Anda di halaman 1dari 3

Assalamuallaikum Wr. Wb.

Yang saya hormati bapak Sutedjo selaku dosen bahasa Indonesia di


Sekolah kita yang tercinta ini, yaitu Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, dan
tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada teman teman yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu karena keterbatasan waktu.
Sebelum saya memulai pidato, saya ingin memanjatkat rasa syukur
yang sangat mendalam kehadirat Allah SWT yang telah melampiahkan
karunia kepada kita semua sehingga kita bisa berada disini pada
pagi/siang/sore hari ini. Atas rahmat Allah pulalah pada hari ini saya
berkesempatan untuk menyampaikan pidato saya, yaitu pidato mengenai
Pajak di Indonesia.
Bapak serta teman teman yang saya hormati, seperti yang kita ketahui
bahwa untuk menjalan sebuah negara kita memerlukan uang, dan pajak
adalah salah satu penyumbang terbesar pendapatan negara, maka tanpa
pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan.
Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan
pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum
seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi,
semua dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak.
Tetapi, Sampai sekarang kesadaran masyarakat membayar pajak
masih belum mencapai tingkat sebagaimana yang diharapkan. Umumnya
masyarakat masih sinis dan kurang percaya terhadap keberadaan pajak
karena masih merasa sama dengan upeti, memberatkan, pembayarannya
sering mengalami kesulitan, ketidak mengertian masyarakat apa dan
bagaimana pajak dan ribet menghitung dan melaporkannya. Namun masih
ada upaya yang dapat dilakukan sehingga masyarakat sadar sepenuhnya
untuk membayar pajak dan ini bukan sesuatu yang mustahil terjadi. Ketika
masyarakat memiliki kesadaran maka membayar pajak akan dilakukan
secara sukarela bukan keterpaksaan.
Saat ini yang perlu dimunculkan adalah bagaimana kita sebagai
generasi muda bersikap dengan pajak di Indonesia, khususnya. Sejauh mana
cara pandang kita terhadap nilai pajak yang sebenarnya merupakan aspek
paling penting dari konteks pajak itu sendiri. Juga, sejauh mana kesadaran
kita akan pajak dimasa sekarang dan mendatang. Sesuai dengan slogan
pajak yang pernah ada, Pajak, untuk Anak Cucu Kita, ini mengingatkan kita
akan pentingnya membayar pajak demi kehidupan yang akan datang.
Banyak sekali keuntungan yang kita dapat secara tidak langsung dari
membayar pajak. Kebanyakan berupa barang publik seperti jalan raya,
sekolah, jembatan, dan fasilitas umun yang lainnya. Mungkin jika masyarakat
Indonesia rajin membayar pajak, maka perkembangan infrastuktur pun akan

semakin lancar. Ada baiknya jika kita berpikir positif terhadap pemerintah
mengenai pembangunan yang berwawasan lingkungan yang berasal dari
sektor pajak. Apalagi Indonesia masih dalam situasi negara berkembang.
Sangat rawan sekali untuk terombang-ambing disaat investor asing mulai
mundur. Hal ini juga berpengaruh pada pembangunan yang ada di Indonesia.

Berawal dari generasi muda lah, sepuluh hingga lima belas


tahun lagi Indonesia akan berupa menjadi apa. Mereka yang mulai akan
memegang kendali dan berperan penting terhadap segala aspek kehidupan
bernegara. Dimulai dari generasi muda juga, kita harus mulai membiasakan
diri untuk peduli akan pajak. Peduli akan nasib bangsa kedepannya. Agar
bangsa Indonesia tidak terus-menerus berada dibawah garis kemiskinan dan
tidak memperoleh pendidikan dan kehidupan yang layak.
Maka untuk membangun kesadaran akan kepedulian membayar pajak
bagi masyarakat dapat dilakukan dengan cara cara sebagai berikut:
1. Dengan cara melakukan sosialisasi, dikarenakan kesadaran
membayar pajak adalah datangnya dari kesadaran sendiri maka
menanamkan pengertian dan pemahaman tentang pajak bisa
diawali dari lingkungan keluarga sendiri yang terdekat, melebar
kepada tetangga, lalu dalam forum-forum tertentu dan ormas-ormas
tertentu melalui sosialisasi. Dengan tingginya intensitas informasi
yang diterima oleh masyarakat, maka dapat secara perlahan
merubah mindset masyarakat tentang pajak ke arah yang positif.
2. Memberikan kemudahan dalam segala hal pemenuhan kewajiban
perpajakan dan meningkatkan mutu pelayanan kepada wajib pajak.
Jika pelayanan tidak beres atau kurang memuaskan maka akan
menimbulkan keengganan Wajib Pajak melangkah ke kantor
Pelayanan Pajak. Pelayanan sebagai wajah DJP harus mencitrakan
sebuah keramahan, keanggunan dan kenyamanan.
3. Meningkatkan citra Good Governance yang dapat menimbulkan
adanya rasa saling percaya antara pemerintah dan masyarakat
wajib pajak, sehingga kegiatan pembayaran pajak akan menjadi
sebuah kebutuhan dan kerelaan, bukan suatu kewajiban.
4. Memberikan pengetahuan melalui jalur pendidikan khususnya
pendidikan perpajakan. Melalui pendidikan diharapkan dapat
mendorong individu kearah yang positif dan mampu menghasilkan

pola pikir yang positif yang selanjutnya akan dapat memberikan


pengaruh positif sebagai pendorong untuk melaksanakan kewajiban
membayar pajak.
5. Law Enforcement, Dengan penegakan hukum yang benar tanpa
pandang bulu akan memberikan deterent efect yang efektif
sehingga meningkatkan kesadaran dan kepedulian sukarela Wajib
Pajak.
6. Membangun Kepercayaan, Akibat kasus Gayus kepercayaan
masyarakat terhadap Ditjen Pajak menurun sehingga upaya
penghimpunan pajak tidak optimal. Atas kasus seperti Gayus itu
para aparat perpajakan seharusnya dapat merespon dan
menjelaskan dengan tegas bahwa jika masyarakat mendapatkan
informasi bahwa ada korupsi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak,
jangan hanya memandang informasi ini dari sudut yang sempit saja.
7. Merealisasikan program Sensus Perpajakan Nasional yang dapat
menjaring potensi pajak yang belum tergali.

Itulah beberapa acara untuk membangun kesadaran akan kepedulian


masyarakat dalam membayar pajak.
Bapak beserta teman teman yang saya hormati.
Kiranya cukup sampai disini sedikit pidato yang dapat saya sampaikan.
Untuk segala kesalahan dan tutur kata yang kurang berkenan dihati Bapak
serta teman teman sekalian, baik yang saya sengaja maupun tidak, saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhirun kalam,
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai