Anda di halaman 1dari 5

Mencari Keberadaan Tuhan!!

(Penjelasan dengan teori Relatifitas Einstein)


Diposkan oleh Syahrul Ramadhan di 02.54

Assalamualaikum War. Wab

Sudah lama rasanya tidak menulis lagi terkait


edisi memaknai kehidupan dengan fisika. Terbitan kali ini merupakan edisi yang ke 9.
Pada kesempatan ini, saya mencoba menjabarkan tentang teori relativitas einstein yang kemudian
saya coba kembangkan untuk menelaah lebih jauh terkait keberadaan Tuhan. Sebelum memulai
tulisan ini, saya sampaikan berjuta maaf andaikan dalam penyampaian tulisan ini ada yang
kurang berkenan dan terjadi kesalahan baik teori maupun alur berpikir saya. Itulah kenapa tulisan
ini kemudian saya posting agar terjadi diskusi yang menarik dan sekedar share pengetahuan dari
para pembaca yang budiman. Jadi, Bagi teman2 yang paham tolong sampaikan kritikan dan
masukannya terkait tulisan saya ini.
Kecepatan Cahaya
Dalam teori relativitas Einstein, apabila sebuah benda bergerak dengan mendekati kecepatan
cahaya, maka akan terjadi 3 hal ganjil, yang semuanya telah dibuktikan secara sains!! Ketiga
hal ganjil tersebut adalah, pertama waktu melambat, yang kemudian disebut dilatasi waktu. Ini
telah diamati pada tahun 1941 dalam eksperimen partikel atom yang disebut muon. Hal ganjil
selanjutnya adalah objek mengecil. Objek yang bergerak mendekati kecepatan cahaya, akan
mengalami pemendekan sesuai arah geraknya. Kalau roket antariksa bisa bergerak dengan
separuh kecepatan cahaya, panjangnya akan sekitar enam per tujuh panjang aslinya di landasan
luncur. Efek ini sudah diteliti sejak tahun 1890-an. Dan yang terakhir adalah massa objek
bertambah, yang artinya objek akan bertambah berat. Ini sudah diperlihatkan berulang kali
dengan eksperimen partikel yang bergerak dengan kecepatan tinggi seperti elektron. Dari ide
inilah Eistein mengembangkan rumus terkenalnya E = mc.

Sedangkan jika sebuah benda bergerak sama dengan kecepatan cahaya, maka yang terjadi
adalah waktu berhenti dan ruang menghilang. Dengan kata lain, waktu dan ruang tidak
berpengaruh kepadanya. Jadi dimensi ruang dan dimensi waktu menjadi menghilang. Dalam
alam semesta, satu2nya partikel yang mampu bergerak dengan kecepatan cahaya adalah foton
(partikel penyusun cahaya). Partikel ini tidak memiliki massa sama sekali (0 kg), tidak pernah

merayakan hari ulang tahun sama sekali, dia tetap seperti itu, mulai dari awal terbentuk sampai
akhir dari alam semesta. (untuk lebih memperdalamnya silahkan baca artikel diblog saya ini.)
Dalam pelajaran Astronomi, kita sering mendengar kata tahun cahaya. Misalnya Jarak antar
bumi dengan bintang terdekat (proxima centauri) sekitar 4,2 tahun cahaya. Artinya ketika kita
melihat bintang terdekat (proxima centauri) itu adalah bintang empat tahun yang lalu. Tapi,
waktu yang kita sebut 4,2 tahun cahaya adalah waktu kita yang diam. Andai saja kita
bergerak dengan kecepatan cahaya maka untuk mencapai bintang proxima centauri kita tidak
membutuhkan waktu, kita tidak melewati ruang. Namun, dalam waktu 0 sekon kita sudah
sampai di proxima centauri dan seolah jaraknya 0 meter. Atau mungkin dimanapun yang kita
inginkan, dibintang manapun, dirasi manapun, digalaksi manapun (asalkn jangan dblack hole
saja.!!) umur kita tidak akan bertambah, waktu kita tidak akan berubah..!!! (sampai sini,
semoga masih bisa dipahami)
Dan kemudian selanjutnya timbul pertanyaan, apa yang terjadi andai saja ada partikel yang
melebihi kecepatan cahaya!!?
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan tentang pertanyaan ini, namun teori yang
menurut saya cukup kuat adalah yang menegaskan bahwa ketika sebuah partikel bergerak
dengan melebihi kecepatan cahaya, maka yang terjadi adalah partikel tersebut bisa melompati
waktu (yang kemudian disebut dengan teori lubang cacing ". Ini lah sebenarnya konsep dari
lubang waktu. Dulu waktu saya kecil (saat masih imut sekarangpun tetep imut sih!!
hehehehe), pernah disuguhkan sebuah sinetron tentang perjalanan anak manusia yang bisa
menembus waktu, bisa berada dimasa lalu maupun dimasa depan. Ternyata konsep lubang
waktu juga ada dialam semesta, di dunia nyata. Kemudian partikel yang diprediksi melebihi
kecepatan cahaya tersebut, kini oleh sebagian ilmuan disebut dengan partikel Tuhan.
Para ilmuan jenius dari berbagai negarapun sedang berlomba2 untuk mengungkap keberadaan
partikel tuhan tersebut. Dan diharapkan pada tahun 2012 ini partikel tersebut bisa ditemukan
(untuk lebih lengkap tentang eksperimen pencarian partikel Tuhan silhkan baca artikel di blog
saya ini.)
Jadi, andaikan ada partikel yang bisa bergerak melebihi kecepatan cahaya maka yang terjadi
adalah, partikel tersebut mampu melompati waktu, dia bisa berada dimasa lalu, berada dimasa
kini maupun dimasa depan. Berada di berbagai tempat belahan bumi dimanapun dan kapanpun,
berada dalam luasnya alam semsta maupun dalam kecilnya quark.
Allah S.W.T Ada dimana-mana
Satu hal yang kemudian menarik dari penjabaran diatas adalah adanya partikel yang melebihi
kecepatan cahaya. Dalam tulisan saya sebelumnya terkait Isra Miraj dalam prespektif fisika
(atau baca lagi tulisan tersebut di blog saya) telah dsampaikan bahwa ada partikel yang
melebihi kecepatan cahaya pada perjalanan super istimewa itu disertai juga oleh kendaraan
spesial yang didesain Allah S.W.T dengan sangat spesial bernama Buraq. Ia adalah makhluk
berbadan cahaya yang berasal dari alam malaikat yang dijadikan tunggangan selama perjalanan
tersebut. Buraq berasal dari kata Barqum yang berarti kilat. Maka, ketika menunggang Buraq itu
mereka bertiga melesat dengan melebihi kecepatan cahaya sekitar 300.000 kilometer per detik.

Intinya begini, cahaya (termaksud kecepatannya) adalah ciptaan Allah S.W.T, dan Allah S.W.T
Maha Besar atas semua ciptaan-Nya. Termaksud dalam hal kecepatan, Allah S.W.T jauh
melebihi kecepatan cahaya. Artinya, Allah S.W.T sedang berada dimasa lalu, sedang berada
dimasa kini dan juga sedang berada dimasa depan. Bagi Allah, alam semesta ini sedang berawal,
sedang berjalan dan telah berakhir. Allah S.W.T berada ditiap sudut partikel terkecil sekalipun,
berada diluasnya alam semesta dan berada bahkan lebih dekat dari urat leher kita. Allah S.W.T
ada dimana-mana.
Dalam Al-Quran kita bisa lebih memahami akan hal tersebut, bukankah dalam Al-Quran kita
telah disuguhkan tentang kisah2 orang2 terdahulu, bahkan tentang masa depan, tanda2 kiamat,
peristiwa waktu dipadang mahsyar, saat kita dikumpulkan setelah kematian. Allah S.W.T maha
Mengetahui, itulah kenapa kejadian2 tersebut disebutkan dalam Al-quran karena disisi Allah,
kejadian tersebut telah dan sedang terjadi.
Namun, bukan berarti kita menganggap bahwa Allah ada dimana-mana dalam artian yang
sempit...!! dimana Allah berada disemua tempat, baik tempat yang bersih maupun yang kotor,
tidak demikian. Tapi, maksud saya sebenarnya dari makna bahwa "Allah ada dimana-mana"
adalah terkait pengawasan, bahwa Allah memperhatikan tiap sudut alam semesta ini, dan
semuanya dalam pengawasan Allah S.W.T. bukankah andaikan kita melihat luasnya alam
semesta dan kecilnya partikel2 atom maka tidak akan ada sedikit "cacat"pun dalam penciptaanNya. terkait keberadaan Allah S.W.T telah dijelaskan dalam Al-Qur'an
"(Rabb) Yang Maha Pemurah, Yang Bersemayam di atas 'Arsy." (QS.Thoha:5)

Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana."
(QS. Al Baqarah, 2: 32) !
Lagi, Relativitas menjawab kebingungan saya. (Perihal Konsep Takdir)
Dari penjelasan diatas, point yang ingin saya tekankan adalah bahwa Allah telah dan sedang
berada dimasa lalu, masa kini dan masa depan, dari terbentuknya alam semesta sampai
hancurnya jagat raya, dari sebelum kelahiran Adam A.S sampai hari kebangkitan di padang
mahsyar. Allah S.W.T ada dimana-mana, dalam luasnya jagat raya sampai kedalam kecilnya
partikel quark, dan bahkan lebih dekat dari urat leher kita. Allah S.W.T telah berada diwaktu dan
tempat secara bersamaan, dan tidak terpengaruh oleh dimensi ruang dan dimensi waktu.
Semua yang terjadi dialam ini, mulai dari terbentuknya alam semesta sampai hancurnya alam
semesta, mulai dari lahirnya Nabi Adam A.S sampai kebangkitan kembali Nabi Isa A.S,
semuanya telah tertulis di dalam kitab lauh mahfudz.
Dan ini adalah terkait dengan takdir kita, karena semuanya telah dicatat dalam lauh mahfudz,
maka dalam hal takdir ini, ada beberapa hal yang membingungkan saya (semoga para pembaca
bisa membagi ilmunya). Setidaknya ada 3 pandangan saya tentang takdir.

1. Takdir kita telah dibuat sebelum kita lahir. Andaikan takdir kita (jalan hidup) telah
dibuat sejak sebelum kita lahir, otomatis kita hidup didunia ini hanyalah sebatas
menjalani apa yang telah ditakdirkan. Kita hanyalah menjalani kehidupan sesuai dengan
garis yang telah ditentukan dalam kitab lauh mahfudz. Kalau memang demikian,
bukankah seolah2 menunjukan bahwa Allah S.W.T (tidak adil) kepada hambanya.?
Kenapa ada hamba yang digariskan menjadi miskin sedang yang lainnya kaya?, kenapa
ada yang digariskan menjadi orang sukses sedangkan yang lainnya menjadi orang yang
gagal?, kenapa ada yang digariskan menjadi orang yang cacat sedangkan yang lainnya
sempurna? Lantas kenapa harus diciptakan surga dan neraka jika kita hanya
menjalankan apa yang telah dirancang oleh Allah S.W.T ? Bukankah berarti kita hanya
menjadi boneka saja!?
2.

Takdir dibuat oleh kita sendiri, takdirku sepenuhnya dibuat oleh tanganku sendiri, kita
yang merancang masa depan, kita bebas mengisi lembar kehidupan kita sesuai dengan
apa yang kita inginkan, kita yang menentukan sapa yang menjadi jodoh kita, berapa
rejeki yang kita dapat. Dlll,,,,,,!! Hal ini dikuatkan dengan hadits Rasulullah bahwa Allah
S.W.T tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang
merubahnya!! Tapi, kemudian ini masih menyisakan pertanyaan dalam benak saya,
kalau memang takdir dibuat oleh kita sendiri dan sebelum kita lahir kitab lauhful
mahfudz masih kosong tentang takdir kita. Lantas bagaimana Allah S.W.T mengetahui
tentang masa depan? Atau kalau memang sudah tertulis dalam kitab lauhful mahfudz,
brarti kitab tersebut bisa dirubah donk? Karna kita bebas dalam mengmbil pilihan
hidup?

3. Konsep yang ketiga ini adalah yang paling bisa saya terima untuk saat ini. Sebagian
takdir dibuat oleh kita sendiri. Itulah kenapa kemudian dalam rukun iman yang ke enam
kita mempercayai adanya Qada' dan Qadar, qada' adalah ketetapan Allah S.W.T yang
mutlak, ini terkait bawaan lahir dll, sedangkan qadar bisa kita rubah. Inilah kemudian
yang membedakan antara manusia yang satu dengan yang lain!! Disini konsep usaha,
kerja keras dan semangat yang tinggi ikut mempengaruhi, disinilah kemudian letak
pilihan2 hidup yang kita buat bermuara!! termaksud dalam hal rejeki maupun jodoh
(terkait jodoh "antara kesempatan dan pilihan",,, baca juga tulisan saya ini ). Untuk
menjadi cedas orang harus belajar, untuk menjadi kaya orang harus bekerja, untuk
menjadi baik orang harus menata hati, dan untuk berubah orang harus mau merubah
segalanya mulai dari diri sendiri. Dan, untuk segala hal yang telah terjadi itulah
ketentuan ALLAH. Setiap muslim sangat yakin bahwa segala hal yang terjadi pastilah
mengandung hikmah di balinya. Lantas kemudian timbul pertanyaan bagaimana hal itu
bisa terjadi? Berarti kitab lauh mahfudz bisa berubah..? karena pada kenyataannya,
sebagian jalan hidup kita yang menentukan sendiri. Tp, bukankah semua yang terjadi
dialam semesta telah ditulis dalam kitab tersebut? Jawabanya kemudian saya temukan
dalam relativitas, bukankah Allah S.W.T telah berada dimasa lalu, masa kini dan masa
depan? Jadi, setiap kejadian dialam ini telah terjadi secara bersamaan disisi Allah
S.W.T, dan semuanya kemudian telah tertulis dalam kitab lauh mahfuz. Disisi Allah
S.W.T kita baru lahir, sedang menjalani aktifitas dan telah meninggal.

Maha suci Allah yang ditangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi niscaya penglihatan-mu akan kembali kepadamu dengan tidak
menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. (QS. Al
Mulk, 67: 1-4) !

Penutup :
Pada dasarnya, esensi teori sains hanyalah menjelaskan hukum Allah sebatas pengetahuan
manusia karena keterbatasan ilmu manusia (Q. S. 17:85). Tidak ada seorang ilmuanpun yang
dapat mengklaim suatu teori sains yang paling benar secara mutlak. Ungkapan yang bisa
dinyatakan adalah bukti-bukti pengamatan saat ini membuktikan teori inilah yang paling kuat,
artinya bisa saja suatu saat ada bukti lain yang menggugurkannya. Sebenarnya, mencari
kebenaran hakiki bukan lagi ruang lingkup kajian "sains". Karena sains tidak mungkin sejauh itu.
Sains berkepentingan pada kebenaran saintifik berdasarkan bukti-bukti yang diakui menurut
kaidah-kaidah ilmiah. disitulah kemudian peran "Iman" dalam meyakini hal2 yang belum bisa
dijelaskan dengan sains. Wallahu'alam.

Anda mungkin juga menyukai