id
Description - Queuing system is being run on the Department of Population and Recording Sipill
Pacitan queuing system is still conventionally. The problem arises because there is no limit
consumers, where less extensive, and the book queue officers still recorded its own data file to be
processed. This study aims to develop the existing system into the new system by using the software
Microsoft Visual Basic 6.0. In this study, in addition to exposing the theory study used as the basis for
the preparation, will also be discussed on interviews, analysis, system design and system
implementation. So the results are expected to facilitate the performance of employees in The call
queue becomes more effective and efficient.
Deskripsi - Sistem antrian yang sedang berjalan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipill
Kabupaten Pacitan adalah sistem antrian yang masih secarakonvensional. Masalah tersebut timbul
karena tidak ada batasan konsumen, tempatnya kurang luas, dan pada buku antrian petugas masih
mencatat sendiri-sendiri data berkas yang akan diproses. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan sistem yang sudah ada menjadi sistem yang baru dengan menggunakan perangkat
lunak Microsoft Visual Basic 6.0. Dalam penelitian ini selain memaparkan kajian teori yang digunakan
sebagai dasar penyusunan, juga akan dibahas mengenai wawancara analisis, perancangan sistem,
dan implementasi sistem.
Sehingga hasil yang diharapkan dapat memudahkan kinerja karyawan dalam pemanggilan antrian
menjadi lebih efektif dan efisien.
Kata Kunci : Sistem Antrian
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil terjadi antrian yang cukup banyak sekitar
250-300 orang per hari bahkan lebih. Sehingga
Kepala dinas menerapkan pelayanan prima
yaitu pelayanan dibuka dari jam 07.00 - 17.00
WIB sehingga karyawan disini dituntut untuk
bekerja ekstra. Masalah tersebut timbul karena
faktor kurangnya karyawan, tidak ada batasan
konsumen, tempatnya kurang luas, dan pada
buku antrian masih mencatat sendiri-sendiri
data berkas yang akan diproses.
Sistem yang berjalan pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah
sistem antrian yang masih secara konvensional
yaitu dengan mengambil nomor urut antrian
yang sudah disediakan pada instansi tersebut
kemudian pada loket pelayanan akan
memanggil konsumen satu per satu sesuai
dengan nomor antrian tersebut dengan
memakai mikrofon, Bila nanti sudah dipanggil
kemudian kelengkapan berkas yang diberikan
untuk pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
atau Kartu Keluarga (KK) kurang, maka
konsumen tersebut harus melengkapi terlebih
dahulu semua kelengkapan berkas tersebut
dan nanti baru akan di proses,sehingga
konsumen harus antri kembali.
1.2. Rumusan Masalah
Sistem Antrian yang ada pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil masih
konvensional.
1.3.
Batasan Masalah
1. Jumlah antrian mencapai 500
orang
2. Aplikasi ini hanya diterapkan pada
Dinas
Kependudukan
dan
Pencatatan
Sipil
Kabupaten
Pacitan.
3. Pengujian berbasis suara dan
tampilan.
4. Aplikasi
sitem
ini
dibangun
menggunakan Microsoft Visual
Basic 6.0.
5. Jumlah loket yang digunakan pada
sistem ini hanya 2 loket.
Indonesian Jurnal on Computer Science Speed (IJCSS) 19 FTI UNSA Vol 11 No 2 Mei 2013 - ijcss.unsa.ac.id
komponen
yang
saling
berhubungan,
yang
berinteraksi
untuk
mencapai suatu tujuan. Dari pengertian
tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
sistem adalah kumpulan komponen yang
berinteraksi membentuk satu kesatuan dan
keutuhan yang komplek didalam komplek
tertentu untuk mencapai tujuan umum.
Sesuatu dapat disebut sebagai sistem
apabila memenuhi dua syarat, pertama adalah
memiliki bagian bagian yang saling
berinteraksi dengan maksud untuk mencapai
tujuan tertentu. Bagian bagian itu disebut
subsistem atau ada yang menyebutkan sebagai
prosedur. Agar sistem dapat berjalan dengan
baik maka sub subsistem atau prosedur
prosedur itu harus saling berinteraksi antara
satu dengan yang lainnya. Syarat kedua bahwa
adanya suatu sistem harus memiliki tiga unsur
yaitu input,
proses, dan uotput. Input
merupakan penggerak atau pemberi tenaga
pada saat sistem dioperasikan. Proses
merupakan penggerak yang merubah input
menjadi output, sedangkan output merupakan
hasil operasi.
2.2. Antrian
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu
garis tunggu dari nasabah (satuan) yang
memerlukan layanan dari satu atau lebih
pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya,
sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi
sistem yang berbeda beda di mana teori
antrian dan simulasi sering diterapkan secara
luas.
2.3. Sistem Antrian
Indonesian Jurnal on Computer Science Speed (IJCSS) 19 FTI UNSA Vol 11 No 2 Mei 2013 - ijcss.unsa.ac.id
Loket
1
1
3.5. Flowchart
Secara garis besar alur proses pada
sistem antrian pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pacitan
dapat digambarkan sebagai berikut :
START
LOGIN
Tambah
antrian
Nama
Komponen
Processor
Ram
256 MB
VGA card
64 MB
Hard Disk
10 GB
Mouse
Standart ps/2
Keyboard
Number
USB
Monitor LCD
Speaker
Aktif
Sistem
Operasi
Panggil
Spesifikasi
END
SIGN IN
CANCEL
LOADING
Windows xp
2. Form Splash
DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN
SIPIL
Indonesian Jurnal on Computer Science Speed (IJCSS) 19 FTI UNSA Vol 11 No 2 Mei 2013 - ijcss.unsa.ac.id
b. Splash
Halaman ini merupakan halaman pendukung
sebagai ucapan selamat datang pada user.
RUN TEXT
LOKET 1
LOKET 2
NO
ANTRIAN
NO
ANTRIAN
Control User
Tambah
Start
ulan
panggi
ulan
NAMA
ISTAN
EXI
RESET
c. Antrian
Halaman ini merupakan menu utama dari
alikasi ini.
OK
Clear
Cancel
Indonesian Jurnal on Computer Science Speed (IJCSS) 19 FTI UNSA Vol 11 No 2 Mei 2013 - ijcss.unsa.ac.id
5.1. Kesimpulan
a. Dengan
menggunakan
sistem
komputerisasi pada antrian akan
sedikitnya mengubah pola kerja
karyawan dalam pemanggilan nomor
antrian.
b. Adanya sistem antrian ini akan
mengurangi penumpukan antrian
pada tiap harinya sehingga konsumen
juga akan merasa nyaman.
c. Dapat melayani hingga 500 antrian
5.2. Saran
a. Sistem yang digunakan sekarang yang
secara konvensional dengan sistem
antrian yang terkomputerisasi bisa di
jadikan sebagai perbandingan.
b. Diharapkan dengan adanya sistem
antrian ini dapat memberikan nilai
positif pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Pacitan
di mata masyarakat.
c. Agar proses pengambilan nomor dapat
berjalan dengan cepat, sebaiknya
disediakan printer thermal paper cut
agar dapat mengambil nomor dengan
otomatis.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Bambang
Eka
Purnama,
Pemanfaatan
Global
Positioning
System Untuk Pelacakan Objek
Bergerak,
Indonesian
Jurnal
on
Computer Science - Speed 10 Vol 8 No
1 Februari 2011, ISSN 1979 9330
Indonesian Jurnal on Computer Science Speed (IJCSS) 19 FTI UNSA Vol 11 No 2 Mei 2013 - ijcss.unsa.ac.id
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]