Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses persalinan merupakan pembukaan dan menipisnya seviks, dimana
janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir (Prawirohadjo, 2009). Pada
proses persalinan terkadang janin tidak dapat di lahir kan secara normal, baik itu di
karenakan usia, paritas, ketuban pecah dini, bayi besar, ancaman gawat janin dan bayi
kembar. Tindakan medis berupa seksio sesarea (SC) merupakan prosedur efektif
untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas (Gruendemann, 2006).
Peningkatan operasi sesarea di sebab kan karena operasi ini memberikan jalan
keluar bagi kebanyakan kesulitan yang timbul pada tahap pertama maupun ke dua
atau seterus nya pada persalinan, bila persalinan pervaginam tidak memungkin kan
atau berbahaya yang dapat mengakibat kan kematian ibu dan janin apabila tidak
segera di lakukan tindakan seksio sesarea (Dudley, 2005). Dari segi keamanan
tindakan operasi seksio sesarea umum nya sudah semakin aman, namun operasi ini
tetap mempunyai banyak kelemahan yang dapat menyebab kan syok pasca bedah.
Adapun dampak pada bayi dan ibu serta keuntungan di lakukan nya persalinan
secara seksio sesarea yaitu Risiko pada ibu kematian empat kali lebih besar dibanding
persalinan normal, Darah yang dikeluarkan dua kali lipat dibanding persalinan
normal, Rasa nyeri dan penyembuhan luka pasca operasi lebih lama dibandingkan
persalinan normal, Jahitan bekas operasi berisiko terkena infeksi sebab jahitan itu
berlapis-lapis dan proses keringnya bisa tidak merata, Perlekatan organ bagian dalam
1

karena noda darah tak bersih, Kehamilan dibatasi dua tahun setelah operasi, Harus
dicaesar lagi saat melahirkan kedua dan seterusnya, Pembuluh darah dan kandung
kemih bisa tersayat pisau bedah, Air ketuban masuk pembuluh darah yang bisa
mengakibatkan kematian mendadak saat mencapai paru-paru dan jantung.
Sedangkan kerugian yang dapat menimpa bayi antara lain Risiko kematian 2-3
kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui proses persalinan
biasa, Cenderung mengalami sesak napas karena karena cairan dalam paru-parunya
tidak keluar, Pada bayi yang lahir normal, cairan itu keluar saat terjadi
tekanan, Sering mengantuk karena obat penangkal nyeri yang diberikan kepada sang
ibu juga mengenai bayi dan keuntungan nya antara lain adalah proses melahirkan
memakan waktu yang lebih singkat, rasa sakit minimal, dan tidak mengganggu atau
melukai jalan lahir (Prawirohardjo, 2006 ).
Persalinan seksio sesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin
lewat insisi pada abdomen dan uterus. Berdasarkan survey WHO di tiga benua, yakni
Amerika Latin, Afrika, dan Asia dilaporkan bahwa angka persalinan seksio sesarea
mencapai 25,7%, mulai angka terendah di Angola 2,3% sampai angka tertinggi 46,2%
di Cina, sesuai dengan standar WHO standar operasi seksio sesarea di sebuah negara
pertahun adalah 5-11% dan secara nasional presentasi operasi seksio sesarea sekitar
5% sementara untuk RS swasta bisa mencapai lebih dari 30% (WHO, 2010).
Angka kematian ibu (AKI) di dunia masih cukup tinggi, Menurut data WHO
(World Health Organization), sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat
persalinan. Sebanyak 99% kematian Ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran
2

terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara


berkembang merupakan tertinggi dengan 450/100.000 kelahiran hidup jika
dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara
persemakmuran (WHO 2011).
Angka kematian ibu (AKI) di indonesia berdasarkan Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) terakhir pada tahun 2013 menunjuk kan angka kematian
ibu (AKI) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, Sedangkan untuk target
pemerintah untuk angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2014 ini ialah 280 per
100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia tahun 2013
menunjuk kan angka 34 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan untuk target pemerintah
untuk angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2014 ialah 30 per 1000 kelahiran
hidup. Kenyataan ini semakin menjauhkan Indonesia dari target MDGs 2015 (102 per
100.000 kelahiran hidup). Diperlukan perbaikan intervensi guna mengurangi angka
kematian ibu secara signifikan (Profil Kesehatan Indonesia 2014).
Seksio sesarea dapat diakibatkan oleh adanya indikasi persalinan di antara nya
usia, paritas, persalinan pada bekas oprasi sesarea, faktor hambatan jalan lahir,
kelainan kontraksi rahim, ketuban pecah dini, berat bayi, kelainan letak janin, partus
macet, ancaman gawat janin, faktor placenta, kelainan tali pusat, bayi kembar, janin
abnormal, yang dapat mengakibat kan seksio sesarea, dan persalinan Menurut
Bensons dan Pernolls, angka kematian ibu yang menjalani persalinan seksio sesarea
adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup dan memiliki resiko kematian 25 kali lebih
besar dibanding persalinan pervaginam.
3

Di Indonesia berdasarkan survey demografi dan kesehatan mencatat angka


persalinan seksio sesarea secara nasional berjumlah kurang lebih 20,5% dari total
persalinan seksio sesarea. berdampak terhadap perkembangan walau tidak memiliki
kondisi medis paling banyak disebabkan oleh adanya ketakutan menghadapi
persalinan normal dan adanya partus macet (Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2008).
Sementara di Provinsi lampung, indikator angka kematian ibu (AKI) belum
dapat di gunakan karena jumlah persalinan di Provinsi lampung belum mencapai
100.000 kelahiran hidup. Sehingga dinas Kesehatan Provinsi Lampung hanya
memiliki data kasus kematian ibu. Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten
Pringsewu Lampung dalam dua tahun terakhir dari 2012 sampai tahun 2013
mengalami kenaikan. Berdasar kan data, 157 kasus kematian terjadi pada tahun 2012
dan untuk tahun 2013 sebanyak 175 kasus. Sehingga perlu langkah kongkrit untuk
menekan angka kematian ibu (AKI) saat melahir kan yang ada saat ini terutama yang
di sebab kan karena persalinan dengan seksio sesarea dan di sebab kan karena
komplikasi persalinan (Profil Kesehatan RSUD Pringsewu Lampung, 2013).
Banyak hal yang menjadi penyebab atau indikasi seorang ibu harus
melakukan operasi seksio. Baik itu karena pertimbangan medis yang bertujuan untuk
menyelamatkan ibu dan bayinya, maupun karena pertimbangan non medis yang lebih
bertujuan pada pemenuhan keinginan ibu atau permintaan ibu yang tidak tahan sakit
jika harus melahirkan normal.

Hasil riset menggunakan bivariat tentang faktor-faktor yang berhubungan


dengan kejadian persalinan secara seksio sesarea di RSUD dr. Adjidarmo tahun 2011
yang menunjukan dari 100% ibu bersalin ada 24,8% yang bersalin secara normal dan
75,2% dengan tindakan seksio sesarea. Dengan sebagian besar berparitas primipara &
grande multipara (88,2%). Hasil uji statistik chi square p-value < yaitu 0,000 < 0,05
artinya Ho di tolak dan Ha di terima, ada hubungan antara seksio sesarea dengan
paritas. Sebagian besar (86,2%) berumur < 20 thn dan >35 tahun, Hasil uji statistik
chi square p-value < yaitu 0,001 < 0,05 artinya Ho di tolak dan Ha di terima, ada
hubungan antara seksio sesarea dengan umur. Sebagian besar (92,3%) dengan
indikasi medis yaitu faktor janin (bayi besar). Hasil uji statistik chi square p-value <
yaitu 0,014 < 0,05 artinya Ho di tolak dan Ha di terima, ada hubungan antara seksio
sesarea

dengan

indikasi

medis

yaitu

faktor

janin

berat

bayi

(www.ktikebidanankeperawatan.wordpress.com).
Data persalinan di RSUD Pringsewu pada bulan januari desember 2012
tercatat bahwa jumlah seluruh ibu bersalin sebanyak 1.512 terdapat persalinan secara
spontan 748 (49%), pasien dengan persalinan seksio sesarea 639 (42%), dan
persalinan dengan komplikasi terdapat 135 (9%) (Profil Kesehatan RSUD Pringsewu,
2012).
Dari prasurvey yang di lakukan di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu
pada tanggal 18 februari 2014 di peroleh data dari bulan januari sampai desember
2013 di dapat total persalinan ibu sejumlah 1286 baik itu persalinan secara spontan

yang berjumlah 409 (31,8%), persalinan secara seksio sesarea yang berjumlah 703
(54,7%) maupun persalinan dengan komplikasi yang berjumlah 174 (13,5%).
Untuk mendeteksi secara dini apakah ibu hamil akan mengalami seksio sesarea
atau tidak sebaiknya ibu hamil rajin memeriksakan kehamilannya. Mengingat
besarnya resiko dari persalinan seksio sesarea dan tingginya angka kejadian seksio
sesarea dari tahun ke tahun memberikan motivasi kepada peneliti untuk melakukan
penelitian tentang faktor faktor yang berhubungan dengan seksio sesarea.
Dari hasil pra survey yang dilakukan di RSUD Pringsewu Kabupaten
Pringsewu Provinsi Lampung pada Tanggal 18 Februari 2014 dari Bulan Januari
sampai Desember 2013 diperoleh hasil kejadian seksio sesarea pada ibu bersalin
sejumlah 703 orang dari 1286 ibu yang bersalin.
Berdasarkan masalah tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Seksio
Sesarea Di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung Tahun
2014 .

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai
berikut: Adakah faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian seksio
sesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun
2014?
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Diketahui faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian seksio sesarea di
RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Diketahui distribusi frekuensi kejadian seksio sesarea di RSUD Pringsewu
Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung 2014.
b. Diketahui distribusi frekuensi pada faktor ibu berdasarkan usia

terhadap

kejadian seksio sesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi


Lampung 2014.
c. Diketahui distribusi frekuensi pada faktor ibu berdasarkan paritas terhadap
kejadian seksio sesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi
Lampung 2014.
d. Diketahui distribusi frekuensi pada faktor ibu berdasarkan ketuban pecah dini
terhadap kejadian seksio sesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu
Provinsi Lampung 2014.
e. Diketahui distribusi frekuensi pada faktor janin

berdasarkan berat bayi

terhadap kejadian seksio sesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu


Provinsi Lampung 2014.

f. Diketahui distribusi frekuensi pada faktor janin berdasarkan ancaman gawat


janin

terhadap kejadian seksio sesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten

Pringsewu Provinsi Lampung 2014.


g. Diketahui distribusi frekuensi pada faktor janin berdasarkan bayi kembar
terhadap kejadian seksio sesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu
Provinsi Lampung 2014.
h. Diketahui hubungan pada faktor ibu berdasarkan usia terhadap kejadian seksio
sesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung 2014.
i. Diketahui hubungan pada faktor ibu berdasarkan paritas terhadap kejadian
seksio sesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung
2014.
j. Diketahui hubungan pada faktor ibu berdasarkan ketuban pecah dini terhadap
kejadian seksio sesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi
Lampung 2014.
k. Diketahui hubungan pada faktor janin berdasarkan berat bayi

terhadap

kejadian seksio sesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi


Lampung 2014.

l. Diketahui hubungan pada faktor janin berdasarkan ancaman gawat janin


terhadap kejadian seksio sesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu
Provinsi Lampung 2014.
m. Diketahui hubungan pada faktor janin berdasarkan bayi kembar terhadap
kejadian seksio sesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi
Lampung 2014.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan untuk pengembangan lebih
lanjut dalam bidang ilmu keperawatan dan sebagai bahan pembelajaran mahasiswa
keperawatan universitaas malahayati tentang faktor faktor yang berhubungan
dengan kejadian seksio sesarea.
1.4.2 Manfaat secara Aplikatif
Dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang faktor faktor yang
berhubungan dengan kejadian seksio sesarea.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan survey croos sectional
yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko

dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat. Subjek penelitian ini adalah persalinan dengan seksio sesarea dan
objek penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan seksio sesarea.
Lokasi penelitian dilakukan di RSUD Pringsewu Provinsi Lampung, data yang
diambil dari tanggal Januari sampai Desember 2013.

10

Anda mungkin juga menyukai