Dalam dunia pendidikan kualitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh
kinerja guru. Keberhasilan seoranga guru itu tergantung dari dorongan dan kemauan dari
dalam diri mereka sendiri. Dorongan untuk memberikan serapan ilmu kepada anak didiknya
dengan sempurna. Dalam meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses
belajar mengajar, perlu dengan terus menerus mendapat perhatian dari penanggung jawab
sistem pendidikan penanggung jawab dari sistem pendidikan itu disebut dengan supervisi,
yaitu pengrtiannya bantuan dan perbaikan. Definisi umum bahwa kegiatan supervisi
ditujukan untuk perbaikan pengajaran. Perbaikan itu dilakukan melalui peningkatan
kemampuan profesional guru dalam melaksanakan tugasnya.orang yang melaksanakan
supervisi disebut supervisor.
Dalam sebuah sekolah kepala sekolah bisa melakukan peranannya sebagai super
visor. Kepala sekolah mengawasi proses belajar mengajar yang berlangsung dalam kelas.
Pelaksanaan pembelajaran dalam kelas tidak selamanya memberikan hasil
yang sesuai
dengan yang diinginkan, ada saja kekurangan dan kelemahannya, maka untuk
memperbaiknya peran supervisi pendidikan sangat peting untuk dilaksanakan.
Pelaksanaan supervisi pada dasarnya adalah memberikan bantuan pada guru untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan maningkatkan kualitas hasi belajar.
Fungsi dari kegiatan supervisi adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Fungsi tambahan ialah membantu sekolah dalam membina guru-guru agar dapat
bekerja dengan baik dan dalam mengadakan kontak dengan masyarakat dalam rangka
menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat serta mempelopori kemajuan
masyarakat.
Apabila tujuan telah dicapai dengan baik berarti fungsi supervise telah dilaksanakan
dengan baik pula, dan pada akhirnya akan dapat memetik hasilnya, yaitu manfaat supervisi
pendidikan.
diprioritaskan);
Mampu mengetahui petugas-petugas, seperti guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha,
tidak mudah dalam sistem manajemen personalia diIndonesia, seperti untuk melakukan
mutasi, demosi, apalagi pemecatan petugas sekolah yang tidak becus. Begitu pula halnya
dengan perubahan kurikulum yang sangat bersifat sentralisasi yang kurang memperhatikan
perbedaan masing-masing sekolah, dan yang membuat sebuah standard keberhasilan sulit
diukur secara merata, yang kalau dilaksanakan akan menimbulkan frustasi pada pelaksanapelaksana dilapangan, terutama bagi guru-guru yang berada di daerah-daerah. terpencil, baik
secara fisik maupun secara mental (Dedi Supriadi: 1990: 427). Namun demikian apapun
halangannya kegiatan supervisi harus tetap dilaksanakan, walaupuan hanya sampai pada
batas yang sangat bersahaja.
Menurut Hendiyat Soetopo dan Wasti Soemanto (1984:40) tujuan supervisi
pendidikan adalah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Lebih
lanjut dinyatakan tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah :
Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan
Membantu guru dalam membimbing pengalaman dalam proses belajar
Membantu guru dalam menggunakan alat pengajaran modern, metode-metode dan
sumber-sumber pengalaman belajar.
Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu
sendiri
Membantu guru-guru baru di sekolah
Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam
pembinaan sekolah
Kegiatan supervisi dilaksanakan melalui berbagai proses pemecahan masalah
pengajaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar
mengajar. Dengan demikian ciri utama supervisi adalah perubahan-perubahan dalam
pengertian peningkatan ke arah efektifitas dan efisensi proses belajar mengajar secara terus
menerus.
Tujuan umum supervisi pendidikan adalah kedewasaan sedangkan tujuan pendidikan
nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,
yaitu manusia yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan supervisi pendidikan adalah membantu guru agar
lebih mengerti atau menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
Supervisi pengajaran seharusnya dilakukan oleh seseorang yang dididik khusus dan
atau ditugaskan untu melakukan pekerjaan itu, dengan menggunakan keahlian khusus. Tidak
semua orang dapat melakukan supervisi pengajaran. oleh karena itu,dikatakan bahwa
supervisi pengajaran merupakan pekerjaan profesional. Yang menuntut persyaratan
sebagaimna layaknya pekerjaan profesional yang lain. Bantuan perbaikan situasi belajarmengajar yang dilakukan oleh orang yang bukan dididik atau ditugasi untuk melakukan
supervisi itu seharusnya tidak dapat dikategorikan ke dalam kegiatan supervisi pengajaran.
Namun demikian di negara kita pekerjaan kegiatan supervisi pengajaran belumdiakui sebagai
bidang pekerjaan profesional. Di dalam peraturan pemerintahnomor 38 tahun 1992 telah
terlihat arah profesionalisasi, meskipun belum tegas. Pasal 20 ayat (3)peraturan tersebut
mengatakan bahwa untuk menjadi pengawas perlu adanya pendidikan khusus. Ini sudah lebih
baik dari sebelumnya, meskipun isi endidikan khusus yang dimaksud belum pasti
menunjikkan dipenuhinya persyaratan kualtas profesional.
Di dalam praktek, kegiatan supervisi tidak selalu berupa jenis kegiatan yang dapat
digolongkan pada kutub secara mutlak, tetapi seringkali merupakan kegiatan yang berada
pada kontinum dua kutub tersebut.