Wajalla, mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam pertemuan
kedua, orang sedang member pelajaran. Langsung beliau bersabda:8
Mereka ini (pertemuan pertama) minta kepada Allah, bila Tuhan menghendaki
maka Ia memenuhi permintaan tersebut, dan jika Ia tidak menghendaki maka
tidak akan dikabulkan, sedangkan saya sendiri diutus menjadi juru didik.
Setelah itu beliau duduk pada pertemuan atau kelompok kedua. Praktik
ini membuktikan kepada kita suatu contoh terbaik, betapa Rasul mendorong
orang untuk belajar dan menyebarkan ilmu secara luas dan suatu pujian atas
keutamaan juru didik.9
Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah
menjunjung tinggi pada pendidikan dan memotivasi agar berkiprah pada
pendidikan dan pengajaran.10
C. RELEVANSI TEORI PENDIDIKAN DENGAN DASAR AJARAN ISLAM
Sebagaimana apa yang telah kita ketahui, ada berbagai macam teori atau
aliran dalam pendidikan diantaranya, Nativisme, Empirisme, dan konvergensi,
yang mana kesemuanya itu memberikan tanggapan atau mencari kebenaran
tentang faktor yang menentukan pertumbuhan kepribadian anak didik. Teori-teori
tersebut sebenarnya sudah terkandung dalam sumber ajaran Islam yakni Quran
dan Hadits. Berikut ini akan diuraikan sedikit tentang relevansi teori-teori tersebut
dengan dasar ajaran Islam.
1. Nativisme
Drs. H. M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 25.
M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan 8Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hlm. 37
10
Drs. H. M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 26.
9
. . .
. . . .
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (QS.AR-Rum :30)
Fitrah yang dimaksud dalam ayat di atas yaitu potensi untuk menjadi
baik sekaligus potensi untuk menjadi buruk. Potensi untuk menjadi muslim
dan potensi untuk menjadi musyrik. Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa
potensi ini tidak akan diubah. Maksudnya, kecenderungan untuk menjadi baik
dan sekaligus menjadi buruk itu tidak akan diubah oleh Tuhan. Secara sempit,
fitrah disini adalah potensi untuk beragama, keinginan beragama, juga potensi
untuk tidak beragama. Dalam garis besarnya kecenderungan ini dapat dibagi
menjadi dua yaitu kecenderungan menjadi orang baik dan kecenderungan
menjadi orang jahat.
Muhammad bin Asyur mengatakan, bahwa fitrah itu adalah bentuk dan
sistem yang diwujudkan Allah pada setiap makhluk-Nya. Fitrah yang
berkaitan dengan manusia itu adalah segala sesuatu yang diciptakan Allah
pada menusia, baik yang berkaitan dengan jasmani maupun akal, serta
rohnya.12
11
12
78. dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur.(QS. An-Nahl: 78)
Pada ayat tersebut terdapat kata al-sama (pendengaran) yang dapat
diartikan aspek psikomotorik, karena pendengaran terkait dengan salah satu
pancaindra manusia yang paling berperan dalam kegiatan pembelajaran; kata
al-bashar (penglihatan) yang dapat diartikan aspek kognitif, karena
penglihatan dalam arti pemahaman terkait dengan salah satu unsur pemikiran
manusia; dan kata al-afidah (hati) yang dapat diartikan sebagai aspek afektif.
Ketiga kata tersebut dihubungkan dengan kata laa talamuuna syaiaaa (tidak
mengetahui sesuatupun). Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan
8
,
()
"Tidak seorangpun dilahirkan kecuali atas dasar fitfah, kemudian orantuanya
menjadikannya seorang yahudi atau nasrani atau majusi."
13
Hal ini sejalan dengan aliran konvergensi, bahwa anak sudah memiliki
potensi baik dan buruk, kemudian kedua orangtua dalam hadits tersebut dapat
dikatakan sebagai lingkungan yang di dalamnya tedapat ayah, ibu, dan
anggota keluarga lainnya. Lingkungan ini yang utama dan pertama kali
memengaruhi jiwa si anak. Pengakuan nabi Muhammad terhadap peran
orangtua dalam memengaruhi pembawan keagamaan si anak tersebut
merupakan pengakuan atas peranan yang dimainkan oleh lingkungan.14
jadi pendidikan menurut aliran ini ibarat seorang tukang kebun atau
petani yang menanam tanaman. Tanaman yang baik tidak hanya ditentukan
oleh bibit yang baik, mealinkan juga faktor perawatan, pemeliharaan,
penyiraman, pemberian pupuk, dan sebagainya yang dilakukan tukang kebun.
Tanaman tersebut tidak bisa dipaksa-paksa agar cepat tinggi, berbunga, atau
berbuah. Yang dapat dilakukan oleh tukang kebun adalah menciptakan situasi
dan
kondisi
yang
memungkinkan
terjadinya
proses
pertumbuhan,
56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang
yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk.(QS. Al-Qashash ; 56)
Sebab turunnya ayat di atas adalah ketika menjelang wafatnya paman
Nabi, Abu Thalib. Beliau adalah orang yang memiliki potensi atau fitrah yang
baik. Beliau selalu melindungi Nabi saat dakwah. Sebelumnya Nabi sudah
mengajaknya untuk memeluk Islam. Namun hingga akhir hayatnya Abu
Thalib belum juga berikrar. Dari kisah tersebut bisa dipahami bahwa orang
yang terlahir dengan fitrah yang baik sekalipun, kemudian lingkungannya
14
baik, pendidiknya juga baik tetapi kalau tidak ada hidayah dari Allah tidaklah
bisa memberikan pengaruh apa yang telah diupayakan.
KESIMPULAN
Teori pendidikan adalah sejumlah proporsi yang terintegrasi secara sintatik
(artinya kumpulan proprsi ini mengikuti autran tertentu yang dapat menghubungkan
secara logis proposisi yang satu dengan yang lain dan juga pada data yang diamati),
serta yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang
diamati.
Adapun macam-macam Teori Pendidikan ialah:
a. Teori Pendidikan menurut Plato
Menurut Plato pendidikan adalah suatu tindakan pembebasan dari belenggu
ketidak tahuan dan ketidak benaran.
b. Teori Pendidikan menurut Schopenhauer
Schopenhauer berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh
sifat bawaan lahir. Teori ini menjadi sebuah aliran yang disebut nativisme.
c. Teori Pendidikan Menurut John Locke
John Locke adalah filosof dari Inggris yang memberikan teorinya dikenal
dengan Tabulae Rasae (meja lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke
dunia seperti kertas putih yang bersih. Teori ini menjadi sebuah aliran yang
disebut empirisme.
d. Teori Pendidikan Menurut William Stern
Beliau memperkenalkan teorinya tentang pendidikan yakni teori Konvergensi.
Teori ini adalah perpaduan antara teori nativisme dan empirisme yang
memaparkan bahwa anak yang lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan
buruk,
dan
tahap
selanjutnya
lingkungan
yang
akan
mempengaruhi
pendidikannya.
Dasar-dasar ajaran Islam meliputi al-Quran dan as- Sunnah.
Relevansi teori-teori pendidikan dengan dasar ajaran Islam:
4. Nativisme
Pendidikan adalah sebuah proses menumbuhkan faktor pembawaan
yang ada dari sejak lahir yang selanjutnya membentuk kepribadian. Ditinjau
dari sudut ajaran Islam, tampak bahwa sebagian dari pandangan tersebut ada
yang sejalan dengan ajaran Islam. Islam benar mengakui adanya faktor
8
pembawaan, sifat dan kecenderungan anak didik yang mana dalam Islam
disebut dengan fitrah15
. . .
. . . .
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (QS.AR-Rum :30)
5. Empirisme
Empirisme dengan tokohnya John Locke, berpendapat bahwa dalam
perkembangan peserta didik hingga menjadi manusia yang dewasa sangat
ditentukan oleh lingkungan atau pendidikan serta pengalaman yang
diterimanya sejak kecil. Sejalan dengan apa yang tersirat dalam firman Allah
SWT. An-Nahl : 78
78. dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur.(QS. An-Nahl: 78)
6. Konvergensi
Konvergensi dengan tokohnya William Stern berpendapat bahwa anak
dilahirkan dengan pembawaan baik dan buruk. Dilihat dari pandanga Islam,
seakan tampak bahwa konvergensi ini sejalan dengan pandangan Islam. Dalam
hadits Rasulullah misalnya, dinyatakan bahwa setiap manusia yang dilahirkan
memiliki fitrah, yakni asal kejadian yang diberikan oleh Allah kepada manusia
berupa asal kejadian untuk meyakini adanya Tuhan, menyukai keindahan,
berpihak pada kebenaran, memiliki bakat-bakat tertentu serta berbagai
kecenderungan dan insting lainnya.
,
()
"Tidak seorangpun dilahirkan kecuali atas dasar fitfah, kemudian orantuanya
menjadikannya seorang yahudi atau nasrani atau majusi."
Ditinjau dari sudut Islam nampaknya konvergensi memang sejalan.
Namun ada yang kurang, di Islam mungkin namanya konvergensi plus, karena
15
Abuddin Nata. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. (Jakrta : Kencana, 2011) hlm.118-120
juga ada unsur dari Tuhan yang mana itu adalah yang paling menentukan,
yakni hidayah. Sebagaimana firman Allah :
56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang
yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk.(QS. Al-Qashash ; 56)