Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber daya yang mutlak harus ada bagi kehidupan. Hal
ini dibuktikan dengan keberadaan air dalam tubuh organisme. Tubuh manusia
kurang lebih 70% terdiri atas air, karena air merupakan pelarut yang universal.
Sebaliknya, di dalam badan air terdapat benda benda hidup yang sangat
menentukan karakteristik air tersebut, baik secara kimia maupun secara fisis, dan
biologi (Soemirat, 2011).
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat
dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan
industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air,
antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan
gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung
pada sumber daya air (Marsono, 2009).
Berdasarkan data statistik 1995 (SUPAS, 1995), presentasi banyaknya
jumlah rumah tangga dan sumber air minum yang digunakan diberbagai daerah di
Indonesia sangat bervariasi tergantung kondisi geografisnya. Secara nasional
yakni untuk penggunaan air ledeng (PAM) 16,08%, air tanah dengan memakai
pompa 11,61%, air sumur gali 49,92%, mata air (sumber air) 13,92%. Dari data
tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan air minum terbanyak adalah berasal dari
air sumur gali sebesar 49,92%
(http://ejurnal.fikk.ung.ac.id/index.php/PHJ/article/view/158/77).
Berdasarkan survei yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Palembang
tahun 2008 jumlah kepala keluarga yang menggunakan sumber air bersih sumur
gali untuk kota Palembang sebanyak 91.274. Sedangkan khusus daerah Ilir Timur
II (8 Ulu) jumlah kepala keluarga yang memakai sumur gali sebanyak 1.605
sumur (http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen-21-17.pdf).

Salah satu jenis sarana penyediaan air bersih yang banyak diusahakan
oleh pemerintah sebagai sumber air bersih adalah sumur gali. Sarana ini
mengambil air tanah dangkal sehingga keberadaan dipandang efisien dan efektif
guna

memenuhi

kebutuhan

hidup

keluarga.

Air

tanah

lebih

banyak

penggunaannya karena lebih mudah mendapatkannya dan relatif lebih aman dari
pencemaran apabila dibandingkan dengan air permukaan.
Untuk memenuhi kebutuhan air sumur yang bersih terdapat tiga parameter
yaitu parameter fisik yang meliputi bau, rasa, warna dan kekeruhan. Parameter
kedua adalah parameter kimia yang meliputi kimia organik dan kimia anorganik
yang mengandung logam seperti Fe, Cu, Mn, Zn dan lain-lain. Parameter ketiga
adalah parameter bakteriologi yang terdiri dari koliform fekal dan koliform total
(Waluyo, 2004)
Logam yang sering dikandung air adalah logam besi, air yang
mengandung zat besi cendrung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi,
selain itu dalam dosis yang besar besi dapat merusak dinding usus halus.
Kematian sering terjadi karena rusaknya dinding usus halus ini. Kandungan zat
besi yang melebihi 1 mg/L akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan
kulit. Kandungan Ca yang berlebih dalam air sumur akan menimbulkan tingkat
kesadahan air. Air sadah akan menimbulkan penyakit ginjal pada manusia, dan
terjadi pengendapan pada ketel tempat air direbus dan akan menghilangkan busa
pada sabun, sehingga waktu mandi akan selalu licin.
Pentingnya arti air dalam kehidupan dan kesehatan manusia maka air
sumur yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari khususnya untuk
penyediaan air minum harus diolah terlebih dahulu dengan menggunakan
teknologi membran. Membran adalah suatu media yang berfungsi untuk
memisahkan partikel atau molekul dalam liter atau suspensi.
Metode ini memiliki beberapa keunggulan material membran bervariasi
sehingga mudah diadaptasikan pemakaiannya, dapat dilakukan secara kontinyu,
dan tidak perlu adanya bahan tambahan. Membran berbahan keramik-bentonit
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan membran organik atau polimer,

seperti: umur pakai yang lama, mudah dan efisien di dalam membersihkannya,
ketahanan kimia dan termal yang lebih baik, serta kekuatan mekanis yang tinggi.
Beberapa kelebihan tersebut, memberikan peluang bagi membran keramik
bentonit untuk proses pemurnian air. Banyaknya kelebihan metode ini membuat
saya mencoba untuk menggunakan membran keramik untuk mengolah air sumur
menjadi air minum dan menghasilkan air minum sesuai dengan syarat mutu
Permenkes RI No. 462/Menkes/per/IV/2010.

1.2 Tujuan
Tujuan dari rancang alat pengolahan air ini adalah untuk membuat alat
pengolahan air sumur menjadi air minum dan untuk mengetahui kualitas air
minum yang didapat terhadap pengaruh jumlah membran keramik yang
digunakan serta menentukan kinerja membran keramik.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Melakukan pengembangan atau inovasi alat pengolahan air

minum yang

lebih efesien dan efektif.


2. Membantu pemerintah dalam mensosialisasikan pada masyarakat tentang cara
pengolahan air minum melalui teknologi membran keramik.
3. Dapat dijadikan sebagai alat praktikum di Laboratorium Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya.

1.4 Permasalahan
Untuk mendapatkan air minum dengan menggunakan gabungan metode
penyerapan, filtrasi dan membran dengan sampel air sumur ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu pengaruh penyerapan, proses adsorpsi (zeolit dan karbon
aktif) serta pengaruh debit umpan yang dialirkan pada membran dan jumlah
membran untuk mendapatkan hasil (permeat) yang sesuai syarat mutu. Maka
dalam penelitian ini akan ditinjau bagaimana pengaruh

jumlah membran

keramik yang digunakan terhadap kualitas air minum yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai