PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keuangan merupakan faktor penting dalam suatu negara, dikarenakan
pengaruhnya
yang
demikian
menentukan
terhadap
kompleksitas
Kelompok 5 : 2
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
dan
kinerja
daerah
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
keterbukaan,
kepada
masyarakat.
partisipasi
Dalam
masyarakat,
rangka
dan
pertanggungjawaban
menyelenggarakan
pemerintahan,
masyarakat,
fungsi
distribusi
yang
meliputi
antara
lain,
sangat
penting
sebagai
landasan
penentuan
dasar-dasar
mendukung
penyelenggaraan
otonomi
Daerah
diperlukan
Kelompok 5 : 3
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
proporsional
yang
diwujudkan
dengan
pengaturan,
pembagian,
dan
atas
dasar
desentralisasi,
dekonsentrasi,
dan
tugas
pembantuan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini :
1. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
2. Undang-Undang tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat DAN Daerah
3. Dasar-Dasar Pembiayaan Daerah Pemerintah Daerah
C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk menjelaskan tentang
Perimbangan Pusat dan Daerah Pembentukan Undang-Undang tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
dimaksudkan untuk mendukung pendanaan atas penyerahan urusan kepada
Pemerintahan
Daerah
yang
diatur
dalam
Undang-Undang
tentang
PEMBAHASAN
A. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah menurut
rangka
pendanaan
mempertimbangkan
potensi,
penyelenggaraan
kondisi,
dan
desentralisasi,
kebutuhan
daerah.
dengan
Dana
Kelompok 5 : 4
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
perimbangan ini terdiri dari dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana
alokasi khusus. Jumlah dana perimbangan ditetapkan setiap tahun anggaran
dalam APBN (UU No. 33 Th. 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pusat dan Pemerintah Daerah Pasal 10 tentang Dana Perimbangan: 273).
1. Dana Bagi Hasil
Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka presentase
tertentu. Dana Bagi hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam.
Dana bagi hasil dari pajak meliputi pajak bumi dan bangunan,
penerimaan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, dan pajak
penghasilan. Dan dana bagi hasil dari sumber daya alam berasal dari
kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak
bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi (UU No.
33 Th. 53 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan
Pemerintah Daerah Pasal 11 tentang Dana Bagi Hasil: 273).
2. Dana Alokasi Umum (DAU)
DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah
yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan antar
daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan
dan potensi daerah. DAU suatu daerah ditentukan atas besar kecilnya
celah fiskal suatu daerah, yang merupakan selisih dari kebutuhan
daerah dan potensi daerah. Alokasi DAU bagi daerah yang potensi
fiskalnya besar tetapi kebutuhan fiskalnya kecil akan memperoleh
alokasi DAU relatif kecil. Sebaliknya, daerah yang potensi fiskalnya kecil,
namun kebutuhan fiskalnya besar akan memperoleh alokasi DAU relatif
besar. Secara implisit, prinsip tersebut menegaskan fungsi DAU sebagai
faktor pemerataan kapasitas fiskal (Penjelasan UU No. 33 Th. 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintah Daerah:
324). DAU untuk daerah propinsi dan daerah kabupaten ditetapkan
masing-masing 10% dan 90% dari DAU. DAU bagi masing-masing
propinsi dan kabupaten dihitung berdasarkan perkalian dari jumlah DAU
bagi seluruh daerah, dengan bobot daerah yang bersangkutan dibagi
Kelompok 5 : 5
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
bobot
seluruh
daerah di
seluruh
standar
tertentu
atau
untuk
mendorong
percepatan
Tentang
Perimbangan
Keuangan
Antara
sistem
pembiayaan
pemerintahan
dalam
kerangka
negara
dan
kebutuhan
Daerah,
sejalan
dengan
kewajiban
dan
Kelompok 5 : 6
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
termasuk
perdagangan;
kredit
jangka
pendek
yang
lazim terjadi
dalam
Kelompok 5 : 7
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
kepada
Bupati/Walikota
diikuti
dengan
pembiayaannya
yang
bertanggung
adil,
jawab
proporsional,
dalam
rangka
demikratis,
transparan,
dan
pendanaan
penyelenggaraan
Kelompok 5 : 8
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
desentralisasi,
dengan
mempertimbangkan
potensi,
kondisi,
dan
kebutuhan daerah.
D. Prinsip Dana Perimbangan
Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah mencakup pembagian keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah secara proporsional, demokratis, adil, dan transparan
dengan
memperhatikan
potensi,
kondisi,
dan
kebutuhan
Daerah.
dan
keseimbangan
fiskal.
Perimbangan
Keuangan
antara
Kelompok 5 : 9
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
Alokasi Dana
N Jenis
Dana
o Perimbangan
Daerah
Pemerintah Pusat
Kota/
Provinsi
Lain
Kabupaten
Bersumber dari
pajak
Pajak Bumi dan
Bangunan ( PBB)
a.
(UU
Nomor
tahun
sebelumnya
mencapai
16%
disalurkan
ke
64,8% disalurkan ke
9%
pemung
Daerah Provinsi
daerah
(UU
Kota
(UU
ayat 2 huruf a)
Kabupaten
Tahun
Nomor
12
ayat
33
2
huruf b)
16%
ke
64% disalurkan ke
Daerah Provinsi
daerah
dan
Kota
(UU
ayat 4 huruf a)
2.
Bea
Perolehan
bangunan
(BPHTB)
(UU Nomor
33
disalurkan
pasal
11 ayat 2 huruf b)
3.
Pajak
Penghasilan
(UU Nomor
33
Kabupaten
Nomor
12
ayat
33
4
huruf b)
60% dari
20%
total 20%
Rp.200.000.000,00
total
Rp.200.000.000,00
adalah
maka
bagian
Rp.80.000.000,00
Provinsi
adalah
Rp.120.000.000,00
jumlah
pasal
huruf c)
Kelompok 5 : 10
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
2004 dalam pasal 13
(UU
Nomor
33
ayat 3)
2.
Bersumber
SDA
1.
Penerimaan
Kehutanan
(UU Nomor
33
11 ayat 3 huruf a)
Iuran
Hak
20 %
16 %
64 %
Pengusahaan
Untuk Pemerintah
Untuk provinsi
Untuk
kabupaten/kota
penghasil
ayat 1 huruf a)
(UU
Hutan (IHPH)
(UU Nomor
33
Nomor
33
15
ayat
huruf b)
b.
Provisi
Sumber
Daya Hutan
(UU Nomor
33
20 %
16 %
32 %
32 %
Untuk Pemerintah
Untuk
Di bag
bersangkutan
kabupaten/kota
porsi
penghasil
besar
(UU
33
Kabupa
ayat 2 huruf a)
lainnya
pasal
provins
14 huruf a)
Nomor
15
ayat
huruf b)
bersang
(UU
Tahun
pasal
huruf c)
c. Reboisasi
(UU Nomor
33
60 %
40 %
Untuk Pemerintah
Untuk
rehabilitasi
dan
kegiatan
lahan
kabupaten;
hutan
di
kota
penghasil
(UU
Nomor
33
Kelompok 5 : 11
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
pasal 16 huruf b)
2.
Penerimaan
20 %
Pertambangan
Untuk Pemerintah
Umum
(UU Nomor
33
14 huruf c)
Penerimaan
16 %
64 %
Untuk
rent)
(UU Nomor
bersangkutan
kabupaten/kota
penghasil
(UU
ayat 2 huruf a)
33
pasal
b.
Penerimaan
Iuran
Eksplorasi
dan
Iuran
Eksploitasi
(Royalty)
(UU Nomor
33
perikanan
(UU Nomor
33
ayat
huruf b)
32 %
Untuk
bersangkutan
kabupaten/kota
penghasil
(UU
ayat 3 huruf a)
17 ayat 1 huruf b)
Penerimaan
17
33
16 %
Nomor
Nomor
17
33
ayat
20 %
huruf b)
80 %
Untuk
kabupaten/kota
(UU
14 huruf d)
Nomor
33
4.
Penerimaan
84,5%
untuk
pemerintah.
3%
untuk
provinsi
untuk
yang
minyak Bumi
(UU Nomor 33
dalam
(UU
tersebu
2 huruf a)
pasal 19 angka 2
dengan
huruf b)
sama
angka 1)
14
huruf
kabupaten
Nomor
kota.
6%
Pertambangan
pasal
bersangkutan.
6%
33
kabupa
dalam
Nomor
Kelompok 5 : 12
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
2004 d
Anggaran
0,2
kabupaten/kota
dari
2004dalam pasal 20
(UU
33
dakam
pertambangan
angka 2 huruf a)
yang b
pasal 20 angka 2
(UU
Nomor 33 Tahun
huruf b)
Tahun
pendidikan
5.
dasar
untuk
19 angk
0,2
Nomor
kabupa
69,5%
Pertambangan
yang bersangkutan.
kabupaten/kota
kabupa
gas Bumi.
(UU Nomor
penghasil.
lainnya
1)
(UU
3 huruf a)
bersang
pasal 19 angka 3
dibagik
huruf b)
porsi
33
untuk
pemerintah.
6%
untuk
provinsi
12%
untuk
Nomor
33
20 angk
12%
provins
besar.
(UU
Tahun
pasal 1
6.
Pertambangan
Panas Bumi
(UU Nomor
33
huruf c)
32
16 % untuk provinsi.
32
kabupaten/kota.
pasal 14 huruf g)
(UU
33
lainnya
2 huruf a)
provins
21angka 2 huruf b)
bersang
Nomor
kabupa
Nomor
2004
angka 2
2 Dana
Alokasi
Tahun
2004
pasal 27-37)
3 Dana
Alokasi
Kelompok 5 : 13
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
Khusus
(UU
Nomor 33 Tahun
2004 pasal 3842)
Kelompok 5 : 14
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
Keterangan :
1.
PBB adalah pajak yang dipungut atas tanah dan bangunan karena
adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik
bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau
memperoleh manfaat dari padanya.
2.
BPHTB atau bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah pajak
yang
dikenakan
atas
perolehan
perolehan
hak
atas
tanah
dan
4.
5.
6.
7.
Kelompok 5 : 15
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
8.
9.
III.
PENUTUP
Kesimpulan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemda
Pemerintah
yang
dilaksanakan
oleh
Gubernur
dalam
rangka
Kelompok 5 : 16
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
nasional dan/atau peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh
Daerah dengan menggunakan sumber APBD.
DAFTAR PUSTAKA
http://pustakabakul.blogspot.com/2012/03/perimbangan-keuangan-pusatdan-daerah.html diakses tanggal 9 Mei 2015
http://www.ampl.or.id/digilib/read/perimbangan-keuangan-antara-pusat-danpemerintah- daerah/47620 diakses tanggal 9 Mei 2015
http://www.radioprssni.com/prssninew/internallink/legal/uu_keuangan_daerah
.html diakses tanggal 9 Mei 2015