PEMBAHASAN
1. Definisi Abortus
Definisi
abortus
secara
umum
adalah
menggugurkan
kandungan.
usia
kandungannya.
Juga
tidak
dipersoalkan,
apakah
dengan
pengguguran kehamilan tersebut lahir bayi hidup atau mati. Yang dianggap
penting adalah bahwa sewaktu pengguguran kehamilan dilakukan, kandungan
tersebut masih hidup.2
Pada
kasus
ini,
dilakukan
pengguguran
kandungan
atau
tindakan
bila
kehamilan
dilanjutkan,
dapat
membahayakan
jiwa
ibu
Pada kasus di atas, tindakan tersangka (MK dan RH) merupakan suatu
tindakan abortus provokatus kriminalis karena tindakan aborsi di atas tidak
berdasarkan indikasi medis.
3. Jenis - Jenis Tindakan Abortus Provokatus Kriminalis
1.
dilakukan sendiri oleh si ibu atau oleh orang lain, seperti melakukan gerakan fisik
berlebihan,
langsung
jatuh,
pada
pemijatan/pengurutan
perut
atau
uterus,
perut
pengaliran
bagian
listrik
bawah,
pada
kekerasan
serviks
dan
sebagainya.2
Kekerasan dari dalam yaitu dengan melakukan manipulasi vagina atau
uterus. Manipulasi vagina dan serviks uteri, misalnya dengan penyemprotan air
sabun atau air panas pada porsio; aplikasi asam arsenik, kalium permanganat
pekat, atau jodium tinktur; pemasangan laminaria stift atau kateter ke dalam
serviks; atau manipulasi serviks dengan jari tangan. Manipulasi uterus, dengan
melakukan pemecahan selaput amnion atau dengan penyuntikan ke dalam
uterus. Pemecahan selaput amnion dapat dilakukan dengan memasukkan alat
apa saja yang cukup panjang dan kecil melalui serviks. Penyuntikan atau
penyemprotan cairan biasanya dilakukan dengan menggunakan Higginson tipe
syringe, sedangkan cairannya adalah air sabun, desinfektan atau air biasa/air
panas. Penyemprotan ini dapat mengakibatkan emboli udara. 2
2.
minyak eter tertentu yang dapat merangsang saluran cerna hingga terjadi kolik
abdomen,
jamu
perangsang
kontraksi
uterus
dan
hormon
wanita
yang
merangsang kontraksi uterus melalui hiperemi mukosa uterus. Hasil yang dicapai
sangat bergantung pada jumlah (takaran), sensitivitas individu dan keadaan
kandungannya (usia gestasi).2
Bahan-bahan tadi ada yang biasa terdapat dalam jamu peluntur, nenas
muda, bubuk beras dicampur lada hitam, dan lain-lain. Ada juga yang agak
beracun seperti garam logam berat, laksans dan lain-lain; atau bahan yang
beracun, seperti strichnin, prostigmin, pilokarpin, dikumarol, kina dan lain-lain.
Kombinasi kina atau menolisin dengan ekstrak hipofisis (oksitosin) ternyata
sangat efektif. Akhir-akhir ini dikenal juga sitostatika (aminopterin) sebagai
abortivum.2
(3,4)
1. Korban Hidup
a.
Tanda kehamilan
b. Usaha penghentian kehamilan tanda kekerasan pada genitalia, perut
bawah dan pemeriksaan toksikologi.
c.
2.
Korban mati
Pemeriksaan
dilakukan
secepat
mungkin,
sebaiknya
12-16
jam),
Tanda kekerasan
Vagal refleks, tanda utama sesak nafas, vagal refleks terjadi oleh
karena karbon, serta intervensi instrument atau penyuntikan cairan
secara tiba-tiba yang mana cairan tersebut dapat terlalu panas atau
terlalu dingin.
b. Emboli udara/lemak
Emboli
udara
yang
terjadi
beberapa
jam
setelah
tindakan,
dalam
tubuh.
menyebabkan
Pada
kematian
umumnya
minimal
jumlah
100
udara
ml,
yang
walaupun
dapat
secara
Emboli cairan
b.
Perdarahan
c.
Septikemia
d.
Peritonitis generalisata
e.
f.
Tetanus
3. Kematian Paling Lambat ( Remote Death)
a.
b.
c.
d.
Endocarditis bacterial
e.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mochtar, R. 2004. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Edisi 2. Jilid 1. Jakarta : EGC.
2. Budiyanto A, dkk. 2004. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Idries, Abdul Munim. 2000. Abortus dan Abortus Provokatus dalam
Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta : Bina Rupa
Aksara.
4. Chadha, PV. 2000. Abortus dalam Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan
Toksikologik. Jakarta : Widya Medika.