PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Saat ini dunia telah masuk ke dalam rezim perdagangan bebas. Baik
negara-negara maupun organisasi internasional mengusung perdagangan
bebas yang diimplementasikan ke dalam bentuk perjanjian-perjanjian
perdagangan bebas. Salah satu perjanjian yang paling penting dan
mempunyai pengaruh cukup besar adalah perjanjian perdagangan bebas
Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) yang berlaku sejalan dengan
tahapan-tahapan hingga 2018.
ACFTA merupakan perwujudan dari konsep interdepedensi antar
negara, khususnya negara-negara anggota ASEAN dan China. Hal ini
khususnya terwujud dalam hal interdependensi ekonomi, dimana tiap-tiap
negara
memiliki
spesialisasi
masing-masing
dalam
memproduksi
peluang pasar yang besar dari China. Hal inilah yang menjadi latar
belakang dari tercetusnya ide ACFTA.
Dalam praktiknya, dampak dari perjanjian perdagangan bebas
ACFTA sangat terasa hingga ke sektor-sektor strategis dan dapat
mengancam
kondisi
ekonomi
di
Indonesia,
terutama
dengan
melampaui
Jerman,
Perancis,
dan
Inggris.
Hal
ini
sampai
pada
pengaruhnya
terhadap
bisnis
Indonesia
dan
Internasional. Oleh karena itu penulis memberi judul pada makalah ini,
Pengaruh Asean China Free Trade Agreement (ACFTA) Terhadap
Bisnis Indonesia dan Internasional.
1 Muzayyin, M. (2012, 11 30). KEBIJAKAN PEMBANGUNAN CHINA MENGHADAPI
GLOBALISASI NEOLIBERALISME. Retrieved 06 08, 2013, from www.blogspot.com:
http://zayyinsoleh.blogspot.com/2012/11/kebijakan-pembangunan-chinamenghadapi.html
bisnis
Indonesia
dan
Internasional,
sehingga
dapat
suatu
pertumbuhan
ekonomi
negara
China
yang
BAB II
PEMBAHASAN
II.I SEJARAH SINGKAT ACFTA
Asean-China Free Trade Agreement merupakan kesepakatan antara
negara- negara ASEAN dengan China untuk mewujudkan kawasan
perdagangan bebas dengan menghilangkan atau mengurangi hambatanhambatan perdagangan barang baik tarif maupun non-tarif, peningkatan
aspek pasar jasa, peraturan dan ketentuan investasi, dan sekaligus
peningkatan aspek kerjasama ekonomi untuk mendorong perkonomian
para pihak ACFTA dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
ASEAN dan China.
Inisiatif untuk bekerjasama dalam pengembangan ekonomi datang
dari Cina. Perkembangan ekonomi Cina tampaknya tidak terbendung
untuk menjadi perekonomian terbesar di dunia dalam dua atau tiga
dekade ke depan. Harga produk yang murah dan jenis produk yang
bervariasi serta dukungan penuh pemerintah Cina membuat produk
Negara lain sangat sulit untuk bersaing. Pemerintah Amerika Serikat pun
pada mulanya berupaya melindungi perekonomian dalam negerinya dan
berusaha menekan Cina, antara lain untuk membiarkan mata uang
renminbi
menguat
dan
mengurangi
surplus
perdagangan.
Dalam
menarik
karena
China
dan
ASEAN
sama-sama
melihat
and
the
Peoples
Republic
of
China,
sebagaimana
telah
itu
sendiri
memiliki
tujuan
untuk
memperkuat
dan
kerjasama
ekonomi
antara
negara-negara
anggota,
serta
baru
(Cambodia,
Laos,
Myanmar,
dan
Vietnam-CLMV) dan
akan
membantu
menurunkan
biaya,
meningkatkan
volume
yang
murah
dengan
kualitas
barang
yang
baik.
Dengan
ekspor antara lain Uni Eropa (21,14%), Amerika Serikat (20.03%), Hong
Kong (12.03%), Jepang (8.32%), Korea Selatan (4.55%), dan Jerman
(4.27% ). Barang- barang yang diekspor antara lain peralatan listrik dan
mesin lainnya, termasuk peralatan pengolahan data, pakaian, tekstil, besi
dan baja, peralatan optik dan medis. Sedangkan untuk partner utama
China dalam kegiatan impor adalah Jepang (12,27%), Hong Kong
(10,06%), Korea Selatan (9,04%), Amerika Serikat (7,66%), Taiwan
(6,84%), dan Jerman (5,54%). Barang- barang yang diimpor antara lain
peralatan listrik dan mesin lainnya, minyak dan bahan bakar mineral,
peralatan optik dan medis, bijih logam, plastik, bahan kimia organik.
Untuk kepemilikan saham Foreign Direct Investment (FDI) China sebesar
$100 milyar.
Salah satu hasil dari kesuksesan perekonomian China 5 ini ternyata
berdampak terhadap kegiatan moneternya. China terus menaikkan tingkat
suku bunganya, yang pada tahun ini sudah dilakukan sebanyak tiga kali.
Terakhir, suku bunga bank di China dinaikkan Mei 2011. Dengan inflasi
pada periode Juni yang merupakan tertinggi dalam tiga tahun terakhir,
kemungkinan besar China bakal menerapkan kebijakan moneter lebih
lanjut. Saat ini, tingkat suku bunga bank di China mencapai 6,56 persen,
dan kemungkinan bisa naik lagi sebesar 50 basis poin pada akhir
September 2011. Tentu saja perlambatan pertumbuhan ekonomi China
meningkatkan
kekhawatiran
banyak
kalangan
karena
dinilai
dapat
untuk
tempat
teratas,
tidaklah
mengherankan
apabila
China
dan
ASEAN
telah
berupaya
meliberasikan
dengan
berlakunya
ACFTA.
Tantangan
terbesar
yaitu
yang
Indonesia
akan
7 Kontorversi Pelaksanaan ASEAN-China Free Trade Area (CAFTA) Dan Kebijakan Luar
Negeri Indonesia. (2010, 02 24). Retrieved from www.wordpress.com:
http://isias.wordpress.com/2010/02/24/kontorversi-pelaksanaan-asean-china-free-tradearea-cafta-dan-kebijakan-luar-negeri-indonesia/
Di
panggung
global,
kebangkitan
China
juga
menyebabkan
yang
sesungguhnya.
Awal
tahun
ini
Presiden
Obama
BAB III
PENUTUP
III.I KESIMPULAN
Peranan Investasi dalam Pembangunan Perekonomian antar negara
semakin berkaitan erat, keadaan ekonomi di sebuah negara dengan cepat
dan mudah merambah ke negara-negara lain. Dalam situasi seperti
13
keunggulan
mengubah
struktur
Interdependensi
kompetitif
(competitive
perekonomian
perekonomian
advantage).
dunia
negara
secara
semakin
Globalisasi
fundamental.
erat,
keeratan
interdependensi ini bukan saja berlangsung antara negara maju, tapi juga
antara negara berkembang dan negara maju.
China telah memberikan pelajaran yang sangat berharga mengenai
bagaimana seharusnya negara mampu bertindak dan berperan dalam
ekonomi politik global sekarang ini. Disini Negara mampu menainkankan
perusahaan yang efektif
dalam
skala
relatif
dalam
yang
disesuaikan
dengan
kondisi
dan
tidak
perdagangan
bebas
ACFTA
dapat
memperkuat
dan
Pemerintah
perlu
melakukan
kajian
apakah
kesepatan
DAFTAR PUSTAKA
14
15
http://www.igj.or.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=409&Itemid=164
16