lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak.
sifat
lupa
dan
jinak
artinya
manusia
selalu
cara
keberadaannya
yang
sekaligus
kemampuan
menentukan
berfikir
manusia
dan
hakekat
berfikir
manusia.
tersebut
Manusia
yang
juga
sisi
dalam
pendekatan
teologis,
dalam
pandangan
ini
melengkapi
dari
pandangan
yang
sesudahnya
dengan
fundamental.
Pengetahuan
pencipta
tentang
tentang dirinya.
mengatakan
masnusia
adalah
hewan
rasional
(animal
yang
lain
menilai
manusia
sebagai
animal
mengkomunikasikan
bahasa
melalui
simbol-simbol
dan
harus
menyesuaikan
alam
sesuai
dengan
kebutuh-
senang bermain).
10
Masalah
manusia
adalah
terpenting
dari
semua
11
12
13
manusia
dengan
kekuatannya
sendiri
dapat
14
15
segala
usaha,kerja
menemukan
jalan
keras,dan
kehidupannya
doa
manusia
sendiri,kecuali
dapat
pada
16
suatu
diri
kaum
mereka
sebelum
mereka
sendiri.Dan
mengubah
apabila
Allah
17
tak
ada
yang
dapat
menolaknya
18
dan
tidak
ada
19
Chapter: Hakikat Manusia
20
Chapter: Hakikat Manusia
21
Chapter: Hakikat Manusia
B. KONSEP MANUSIA
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Kemampuan
seseorang
untuk
dapat
menetralisasi
kecenderungan negatif tersebut ( karena tidak mungkin
dihilangkan sama sekali ) ditentukan oleh kemauan dan
kemampuan dalam menyerap dan membudayakan wahyu.
Berdasarkan ungkapan pada surat al-Baqarah 30 terlihat
suatu gambaran bahwa Adam bukanlah manusia pertama,
tetapi ia khalifah pertama. Dalam ayat tersebut, kata yang
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
kepada-Ku.
61
untuk
beribadah
62
dari
kekuasaan-
63
Arti ibadah :
Ketahuilah
tenggelamnya
bahwa bebas
dari
kesibukan
lain
demi
dalam
ibadah dapat terjadi bila memiliki waktu yang luang dan hati
64
yang
masih kosong . dan ini merupakan salah satu hal amat
penting
dalam
terjadi,
65
dan
adalah
66
memiliki
waktu yang luang dan hati yang masih belum disibukan oleh
apapun.
Sedangkan yang ke dua adalah membuat hati memahami
penting
ibadah,
67
waktu
kita
68
ibadahnya
dalam
69
waktu
yang
shalat,
merupakan
tindakan
ibadah
yang
penting,
dan
melaksanakannya,
70
selama
waktu-
waktu itu.
Dan
bila
beribadah,
bersungguh-sungguh
71
itu
dilakukan
dengan
tak
atau
asal-asalan
saja,
karena
menganggap
ibadah
menghalangi
72
sebagai
apa
seperti
73
itu
adalah
orang
mengabaikannya.
74
yang
meremehkan
shalat
dan
dari
75
tidak
yang
benar,
76
lakukan
di
dunia
ini hal itu telah terkait dengan tuhan (Alloh) karena Dia
77
adalah
penguasa tertinggi di Dunia.
78
Alloh.
Maha Bijaksana.
79
untuk
80
dirimu
81
ini
82
kau
demi
Aku.
menunjukan
Chapter: Hakikat Manusia
83
Disini
lakukan
kata
Milik-Ku
atau
Aku
ROH,
taqwa.Emosi
84
yang
dinamakan
taqwa
memancar
dari
85
86
87
88
matiku
semata.
89
90
91
92
93
(Muttafaq alaih)
Allah mencipta manusia ada tujuan-tujuannya yang tertentu.
Manusia dicipta untuk dikembalikan semula kepada Allah dan
setiap manusia akan ditanya atas setiap usaha dan amal
yang dilakukan selama ia hidup di dunia. Apabila pengakuan
terhadap kenyataan dan hakikat wujudnya hari pembalasan
94
95
kebenaran,
kebaikan,
mewujudkan
kedamaian,
menghapuskan kemungkaran serta penyelewengan dan
penyimpangan dari jalan Allah.
96
Artinya :
97
(Al-Baqarah:30)
Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh
Allah melaksanakan tanggungjawab tersebut. Ini sudah tentu
kerana manusia merupakan makhluk yang paling istimewa.
98
99
100
Optimalisasi Kemampuan
Dengan berbagai kelebihan tersebut, sangat penting bagi
manusia
untuk
dapat
mengembangkan
diri
dan
mengoptimalkan kemampuanya. Optimalisasi kemampuan
tercermin dalam pemanfaatan kemampuan dari manusia itu
sendiri terhadap potensi-potensi yang dimilikinya. Manusia
diberikan kelebihan fisik tersebut guna memasimalkan tugas
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
Chapter: Hakikat Manusia
118
Chapter: Hakikat Manusia
BAB IV
PENUTUP
119
A.
Kesimpulan
120
potensi yang ada pada diri kita. Kita juga dituntut untuk
terus mengembangkan potensi tersebut dalam rangka
mewujudkan tugas dan tanggung jawab manusia sebagai
makhluk dan khalifah di bumi.
B.
121
Saran
122
123
Chapter: Hakikat Manusia
124
Chapter: Hakikat Manusia