Praktisi harus membangun pemahaman dengan klien tentang jasa yang harus dilaksanakan.
Hal-hal yang dapat dimasukkan ke dalam pemahaman adalah:
a. Sifat perikatan.
b. Identifikasi atau pengacuan ke asersi yang harus diterima dan pihak yang bertanggung
jawab atas asersi tersebut,
c. Identifikasi pemakai tertentu
d. Pengakuan pemakai tertentu tentang tanggung jawab mereka terhadap kecukupan
e.
f.
g.
h.
prosedur.
Tanggung jawab praktisi
Pengacuan ke standar yang berlaku, yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Kesepakatan atas prosedur dengan menyebutkan (atau mengacu ke) prosedur tersebut
Pernyataan tidak memberikan pendapat yang diharapkan yang harus dicantumkan
i.
j.
k.
l.
menyepakati untuk melaksanakan prosedur yang sangatsubjektif dan oleh karena itu terbuka
kemungkinan untuk penafsiran yang sangat bervariasi.
Pengikutsertaan Spesialis
Pendidikan dan pengalaman praktisi memungkinkannya untuk memiliki pengetahuan tentang
masalah-masalah bisnis secara umum, namun ia tidak dapatdiharapkan untuk memiliki
keahlian sebagai orang yang terlatih atau ahli dalam berpraktik sebagai profesi atau jabatan
lain. Dalam keadaan tertentu, mungkin sudah semestinya untuk mengikutsertakan spesialis
untuk membantu praktisi dalam pelaksanaansatu atau lebih prosedur.
Auditor Intern dan Personel Lain
Prosedur yang disepakati yang dicantumkan atau diacu dalam laporan praktisiadalah prosedur
yang dilaksanakan secara keseluruhan oleh praktisi. Namun, auditor intern atau personel lain
dapat membuat skedul dan mengumpulkan data atau menyediakan informasi untuk digunakan
oleh praktisi dalam pelaksanaan prosedur yang disepakati. Audit intern juga melaksanakan
dan melaporkan secara terpisah prosedur yangdilaksanakan.
Temuan
Praktisi harus menyajikan hasil penerapan prosedur yang disepakati terhadap hal pokok
tertentu dalam bentuk temuan. Praktisi harus tidakmemberikan keyakinan terbatas tentang
apakah asersi disajikan secara wajar dalam kaitannya dengan kriteria yang telah ditetapkan
atau dinyatakan. Praktisi harus melaporkan semua temuannya dari penerapan prosedur yang
disepakati. Konsep materialitas tidak diterapkan terhadap temuan yang harus dilaporkan
dalam perikatan prosedur yang disepakati kecuali jika definisi materialitas telah disepakati
oleh pemakai tertentu. Praktisi harus menghindari penggunaan bahasa yang kabur atau
bermakna ganda dalam pelaporan temuannya.
Kertas Kerja
Praktisi hams menyusun dan menyimpan kertas kerja dalam kaitannyadengan perikatan untuk
menerapkan prosedur yang disepakati; kertas kerja tersebut harus memadai berkaitan dengan
keadaan dan kebutuhan praktisi atas perikatan yang bersangkutan. Meskipun kuantitas, tipe,
dan isi kertas kerja bervariasi dengan keadaan, biasanya kertas kerja harus menunjukkan
bahwa:
a. Pekerjaan direncanakan dan disupervisi secara memadai.
b. Bukti diperoleh untuk memberikan basis memadai untuk temuan atau temuan-temuan
tertentu dan pernyataan tidak bertanggung jawab atas kecukupan prosedur tersebut.
Daftar prosedur yang dilaksanakan dan temuan yang berkaitan.
Suatu penjelasan batas materialitas yang disepakati (jika berlaku)
Suatu pernyataan bahwa praktisi tidak diikat untuk, dan tidak melaksanakan, suatu
pemeriksaan atas asersi, suatu pernyataan tidak memberikan pendapat atas asersi,
dansuatu pernyataan bahwa jika praktisi melaksanakan prosedur tambahan, hal-hal
SURAT REPRESENTASI
Asersi tertulis harus disajikan dalam surat representasi atau komunikasi tertulis lain oleh
pihak yang bertanggung jawab. Jika pihak yang bertanggung jawab menolak untuk
menyerahkan asersi tersebut, maka itu menjadi suatu pembatasan terhadap pelaksanaan
perikatan yang mengharuskan praktisi untuk menarik diri dari perikatan. Jika terjadi hal
seperti ini, maka praktisi harus melakukan satu diantara langkah berikut ini: