Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi bila
seseorang

melakukan

penginderaan

terhadap

suatu

objek

tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera


penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil pengindraan manusia atau
hasil dari tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya
melalui proses pengalaman dan proses belajar dalam pendidikan, baik yang
bersifat formal maupun informal (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa tingkat pengetahuan dalam


domain kognitif mempunyai enam tingkatan:
1)

Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah


dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa seorang tahu
apa

yang

dipelajari

antara

lain:

menyebutkan,

mengutarakan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.


2)

Memahami (Komprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk


menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui.

3)

Aplikasi (Aplication) diartikan

sebagai

kemampuan menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus,


metode, prisip dan sebagiannya dalam konteks atau situasi yang lain.
4)

Analisa (Analysis) adalah suatu

kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih


dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
5)

Sintesis (Synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk


meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan.

6)

Evaluasi (Evaluation), hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk


melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2002), cara memperoleh pengetahuan ada dua


cara yaitu:
a)

Cara Kuno atau Coba-coba Salah


a) Coba-coba salah yaitu, cara tradisional yang pernah digunakan dalam

memperoleh pengetahuan. Cara ini digunakan sebelum ada


peradaban sebagai usaha pemecahan masalah dan apabila tidak
berhasil maka akan dicoba kemungkinan yang lain.
b) Cara kebiasaan yaitu, cara kebiasaan yang digunakan orang-orang

tanpa melalui penalaran dan kebiasaan ini diwariskan secara turuntemurun dari generasi ke generasi.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi, upaya memperoleh pengetahuan

dengan cara mengulangi kembali pengalaman yang pernah diperoleh


dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

d) Melalui jalan pikiran; merupakan cara melahirkan pemikiran tidak

langsung

melalui

pernyataan-pernyataan

yang

dikemukakan

kemudian dicari hubungan, sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.


b)

Cara Modern atau Ilmiah


Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis,
logis dan ilmiah.

d. Kriteria Pengetahuan

Menurut Arikunto (2009), mengatakan kualitas pengetahuan pada masingmasing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu:
1)

Sangat baik

: Jika respon dapat menjawab 81-100%

2)

Baik

: Jika respon dapat menjawab 61-80%

3)

Cukup

: Jika respon dapat menjawab 41-60%

4)

Kurang

: Jika respon dapat menjawab 21-40%

5)

Kurang sekali

: Jika respon dapat menjawab 0-20%

e. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan kuisioner


yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo,
2005).
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam diri seseorang


adalah:
1)

Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan


kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi
maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi,
baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak
informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang
didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan

pendidikan

dimana

diharapkan

seseorang

dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula


pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah
pula (Wahyudi, 2012).
Peningkatan

pengetahuan

tidak

mutlak

diperoleh

di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada


pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu
obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif.
Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap
seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif
dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin
positif terhadap obyek tersebut (Wahyudi, 2012).
Menurut Wied Hary dalam Fadlil (2011), menyebutkan
bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka
peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang
makin baik pula pengetahuanya.

Kategori tingkat pendidikan menurut Depkes RI (2009):


a) Belum sekolah
b) Sekolah dasar
c) Sekolah menengah pertama
d) Sekolah menengah atas
e) Perguruan tinggi
2)

Informasi/Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia
bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
pengetahuan terhadap hal tersebut (Wahyudi, 2012).
Menurut Wied Hary dalam Fadlil (2011), bahwa informasi
akan

memberikan

pengaruh

pada

pengetahuan

seseorang.

Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika


ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya
TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang.

3)

Sosial budaya dan ekonomi


Menurut Wahyudi (2012), kebiasaan dan tradisi yang
dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang
dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status
ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status
sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Menurut Lukman dalam Fadlil (2011), sosial budaya
mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang
memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang
lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses
belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi
ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4)

Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang
akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu (Wahyudi,
2012).
Lingkungan

merupakan

salah

satu

faktor

yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan


pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat

mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk


tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang
akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada
cara berpikir seseorang (Fadlil, 2011).
5)

Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk

memperoleh

mengulang

kebenaran

kembali

pengetahuan

pengetahuan

yang

dengan

diperoleh

cara
dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman


belajar

dalam

bekerja

yang

dikembangkan

memberikan

pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman


belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan
mengambil

keputusan

yang

merupakan

manifestasi

dari

keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari


masalah nyata dalam bidang kerjanya (Wahyudi, 2012).
Pengalaman

merupakan

sumber

pengetahuan,

atau

pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran


pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat
digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
masa lalu (Fadlil, 2011).
6)

Pekerjaan
Memang secara tidak langsung pekerjaan turut andil dalam
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, hal ini dikarenakan
pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan
kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan

erat dengan proses pertukaran informasi. Dan hal ini tentunya


akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang (Fadlil, 2011).
Kategori pekerjaan menurut Sakernas dalam Notoatmodjo
(2010) terdiri dari:
a) Pedagang
b) Buruh/Tani
c) PNS
d) TNI/Polri
e) Pensiunan
f) Wiraswasta
g) IRT
7)

Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan
berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam
situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang
merupakan salah satu modal untuk berpikir dan mengolah
berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai
lingkungan (Fadlil, 2011).

8)

Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya

akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.


Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan
verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan
selama hidup:
a) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi
yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan
sehingga menambah pengetahuannya.
b) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang
sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun
mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan
dengan

bertambahnya

usia,

khususnya

pada

beberapa

kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan


pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ
seseorang

akan menurun

cukup cepat sejalan dengan

bertambahnya usia (Wahyudi, 2012).


Singgih dalam Fadlil (2011) Mengemukakan bahwa makin
tua usia seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya
bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya
proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika
berumur belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi dalam Fadlil
(2011), juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang
itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka
dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat
berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya,

10

akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut


kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan
berkurang. Usia dengan bertambahnya usia maka tingkat
pengetahuan akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang
didapat.
Kategori umur menurut Depkes RI (2009) terdiri dari:
a) Masa balita

: 05 tahun

b) Masa kanak-kanak

: 511 tahun

c) Masa remaja awal

: 1216 tahun

d) Masa remaja akhir

: 1725 tahun

e) Masa dewasa awal

: 2635 tahun

f) Masa dewasa akhir

: 3645 tahun

g) Masa lansia awal

: 4655 tahun

h) Masa lansia akhir

: 5665 tahun

i) Masa manula

: 65sampai atas

2. Tinjauan Umum Tentang Ibu Hamil


a. Pengertian ibu hamil

Gravida adalah wanita yang sedang hamil. Keadaan kesehatan ibu hamil
sangat memepengaruhi kehidupan janin. Untuk melahirkan bayi yang sehat
ibu hamil harus mempunyai kesehatan yang optimal (Manuaba, 1998).
b. Pembagian gravida

Menurut Manuaba (1998), Gravida terbagi atas dua bagian yaitu:


1)

Primigaravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Ciri


cirinya adalah payudara tegang, puting susu runcing, perut tegang
menonjol, striase livide, perineum utuh, vulva menonjol, hymen
perforatus, vagina sempit, dengan rugae, portio runcing dan tertutup.

11

2)

Multigravida adalah wanita yang pernah hamil dan melahirkan bayi


cukup bulan. Ciricirinya adalah payudara lembek dan bekas dan
menggantung, puting susu tumpul, perut lembek dan menggantung,
striase livide dan ablikan, per ineum terdapat bekas robekan, vulva
terbuka,vagina longgar tanpa rugae, portio tumpul dan terbagi dalam
bibir depan sampai belakang.

3. Tinjauan Umum Tentang Kecerdasan Matematika Janin


a. Pengertian

Kecerdasan

matematika

adalah

kecerdasan

yang

melibatkan

ketrampilan dalam mengelola angka dengan baik atau kemahiran


menggunakan penalaran atau logikanya. Adapun proses yang digunakan
anak yang memiliki kecerdasan matematika logis antara lain klasifikasi atau
penggolongan, pengambilan kesimpulan dan perhitungan.
Menurut Rusdie (2012), kecerdasan matematika adalah kemampuan
penalaran ilmiah, perhitungan secara matematis, pemikiran secara logis,
penararan induktif-deduktif, ketajaman pola-pola abstrak serta hubunganhubungan (Rusdie, 2012). Menurut Howard Gardner seperti yang dikutip
dalam Paul Suparno (2004), kecerdasan matematika adalah kemampuan
yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif seperti
kemampuan yang dimiliki oleh matematikus, saintis, programer dan logikus.
b. Cara tepat merangsang kecerdasan matematika janin

Menurut Sinambela dalam Rusdie (2012), ada beberapa cara yang dapat ibu
lakukan untuk mengstimulasi kecerdasan matematika janin, antara lain:
1)

Menyimak gambar/poster angka

2)

Menulis diary tanggal

3)

Mengisi teka-teki

12

4)

Membaca dan mengerjakan soal matematika

c. Aktivasi kecerdasan matematika janin

Agar anak ibu kelak dapat menguasai matematika dengan mudah lakukan
aktivasi kecerdasan matematika sejak ia masih berbentuk janin

dalam

kandungan, berikut ini adalah beberapa cara yang harus diikuti, antara lain:
1)

Tahap persiapan
Beberapa tahap persiapan yang perlu dilakukan sebelum memasuki
masa-masa kehamilan, menurut Rusdie (2012), antara lain:
a) Lakukan pola makan sehat sesuai prinsip

Menurut dr. Inge Permadhi, MS, Sp.OG, sebagaimana dikutip oleh


Wardah Fazriayati (2011), calon ibu seharusnya melakukan persiapan
pola makan sehat yang meliputi 3J yakni jumlah, jenis dan jadwal.
Hal ini harus diterapkan dalam kehidupan wanita sehari-hari.
b) Melakukan konseling

Untuk menyongsong kehamilan ibu disarankan untuk melakukan


konseling prahamil biasanya pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan
fisik, laboratorium, radiologi dan genetika.
c) Menjaga berat badan

Sebelum memasuki kehamilan ibu harus menjaga BB supaya tetap


ideal atau proposional dengan tinggi badan sebab saat hamil ibu tidak
diperbolehkan diet atau membatasi asupan gizi

karena janin

memerlukan asupan gizi tersebut untuk pertumbuhan fisik dan


perkembangan kecerdasan
d) Mengobati dan menyembuhkan penyakit

Apabila ibu mengidap suatu penyakit tertentu ibu harus mengobati


sampai sembuh sebelum hamil sebab dikhawatirkan penyakit tersebut
berdampak negatif bagi janin.

13

e) Hindari konsumsi alkohol dan rokok

Saat menyongsong kehamilan hindari rokok dan alkohol sebab


alkohol dan nikotin yang terkandung dalam rokok berdampak negatif
pada janin.
f) Perhatikan lingkungan sekitar
g) Olahraga
2)

Tahap memasuki kehamilan


Berikut ini adalah beberapa tahap persiapan yang perlu dilakukan saat
memasuki kehamilan menurut Rusdie (2012), antara lain:
a) Melakukan kontrol

Perlu diketahui melakukan kontrol kandungan tidak hanya dilakukan


pada bulan-bulan akhir menjelang masa melahirkan sejak masa awal
kelahiran ibu harus memeriksa kandungan secara teratur supaya
kondisi ibu dan janin tetap terpantau dengan baik.
b) Hindari zat-zat berbahaya

Saat hamil ibu tidak boleh bersentuhan dengan zat berbahaya seperti
insktisida, cat, barang-barang yang mengandung merkuri atau timah
hitam selain itu harus menghindari paparan asap rokok.
c) Perbanyak minum air putih

Saat memasuki masa kehamilan ibu harus banyak minum air putih
untuk menjaga kebugaran tubuh dan membantu meningkatkan
volume darah selama kehamilan.
d) Menjaga kebersihan diri

Supaya janin yang berada dalam kandungan tetap sehat ibu harus
selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Cucilah tangan
sesering mungkin setelah memegang kotoran, hal ini mencegah agar

14

bakteri tidak masuk ke dalam tubuh dan mempengarui pekembangan


janin.
e) Hati-hati dalam menggunakan obat

Penggunaan obat-obatan yang tidak sesuai

dapat menyebabkan

masalah serius dan membahayakan bagi ibu dan janin.


f) Tetap beraktivitas

Ibu tidak perlu menghentikan aktivitas saat hamil. Ibu justru


dianjurkan untuk tetap beraktivitas terutama aktivitas ringan karena
hal tersebut bermanfaat bagi tubuh.
g) Cukup beristirahat

Ibu dan janin harus tetap beristiraht sebab jika kurang istirahat dan
stres perkembangan fisik dan mental janin bisa terganggu.
d. Sikap dan tindakan ibu hamil yang dapat merangsang kecerdasan

matematika janin
Menurut Rusdie (2012), sikap dan tindakan ibu hamil yang dapat
merangsang kecerdasan matematika janin dengan cara:
1)

Mengonsumsi EPA (eicosapentaenoic acid )

2)

Melakukan seks secara teratur

3)

Belajar bahasa asing

4)

Tertawa

5)

Jadilah pribadi yang kreatif

6)

Belajar melempar barang

7)

Sekali tempo seperti kanak-kanak

e. Memahami aktivitas janin sebagai sarana stimulasi matematika

Menurut Rusdie (2012), aktivitas alami yang biasa dilakukan oleh janin
adalah aktivitas yang berupa gerakan. Kemampuan janin dalam melakukan
gerakan, salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan indra pendengarannya

15

yang telah berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, selain stimulasi suara ibu
juga harus memberikan stimulasi berupa sentuhan. Akan tetapi, stimulasi
yang harus ibu lakukan untuk mengoptimalkan kecerdasan matematika
berdasarkan aktivitas janin yang aktif adalah dengan memperdengarkan
angka-angka kepada janin sesering mungkin. Misalnya, saat ibu berolahraga
(berjalan-jalan ) pada pagi hari, hitunglah langkah ibu dengan mulai dari 1
sampai 10. Dengan demikian, janin semakin mudah mengenal matematika.
f. Stimulasi berdasarkan usia janin
1) Stimulasi minggu ke-16

Memasuki minggu ke-16 atau bulan ke-4 usia kehamilan, jenis stimulasi
yang paling penting memperkenalkan angka-angka kepada janin. Maka,
sering-seringlah mengucapkan angka-angka dari 1 sampai10.

2) Stimulasi minggu ke-17 sampai 29

Ibu harus memperkenalkan satu bentuk aplikasi ilmu matematika.


Misalnya, penjumlahan, pengurangan dan sebagainya.
3)

Stimulasi minggu ke-30


Saat usia kehamilan memasuki minggu ke-30 sebaiknya ibu
memberikan stimulasi suara secara total. Artinya, ibu dapat mengajak
berkomunikasi janin sebagaimana orang dewasa. Maka dalam mingguminggu ini, ibu harus lebih sering melibatkan janin dalam berbagai
kegiatan yang memerlukan matematika sebagai pemecahannya, seperti
mengkalkulasi uang belanja, menghitung uang kembalian dan kegiatankegiatan lain yang mengandung pelajaran matematika.

4)

Stimulasi minggu ke-31


Saat usia kehamilan menjelang persalinan, ibu diharapkan untuk
memberikan stimulasi kepada janin secara baik supaya dapat

16

memberikan efek tenang terhadap janin. Dengan begitu, proses


persalinan akan menjadi mudah. Selain itu menjelang persalinan ibu
harus selalu berpikir positif supaya lebih merasa rileks.
5)

Stimulasi peralihan
Berikut ini adalah bentuk-bentuk stimulasi peralihan:
a) Percakapan
b) Permainan
c) Pengenalan
d) Membaca komik
e) Menciptakan pengalaman matematika
f) Menonton film
g) Sering menyebut angka
h) Ikut menyelesaikan tugas matematika
i) Menghafal nomor-nomor baru
j) Sensitive number

g. Faktorfaktor yang dapat menghambat kemampuan dan kecerdasan

matematika janin:
1)

Kondisi gizi yang buruk

2)

Kekurangan vitamin

3)

Menjaga kesehatan

4)

Penggunaan obat-obatan

5)

Pengaruh alkohol

6)

Hindari rokok

7)

Menenteramkan emosi

B. Kerangka Konsep
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Menyiapkan
Kecerdasan Matematika Anak Sejak Dalam
Kandungan Di Ruang Poliklinik KIA RSHK
Langgur

17

Ket:
: Variabel yang mau diteliti

Anda mungkin juga menyukai