Anda di halaman 1dari 30

Transfusi Darah

Oleh:
Muhammad Fauzi
Pembimbing:
dr. Sandhi Y.T., Sp.An
dr. L.S. Wibowo, Sp.An

Transfusi darah adalah proses pemindahan darah atau


komponen darah dari donor ke sistem sirkulasi penerima
melalui pembuluh darah vena.

Definisi

Dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan sumber


darah / komponen darah, yaitu:
Homologous atau allogenic transfusion
Darah berasal dari donor atau orang lain
Autologous transfusion
Darah yang di donorkan berasal dari darah pasien itu sendiri

Tujuan Transfusi Darah


Oxygen Carrying
Capacity

Volume cairan
yang keluar

Komponen seluler
tertentu sebagai
terapi

Faal pembekuan
darah (fungsi
hemostatis)

Kemampuan
fagositosis dan
protein darah

Berdasarkan tujuan tersebut diatas saat ini transfusi darah cenderung untuk menggunakan
komponen darah yang disesuaikan dengan kebutuhan penderita (Boediwarsono, 2007).

Perdarahan akut sampai Hb < 8 gr% atau Ht <30%


Pada orang tua, kelainan paru, kelainan jantung Hb <10 g/dl
Pada pembedahan mayor kehilangan darah >20% volume darah
Pada bayi anak yang kehilangan darah >15%, dengan kadar Hb yang
normal
Pada bayi anak, jika kehilangan darah hanya 10-15% dengan kadar
Hb normal tidak perlu transfusi darah, cukup dengan diberi cairan
kristaloid atau koloid, sedang >15% perlu transfusi karena terdapat
gangguan pengangkutan Oksigen.
Pada orang dewasa yang kehilangan darah sebanyak 20%, dengan
kadar Hb normal
Kehilangan darah sampai 20% dapat menyebabkan gangguan faktor
pembekuan

Indikasi Transfusi Darah

Seluler
Darah utuh (whole blood)
Sel Darah Merah pekat
(PRC)
Trombosit konsentrat
(Concentrate Platelets)
Granulosis feresis

Non-seluler
Plasma segar beku (Fresh
Frozen Plasma)
Plasma donor tunggal (Single
Donor Plasma)
Kriopresipitat Faktor Anti
Hemophilia (Cryoprecipitate
AHF)

Komponen Darah

Deskripsi

Indikasi

Kandungan : sel darah merah, leukosit,


trombosit, dan plasma.
1 unit 250 ml, 350 ml, 450 ml
WB segar 48 jam, WB baru 6 hari, WB
biasa 35 hari

Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan


volume plasma secara bersamaan
Perdarahan akut
Syok Hipovolemik
Bedah mayor dengan perdarahan aktif > 1500 ml/
perdarahan 25-30% volume darah total

Whole Blood (Darah Utuh)

Dosis dan
Cara
Pemberian

Tergantung keadaan klinis


pasien
1 unit meningkatkan Hb
sekitar 1 gr/dl atau hematokrit
3-4%
Pada anak 8 ml/kgBB
Diberikan dalam 4 jam

PRC (Sel Darah Merah)


Deskripsi

Indikasi

Berisi SDM terkonsentrasi dg sedikit plasma


Dari 450-500 whole blood yg disentrifuge
Waktu paruh 30 hr

Untuk pasien dg gejala kekurangan oxygen carrying capacity /


hipoksia jaringan, misal :
Hipoksia
Pasien Gagal ginjal
Anemia kronis e.c keganasan (anemia yg tdk terkoreksi dg terapi
medikamentosa)
Kelainan jantung
Transfusi pengganti misal pada bayi penyakit hemolitik, dan
thalasemia

Dosis dan
Pemberian

Dosis pada dewasa tergantung kadar Hb sekarang


dan yang akan di capai
1 kantong menaikkan Hb 1 gr/dl dan menaikkan
hematokrit 3%
Pada neonatus 10-15 ml/kgBB menaikkan Hb
3 gr/dl

Deskripsi

Kandungan > 5,5 x 1010 platelet/kantong dan plasma 50


ml.

Indikasi

Untuk mengatasi perdarahan karena kurangnya jumlah platelet


dan fungsi platelet resepien yg abnormal dg kadar < 40.000 pd
dewasa dan <100.000 pada neonatus
Trombosit < 10.000/mm3 dalam pemeriksaan 24 jam terakhir
Trombosit < 50.000/mm3 dlm pemeriksaan 24 jam terakhir dg
prdarahan mikrovaskuler/direncanakan pembedahan invasif

Platelets (Trombosit Pekat)

Dosis dan
Pemberian

Pasien trombositopenia cukup 1 kantong atau sesuai


target kadar platelet biasanya 40.000-50.000/mm3
1 kantong meningkatkan platelet 50-100.000/mm3

Fresh Frozen Plasma (FFP)


Deskripsi

1 kantong 250 ml plasma yg dibekukan pada


suhu -180 selama 6-8 jam
FFP dalam 24 jam mengandung Faktor V dan VIII

Indikasi

Perdarahan aktif atau resiko perdarahan akibat


kekurangan beberapa faktor koagulasi
Perdarahan hebat akibat terapi warfarin
Masif transfusi dengan perdarahan coagulopati
Trombotik trombositopeniapurpura

Dosis dan
Pemberian

Ditentukan oleh ukuran pasien dan kondisi klinis


Bila digunakan untuk memperbaiki kekurangan faktor
koagulasi dipandu test koagulasi (PT, aPTT)
Dosis 10-20 ml/kgBB (4-6 unit u/ dewasa)

Deskripsi

Didapat dengan mencairkan FFP pada suhu 160C. Mengandung fibrinogen, faktor XIII,
fibronectin, dan faktor von Willebrand

Indikasi

Perdarahan karena defisiensi fibrinogen dan faktor


XIII, pasien dengan hemofilia A / von Willebrands
disease

Cryoprecipitated AHF

Dosis dan
Pemberian

1 kantong per 7-10 kgBB meningkatkan


fibrinogen 60-100 mg/dl
1 kantong meningkatkan F VIII 35%

Deskripsi

Indikasi

Mengandung granulosit, limfosit dan sedikit plasma.


Setiap unit mengandung 1.0 x 1010 granulosit dengan volume
100-300 ml

Pada pasien sepsis dengan neutropenia dengan infeksi


bakteri yang tidak respon dengan antibiotik
Granulositopenia (<500/mm3)

Granulosit

Dosis dan Penggunaan


Belum ada kesepakatan mengenai dosis dan lamanya
transfusi ini, namun paling sedikit 4 hari pemberian baru
menmberikan hasil

Resiko dan Komplikasi Transfusi


Komplikasi Imunologi

Komplikasi NonImunologi

Reaksi Hemolitik
Acute atau Delayed

Overload volume

Reaksi Anafilaksis

Reaksi Febris

Reaksi Transfusi Alergi


TRALI (Transfusion-Related Acute
Lung Injury)
Purpura pasca tranfusi

Infeksi : Hepatitis A-B-C, HIV,


Cytomegalovirus, Bakteri, parasit
(malaria, toxoplasma)

Prevalensi Komplikasi
Transfusi

ABO-Oh Blood Type

Dibagi menjadi 2:
AHTR (acute hemolityc Transfusion Reaction) Terjadi detruksi
eritrosit yang sangat cepat (< 24 jam)
DHTR (delayed hemolityc Transfusion Reaction) gejala timbul 3-21
hari setelah transfusi (demam, Hematokrit menurun, bilirubin naik)
Penyebab kesalahan dalam identifikasi sampel darah resipien atau
dalam pencocokan sampel darah resipien dan donor (crossmatch).
Insidensi Sering terjadi pada saat transfusi whole blood (WB) atau
packed red cell (PRC).

Reaksi Hemolitik

Manajemen :
- Curiga terjadi reaksi hemolitik hentikan transfusi segera lakukan hidrasi dg
larutan salin normal (3000 ml/m2/hari)
- Pantau TTV
- Antihistamin (difenhidramin) dan kortikosteroid (prednisolon) untuk mengatasi
gejala
- Jika ada tanda perdarahan akut siap transfusi FFP, kriopresipitat/ trombosit
- Darah harus di cek ulang dg slip darah dan identitas pasien

Reaksi Anafilaksis jarang terjadi (kurang lebih 1 dari


150,000 transfusi). Reaksi ini berat dan terjadi setelah
hanya beberapa mililiter darah ditranfusi
Karena adanya defisiensi anti-IgA yang menerima
tranfusi darah yang berisi IgA.

Reaksi Anafilaksis

Reaksi ini diatasi dengan pemberian epinefrin, cairan,


kortikosteroid, H1, dan H2 bloker. Pasien dengan
defisiensi IgA perlu menerima Washed Packed Red Cells,
deglycerolized frozen red cells, atau IgA-Free blood Unit.
Manajemen: hentikan transfusi sampai gejala
menghilang selama 30 menit. Untuk menghilangkan
gejala berikan antihistamin, misalnya chlorpheniramine
10 mg. Berikan chlorpheniramine sebelum transfusi
berikutnya dilakukan.

Reaksi Anafilaksis

Terjadi pada 0,5-3% pasien yang diberikan transfusi,


umunya yang sudah dengan multiple transfuse.
Gambaran khas menggigil lalu diikuti panas tanpa
adanya hemolisis
Terjadi umumnya dalam beberapa jam setetalah transfusi.
Sensitisasi leukosit atau platelet secara khas
manifestasinya adalah reaksi febris.

Reaksi febris

Reaksi Urtikaria ditandai oleh eritema, penyakit gatal bintik


merah dan bengkak, dan menimbulkan rasa gatal tanpa demam.
Pada umumnya ( 1% tentang transfusi) dan dipikirkan berkaitan
dengan sensitisasi pasien terhadap transfusi protein plasma. Reaksi
urtikaria dapat diatasi dengan obat antihistamin ( H, dan mungkin
H2 blockers) dan steroid.

Reaksi Transfusi Alergi

Transfusi Autologus
Darah dikumpulkan 4-5 minggu sblm operasi. Syarat :
Hematokrit sekitar 34% / Hb sekitar 11 gr/dl
Intraoperative Cell Salvage
biasanya dilakukan pada bedah jantung, vaskular, dan bedah
tulang.
Darah di aspirasi intraoperative bersamaan dg antikoagulan
tampung di reservoir SDM dikonsentrasikan dan
dicuci ditransfusikan lagi.
Indikasi u/ kehilangan darah > 1000-1500 ml

Alternatif Pengganti
Kehilangan Darah

Tujuan resusitasi pasien syok mengembalikan


perfusi dan transport oksigen yg adekuat.
Terapi piliham utama cairan kristaloid
perbandingan 3:1 untuk setiap unit kehilangan SDM
Kristaloid lebih sering digunakan daripada harus
transfusi komponen darah murah, tidak perlu
crossmatch, tidak ada resiko penularan penyakit
Dipertimbangkan untuk transfusi bila dg terapi cairan
tidak adekuat

Transfusi pada pasien


syok

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai