Anda di halaman 1dari 39

SYOK (SHOCK)

Sri Hotnauli Panjaitan


I11109021

Definisi
Suatu sindrom klinis yang ditandai dengan adanya
gangguan sistem sirkulasi yang mengakibatkan tidak
adekuatnya
perfusi
dan
oksigenasi
untuk
mempertahankan metabolisme aerobik sel secara
normal
Keadaan darurat yang disebabkan oleh kegagalan
perfusi darah ke jaringan, sehingga mengakibatkan
gangguan metabolisme sel
Volume darah sirkulasi tidak adekuat yang mengurangi
perfusi, pertama pada jaringan nonvital (kulit, jaringan
ikat, tulang, otot) dan kemudian ke organ vital (otak,
jantung, paru- paru, dan ginjal)

Etiologi dan Klasifikasi


Hipovolemik
Kardiogenik
Distributif
Septik
Anafilaktik
Neurogenik

1. Syok hipovolemik, syok yang disebabkan karena tubuh :


Kehilangan darah/syok hemoragik
- Hemoragik eksternal : trauma, perdarahan gastrointestinal
- Hemoragik internal : hematoma, hematotoraks
Kehilangan plasma : luka bakar
Kehilangan cairan dan elektrolit
- Eksternal : muntah, diare, keringat yang berlebih
- Internal : asites, obstruksi usus

2. Syok kardiogenik, kegagalan kerja jantung. Gangguan


perfusi jaringan yang disebabkan karena disfungsi
jantung misalnya : aritmia, AMI (Infark Miokard Akut).
3. Syok septik, terjadi karena penyebaran atau invasi
kuman dan toksinnya didalam tubuh yang berakibat
vasodilatasi.
4. Syok anafilaktif, gangguan perfusi jaringan akibat
adanya reaksi antigen antibodi yang mengeluarkan
histamine dengan akibat peningkatan permeabilitas
membran kapiler dan terjadi dilatasi arteriola sehingga
venous return menurun. Misalnya: reaksi transfusi,
sengatan serangga, gigitan ular berbisa.

5. Syok neurogenik, terjadi gangguan perfusi jaringan yang


disebabkan karena disfungsi sistem saraf simpatis
sehingga terjadi vasodilatasi. Misalnya : trauma pada
tulang belakang, spinal syok.

Patofisiologi
Syok perfusi jaringan yang tidak adekuat
disfungsi 4 sistem ( jantung, volume darah, resitensi
arteriol dan kapasitas vena)
Syok fase kompensasi, fase progresif dan fase
irrevesible/ refrakter

Fase Kompensasi
Penurunan curah jantung (cardiac output) gangguan
perfusi jaringan tapi belum cukup untuk menimbulkan
gangguan seluler.
Mekanisme kompensasi vasokonstriksi untuk
menaikkan aliran darah ke jantung, otak dan otot
skelet dan penurunan aliran darah ke tempat yang
kurang vital.
Faktor humoral dilepaskan untuk menimbulkan
vasokonstriksi dan menaikkan volume darah dengan
konservasi air. Ventilasi meningkat untuk mengatasi
adanya penurunan kadar oksigen di daerah arteri.

Fase Progresi
Bila kompensasi awal gagal
Vasokonstriksi berlanjut dengan penurunan MAP
perfusi jaringan tidak adekuat dan hipoksia
Metabolisme anaerob sistemik produksi asam
laktat asidosis metabolik
Penurunan produksi ATP gangguan transpor
membran edema sel, ruptur sel
Respon renal berlanjut
Perburukan fungsi jantung

Fase Irreversibel/Refrakter
Kompensasi tidak mampu mempertahankan perfusi
otak dan jantung
Depresi fungsi miokard berlanjut
Iskemia otak depresi fungsi neuron kehilangan
mekanisme kompensasi neuronal sentral
Vasokonstriksi mikrosirkulasi penurunan venous
return

SYOK HIPOVOLEMIK

Syok Hipovolemik
Penurunan volume sirkulasi
Penurunan venous return
Penurunan Stroke volume
Penurunan curah jantung
Penurunan suplai oksigen sel
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan Metabolisme selular

Diagnosis
Anamnesis riwayat penyakit
Tanda Klinis
Hipotensi
Takikardia
Agitasi
Ansietas
Oliguria
Pucat
Dingin
Kulit basah

Pemeriksaan Fisik
Selalu dimulai dengan penanganan jalan napas,
pernapasan, dan sirkulasi. Ketiganya dievaluasi dan
distabilkan secara bersamaan, sistem sirkulasi harus
dievaluasi untuk tanda-tanda dan gejala-gejala syok

Perkiraan kehilangan cairan dan darah berdasarkan


presentasi penderita

Penatalaksanaan
Etiologi tersering : perdarahan
Prinsip pengelolaan dasar adalah menghentikan
perdarahan dan mengganti kehilangan volume.
Penatalaksanaan awal, meliputi penilaian ABCDE,
serta respon penderita terhadap terapi, yakni melalui
tanda-tanda vital, produksi urin dan tingkat
kesadaran.
Larutan elektrolit isotonik digunakan sebagai terapi
cairan awal. Larutan Ringer Laktat adalah cairan
pilihan pertama sedangkan NaCl fisologis adalah
pilihan kedua.

Tatalaksana Syok Hemoragik

SYOK KARDIOGENIK

Syok Kardiogenik
Iskemia ventrikel

Masalah Struktur

Disritmia

Aliran darah tidak efektif

Penurunan isi
sekuncup

Pengosongan ventrikel
tidak efektif
Peningkatan
tekanan paru

Penurunan
curah jantung

Edema Paru
Penurunan
Oksigenasi
Penurunan suplai
oksigen sel
Gangguan perfusi
jaringan
Gangguan
Metabolisme selular

Diagnosis
Syok kardiogenik dapat didiagnosa dengan mengetahui
adanya tanda-tanda syok dan dijumpai adanya penyakit
jantung, seperti infark miokard yang luas, gangguan
irama jantung, rasa nyeri daerah torak, atau adanya
emboli paru, tamponade jantung, kelainan katup atau
sekat jantung.

Syok kardiogenik ditandai dengan tekanan sistolik


rendah (kurang dari 90 mmHg), diikuti menurunnya
aliran darah ke organ vital :
1. Produksi urin kurang dari 20 ml/jam
2. Gangguan mental, gelisah, sopourus
3. Akral dingin
4. Aritmia yang serius, berkurangnya aliran darah
koroner, meningkatnya laktat kardial.
5. Meningkatnya adrenalin, glukosa, free fatty acid
cortisol, rennin, angiotensin plasma serta
menurunnya kadar insulin plasma.

Kriteria hemodiamik syok kardiogenik adalah hipotensi


terus menerus (tekanan darah sistolik < 90 mmHg
lebih dari 90 menit) dan bekurangnya cardiac index
(<2,2/menit per m2) dan meningginya tekanan kapiler
paru (>15 mmHg).

Diagnosis dapat juga ditegakkan sebagai berikut:


1. Tensi turun : sistolik < 90 mmHg atau menurun
lebih dari 30-60 mmHg dari semula, sedangkan
tekanan nadi < 30 mmHg.
2. Curah jantung, indeks jantung < 2,1
liter/menit/m2.
3. Tekanan di atrium kanan (tekanan vena sentral)
biasanya tidak turun, normal, rendah sampai
meninggi.
4. Tekanan diatrium kiri (tekanan kapiler baji paru)
rendah sampai meninggi.
5. Resistensi sistemis.
6. Asidosis.

Penatalaksanaan
Berdasarkan penelitian yang terdahulu, terapi pilihan untuk
syok kardiogenik adalah percutaneus coronary intervention
(PCI) atau bypass arteri koroner.
Tatalaksana dimulai dengan manajemen ABC. Pada
pasien yang sangat sesak dapat dipertimbangkan intubasi
dan ventilasi mekanik. Pemberian vasopresor intravena
baik untuk meningkatkan inortropik dan memaksimalkan
perfusi ke miokardium yang iskemik.

Beberapa vasopresor yang dapat diberikan seperti:


1. Dopamin, dengan dosis tinggi mengakibatkan
peningkatan konsumsi oksigen miokard, dosis
yang digunakan 5-10 mcg/kg/min
2. Dobutamin selain memiliki sifat inortropik tetapi
juga memiliki efek vasodilatasi sehingga dapat
mengurangi preload dan afterload
3. Norepinefrin per infus dapat diberikan pada syok
kardiogenik yang refrakter, obat ini dapat
mengakibatkan peningkatan afterload, dosis yang
dapat digunakan 0.5 mcg/kg/min

SYOK SEPTIK

Syok Septik
Sering diikuti dengan hipovolemi dan hipotensi
Disebabkan karena penimbunan cairan disirkulasi
mikro, pembentukan pintasan arteriovenus dan
penurunan tahanan vaskuler sistemik, kebocoran
kapiler menyeluruh, depresi fungsi miokardium
Faktor predisposisi: trauma, diabetes, leukemia,
granulositopenia berat, penyakit saluran kemih,
terapi kortikosteroid jangka panjang, imunosupresan
atau radiasi.
Sering terjadi pada bayi baru lahir, usia di atas 50
tahun, dan penderita gangguan sistem kekebalan.

Penatalaksanaan
Prinsip utama semua syok tetap ABC. Pengobatan
berupa resusitasi cairan segera dan setelah kondisi
cairan terkoreksi, dapat diberikan vasopressor untuk
mencapai MAP optimal.
Pemilihan antibiotik untuk sepsis biasanya secara
empiris dapat digunakan: vankomisin, ceftazidim,
cefepime, ticarcilin, pipercilin, imipenem,
meropenem, cefotaxim, klindamisin, metronidazol.

SYOK ANAFILAKTIF

Syok Anafilaktif
Anafilaksis dikelompokkan dalam hipersensitivitas
tipe 1 atau Immediate type reaction.
Mekanisme anafilaksis melalui beberapa fase :
1. Fase Sensitisasi
2. Fase Aktivasi
3. Fase Efektor

Penatalaksanaan
Hentikan obat/identifikasi obat yang diduga
menyebabkan reaksi anafilaksis
Torniquet, pasang torniquet di bagian proksimal
daerah masuknya obat atau sengatan hewan.
longgarkan torniquet 1-2 menit tiap 10 menit.
Posisi, tidurkan dengan posisi kaki dinaikkan 30-40o.
Bila pasien tidak sadar lakukan manuver tripel.
Pemasangan jalur IV
Henti nafas/jantung lakukan RJP
Pemasangan pipa
endotrakea/trakeostomi/krikotiotomi

Persiapan defibrilator
Adrenalin (epinefrin) atau noradrenalin (norepinefrin)
dosis:
Intravena : adrenalin 3-5ml larutan 1:10.000 (0,30,5 mg) IV. Noradrenalin 0,1 ml/kgBB larutab
1:10.000 IV.
Intramuskular/subkutan : adrenalin 0,3-0,5 ml
larutan 1:10.000 (0,3-0,5 mg) im/sk. Noradrenalin
0,01 ml/kgBB larutan 1:1000 im/sk.Dosis ulangan
sesuai keperluan, setiap 5-10 menit.

Aminofilin
Untuk bronkospasme yang tidak dapat diatasi oleh
adrenalin. Dosis awal 5 mg/kgBB diberikan selama
15-20 menit (diencerkan dalam 20 ml dekstrosa 5%).
Dosis pemerilaharaan 0,6 mg/kgBB/jam.
Adrenalin intrakardial, bila jelas bendungan vena
Pertimbangkan kompresi jantung terbuka sebagai
upaya terakhir.

Terapi suportif
Terapi cairan untuk meninggikan tekanan arterial dan
curah jantung
Koreksi elektrolit
Teruskan pemberian O2, terutama bila pasien
sianotik.
Kortikosteroid: 100-200mg hidrokortisin IV.
Antihistamin: prometazin 0,2 mg/kgBB IV.
Hindari pemberian sedativa, narkoika, tranquilizer
dan obat hipotensif lainnya.
Observasi pasien minimal 4 jam sesudah anafilaksis.
Selama 24 jam berikutnya, hindari vasodilator seperti
alkohol, mandi air hangat, dsb.

SYOK NEUROGENIK

Syok Neurogenik
Terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena
hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak
di seluruh tubuh sehingga terjadi hipotensi dan
penimbunan darah pada pembuluh darah pada
capacitance vessels.
Reaksi vasovagal berlebihan yang mengakibatkan
terjadinya vasodilatasi menyeluruh di daerah
splangnikus sehingga aliran darah ke otak
berkurang. Reaksi vasovagal umumnya disebabkan
oleh suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut,
atau nyeri hebat.
Gambaran klasik dari syok neurogenik adalah
hipotensi tanpa takikardi atau vasokonstriksi perifer.

Penatalaksanaan
Konsep dasar untuk syok distributif adalah dengan
pemberian vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin,
untuk mengurangi daerah vaskuler dengan
penyempitan sfingter prekapiler dan vena kapasitan
untuk mendorong keluar darah yang berkumpul
ditempat tersebut.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai